Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/38

Berita PESTA edisi 38 (26-1-2010)

Januari/2010

______________________________________________________________________
  BERITA PESTA
  Edisi 38/Januari/2010

  DAFTAR ISI

  EDITORIAL
  BERITA PESTA:
  1. Pembukaan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari
     2010
  2. Pengiriman Nilai Tugas DIK (Dasar-Dasar Iman Kriten)
  3. Pengumuman Pembukaan Kelas OKB (Orang Kristen yang Bertanggung
     Jawab) untuk Para Alumni
  ARTIKEL: Naskah Kotbah: Pantaulah Sekitarmu Demi Kerajaan Allah
  APRESIASI: Selamat Ulang Tahun!
  POKOK DOA
  STOP PRESS: Baru dari YLSA: Publikasi KADOS (Kalender Doa SABDA)

______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Bersyukur atas kasih karunia Tuhan karena pada tahun yang baru ini
  Berita PESTA Januari 2010 dapat hadir menyajikan beberapa informasi
  terbaru untuk kita simak bersama. Awal tahun ini PESTA kembali
  membuka kursus kelas Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) periode
  Januari/Februari 2010. Melalui kelas ini diharapkan lebih banyak
  orang Kristen yang dibekali dengan pengajaran Iman Kristen yang
  teguh.

  Di edisi ini, kami juga mengajak Anda menyimak sebuah artikel
  yang menolong kita belajar dari perempuan Sunem yang disebutkan di
  dalam Alkitab. Semoga melalui artikel ini, kita semakin
  termotivasi dan terbangun kembali untuk memiliki kepribadian yang
  dapat memberi dampak.

  Nah, selamat menyimak sajian kami dan marilah kita terus hidup
  semakin sungguh-sungguh di dalam kasih dan anugerah-Nya. Tuhan
  memberkati.

  Dalam kasih-Nya,
  Pimpinan Redaksi Berita PESTA,
  Desi Rianto
  http://www.pesta.org/
  http://fb.sabda.org/pesta
______________________________________________________________________
BERITA PESTA

  Berita PESTA untuk bulan Januari 2010

  1. Pembukaan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari
     2010

  Saat ini kelas DIK periode Januari/Februari 2010 sedang berjalan
  dengan diikuti oleh 24 peserta. Kursus ini diikuti oleh
  peserta-peserta baru yang belum pernah bergabung dengan PESTA
  sebelumya, Setelah lulus di kelas DIK ini mereka baru boleh
  mengikuti kelas-kelas lanjutan PESTA yang lain.

  Sebelum mengikuti diskusi, setiap peserta DIK harus saling
  berkenalan terlebih dahulu. Proses perkenalan ini diwajibkan bagi
  setiap peserta diskusi agar dapat saling mengenal satu sama lain.
  Selain sebagai proses perkenalan, hal ini juga cara cepat untuk
  setiap peserta menjalin rasa kekeluargaan sebagai tubuh Kristus.

  Saat ini, proses perkenalan telah selesai dan seluruh peserta telah
  masuk dalam diskusi t‚rmin I. Harapan kami para peserta dapat lebih
  mengerti dan memahami iman Kristen yang berpusat pada Yesus Kristus.
  Semoga, melalui setiap t‚rmin diskusi, peserta tidak hanya bertambah
  wawasan dan pengetahuan kognitif saja. Lebih dari itu, setiap
  peserta diharapkan semakin memunyai relasi yang akrab dengan Allah.

  2. Pengiriman Nilai Tugas DIK (Dasar-Dasar Iman Kriten)

  Mulai bulan Januari 2010, secara bertahap kami akan mengirimkan
  nilai tugas DIK dari periode-periode yang lalu. Mohon maaf yang
  sebesar-besarnya atas keterlambatan pengiriman nilai ini karena
  keterbatasan jumlah staf PESTA pada waktu yang lalu. Kami sangat
  berharap para peserta dapat memaklumi hal ini. Hasil penilaian yang
  kami kirimkan merupakan hasil akhir dari evaluasi jawaban yang
  telah dikirimkan peserta. Kami mohon bantuan dari peserta sekalian
  untuk mengevaluasi pula hasil nilai yang sudah kami kirimkan. Jika
  ada kesalahan dalam penilaian, Anda dapat memberitahukan Kusuma di
  <kusuma(at)in-christ.net>, dan kami akan melakukan cek ulang
  sebagai koreksi (kalau memang betul ada yang salah).

  3. Pengumuman Pembukaan Kelas OKB (Orang Kristen yang Bertanggung
     Jawab) untuk Para Alumni

  Mulai 12 Januari 2010, PESTA kembali membuka pendaftaran untuk
  kelas diskusi Orang Kristen yang Bertanggung Jawab (OKB). Setiap
  peserta yang mendaftarkan diri diwajibkan untuk menyelesaikan tugas
  tertulis lebih dahulu, yang materinya diambil dari modul OKB.
  Tugas-tugas tersebut harus dikumpulkan paling lambat pada tangal 14
  Februari 2010, agar peserta dapat mengikuti kelas diskusi OKB yang
  akan dimulai pada tanggal 15 Februari 2010. Kelas diskusi OKB ini
  diperuntukkan bagi para alumni PESTA yang telah lulus dari kelas
  diskusi DIK. Oleh karena itu, bagi para alumni yang rindu belajar
  lebih lagi, segeralah mendaftarkan diri Anda secepatnya, mengingat
  setiap kelas diskusi PESTA pesertanya dibatasi kira-kira 20 orang
  saja. Kirimkanlah surat pendaftaran Anda kepada Kusuma di
  <kusuma(at)in-christ.net>. Materi dalam kelas diskusi ini akan
  mempelajari pokok-pokok penting mengenai tanggung jawab orang
  Kristen dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang percaya.

  ==> http://www.pesta.sabda.org/okb_sil

______________________________________________________________________
ARTIKEL

       NASKAH KHOTBAH: PANTAULAH SEKITARMU DEMI KERAJAAN ALLAH

  2 Raja-Raja 4:8-37, 8:1-6
  < http://alkitab.sabda.org/?2+Raja-raja+4:8-37,8:1-6 >

  Dalam sebuah surat kabar, pernah dimuat berita tentang seorang
  wanita yang ingin bunuh diri dengan cara terjun ke laut. Namun,
  sebelum terjun, ia masih ragu-ragu melaksanakan niatnya; ia terus
  saja berdiri pada sebuah jembatan kira-kira 3 jam lamanya. Perilaku
  wanita ini mengakibatkan lalu lintas di sekitar jembatan itu macet
  total, karena banyak orang berdatangan ingin menyaksikan aksi
  nekadnya.

  Lalu, apa yang terjadi di tengah jubelan orang banyak ini? Ada
  beberapa sopir mulai mencaci-maki dan mengutuki wanita ini, "Ayo,
  cepat-cepatlah melompat, jangan menyusahkan orang lain yang ingin
  lewat jalan ini!" Ada pula yang berteriak, "Kalau kau mau bunuh
  diri, carilah tempat lain yang sepi!"

  Teriakan dan makian itu yang kemudian memicu si wanita ini, mau
  tidak mau, harus segera mewujudkan niatnya untuk bunuh diri. Ia
  cepat-cepat melompat dan tenggelam lenyap di kedalaman laut.

  Tragedi di jembatan ini merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat
  hari ini. Persaingan yang ketat dalam segala bidang kehidupan
  membuat semua sibuk mengejar waktu, sehingga belas kasihan dan rasa
  iba semakin hari semakin sirna.

  Sebagai umat pilihan Allah, apakah kita juga akan berperilaku
  seperti orang-orang yang lewat di jembatan itu? Ketika melihat
  kesusahan dan penderitaan orang yang ada di depan matanya, mereka
  bukannya mengulurkan tangan, malah sebaliknya ingin orang yang
  bermasalah ini segera enyah dari hadapannya, agar privasinya tidak
  terganggu.

  Kita perlu belajar dari teladan seorang ibu dari Sunem, yang
  kisahnya tercatat dalam 2 Raja-raja pasal 4. Ia adalah seorang ibu
  rumah tangga yang peka dan peduli dengan situasi di sekelilingnya.
  Ia mampu memantau hal-hal yang sederhana, yang nampaknya rutin
  terjadi di depan matanya.

  Identitas Perempuan Sunem

  Siapa nama perempuan Sunem ini? Alkitab tidak mencantumkan namanya.
  Siapa nama suaminya? Juga, tidak disebutkan! Ia hanya dinamai
  perempuan Sunem, menurut nama kota tempat ia tinggal. Kota Sunem
  terletak di dekat kota Nain -- sebuah kota yang menjadi terkenal 900
  tahun kemudian, karena Tuhan Yesus pernah menghidupkan kembali anak
  seorang janda di kota itu. Alkitab menggambarkan perempuan Sunem ini
  sebagai seorang yang terpandang dan sangat kaya, ia menikah dengan
  seorang yang lebih tua darinya dan tidak memunyai anak.

  Kepribadian Perempuan Sunem

  1. Seorang yang Selalu Memantau Situasi di Sekelilingnya

  Karena kaya, bisa dipastikan rumahnya terletak di lokasi pinggir
  jalan raya. Melalui jendela, pintu rumahnya yang besar itu, ia bisa
  memerhatikan pelancong, orang yang lalu lalang, lewat depan
  rumahnya. Si ibu ini benar-benar memerhatikan lingkungan sekitarnya
  dengan saksama, apa yang ia lihat? Ia menemukan bahwa di antara
  sekian banyak orang yang lalu lalang melewati rumahnya setiap hari,
  ada seorang lelaki yang lain dari yang lain, ia bukan pria biasa.
  Orang ini selalu berjubah panjang, di tangannya membawa tongkat
  panjang, ibu ini yakin, orang ini pasti sang "Abdi Allah yang
  Kudus".

  Perempuan Sunem ini acuh dengan lingkungannya. Ia bukan hanya
  memikirkan diri sendiri atau keluarganya sendiri, tetapi juga
  berusaha menaruh perhatian pada orang lain -- pada seorang hamba
  Allah -- yang belum ia kenal secara pribadi. Tapi ia yakin pria ini
  bukan orang biasa. Pengamatannya benar, ternyata ia adalah nabi
  Elisa.

  Awalnya, si ibu yang ramah ini mengundang nabi Elisa untuk mampir
  dan makan di rumahnya. Nabi Elisa memang sering melakukan
  perjalanan ke mana-mana untuk pelayanan. Setelah ibu ini beberapa
  kali mengundang nabi Elisa makan di rumahnya, ibu ini masih merasa
  belum cukup: "Apa lagi yang dapat saya lakukan untuk abdi Allah
  ini?" Karena bisa dipastikan abdi Allah ini hidup dengan sangat
  sederhana/miskin, ia tampaknya sering melakukan perjalanan yang
  jauh dengan jalan kaki.

  Bagi orang yang masih muda, pulang-pergi dari Karmel ke Sunem bisa
  ditempuh dalam sehari. Namun, bagi orang yang sudah lansia,
  perjalanan ini sangat berat. Rumah Elisa berada di Karmel. Pada
  zaman itu, jarang ada penginapan dan belum tentu ia memunyai uang
  untuk membayar penginapan. Ibu ini memahami kesulitan Elisa, saat
  itu ia menemukan gagasan baru, "Aha, saya tahu. Saya akan membuat
  sebuah kamar tamu untuknya supaya ia bisa menginap di sini bila ada
  pelayanan."

  Beberapa bulan yang lalu terjadi kasus bunuh diri oleh seorang bapak
  di kompleks perumahan tempat kakak saya tinggal. Kebetulan saya
  berada di rumah kakak saya waktu itu. Kami yang di rumah awalnya
  merasa penasaran, mengapa ada beberapa mobil polisi dan ambulans
  yang lewat depan rumah, serta banyak orang berjalan menuju ke
  wilayah yang agak jauh dari tempat kami? Lalu, kami coba bertanya
  kepada orang-orang yang lewat, apa yang sedang terjadi? Mereka
  mengatakan bahwa ada orang bunuh diri di suatu blok di kompleks
  perumahan ini. Kebetulan teman kakak saya tinggal di blok tersebut,
  lalu kami berusaha menelepon teman ini untuk menanyakan siapa yang
  bunuh diri? Mengapa bunuh diri? Namun, teman kakak saya menjawab:
  "Ada apa? Apa yang terjadi? Saya tidak tahu menahu hal ini?" Rupanya
  ia tidak tahu apa-apa, walaupun di luar rumahnya berjubel orang
  yang hiruk pikuk menonton, para polisi, dan ambulans yang sedang
  mengevakuasi orang yang bunuh diri ini. Padahal, peristiwa ini
  persis terjadi di sebelah rumahnya.

  2. Seorang yang Memantau Situasi di Rumahnya

  Perempuan Sunem ini walaupun memunyai inisiatif yang begitu baik,
  tapi ia tidak langsung tergesa-gesa melaksanakan niatnya, tanpa
  memedulikan suaminya yang jauh lebih tua darinya, yang mungkin sudah
  lamban dalam berpikir. Bagaimanapun kondisi sang suami, ia merasa
  sudah sepatutnya berkonsultasi dahulu dengan sang suami tentang
  rencananya. Di ayat 10 ia berkata: "Baiklah kita membuat ...."

  Baginya, suami adalah kepala keluarga, namun ini bukan berarti bahwa
  perempuan harus tunduk dalam segala hal -- pribadi yang hanya dapat
  memberikan kata "setuju", yang harus sepakat dan tidak boleh
  mengungkapkan inisiatif sendiri. Perempuan Sunem ini tampaknya lebih
  cekatan dan lincah dari suaminya. Jelas, ini karena ia lebih muda;
  ia masih mampu mencetuskan ide-ide atau rencana-rencana. Namun ia
  baru akan melaksanakannya apabila ia sudah terlebih dahulu
  mendiskusikannya dengan sang suami. Suatu hari ia berkata kepada
  sang suami: "Pak, baiklah kita membuat kamar di atas. Baiklah kita
  menaruh sebuah tempat tidur, sebuah meja. sebuah kursi dan sebuah
  kandil untuk abdi Allah itu" (ayat 10-11).

  Saya percaya, sebagai ibu rumah tangga, perempuan Sunem tersebut
  pasti seseorang yang rajin mengurusi kewajibannya sehari-hari dengan
  sangat cekatan. Ia adalah orang yang dapat dipercaya. Tidak heran
  ketika ia mengemukakan gagasannya kepada suaminya, sang suami
  langsung setuju. Akhirnya, perempuan Sunem tersebut berhasil membuat
  sebuah kamar tamu untuk nabi Elisa di bagian atas rumahnya.

  Dari apa yang dilakukan, terlihat si ibu ini memunyai pemikiran yang
  dewasa. Ia bukan ingin berkuasa atas suami yang sudah tua dan tidak
  memunyai anak. Sebaliknya, ia berusaha bekerja sama secara harmonis
  dengan suaminya supaya rumah tangganya dapat berfungsi sesuai dengan
  kehendak Allah.

  Jika kita bandingkan gaya hidupnya dengan gaya hidup orang-orang
  masa kini, sebagai seorang ibu muda yang sangat kaya (namun, sang
  suami yang sudah uzur) tidak jarang kondisi seperti ini akan mudah
  membuat seorang ibu muda cenderung memunyai kehidupan yang bebas,
  melakukan aneka kegiatan sendiri di luar rumah, dan bertindak
  sekehendak hatinya tanpa perlu izin sang suami. Seorang ibu muda
  akan mudah tergoda menggunakan uangnya untuk kenikmatan diri dan
  menghabiskan waktu dan hidupnya tanpa tujuan sebagai pelampiasan
  kekosongan hatinya. Tetapi perempuan Sunem ini tidak demikian.

  3. Seorang yang Selalu Memantau Pekerjaan Allah

  Mengapa perempuan Sunem ini bisa memiliki ide yang demikian bijak
  dan brilian? Karena dalam hatinya selalu tersimpan kerinduan untuk
  melayani Allah. Itu sebabnya Allah menaruh di dalam hatinya suatu
  gagasan kreatif, inovasi baru, yang berdampak besar bagi hamba
  Allah.

  Ibu itu menyiapkan bagi nabi Elisa tempat tidur, meja, kursi, dan
  lampu; semua perlengkapan yang sederhana ini. Maka nabi Elisa
  tinggal bersama mereka, semuanya sudah diatur untuk digunakannya
  terus menerus bersama mereka, selama jangka waktu yang cukup lama.
  Pasti ada juga kamar untuk Gehazi, hamba Elisa. Ibu ini dengan
  sukarela menggunakan uangnya untuk mendukung kebutuhan seorang abdi
  Allah.

  Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) juga dimulai berkat kemurahan
  hati seorang ibu, yaitu Ibu Molly So yang rela menyediakan rumahnya
  di Bandung, di jalan Pasundan, untuk memulai SAAT pada 1952. Melalui
  uluran tangan Ibu Molly, maka Tuhan memakai gedung rumah yang
  dipersembahkan itu untuk memulai pendidikan teologi Pdt. Dr. Peter
  Wongso sebagai mahasiswa pertamanya. Puji Tuhan.

  Pahala Yang Allah Sediakan Bagi Perempuan Sunem

  1. Berkat Kebahagiaan dalam Keluarga

  Suatu kali nabi Elisa menyuruh Gehazi, hambanya bertanya kepada ibu
  Sunem ini: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat
  kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" (ayat
  13). Apa jawaban si ibu ini? "Aku ini tinggal di tengah-tengah
  kaumku," artinya: "Aku tidak minta apa-apa, karena aku tinggal di
  tengah-tengah kaumku, aku telah memiliki segala yang kubutuhkan."
  Apa yang ada sekarang, itu yang ia syukuri.

  Tetapi Gehazi "nyeletuk" kepada Elisa, "Ah, ia tidak mempunyai anak,
  dan suaminya sudah tua." Maka Elisa berkata kepada ibu ini: "Pada
  waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong
  seorang anak laki-laki." Perempuan Sunem ini awalnya tidak yakin,
  karena sang suami sudah lansia, jangan-jangan ini hanya diberi
  janji-janji kosong yang akan membuat hatinya semakin sakit. Janji
  Elisa tentu saja bukan dusta. Ini merupakan kebenaran ilahi. Memang,
  janji itu benar-benar menjadi kenyataan. Setahun kemudian, ibu ini
  melahirkan seorang anak laki-laki.

  2. Berkat yang Bukan Tanpa Tantangan

  Ayat 18-19 memberitahukan bahwa pada suatu hari, ketika anak ini
  mungkin baru berumur 3-4 tahun, ia ikut bapaknya ke ladang. Rupanya
  ia tidak tahan berada di bawah matahari yang panas terik, tiba-tiba
  ia menjerit, "Aduh kepalaku, kepalaku," lalu ia terjatuh dan mati
  beberapa saat kemudian.

  Seandainya kita yang menghadapi situasi krisis seperti ini,
  bagaimana reaksi kita? Tentunya kita akan bersungut-sungut kepada
  Tuhan, "Tuhan, aku tidak pernah minta anak kepada Tuhan, bukankah
  sejak semula aku sudah puas dengan keadaanku waktu itu? Lalu Kau
  karuniai anak ini, namun setelah kami sangat mencintainya, tahu-tahu
  sekarang Kau merenggutnya begitu saja. Hatiku terasa lebih sakit
  dan pedih dengan kehilangan anak ini. Lebih baik tidak usah diberi
  anak, daripada setelah diberi lalu direnggut lagi!"

  Tetapi perempuan Sunem ini tidak demikian. Ia memunyai iman yang
  teguh. Ia tahu, satu-satunya orang yang dapat menolongnya adalah
  orang yang dahulu telah menjadi pengantara baginya dalam menolongnya
  memperoleh anak dari Allah. Ibu ini melihat hanya ada satu
  kemungkinan untuk memperoleh jalan keluar, yaitu Allah sendiri.
  Karena Allah telah memberi anak itu kepadanya, maka hanya Dia yang
  dapat menolong.

  Tidak mau buang-buang waktu lagi, sang ibu ini lalu mencari Elisa
  yang berada di Karmel yang berjarak 40 km. Setelah bertemu Elisa,
  ibu ini berkata: "Aku tidak akan pulang, kecuali kau ikut aku
  pulang." Akhirnya, nabi Elisa membangkitkan anak itu dari kematian.
  Sang ibu tidak perlu membuat persiapan penguburan anaknya, namun
  sebaliknya, ia mengadakan pesta syukuran buat anaknya.

  3. Berkat Ekstra di Balik Tantangan

  Pasal 8:1-6 mencatat, beberapa tahun kemudian, ketika negeri
  perempuan Sunem terancam bahaya kelaparan selama 7 tahun -- sebagai
  wujud hukuman Tuhan atas bangsa Israel yang menyembah berhala --
  perempuan Sunem ini telah diberitahu Elisa sebelum bencana itu
  terjadi, supaya ia dengan keluarganya cepat mengungsi, menyingkir
  dari bencana itu dengan pergi ke negeri Filistin.

  Namun, ada konsekuensi dari kepindahannya selama 7 tahun itu, ia
  telah kehilangan rumah serta ladangnya. Maka, ketika kembali ke
  Sunem, ia mengadukan hal ini kepada raja. Raja segera turun tangan
  menolongnya. Semua miliknya berupa rumah dan ladang itu dikembalikan
  kepadanya, karena raja telah mendengar kisah tentang si ibu yang
  bijak dan murah hati ini. Raja bukan hanya mengabulkan
  permintaannya, bahkan ia juga memberikan seluruh hasil ladang yang
  dihasilkan selama 7 tahun si ibu ini pergi. Apa sebabnya? Karena
  segala jasanya yang telah ia lakukan kepada Elisa dan Kerajaan
  Allah, Allah telah menghitungnya dengan cermat dan membalas semua
  kebaikannya itu.

  Penutup

  Hingga hari ini, Tuhan masih terus mencari perempuan Sunem-perempuan
  Sunem masa kini; seorang yang agung, mulia, dan murah hati --
  sehingga semua perilakunya dicatat di dalam Alkitab. Sekalipun
  namanya tidak disebutkan, tetapi yang penting Tuhan mengenalnya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Veritas (Jurnal Teologi dan Pelayanan)
  Penulis: Suliana Gunawan
  Penerbit: SAAT Malang, Oktober 2009
  Halaman: 301 -- 306
______________________________________________________________________
APRESIASI

  SELAMAT ULANG TAHUN!

  Segenap Staf PESTA mengucapkan selamat ulang tahun kepada para
  peserta PESTA yang berulang tahun pada bulan Januari 2010 ini.
  Semoga kasih Allah selalu melimpah dan berkat-Nya selalu mengalir
  dalam kehidupan Anda sekeluarga, Tuhan Yesus memberkati.

  Peserta PESTA yang berulang tahun pada bulan Januari adalah:

  Mimin                03 Januari 1975
  Naomi Harmini        03 Januari 1969
  Lely Tobing          04 Januari 1974
  Sri Endarti          10 Januari 1960
  Frits W. Triman      10 Januari 1968
  Sadrah Sumariyarso   11 Januari 1982
  Andrew A. Timotiwu   14 Januari 1957
  Agung Anggajaya      15 Januari 1975
  Gerard Binilang      18 Januari 1950
  Sri Setyawati        20 Januari 1983
  Imellinah Jaulin     22 Januari 1984
  Bidner Pandiangan    22 Januari 1963
  Yefke Inarie         24 Januari 1985
  Dedy Yanuar          25 Januari 1987
  Johannes Tendean     30 Januari 1955
  Nehemia Ryan W.      30 Januari 1969

  "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari
  Taurat-Mu." (Mazmur. 119:18)
  < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+119:18 >

______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Bersyukur atas pemeliharaan Allah yang diberikan bagi setiap
     peserta PESTA dan pengurus PESTA. Kiranya Tuhan senantiasa
     mendorong kita semua untuk semakin bersungguh-sungguh melayani-
     Nya.

  2. Berdoalah bagi peserta baru DIK periode Jan/Feb 2010 yang telah
     mengambil komitmen untuk belajar bersama dalam kelas diskusi
     DIK. Semoga Tuhan menambahkan hikmat dan pengetahuan dan dapat
     menyelesaikan diskusinya dengan baik.

  3. Berdoalah juga untuk persiapan para moderator yang membimbing
     serta mengarahkan para peserta dalam berdiskusi, supaya banyak
     pelajaran yang bisa didapatkan. Doakan agar setiap peserta dapat
     mengatur waktunya dengan baik sehingga dapat belajar dengan
     maksimal.

  4. Berdoalah bagi peserta alumni PESTA yang saat ini sedang
     mengalami  berbagai tantangan hidup, pergumulan maupun hal-hal
     yang sering melemahkan iman mereka sehingga kerohanian mereka
     menjadi suam. Berdoa agar Tuhan memberikan kemampuan dan
     kekuatan untuk dapat menghadapi semua ini.

  5. Berdoalah agar kelas-kelas lanjutan PESTA dapat dibuka awal tahun
     2010 ini dan para alumni dapat melanjutkan pelajaran mereka di
     PESTA. Biarlah berkat-berkat yang mereka terima menjadi berlipat
     ganda bagi jemaat Tuhan di sekitar mereka.

  Bagi Anda yang ingin mengirimkan pokok doa agar dapat didoakan oleh
  rekan-rekan yang lain, silakan kirimkan permohonan doa Anda kepada
  kepada Sekretaris PESTA di alamat: < kusuma(at)in-christ.net >.
______________________________________________________________________
STOP PRESS

         BARU DARI YLSA: PUBLIKASI KADOS (KALENDER DOA SABDA)

  Puji Tuhan, satu lagi sebuah milis publikasi baru diterbitkan oleh
  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi yang diberi nama KADOS
  (singkatan dari Kalender Doa SABDA) ini lahir dari kerinduan YLSA
  untuk membagikan pokok-pokok doa harian bagi para pendoa syafaat
  yang terbeban berdoa bagi Indonesia dan pelayanan YLSA. Semoga
  melalui kesatuan hati untuk berdoa ini, Tuhan akan melawat umat-Nya
  dan nama-Nya dimuliakan.

  Publikasi KADOS yang akan terbit secara mingguan, bersifat terbuka
  untuk semua denominasi gereja. Dengan menjadi pelanggan KADOS,
  maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan e-Doa, Open Doors,
  dan 30 Hari Doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang
  ingin dibekali untuk menjadi pendoa yang setia dan memiliki visi,
  segera daftarkan nama Anda dan jadilah berkat.

  Kontak redaksi:
  ==> <doa(at)sabda.org>

  Untuk berlangganan, kirimkan email kosong ke:
  ==> <subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Kontak: < owner-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Alamat membatalkan: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
ARSIP BERITA PESTA: http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/
Situs PESTA: http://www.pesta.org/
Facebook PESTA: http://fb.sabda.org/PESTA
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Desi Rianto, Yulia, dan Anik
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Berita PESTA 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org