Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/3

Doa 40 Hari 2019 edisi 3 (26-4-2019)

Komunitas Islam Tionghoa di Indonesia

[40-Hari-2019] Komunitas Islam Tionghoa di Indonesia/[03]

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- JUMAT, 26 APRIL 2019

KOMUNITAS ISLAM TIONGHOA DI INDONESIA

Belum ada data yang pasti mengenai jumlah penduduk Tionghoa dan Tionghoa yang beragama Islam di Indonesia. Namun, ada beragam pendapat yang dapat dijadikan pegangan untuk menaksir keberadaan kaum Muslim Tionghoa. Pemimpin Persatuan Islam Tionghoa (PITI) memperkirakan jumlah penduduk Tionghoa ada sekitar 10 juta orang, seorang ahli China dari Universitas Indonesia mencatat 7;2 juta jiwa, dan seorang peneliti masalah China dari Universitas Nasional Singapura menduga ada 5,76 juta. Namun, sampai periode tahun 2004, diyakini bahwa pertambahan populasi etnis yang dikenal juga sebagai orang China ini berkembang pesat dari segi jumlah.

Dari jumlah yang disebutkan di atas, orang Muslim Tionghoa menurut pemimpin PITI diperkirakan mencapai 5% dari total seluruh penduduk Indonesia. Sementara itu, peneliti lainnya memperkirakan Muslim Tionghoa hanya berjumlah sekitar 2%. Seorang tokoh Muslim Tionghoa yang sangat terkenal, yaitu Drs. H. Junus Jahja, menduga bahwa penduduk Muslim Tionghoa berjumlah sekitar 1% dari total seluruh penduduk Indonesia. Logika perbandingannya adalah di antara seratus orang penduduk Indonesia, terdapat satu orang Muslim Tionghoa. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat dari syiar dakwah Islam di kalangan masyarakat Tionghoa.

Pembicaraan mengenai Muslim Tionghoa memang tidak dapat dipisahkan dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) yang lahir pada 14 April 1961 di Jakarta. Organisasi ini mempunyai garis perjuangan sebagai tempat berhimpunnya orang-orang Muslim Tionghoa. Tujuannya adalah mengembangkan dakwah di kalangan orang Tionghoa yang sudah Islam ataupun yang belum.

Beberapa strategi yang dilakukan dalam rangka menambah populasi masyarakat Tionghoa ke dalam agama Islam adalah dalam pembauran: orang Tionghoa berganti nama, menikah dengan pasangan pribumi, dan masuk agama yang dianut oleh kelompok mayoritas. Karena kelompok mayoritas di Indonesia adalah Muslim, agama yang selayaknya dianut masyarakat Tionghoa dalam rangka pembauran adalah Islam. Cara pembauran ini terbukti efektif di Thailand karena orang Tionghoa pada umumnya menganut agama mayoritas di Negeri Gajah Putih itu, yakni Buddha. Demikian pula di Filipina, tempat mereka menganut agama mayoritas penduduk Filipina, yakni Katholik. Cara lainnya seperti mengganti nama dan menikah dengan pasangan pribumi dianggap kurang efektif (tetapi masih dilakukan) dibandingkan dengan cara berdakwah secara langsung. Namun, tetap ada jarak antara orang Tionghoa dengan orang pribumi Indonesia. Menikah dengan orang pribumi juga kurang efektif mendorong perpindahan agama karena sering terganjal perundangan agama di Indonesia.

Pada masa Orde Baru, kaum minoritas Tionghoa ini sengaja dibuat eksklusif dan berkembang pesat dalam dunia bisnis yang difasilitasi pemerintah. Namun, strategi Muslim Tionghoa yang diwakili organisasi PITI berharap bahwa pada era reformasi ini, akan ada kerja sama yang lebih baik antara pribumi dan Tionghoa yang berujung pada kesempatan besar syiar dakwah kepada masyarakat Tionghoa yang non-Muslim.

POKOK DOA

1. Pepatah mengatakan: "Lepas dari mulut singa, masuk ke mulut buaya". Tidak ada pembebasan yang sejati, yang ada hanyalah pergantian label, tetapi mempunyai tuan yang sama. Mari berdoa bagi komunitas muslim Tionghoa yang rindu untuk mencari kebenaran sejati agar kiranya mereka akan menemukan jalan kebenaran di dalam Kristus.

2. Rasakanlah hati Tuhan yang hancur bagi para Muslim Tionghoa Indonesia. Mari berdoa agar anugerah Tuhan dapat dialami oleh para Muslim Tionghoa Indonesia, khususnya saat bulan puasa ini. Mari berdoa agar mereka bersungguh-sungguh mencari kebenaran, bukan peluang keuntungan. Terkait dengan peristiwa Mei 1998 yang menimbulkan banyak cerita duka dan pilu bagi komunitas Tionghoa di beberapa kota dan wilayah di Indonesia, mari berdoa agar Tuhan menyembuhkan semua trauma dan luka hati mereka karena peristiwa tersebut. Damai hanya ada dalam Yesus.

3. Mari berdoa bagi umat Tionghoa Indonesia yang telah percaya agar tidak lupa mendoakan dan membagikan kasih Yesus bagi saudara mereka yang Muslim.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama situs: SABDA.org

URL: http://sabda.org/publikasi/40hari/2004/04

Judul artikel: Komunitas Islam Tionghoa di Indonesia

Penulis artikel: Tidak dicantumkan

Kontak: doa(at)sabda.org

Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

Arsip: http://sabda.org/publikasi/40hari

(c) 2019 oleh e-DOA dan "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org