Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/8 |
|
Doa 40 Hari 2002 edisi 8 (3-11-2002)
|
|
Minggu, 03 November 2002 PULAU BALI ========== Siapa tidak kenal Bali? Di luar negeri Bali lebih dikenal daripada Indonesia. Kata "Bali" merupakan daya tarik kuat bagi wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Bali didiami oleh sebagian besar suku Bali. Orang Bali juga terdapat di P. Lombok bagian Barat. Ada juga yang berimigrasi ke Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan serta Irian Jaya. Ada dua kelompok suku Bali. Kelompok pertama adalah Bali Aga, mereka adalah penduduk asli yang mendiami daerah pegunungan. Kelompok kedua adalah Bali Majapahit, yaitu pendatang dari Jawa (kerajaan Majapahit yang beragama Hindu) yang tinggal di sebagian besar pulau Bali, khususnya di dataran rendah. Mata pencaharian Bali Aga dan Bali Majapahit adalah bercocok tanam di sawah. Sistem irigasi mereka dikenal dengan sebutan Subak. Ikatan solidaritas antara sesama anggota satu subak (satu sumber air yang sama) terlihat saat rapat subak atau pada saat upacara keagamaan khusus, ada juga ikatan dadia. Suatu Dadia biasanya menempati suatu kompleks rumah yang dibangun dengan tembok sekitar 2m dengan sebuah pintu masuk yang dihiasi dengan gapura dan anak tangga. Di dalamnya ada sebuah kuil tempat pemujaan keluarga. Ikatan lain didasarkan atas ikatan keagamaan orang Bali yaitu Hindu Bali. Terdapat juga ikatan berdasarkan aktivitas, mata pencaharian dan ikatan antar warga kasta. Populasi penduduk Bali 3.897.000 jiwa. Kepercayaan orang Bali adalah Hindu Bali. Sebagian kecil beragama Islam, sekitar 5.000 beragama Kristen dan juga Budha. Walaupun agama Hindu besar pengaruhnya terhadap kebudayaan penduduknya, orang Bali berhasil mempertahankan budaya aslinya, sehingga tidak sama dengan budaya India. Orang Hindu Bali percaya akan adanya satu Tuhan dan konsep trimurti (tiga wujud) yang esa. Brahma, wujud yang menciptakan; Wisma, wujud yang melindungi serta memelihara; Siwa, wujud yang melebur segala yang ada. Orang Bali mengenal adanya Panca Yadnya (lima upacara) Manusia Yadnya atau upacara-upacara siklus hidup dari masa kanak-kanak sampai dewasa; Pita Yadnya atau upacara kepada roh leluhur; Dewa Yadnya atau upacara pada kuil umum dan keluarga; Resu Yadnya atau upacara pentahbisan pendeta/mediksa; dan Buta yadnya atau upacara yang ditunjukkan kepada kala dan buta serta roh-roh yang dapat mengganggu. Keindahan alam Bali menjadikan sektor pariwisata berkembang pesat. Wajah P. Bali berangsur mulai berubah dengan hadirnya hotel-hotel berbintang, biro-biro perjalanan, dan penerbangan international. Lahan pertanian menjadi semakin sempit karena padatnya pembangunan, pencemaran udara dan kebisingan semakin bertambah, pengaruh budaya barat, pemakaian obat terlarang, pergaulan bebas dan pelacuran kian menjadi. POKOK DOA: * Berdoa bagi orang Kristen di Bali, baik Bali asli juga yang pendatang agar mereka konsisten dalam pujian, penyembahan, doa syafaat, dan peperangan rohani (Mazmur 149:1-9, Zefanya 3:16,17). * Berdoa agar terjadi lawatan Tuhan yang semakin dashyat lagi dalam gereja-gereja Bali, baik di kota Denpasar dan di seluruh P. Bali dan agar orang Bali asli yang telah percaya Yesus memiliki keberanian untuk memberitakan Injil bagi saudara mereka. * Berdoa supaya orang Kristen di Bali tidak lalai untuk menyampaikan berita Injil kepada orang Bali asli, para pengusaha, karyawan, pekerja lapangan, turis lokal dan manca negara. Berdoa agar setiap orang Kristen (dalam dan luar negeri) yang berkunjung ke P. Bali memiliki misi kasih, sehingga P. Bali dapat menjadi tempat pemberitaan Injil secara Internasional.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |