Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/38 |
|
Doa 40 Hari 2014 edisi 38 (25-7-2014)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- JUMAT, 25 JULI 2014 KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI BANGLADESH Suasana panas dan lembab begitu tak tertahankan. Di langit sana, di atas kota kecil ini, awan mendung berarak tidak menyenangkan. Angin musim hujan akan segera menyapa kita. Di jalanan terdapat iring-iringan truk kecil yang menarik perhatian, angkong (kereta beroda dua yang ditarik orang), sepeda dayung, sepeda motor, dan kereta-kereta yang ditarik tangan. Semuanya berlalu lalang, dibarengi dengan bunyi klakson yang tidak ada habisnya. Di antara keramaian itu, ada anjing, kambing, sapi, dan manusia di sana-sini. Mereka semua bergegas menuju tujuan sebelum badai datang. Toko-toko dan kedai-kedai sepanjang sisi jalan yang menjual segala macam benda seni berbaur di antara kedai-kedai makanan. Bau solar diesel, aroma bumbu, makanan gorengan, dan sesekali tumpukan sampah menyengat lubang hidung. Dan kemudian, lima kali sehari, semua hal itu akan diredakan oleh seruan dari Muezzin untuk berdoa. Itulah Bangladesh. Bangladesh adalah kehidupan. Kehidupan yang bersemangat dalam segala nuansa: keindahan dan anugerah, keburukan dan kekerasan, serta kemakmuran dan kemiskinan. Semuanya hadir di sini. Bangladesh, dengan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 162 juta jiwa, merupakan negara berpenduduk terpadat di planet ini. Sekitar 90 persen penduduk Bangladesh menganut Islam, 9 persen Hindu, kemudian menyusul Kristen sekitar 0,5 persen. Sepuluh persen dari umat Muslim di seluruh dunia berada di Bangladesh. Orang Kristen di sini cukup menikmati ketenangan; pemerintah yang sekarang berkuasa sedang berusaha memperlakukan kelompok minoritas di negeri ini secara adil sewajarnya. Di tengah-tengah banyaknya komunitas Kristen yang bersemangat secara rohani, yang tersebar di seluruh negeri, persoalan-persoalan sosial muncul dalam gereja. Karena itu, orang melihat sebagaimana di dalam negara, ada perebutan kekuasaan dan korupsi di sana. Hal-hal inilah yang menghambat gereja untuk bertumbuh dengan cepat. Kebutuhan Jumat bagi Bangladesh:
POKOK DOA
Kontak: doa(at)sabda.org
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |