Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/35 |
|
Doa 40 Hari 2013 edisi 35 (2-8-2013)
|
|
Jumat, 2 Agustus 2013 Seni Bela Diri "Ilmu Hitam" di Kalangan Masyarakat Banten, Indonesia Pernahkah Saudara melihat orang berjalan di atas bara api, orang yang menikam diri dengan pisau atau paku tajam, namun tidak melukai diri mereka sendiri? Semua itu yang disebut dengan `debus`. Ini merupakan sebuah seni bela diri, suatu demonstrasi kuasa. Ritual debus sering kali dipertunjukkan pada acara-acara pernikahan atau perayaan-perayaan lainnya. Diyakini bahwa Allah hanya akan menganugerahkan kekuatan seperti itu kepada mereka yang suci hatinya. Debus juga merupakan ciri yang paling khas bagi masyarakat Banten, Indonesia. Hampir setiap orang di Banten pernah memiliki pengalaman dengan seni ini. Apa Arti Sebuah Nama Banten memiliki beberapa arti. Banten merupakan nama salah satu provinsi termuda di Indonesia, di Pulau Jawa bagian Barat, yang diresmikan tahun 2000. Penduduknya sekitar 9 juta orang. Banten juga merupakan nama kesultanan yang didirikan tahun 1526 oleh penjajah/penyerbu Muslim dari Demak, sebuah kesultanan Jawa yang terkenal, dengan menggunakan kekuatan magis. Istilah Banten juga menunjuk pada salah satu pelabuhan tertua di Indonesia, yang dahulu dikenal karena perdagangan rempahnya, jauh hari sebelum Jakarta terkenal. Di kawasan Banten Kuno, orang masih dapat mengunjungi reruntuhan pelabuhan, istana, dan menara Masjid Tua Banten yang menyerupai mercusuar. Banten juga merupakan nama kelompok masyarakat di Provinsi Banten dan pada dasarnya, mereka belum terjangkau. Terlepas dari praktik-praktik okultisme yang disebutkan di atas, Banten juga merupakan sarang fanatisme Islam. Banyak tokoh kunci dalam berbagai kelompok fanatik berasal dari tempat-tempat pendidikan agama di Banten. Di Provinsi Banten, wilayah besar Jakarta, ada banyak orang Kristen. Namun begitu, hanya sedikit orang Kristen dan gereja yang bersedia menjangkau orang Banten meskipun ada sedikit peningkatan akhir-akhir ini. Ada banyak pintu terbuka secara potensial melalui program-program pembangunan dan pendidikan. POKOK DOA
Kontak: doa(at)sabda.org
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |