Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/24 |
|
Doa 40 Hari 2013 edisi 24 (22-7-2013)
|
|
Senin, 22 Juli 2013 Di Bawah Pengaruh Mantra: Islam Tradisional Bara Ketakutan Bila terbangun dengan gemetar ketakutan. Hal ini sudah beberapa kali dialaminya selama beberapa minggu terakhir. Ia melihat peperangan dalam dunia roh dan ia merasa terhukum. Ia tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya dan sering marah-marah pada teman dan keluarganya. Merasa tak sanggup lagi bertahan, Bila menemui seorang `syech`, orang terpelajar yang sudah mengadakan perjalanan ziarah ke Mekah. Setelah memberikan penjelasan tentang banyak hal menyangkut pengertian mistik, pemimpin spiritual ini memberikan benang putih kepada Bila untuk diikatkan pada pergelangan tangannya. Ia juga menaruh jimat pada bantalnya pada waktu malam. Islam tradisional mencampuradukkan praktik-praktik animisme dengan ajaran Islam Ortodoks. Banyak orang Muslim melaksanakan praktik-praktik tertentu dan Islam tradisional. Mereka sering dicekam ketakutan terhadap roh-roh halus, lalu mengadakan upacara-upacara ritual untuk menenangkan roh-roh tersebut. Salah satu ritual yang umum di Indonesia meliputi pemberian kurban berupa seekor ayam sebelum membangun sebuah rumah. Kepala, kaki, dan sayap ayam yang dikorbankan dikubur di bawah batu-batu fondasi, dengan kepalanya menghadap ke Timur, lalu disebari beras dan rempah-rempah di sekelilingnya. Setelah ini selesai dilakukan, rumah bisa mulai dibangun. Aspek dari Islam tradisional lainnya adalah melakukan ziarah ke tempat-tempat yang dipercaya memiliki kekuatan/kuasa. Tempat-tempat semacam ini mencakup kuburan-kuburan tempat para peziarah melakukan ritual khusus dan mengumandangkan ayat-ayat Alquran, serta memanggil orang yang meninggal dengan namanya. Mereka membawa air dan meletakkannya di kuburan. Lalu, mereka menaburkan helai-helai bunga di pusara. Dengan memercayai bahwa air dan helai-helai bunga itu mendatangkan keberkahan, maka mereka membawanya pulang. Jika ada orang yang sakit, ia akan minum air itu untuk mendapatkan kesembuhan. Helai-helai bunga dari mahkota bunga itu ditaburkan di bak mandi untuk membersihkan jiwa. Namun, Bila masih saja mengalami hal-hal yang mengerikan meskipun sudah melakukan berbagai usaha. Pada akhirnya, ia pergi ke sebuah gereja tempat ia berjumpa dengan Kristus. Dibutuhkan waktu yang lama untuknya bisa melewati pengalaman buruk, namun kini ia sudah mengajar tentang Islam tradisional dan memberi kesaksian tentang kebebasan yang akhirnya ia dapatkan. POKOK DOA
Kontak: doa(at)sabda.org
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |