Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/12 |
|
![]() |
|
Doa 40 Hari 2010 edisi 12 (12-8-2010)
|
|
Kamis, 12 Agustus 2010 HARI KE-12: ANUGERAH DAN KEBENARAN (2) MENUJU HUBUNGAN YANG MENCERMINKAN KRISTUS DENGAN MUSLIM (BAGIAN 2) Sebagai orang percaya kita perlu menyelidiki hati dan berdoa sesuai dengan butir-butir berikut ini (untuk setiap butir, doakan hal-hal ini bagi diri Anda, jemaat Anda, dan Tubuh Kristus mengenai hubungan-hubungan kita dengan umat Muslim). 5. Penuh hormat dan berani dalam kesaksian. Dalam roh Raja Damai Sejahtera, berani memberitakan Injil dengan sikap dan tutur kata yang lembut, hormat, tidak menyerang atau meremehkan teman bicara (1 Petrus 3:15). Sejumlah contoh dalam Alkitab: Kisah Para Rasul 4:31, 9:27-28, 13:46, 14:3, 17:30-31, 19:8). Kita belajar dari para rasul dan jemaat mula-mula. 6. Bijaksana dalam era internet modern (era Google). Pada masa lalu para pemimpin agama yang berbicara dalam suatu komunitas hanya didengar oleh komunitas mereka sendiri. Tetapi kini, berita tersebut dapat tersebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Ketika kita mencoba menjelaskan mengenai diri kita, kepercayaan kita, pekerjaan kita, dan alasan kita melakukan pekerjaan tersebut, perkataan kita tidak hanya terdengar oleh yang hadir pada acara tersebut. Setelah mengatakan sesuatu yang kontroversial, seorang pemimpin yang blak-blakan bisa saja mencoba mengklarifikasikan pernyataannya tersebut. Sayangnya, kesalahpahaman terlanjur terjadi. Sebab itu, hendaklah kita bijaksana (Amsal 17:27). 7. Bertekunlah dalam panggilan kita demi kebebasan beragama. Setiap orang dalam masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih kepercayaannya. Umat Islam memiliki hak dan kebebasan untuk dengan hormat mengekspresikan iman mereka di antara umat Kristen dan umat Kristen memiliki hak dan kebebasan dengan hormat untuk bebas mengekspresikan iman mereka di antara umat Muslim. Tegasnya adalah: setiap orang memunyai hak, baik Islam ataupun Kristen, untuk mengubah kepercayaannya dan praktik imannya sesuai dengan hati nurani masing-masing (2 Korintus 4:2). Dengan demikian kita menentang segala bentuk penistaan agama dan kekerasan terhadap umat Muslim, umat Kristen, atau siapa pun juga. 8. Jadilah damai dan tidak berkompromi dalam setiap dialog. Dialog antara umat Muslim dan umat Kristen menyuguhkan kita peluang-peluang untuk memahami orang-orang Muslim, membangun hubungan-hubungan, serta turut dalam upaya pendamaian dan berbagi iman kita. Kita berupaya untuk berbagi Injil dengan penuh hormat dan berani dengan doktrin yang benar, sebagaimana Paulus "bertukar pikiran" dengan orang-orang (Kisah Para Rasul 17:2, 17). 9. Mengasihi semua orang. Umat Muslim sedunia adalah sesama kita manusia, sebagaimana Yesus menggunakan istilah itu (Lukas 10:29-37). Perintah Tuhan kepada umat-Nya berlaku sepanjang masa: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Imamat 19:18; Lukas 10:27b). Baik para pembuat damai maupun mereka yang mengasihi musuh-musuh mereka dijabarkan sebagai "anak-anak Tuhan" (Matius 5:9, 44; Lukas 6:35). Mereka disebut anak-anak Tuhan karena mereka itu bertindak seperti Bapa mereka: Tuhan damai sejahtera (Filipi 4:9; 1 Tesalonika 5:23). Jika kita menanggapi musuh-musuh dengan memberi diri dan kasih yang rela berkorban, maka kita menunjukkan tindakan Injil (Roma 5:10, bd. Kolose 1:21).
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |