Persiapan Pelajaran Sekolah Minggu


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Metode persiapan rohani praktis telah terbukti efektif bagi guru sekolah minggu yang bersungguh-sungguh mengajar dan akan membuat banyak anak diselamatkan dan dipenuhi dengan kasih serta pengetahuan akan Yesus Kristus. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan rohani adalah kira-kira tiga puluh menit setiap harinya. Kombinasi waktu persiapan materi dan pembacaan Alkitab sangat disarankan dalam sekolah minggu Anda karena hal tersebut akan memberi guru sekolah minggu hikmat untuk dapat menguasai materi yang ada dengan efektif. Hal tersebut juga akan membuat hati Anda dipenuhi Roh Kudus dan penyampaian pesan Alkitab yang Anda lakukan semakin menyala-nyala.

Senin

Langkah pertama: Berdoalah dan mohon tuntunan Tuhan. Buka kurikulum, cari ayat Injil dan kemudian tutuplah. Buka Alkitab dan baca pelajarannya dengan cepat. Baca lagi perlahan. Mohon Tuhan untuk menyatakan kepada Anda kebenaran yang penting untuk disampaikan. Catat kesan pertama Anda. Pikirkan tentang pelajaran itu seharian.

Selasa

Langkah kedua: Berdoa. Kumpulkan informasi dari ensiklopedia dan sebagainya. Tanya siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.

Rabu

Langkah ketiga: Berdoa. Mohon Tuhan untuk memberi Anda pola pikir dan perasaan yang sama seperti yang ada pada karakter-karakter dalam cerita. Tempatkan diri Anda pada posisi mereka. Apa yang Anda lihat, pikirkan, dan rasakan? Temukan hubungan antarkarakter. Kembangkan tema Anda dan buatlah kerangka. Pikirkan tentang cerita Anda sepanjang hari.

Kamis

Langkah keempat: Berdoa. Jangan belajar! Bersaat teduhlah! Mohon Tuhan untuk menunjukkan pada Anda cara-cara kreatif untuk menyajikan makna ceritanya kepada anak-anak sekolah minggu Anda. Ingatlah untuk merasa seperti bagaimana mereka merasa. Berdoa dan bersaat teduhlah di hadapan Tuhan.

Jumat

Langkah kelima: Berdoa. Jadilah praktis! Tinjau ulang kerangka Anda, dan kumpulkan alat bantu visual. Berlatihlah menyajikan cerita, terapkan ide-ide kreatif Anda. Berdoa dan bersyukurlah kepada Tuhan atas pelajaran Alkitab yang sedang Anda siapkan. Sekarang, Anda boleh membuka kurikulum Anda untuk ditambahi ide-ide baru.

Sabtu

Langkah ketujuh: Bersukacitalah. Menyenangkan sekali! Anda telah siap dan bisa menjalani hari tenang.

Kesimpulan:

Rencana di atas menjaga Anda untuk tetap siap pada masa yang akan datang, menguatkan Anda secara rohani, menghemat waktu yang berharga, dan yang paling penting, melengkapi Anda untuk menjadi efektif dan efisien dalam melayani anak-anak.

METODE PELAJARAN ALKITAB INDUKTIF

Dalam praktik, seseorang yang menggunakan metode ini harus melihat teks secara objektif dan sistematis untuk menemukan apa yang dikatakan oleh teks tersebut. Yang harus dilakukan pertama kali adalah untuk merangsang atau menarik fakta-fakta yang ada dalam teks, kemudian menyelidiki fakta-fakta tersebut. Metode ini tidak memiliki kebebasan untuk memulai pelajaran dengan "dasar pikiran" atau "batu loncatan". Anda harus melihat teks dengan tanpa bias untuk menentukan, "Apa yang diungkapkan oleh teks?" Tiga langkah untuk melakukan metode ini adalah:

    Pengamatan
    Apa yang dikatakan oleh teks?

    1. Pilih konteks, temukan batasan-batasan dari ayat-ayat. Periksa versi lain, dll..
    2. Baca/baca ulang; Baca sekitar lima kali. G. Campbel Morgan bahkan mengatakan untuk Anda membaca sebanyak lima puluh kali.
    3. Catat pengamatan Anda. Catat kesan pertama Anda.
    4. Catat pengamatan secara mendalam (siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana).

  1. Interpretasi
    Apa maksudnya?
    1. Mengapa teks itu ditulis?
    2. Tulis ulang teks itu dengan singkat. Ingat, interpretasikan Injil secara literal. Pelajari konteksnya.
    3. Biarkan Injil menginterpretasikan Injil. Gunakan referensi silang Anda!
    4. Perjanjian Baru harus diutamakan. Jangan gunakan suatu pengalaman sebagai doktrin kecuali itu diajarkan oleh Yesus, dipraktikkan oleh Gereja Mula-mula, dan dikatakan dalam Injil.
  2. Aplikasi
    Bagaimana saya harus menanggapinya?
    1. Apakah ada teladan yang dapat dijadikan contoh? Dosa untuk ditinggalkan? Perintah untuk ditaati? Tindakan yang harus diambil? Janji untuk dipercayai? Atau kesalahan untuk dihindari?
    2. Selanjutnya apa?
      • Apa rencanaku untuk melakukannya?
      • Perbedaan apa yang akan ditimbulkannya dalam hidupku?
      • Rencana spesifik apa yang dapat aku rancang? Jadilah spesifik -- tantang diri Anda untuk berubah!
      • Bagaimana aku akan melakukannya? Tetapkan beberapa tujuan!

SESI PERENCANAAN

Oke. Anda telah memilih subjek Anda, topik yang akan Anda ajarkan; Anda telah mempelajarinya dengan menyeluruh dan sungguh-sungguh. Anda sangat bersemangat dan tidak sabar untuk menyampaikan apa yang telah Anda siapkan dan Anda telah benar-benar memahami materi Anda. Lalu apa selanjutnya? Guru-guru sekolah minggu, pertimbangkan prosentase-prosentase berikut saat merencanakan kelas sekolah minggu Anda:

Kita menguasai ... 10% dari apa yang kita baca 20% dari apa yang kita dengar
30% dari apa yang kita lihat
50% dari apa yang kita lihat dan dengar
70% dari apa yang kita katakan
90% dari apa yang kita katakan dan lakukan!

Soal untuk ditanyakan pada diri Anda sendiri:

  1. Apa cara terbaik untuk menyajikan subjek Anda?
  2. Kegiatan apa yang memungkinkan anak-anak sekolah minggu mengeksplorasi fokus dari kelas Anda?
  3. Bahan atau perlengkapan apa yang dibutuhkan?

Sekarang, bawa semuanya itu dalam doa! Tulis pelajaran Anda, urutan kegiatan yang telah Anda pilih, kumpulkan dan siapkan bahan-bahan yang diperlukan. Periksa agenda Anda dan cari kemungkinan adanya masalah ... dan kemudian berdoalah!

FAKTOR WAKTU:

Ingat untuk memertimbangkan faktor waktu saat membuat kerangka kegiatan bagi kelas Anda. Perkirakan waktu untuk setiap tahap atau kegiatan karena hal itu akan berfungsi sebagai panduan dalam Anda memilih kegiatan yang cocok. Tulis setiap aktivitas yang telah Anda rencanakan untuk lakukan dan perkirakan waktu yang dibutuhkan.

FASILITAS!

Pertimbangkan faktor fasilitas dan kebisingan dalam kegiatan Anda. Hal ini akan membatasi pilihan dan periode waktu Anda. Kami bernyanyi dan bermain game selama waktu penyembahan saat keadaan tidak terlalu berisik karena mereka yang beribadah atau mereka yang menunggu ibadah selanjutnya.

Petunjuk untuk Bercerita

  1. Pahami materi Anda!
    • Baca materi beberapa kali untuk benar-benar memahami materi Anda.
    • Baca dari berbagai versi Alkitab dan sumber-sumber lain.
    • Cari kata-kata sulit dan yang kurang umum.
    • Berceritalah, jangan membaca!
  2. Tambah Rincian

    • Imbuhkan periode waktu atau tanggal. Siapa nama raja, di mana terjadinya, bagaimana cuacanya, apakah malam hari atau siang hari, dsb..
    • Gambarkan latar belakangnya; rumah, bukit, di atas perahu, penjara; apakah saat itu dingin, lembab, pengab. Apakah ada tikus, laba-laba, atau kecoa di sana!

  3. Jadilah tegas
    Tegaslah dengan materi Anda. Tunjukkan semangat Anda. Biarkan anak-anak melihat semangat Anda terhadap firman Tuhan! Jangan takut bertindak seperti orang bodoh dalam kelas Anda! Atau Anda bisa saja bermain aman dengan tetap tenang dan menjaga ketertarikan anak-anak sekolah minggu dan Anda sendiri.

  4. Aplikatif
    Buat kurikulum pelajaran yang aplikatif untuk hidup anak-anak atau Anda tidak akan mencapai tujuan Anda. Gunakan kata-kata yang dapat mereka tangkap.

  5. Libatkan anak-anak
    Libatkan anak-anak. Tanyakan kepada mereka pertanyaan ya dan tidak. Untuk anak-anak yang lebih kecil, Anda dapat menyertakan efek suara. Apa pun itu, pokoknya libatkan mereka!

  6. Gunakan alat bantu visual.
    Panggung boneka, slide, kostum, benda-benda panggung, video.

  7. Terapkan

Kita tidak ingin mereka hanya memiliki wawasan. Kita ingin agar mereka tidak hanya meninggalkan gereja dengan pengetahuan tentang cerita Alkitab, tapi juga menerapkan aspek-aspeknya dalam hidup mereka sehari-hari.

GUNAKAN DRAMA DALAM BERCERITA!

Sederhana, drama itu Anda sendiri. Drama itu tubuh, tangan, wajah, dan suara Anda. Dan semua itu akan membuat penyampaian cerita terasa berbeda. Bagi kebanyakan orang, drama (akting), tidak mudah dilakukan, dan Anda mungkin merasa tidak nyaman menggunakan drama dalam mengajar. Mungkin itu bukanlah gaya Anda, dan hal itu tidak mengapa. Anda tetap dipanggil untuk mengajar! Namun, tips-tips ini tetap baik bagi Anda! Anda akan menemukan saran-saran yang akan membuat Anda merasa nyaman untuk mempraktikkannya di kelas Anda selanjutnya, dan siapa tahu, mungkin suatu saat nanti, Anda akan menggunakan banyak drama dalam Anda mengajar.

JADILAH ORANG YANG TAMPAK BODOH BAGI KRISTUS! MAJU, PERTARUHKAN HARGA DIRI ANDA!

  1. Beraktinglah sedikit.

    Jiwai cerita Anda; jika karakter seseorang dalam cerita sedang sedih, maka refleksikan itu melalui wajah dan suara Anda! Bahagia, sedih, marah, frustrasi, tidak sabar, atau apa pun, pokoknya tunjukkan melalui ekspresi Anda! Jadilah makhluk yang memiliki emosi seperti adanya kita, kebanyakan dari kita akan mengingat dan memahami cerita dengan lebih baik jika kita dapat masuk ke dalamnya, atau setidaknya memahami emosi karakter-karakter yang ada di dalamnya. Lebih lagi, aplikasi pengajaran itu, yang berdasar pada cerita, akan lebih bernilai bagi anak-anak layan Anda.

  2. Berkelilinglah!

    Jalan berkelilinglah. Hampiri setiap pendengar. Berdirilah di atas meja supaya posisi Anda lebih tinggi. Jadilah seperti Zakheus di atas pohon! Merangkaklah di bawah meja untuk menggambarkan ekspresi rasa takut, dll..

  3. Gunakan suara Anda dengan efektif.

    Dikatakan bahwa orang membaca bahasa tubuh kita terlebih dahulu, suara kita, kemudian kata-kata kita! Suara Anda dan bagaimana Anda menggunakannya adalah alat terkuat kedua dalam bercerita, jadi gunakan suara Anda dengan efektif!

    • Angkat suara Anda, berteriaklah (jika cerita Anda memang mengharuskan Anda untuk bertindak demikian).
    • Pelankan suara Anda; berbisiklah. Berbicaralah dengan lembut.
    • Berhentilah bicara kadang-kadang untuk memberikan efek pada cerita Anda. Berbicaralah dengan lambat. Berbicaralah dengan cepat.
    • Menangislah.

  4. Jaga kontak mata.

    Lihat pendengar Anda! Apakah Anda mendapatkan perhatian mereka? Apakah mereka menanggapinya? Tatap mata pendengar satu-persatu sedapat mungkin!

Evaluasi Diri!

Evaluasi adalah salah satu hal yang paling penting dalam mengajar. Evaluasi adalah langkah pendukung yang positif dan tidak seharusnya dianggap sebagai hal yang buruk. Anda akan mendapat penegasan untuk apa yang Anda lakukan dan kepekaan terhadap apa yang terjadi di kelas Anda! Ingatlah untuk tetap fleksibel. Jika Anda bersedia mendengarkan Roh Kudus dan membuka diri untuk kritikan yang membangun, kelas Anda akan menjadi lebih baik! Sebagai kesimpulan, berikut adalah beberapa pertanyaan untuk ditujukan ke diri Anda sendiri.

  1. Seberapa baik aku merencanakan pengajaranku?

    • Apakah aku ingat untuk membuat kerangka (pada kertas atau membuat catatan) untuk kelas yang aku bimbing?
    • Apakah aku mengatur segala materi dan sumber-sumber yang ada?
    • Apakah aku menetapkan tujuan-tujuan?
    • Apakah aku menyiapkan ruangan kelas dan perlengkapan mengajar?
    • Apakah aku siap menyambut kelasku atau sibuk mencoba mengatur segala sesuatu?

  2. Seberapa baik jalannya pelajaran?
    Apa yang terjadi? Pertanyaan ini merujuk pada prosesnya. Apakah segala sesuatu berjalan lancar? Apakah kegiatan-kegiatan dalam mengajar berkesinambungan dengan baik? Apa yang berjalan dengan baik dan apa yang sebaiknya dilakukan dengan cara berbeda?

  3. Apa yang terjadi dengan anak-anak?
    Ingat, Anda tidak akan mendapatkan 100% perhatian dan waktu anak-anak. Tapi lihatlah apa yang diinginkan anak-anak layan Anda? Di mana Anda bisa terkait dengan mereka? Apa yang paling membuat mereka tertarik? Di mana Anda kehilangan perhatian mereka?

Kini, dengan jawaban-jawaban dalam kepala Anda atas pertanyaan tersebut, mulailah berdoa dan siapkan kelas Anda selanjutnya. (t/Dian)

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar