Dosa Kain

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Edisi PEPAK: e-BinaAnak 714 - Relasi Pelayanan Anak dengan Keluarga ASM (II)

Bacaan Alkitab:

Kejadian 4:6-8

Penyampaian Cerita:
Ukh! Awas, ya, nanti saya balas!" kata Timtim kepada Vivi. "Timtim, Vivi! Ayo, kemari! Papa sudah menunggu kalian untuk bersama-sama merenungkan firman Tuhan!" panggil mama.

"Baik, Ma," kata Vivi sambil berjalan mendekati papa dan mama. Timtim mengikuti dengan wajah marah.

Saat itu, mama memerhatikan wajah Timtim yang kusut.

"Ada apa, Tim? Wajahmu kelihatan kusut. Kamu marah? Kenapa?" tanya mama.

"Vivi merusak mainan saya," kata Timtim.

Papa memerhatikan Vivi dan bertanya, "Betul, Vi?"

Vivi diam dengan kepala tertunduk. Perlahan, ia menganggukkan kepalanya dengan rasa bersalah.

"Maafkan Vivi, ya, Kak Tim," katanya pelan.

Timtim diam saja. Hatinya masih diliputi rasa kesal dan marah.

Kemudian, papa memimpin mereka semua berdoa bersama sebelum memulai renungan.

"Hari ini, kita akan belajar tentang orang yang sedang marah dan kesal."

Mendengar perkataan papa, Timtim merasa tertarik.

"Alkitab tentang orang yang marah dan kesal?" pikirnya.

"Ayo, kita buka Alkitab dan membacanya dari Kejadian 1:6-8," ajak papa. Bergantian mereka membaca ayat-ayat tersebut.

"Masih ingatkah kalian persembahan milik siapa yang diterima oleh Allah?" tanya papa.

"Habel, Pa," sahut Vivi.

"Kain marah karena persembahannya ditolak Allah," sambung Timtim.

"Ya, kalian benar. Tahukah kalian apa akibat kemarahan Kain? Alkitab mengatakan wajahnya menjadi muram dan hatinya menjadi kesal."

"Wah, seperti saya ...," pikir Timtim. Dia ingat betapa kesal hatinya dan muram wajahnya ketika marah kepada Vivi.

"Yang lebih gawat lagi, jika Kain terus-menerus seperti itu, dia akan melakukan dosa yang lebih besar lagi," lanjut papa.

"Allah memberikan peringatan kepada Kain tentang hal tersebut. Apakah Kain taat pada firman Allah?" tanya papa.

Timtim dan Vivi menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepala.

"Menolak mendengarkan nasihat Allah mengakibatkan dosa mengusir Kain. Karena marah dan iri hati, Kain merencanakan pembunuhan terhadap adiknya. Pikiran Kain berubah menjadi jahat. Jadi, dosa semakin menguasai Kain."

"Timtim, coba jelaskan apa yang terjadi kemudian," kata papa.

"Kain mengajak Habel ke padang dan kemudian membunuhnya," jawab Timtim.

"Ya, ketika kita tidak mendengarkan firman Tuhan dan menaatinya, dosa akan menguasai kita dan membuat kita melakukan hal-hal yang tidak disukai Allah," papa menjelaskan.

"Jahat sekali Kain," kata Timtim.

Papa kemudian menambahkan, "Ada hal penting yang harus kalian tahu. Kalian harus tahu bahwa semua manusia keturunan Adam dan Hawa berdosa. Hubungan kita dengan Allah jadi rusak karena dosa, contohnya kita jadi tidak taat pada perintah Tuhan, malas ke gereja, dan malas baca Alkitab. Hubungan kita dengan sesama manusia juga jadi rusak. Nah, siapa yang bisa beri tahu Papa apa saja contohnya?"

"Membenci teman, memukul teman, bertengkar," kata Timtim dengan cepat.

"Iri hati, tidak mau kenal teman yang miskin, berkelahi," jawab Vivi tidak mau kalah.

"Ya, benar. Sekarang, kita berdoa, Mama yang pimpin, ya," kata papa.

"Tapi, Pa ...," Timtim mengerutkan keningnya. Tampaknya ada yang mengganggu pikirannya. "Kalau begitu, bagaimana caranya agar kita tidak dikuasai oleh dosa?" tanya Timtim.

"Nah, kita bisa belajar dari Kain juga. Jika Kain tidak mendengarkan ketika diperingatkan Allah, kebalikan dari Kain, kita harus mendengarkan peringatan Allah."

Lalu mereka berdoa, dipimpin oleh mama. Dalam hati, Timtim juga meminta tolong kepada Tuhan agar ia tidak dikuasai oleh dosa dan berani menolak dosa.

Diambil dari:

Nama situs : Sekolah Minggu
Alamat URL : http://sekolahminggu.com/dosa-kain/
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 16 September 2015

Kategori Bahan PEPAK: Aktivitas dan Ketrampilan Anak