Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Petrus adalah seorang nelayan dan Tuhan Yesus memanggilnya menjadi penjala jiwa (Matius 4:19). Namun, setelah kebangkitan-Nya, Yesus tidak lagi menyebut Petrus seorang nelayan, tetapi gembala. Ada makna yang dalam pada perubahan itu. Ada satu perbedaan besar antara nelayan dan gembala. Nelayan menangkap apa yang tidak dipelihara atau diberi makan. Dia hanya mencari ikan yang sudah besar, membuang kembali semua ikan kecil dari jalanya ke laut. Gembala mengarahkan perhatian khusus untuk yang kecil dan yang lemah. Semua keuntungan gembala bergantung pada bagaimana ia memelihara dombanya.

Panggilan "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku", menunjukkan penghargaan yang sangat dalam dan penuh berkat untuk mengutamakan yang kecil dari kawanan domba. Petrus dan seluruh pelayan Kristus, tidak hanya harus memberi makan domba, tetapi kesejahteraan gereja juga bergantung pada penggembalaan mereka. Apa yang dikatakan kepada mereka, berlaku pula bagi para orang tua sebagai gembala, yang masing-masing memiliki kawanan domba kecil untuk mereka asuh demi Sang Tuan. Amanat Agung Kristus kepada gereja-Nya melalui Petrus menunjukkan bahwa anak-anak kecil ada di hati-Nya. Ini mengajarkan kita untuk memikirkan kelemahan anak-anak, betapa berharganya anak-anak, memikirkan kebutuhan dan harapan anak-anak kita.

Kelemahan Anak-Anak

"Gembalakanlah anak-anak domba-Ku," kata Yesus. Hal tersebut mengingatkan pada kelemahan anak-anak kita dan kehidupan rohani mereka. Saya pernah mengunjungi sebuah peternakan domba dan kembali pulang bersama pemiliknya. Menjelang malam, ada awan kelabu. Dia bergegas kembali, berseru kepada anaknya, "Perhatikan dombanya baik-baik! Akan datang badai!"

Tuhan Yesus sedang hendak naik ke surga ketika Dia memberikan kata-kata terakhirnya, "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku." Domba adalah binatang lemah dan tak berdaya -- betapa jauh lebih tidak berdayanya domba yang kecil! Dia tidak bisa merawat dirinya sendiri. Sang Tuan ingin agar setiap pelayan dan orang tua mengerti betapa anak begitu bergantung pada perawatan dari orang tuanya. Anak tidak bisa memilih siapa yang akan memengaruhi hidupnya. Dia belum bisa memilih antara yang baik dan jahat. Anak tidak tahu apa-apa tentang pentingnya sedikit berkata-kata atau bertindak, membentuk kebiasaan, menabur benih yang baik atau buruk, atau mengarahkan dirinya kepada dunia atau kepada Tuhan. Semua bergantung pada lingkungannya. Orang tua, khususnya, memiliki anak-anak dalam kekuasaan mereka. Merupakan tanggung jawab yang kudus untuk memimpin dan memelihara mereka dengan sungguh-sungguh, untuk memberi mereka makan dengan makanan yang telah diberikan oleh Bapa kita, untuk memimpin mereka hanya di padang rumput yang hijau!

Betapa Berharganya Anak-Anak

Gembalakanlah anak-anak domba-domba-Ku! Kata-kata ini mengingatkan kita betapa berharganya anak-anak. Dalam diri domba, gembala melihat kemungkinan masa depan: anak-anak domba adalah kawanan yang akan menjadi besar. Anak-anak pada hari ini adalah gereja generasi berikutnya, mereka adalah para pelayan yang akan Yesus pakai untuk melakukan pekerjaan-Nya, membuat orang-orang bertobat, menyelamatkan, dan memberkati banyak orang. Betapa sedikit kita memahami atau memerhatikan suara ini, yaitu gembalakanlah anak-anak domba.

Yesus mengasihi anak-anak tidak hanya karena kelak mereka bisa menjadi 'seseorang', tetapi juga karena keberadaan mereka saat ini dalam kekanak-kanakan, kesederhanaan, dan keilahian mereka. Ia menganggap hal-hal itu sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi orang dewasa. Pengaruh seorang anak dapat membuat orang tua menjadi lembut, rendah hati, dan penuh percaya. Mereka membawa banyak berkat bagi orang-orang yang menerima mereka dalam nama Yesus. Bagi Dia, anak-anak sungguh berharga, bagian terindah dari kawanan domba-Nya.

Marilah kita berusaha untuk memiliki semangat-Nya, "Gembalakanlah anak-anak domba-domba-Ku!" Marilah kita belajar untuk memandang anak-anak sebagaimana Yesus memandang mereka! Marilah kita berdoa agar Roh Kudus menjadikan kata-kata yang sudah sering kita dengar, yaitu domba-domba Yesus, sebagai sebuah realitas rohani yang mendalam bagi kita, sampai hati kita gemetar memikirkan hal itu. Anak-anak kita adalah domba-domba-Nya: kita harus memberi mereka makan setiap hari, supaya mereka tumbuh sebagai domba gembalaan-Nya.

Kebutuhan Anak

Gembalakanlah anak-anak domba-Ku! Ada kebutuhan besar anak-anak yang disajikan dalam kata-kata tersebut, yaitu memberi mereka makan. Makanan adalah syarat pertumbuhan. Makanan adalah sesuatu yang diterima dari luar, untuk dicerna dan dibawa ke dalam kehidupan kita. Tubuh memiliki makanannya dari dunia yang kelihatan. Pikiran ditumbuhkan oleh gagasan yang memasukinya. Roh memberi makan firman Allah melalui pikiran dalam otak. Anak-anak tidak dapat mencari padang rumput bagi diri mereka sendiri. Kristus menyuruh orang tua untuk membawa hikmat dan kasih ilahi kepada anak-anak. Tanpa hal itu, jiwa anak tidak mungkin bertumbuh.

Sama seperti ibu merencanakan apa yang akan dimakan anaknya setiap hari, demikian juga ia harus memberi makan rohani kepada setiap domba yang dipercayakan kepadanya. Kerinduan dan tujuan ibu haruslah membesarkan si anak bagi Tuhan. Pengabdian si anak kepada Tuhan harus menjadi hal utama dalam hidup seorang ibu. Gagasan bahwa anak adalah milik Tuhan dan ia tumbuh dewasa hanya bagi-Nya sepenuhnya, akan membuat tugas ini menjadi mudah.

Gembalakanlah anak-anak domba-Ku! Kepada siapa kata-kata itu diucapkan? Kepada orang yang kepadanya pernah diajukan pertanyaan dan menjawab, "Ya, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Hanya orang yang terinspirasi oleh kasih kepada Yesus yang benar-benar dapat mengurus domba. Ini adalah ujian untuk menentukan apakah orang tua memenuhi syarat untuk menjadi gembala bagi anak-anak domba. "Apakah engkau mengasihi Aku?" Ini adalah pemberian Yesus untuk domba-domba: kasih yang sejati kepada Yesus dapat melakukan pekerjaan itu.

Kiranya setiap orang tua yang ingin tahu bagaimana mereka dapat memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk karya-Nya, tunduk di dalam nama-Nya untuk ujian ini. Biarlah Yesus memeriksa hati Anda -- sekali, dua kali, untuk ketiga kalinya sampai ketidaksetiaan masa lalu Anda mendatangkan air mata, dan inilah jawabannya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Inilah yang menjadi masalah dalam begitu banyak keluarga Kristen -- kesadaran, kesungguhan, dan kasih kepada Yesus yang kurang. Tidak ada yang begitu memengaruhi anak seperti cinta, kehangatan cinta yang suci bagi Yesus, akan membuat kasih itu terasa. Mungkin ada banyak agama, pengajaran, dan doa, tetapi hanya kasih yang akan menaklukkan.

Kasih kepada Yesus akan membawa orang tua untuk menaati Dia dengan sungguh-sungguh, untuk berjalan bersama-Nya dengan begitu erat, untuk memercayai-Nya sepenuh hati. Kasih kepada Yesus akan membuat keinginan untuk menyenangkan Dia begitu kuat dan tugas yang Dia berikan kepada kita menjadi sangatlah berharga. Kasih kepada Yesus akan membuat kesaksian kita tentang Dia menjadi sangat pribadi. Makanan yang kita berikan kepada domba-domba akan memiliki kehangatan kasih ilahi tentang hal itu. Yesus membutuhkan orang tua yang mengasihi Dia, yang mengasihi Dia dengan segenap hati dan segenap kekuatan mereka: inilah yang telah Dia sediakan bagi domba-domba kecil-Nya.

Kasih Spesial Orang Tua

Agama Yesus adalah agama kasih. Tentang Bapa dikatakan, "Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8) Yesus sendiri adalah pemberian kasih yang melampaui pengetahuan. Hidup dan karya-Nya adalah satu kasih -- kasih lebih kuat daripada kematian. Saat Roh Kudus datang kepada kita, Dia memenuhi hati kita dengan kasih Tuhan. Seluruh hubungan kita dengan yang ilahi menjadi satu kasih. Hubungan kita sebagai orang tua dan anak-anak dimaksudkan untuk menjadi satu kasih, untuk memulihkan hal inilah Yesus datang. Ia melakukannya dengan memanggil orang tua untuk mengasihi-Nya dan menerima anak-anak di dalam nama-Nya. Dia memurnikan dan menjadikan kasih dunia menjadi kasih surga. Keluarga disucikan oleh terang kasih Yesus yang ada dalam diri anak-anak, kuasa kasih-Nya tinggal di dalam diri orang tua, dan membesarkan anak-anak menjadi sebuah karya kasih bagi-Nya.

Hai orang tua Kristen, ketahui dan terimalah panggilan berkat Anda! Anda adalah gembala dari kasih ilahi untuk merawat dan memberi makan anak-anak domba. Dalam gereja-Nya, Gembala Agung memiliki banyak gembala untuk memelihara domba-domba, tetapi tidak ada yang bisa merawat anak-anak domba seperti yang dilakukan para orang tua. Yesus mencari tubuh gereja-Nya, yaitu kasih orang tua, yang terinspirasi dan dikuduskan oleh kasih penebusan.

Marilah kita berdoa dengan sungguh-sungguh, agar mata kita terbuka untuk melihat sebagaimana Yesus melihat mereka. Dengan pertolongan Roh Kudus, kiranya kita menyadari apa yang Dia rasakan bagi anak-anak kita. Kiranya kita dapat mengetahui harapan Allah pada diri kita dan kiranya Allah bersiap memberi kita hikmat dan kekuatan. Gembalakanlah domba-domba-Ku: ketika kata-kata ini menjadi undang-undang dari kewajiban orang tua, betapa kelembutan dan kasih akan menginspirasi. Hasilnya akan menjadi: pengharapan surgawi; pemeliharaan yang setia dan penuh perhatian, dan kehidupan iman yang terus-menerus di dalam kasih dan berkat Yesus dalam keluarga kita! Mari kita sering menantikan suara yang berkata kepada kita, "Apakah kamu mengasihi Aku? Gembalakanlah anak-anak domba-Ku." (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Judul buku : How to Bring Your Children to Christ
Judul asli artikel : Feed my Lambs
Penulis : Andrew Murray
Penerbit : Whitaker House, Springdale 1984
Halaman : 245 -- 252

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar