Allah Menciptakan Segala Sesuatu


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Para orang tua dan guru yang menginginkan anak-anak mengerti bahwa Allah "menjadikan bumi dan segala isinya" (Kisah Para Rasul 17:24) perlu memertimbangkan dengan hati-hati cara menyampaikan kebenaran ini. Masalahnya bukan terletak pada ketidakpercayaan mereka, karena anak kecil bersedia menerima penjelasan yang diberikan oleh orang dewasa. Kesulitannya adalah bagaimana penangkapan dan pengertian anak terhadap penjelasan itu.

Anak yang berusia dua tahun akan menerima pernyataan bahwa Allah menjadikan apel dengan tingkat pemahaman yang sama jika diberitahu bahwa Yamaha membuat sepeda motor atau mama membuat roti. Dalam pikiran anak, produk-produk ini sama-sama merupakan ciptaan yang mengagumkan. Dan bahan-bahan yang dipakai tidak semenarik produk jadi itu sendiri.

Namun, menjelang usia empat atau lima tahun, berbagai pertanyaan mengenai asal-usul menjadi minat mereka. Dan sering kali menggunakan kata tanya "bagaimana", "siapa", atau "apa." Pertanyaan-pertanyaan tentang proses penciptaan dapat muncul dengan cepat dan sangat gencar. Beberapa anak akan puas dengan jawaban: "Allah menjadikannya". Namun, jawaban ini bisa menimbulkan kesan bahwa Allah itu seperti tukang sihir yang hebat. Anak lain mungkin menuntut penjelasan bagaimana Dia membuatnya. Atau bahkan, ada yang menyangkal hal ini, karena berdasarkan pengalaman sendiri mereka tahu bahwa benda-benda yang ditanyakan itu diperoleh dari toko.

Para guru dan orang tua biasanya lebih senang berkata bahwa "Allah merencanakan pohon apel untuk bertumbuh" daripada membiarkan anak bergumul dengan pertanyaan bagaimana Allah membuat tiap-tiap buah apel. (Dan sekali anak mulai bertanya dari mana bayi berasal, bicara tentang rencana Allah bagi keluarga jauh lebih disukai daripada mengatakan bahwa bayi itu dibawa oleh burung bangau, atau bahkan menegaskan bahwa "Allah yang menciptakan bayi".) Meskipun demikian, penjelasan lisan mengenai keajaiban-keajaiban alam biasanya hanya dapat memberikan pemahaman dangkal. Kata-kata tetap merupakan cara yang paling tidak efektif untuk dimengerti anak.

Cara yang paling efektif bagi anak untuk belajar adalah melalui pengalamannya sendiri. Anak perlu berhubungan dengan makhluk-makhluk yang hidup dan tumbuh untuk mulai memahami asal-usulnya. Melalui sukacita menanam bijian-bijian, menyirami tanah, dan memerhatikan pertumbuhan-pertumbuhan baru, anak mulai memahami keajaiban hidup. Melalui pengalaman langsung dan berulang-ulang akan siklus hidup tanaman dan binatang, anak mulai memahami Allah sebagai Pencipta, yang mengatur dan memelihara apa saja yang Dia ciptakan.

Kesadaran-kesadaran semacam ini dapat terjadi bila orang dewasa mengaitkan pengamatan-pengamatan dan aktivitas-aktivitas anak dengan kebenaran Alkitab. "Apakah kamu melihat daun-daun baru pada delapan tanamanmu hari ini? Kamu menemukannya! Mari kita hitung bersama. Hanya Allah yang dapat membuat tanaman bertumbuh. Alkitab berkata `Allah itu baik` (Mazmur 73:1). Saya senang Allah membuat tanaman-tanaman yang begitu indah untuk kita nikmati." Rasa kagum dari pengalaman-pengalaman dengan berbagai makhluk hidup ini membangun dasar-dasar pendahuluan bagi suatu konsep tentang Allah yang realistis.

AKTIVITAS UNTUK BELAJAR TENTANG BENDA

Apa yang anak pelajari tentang dunia sekitarnya terjadi secara spontan melalui interaksi dengan benda-benda di sekitarnya. Dengan demikian, orang dewasa memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan benda-benda yang akan diberikan kepada anak. Sejak bayi, anak harus diberi berbagai mainan yang aman, menarik, dan mudah dimainkan.

Mainan
Kesukaan yang dialami pada usia dini karena dapat menyentuh, meremas, dan mengunyah, mendorong rasa ingin tahu dan rasa percaya diri. Kedua unsur ini sangat penting bagi penjelajahan selanjutnya. Mainan terbaik adalah mainan yang dapat dimainkan, bukan hanya untuk diamati. Karena tidak bisa membaca petunjuk pemakaiannya, jelas anak cenderung mencoba berbagai macam cara kreatif untuk memakai mainan apa saja. Karena itu, orang dewasa harus betul-betul memertimbangkan faktor keselamatan anak.

Puzzle merupakan sarana menarik untuk belajar tentang bentuk, warna, dan hubungan benda-benda. Yang termasuk puzzle adalah berbagai benda tiga dimensi yang bisa dibongkar-pasang oleh anak. Meskipun anak yang masih kecil memerlukan puzzle sederhana yang terdiri dari tiga atau empat keping besar, anak-anak usia empat atau lima tahun sering kali sudah mampu menyelesaikan puzzle yang terdiri dari lebih dari dua puluh lima keping. Rasa puas yang dialami anak karena mampu memecahkan masalah merupakan salah satu manfaat puzzle. Selain itu, bermain dengan puzzle juga memertajam persepsi anak tentang gambar, warna, dan benda-benda.

Keanekaragaman pengalaman melalui pancaindra menolong anak menghargai keanekaragaman dunia mereka dan membangun rasa percaya diri dalam menjelajahinya. Permainan pengenalan yang membatasi pemakaian pancaindra merupakan hal yang menyenangkan. Misalnya, mencoba menebak suatu benda hanya dengan mendengarkan suaranya, meningkatkan kesadarannya akan lingkungan. "Saya bahagia Allah telah menciptakan telinga sehingga kamu bisa mendengar bunyi lonceng." Bantulah anak menghubungkan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dengan kebaikan Allah. Permainan-permainan serupa dapat dimainkan hanya dengan memakai satu sentuhan atau penciuman sebagai sarana identifikasi.

Kegiatan Seni
Sentuhan merupakan bagian penting dari pengalaman yang berkaitan dengan seni. Biasanya seni dianggap hanya berkaitan dengan indra penglihatan.

  • Bermain dengan tanah liat atau malam memberikan pengalaman indra yang menarik.

  • Melukis dengan jari merupakan salah satu pengalaman yang paling menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak! Saat anak menikmati pengalaman itu, katakan, "Terima kasih Tuhan, untuk jari-jari [nama anak] sehingga dapat dipakai untuk membuat gambar-gambar yang menarik!"

  • Kolase (mengelem atau menempel bahan-bahan dengan tekstur, warna, dan bentuk yang bermacam-macam) merupakan daya tarik indra yang mengasyikkan bagi anak-anak. Perca, kayu, daun, sereal, kulit kerang, kulit kacang, dan kelopak bunga merupakan sebagian kecil dari benda-benda yang dapat dinikmati anak-anak dengan menyentuh dan menyusun, kemudian menempelkannya di atas suatu permukaan.

  • Banyak benda yang dipakai untuk kolase dapat dipakai untuk membentuk gambar dengan cara menggosok. Letakkan benda itu di tempat yang datar dan tutup dengan selembar kertas. (Anda bisa menempelkan kertas itu ke lantai dengan isolasi sehingga kertas itu tidak bergeser ketika anak-anak menggosokkan pensil berwarnanya.) Kemudian minta anak untuk menggosokkan krayon di atas kertas itu sampai pola benda di bawah kertas itu muncul.

Anak mulai menghargai dunia ciptaan Allah saat Anda berkomentar, "Saya suka dengan berbagai benda yang Allah ciptakan bagi kita. Ada benda yang terasa lembut, seperti bulu ini. Ada benda keras, seperti biji-bijian ini. Allah menciptakan semua ini untuk kita nikmati. Allah mengasihi kita."

Makhluk Hidup
Pengalaman dengan makhluk hidup juga penting bagi proses belajar anak tentang benda, dan akhirya tentang manusia. Serangga, ikan, burung, atau binatang peliharaan lainnya memberikan pelajaran sehari-hari secara alami, dan menolong anak untuk belajar menghargai makhluk-makhluk hidup. Menanam tanaman juga merupakan daya tarik khusus bagi anak kecil karena perubahan-perubahan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi pada binatang.

  • Sebutir kacang hijau yang diletakkan di atas kapas basah membuat anak dapat mengamati pertumbuhan daun dan akar.

  • Sebutir kentang yang sebagian dibenamkan di dalam air dapat memberikan pelajaran yang sama dengan skala yang lebih besar.

  • Biji-bijian yang ditanam di kebun atau di pot di dalam rumah sering kali menunjukkan perubahan-perubahan yang menakjubkan hanya dalam waktu beberapa minggu.

  • Sediakan sebuah kaca pembesar yang baik mutunya untuk memerkaya pengalaman observasi itu.

Penjelasan-penjelasan sederhana atas apa yang diamati anak menambah penghargaan dan pemahamannya, terutama bila informasi itu menjawab pertanyaan-pertanyaan anak tersebut. "Allah merencanakan agar biji yang kecil itu mampu memanfaatkan air sehingga dapat bertumbuh dan menjadi sebatang tanaman yang besar. Allah begitu agung!"

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Artikel: 
Aktivitas untuk Belajar Tentang Benda
Judul Buku: 
Mengenalkan Allah Kepada Anak (Terjemahan dari Teaching Your Child About God)
Pengarang: 
Wes Haystead
Halaman: 
60 -- 64
Bab: 
Anak, Benda, dan Orang Lain
Penerbit: 
Yayasan Gloria
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1996

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar