Memahami Anak Pratama


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Anak pada umur antara enam dan sembilan tahun boleh dikata merupakan saat-saat pengalamannya mulai meluas. Sebelum mencapai umur itu, ia masih ada di bawah asuhan orang tua. Teman-temannya kebanyakan berasal dari sekitar rumahnya atau dari keluarganya sendiri. Tetapi pada umur kurang lebih tujuh tahun, ia mulai mengenal lingkungan yang baru, yaitu sekolah. Sekarang anak itu bukan hanya menambah teman-teman baru, melainkan pengetahuan dan keterampilannya berkembang pula.

Anak pratama sangat aktif, tetapi ia dapat menguasai diri lebih baik daripada seorang anak balita. Bermain adalah bagian yang penting dari kehidupannya. Ia suka berlari, melompat, memanjat, berkejar-kejaran, dan bermain bola. Anak umur ini memang sangat giat.

Sering, anak pratama itu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Dan juga kadang-kadang menentang perintah secara spontan, termasuk tugas yang diberikan kepadanya. Pancaindranya sedang berkembang. Oleh sebab itu, anak pratama senang melihat, mendengar, meraba, merasa, dan mencium.

Walaupun perkembangan mental anak pratama itu pesat, orang dewasa perlu mengingat bahwa perbendaharaan kata-katanya masih terbatas. Ia sudah mengerti banyak hal, juga sedang belajar membaca, menghitung, dan menulis. Daya tahan untuk memerhatikan sesuatu atau konsentrasinya sudah berkembang, tetapi masih terbatas. Ia memunyai rasa ingin tahu dan sering bertanya: apa itu, untuk apa, bagaimana, mengapa, dan dari mana. Oleh karena rasa ingin tahu itulah, ia senang membongkar dan memasang kembali. Sehingga tidak heran bila permainannya cepat rusak.

Meskipun anak pratama senang belajar tentang hal-ha1 yang nyata, ia pun senang mendengar cerita khayal. Tetapi untuk hal-hal yang abstrak, mereka sukar mengerti. Alam pikirannya masih berkisar pada keadaan sekarang dan pengalamannya sendiri.

Walaupun masih berpusat kepada diri sendiri, anak pratama itu mulai mengerti kepentingan orang lain. Ia sudah mulai memilih kawan-kawan dari lingkungan sekolah dengan latar belakang yang lebih luas. Ia ingin disukai oleh teman-temannya, guru, serta orang tuanya, dan anak seumur ini mulai senang bermain dalam kelompok-kelompok kecil. Ia menghargai orang yang lebih tua, misalnya ayah, ibu, nenek, dan gurunya, bahkan anak pratama suka meniru tingkah laku mereka dan lekas percaya kepada mereka. Ia ingin disayangi, dicintai, dihargai oleh orang lain, dan ia mudah ditakut-takuti. Ia juga sudah mulai dapat membedakan antara yang benar dan yang salah.

Jika ada tugas yang terlalu sukar atau rumit untuk dikerjakan, anak pratama itu cepat putus asa. Walaupun ia cepat menunjukkan emosi, ia pun cepat lupa keadaan yang menyebabkannya marah, sedih, dsb..

Anak pada umur ini dipenuhi rasa kagum dan dapat dibimbing untuk menghormati dan menyembah Tuhan Allah. Pengertian dan pengalamannya tentang sikap orang Kristen masih sedikit, oleh sebab itu ia perlu diajar bahwa Yesus adalah Teman yang baik, yang ingin menolongnya. Di kelas sekolah minggu, ia perlu diajar sikap dan sifat Kristen yang baik seperti: suka membantu, jujur, taat, penuh kasih, dsb.. Oleh karena ia mempercayai nilai doa, anak pratama dapat diajar berdoa secara sederhana dan sesuai dengan pengalamannya. Karena ia tertarik kepada buku yang dianggap penting oleh orang dewasa, ia pun dapat mulai mengerti bahwa Alkitab adalah buku yang istimewa, dan bahwa apa yang dikatakan oleh gurunya di sekolah minggu, tentu cerita yang terdapat di dalam Alkitab. Guru yang menunjukkan kasih sayang kepada anak pratama akan dengan lebih mudah dapat mengajar bahwa Allah pun mengasihi anak itu.

CIRI-CIRI UMUM GURU PRATAMA

Seorang guru harus memiliki ciri-ciri tertentu agar dapat mengajar dengan baik. Memang, tidak ada seorang pun yang dapat memenuhi semua syarat itu, tetapi seorang guru yang tulus akan berusaha mengembangkan kemampuannya untuk mengajar. Apakah ciri-ciri itu?

  1. Mengasihi Allah

    Seorang guru sekolah minggu tentu berkeinginan agar Allah berkenan kepada pelayanannya. Untuk itu, ia perlu menyerahkan diri kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Hal ini akan sangat menolongnya bila merasa putus asa akan hasil pelayanannya. Justru penyerahannya kepada Allah itulah yang dapat memberi dorongan untuk tetap mengajar.

  2. Mengasihi murid-muridnya

    Jika Anda tidak mengasihi anak-anak, bagaimana Anda akan mengajar mereka? Mungkin Anda masih kurang mampu mengajar, namun sebagian besar kekurangan itu akan dapat diatasi jika Anda sungguh mengasihi anak-anak.

  3. Mengerti keberadaan anak-anak

    Untuk mengajar dengan berhasil, seorang guru perlu mengerti ciri-ciri, minat, kemampuan, dan kebutuhan anak-anak layannya.

  4. Mengasihi firman Tuhan

    Sebagai pengajar sekolah minggu, seorang guru selayaknya mengasihi firman Tuhan (Alkitab). Menyadari pentingnya arti mengasihi firman Tuhan, Anda perlu merenungkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

    1. Apakah Anda puas dengan membaca Alkitab hanya sepintas lalu saja ataukah mempelajarinya setiap hari?
    2. Apakah Anda berusaha menerapkan ajaran Alkitab dalam hidup Anda?
    3. Apakah Alkitab menjadi pedoman hidup Anda?
  5. Kesediaan untuk bekerja keras

    Jika seorang guru ingin berhasil, ia tidak akan menganggap cukup hanya sekadar menyampaikan pelajaran yang ada dalam buku saja. Melainkan, ia akan mengajarkan pelajaran kepada murid-muridnya sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk hal itu, ia harus mengenal mereka dan perlu mengunjungi, mendoakan mereka, mempelajari bahan-bahan pelajaran dengan seksama, mengatasi masalah disiplin di kelas, dsb.. Guru harus mempersiapkan pelajaran dengan sebaik-baiknya agar pelajaran itu dapat menarik perhatian murid-muridnya.

  6. Kesediaan untuk menjadi teladan bagi murid-muridnya

    Apakah Anda mengharapkan murid-murid Anda menjadi orang yang menghargai ketepatan waktu? Jika demikian, Anda sendiri harus menjadi contoh; dengan tiba di kelas paling awal. Apakah Anda ingin supaya murid-murid Anda menjadi orang Kristen teladan? Anda sendiri harus menjadi contoh terlebih dahulu. Mereka akan memerhatikan hidup, perbuatan, dan percakapan Anda. Jika Anda ingin agar murid-murid Anda di kemudian hari akan menjadi anggota gereja yang setia, hendaknya Anda sendiri menjadi anggota gereja yang setia.

Berusahalah untuk mendapat sarana yang akan menolong Anda mengajar dengan lebih baik. Ikutilah penataran, kursus, lokakarya, baik yang diadakan di gereja Anda ataupun sewilayah. Bacalah buku-buku dan lembaran-lembaran tentang cara mempelajari Alkitab, cara mengajar, ciri-ciri, atau ilmu jiwa anak-anak, dsb.. Adakan waktu untuk dapat bertukar pikiran dengan guru-guru sekolah di gereja Anda atau gereja lain. Anda dapat pula menambah pengetahuan dengan mengamat-amati guru yang sudah berpengalaman dan sedang mengajar dengan efektif. Bila gereja Anda telah menyediakan bahan pelajaran, pelajarilah dengan teliti bahan pelajaran yang telah dicetak sesuai dengan kurikulum gereja Anda itu. Pakailah saran-saran yang tercantum di dalamnya.

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Buku: 
Bagaimana Mengajar Anak Pratama
Pengarang: 
Doris Blattner
Halaman: 
5 -- 10
Penerbit: 
Lembaga Literatur Baptis
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1992

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar