Kepedihan: Terlalu Sukar Untuk Dikatakan


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

REFLEKSI UNTUK PELAYAN ANAK

Ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu yang sangat kita kasihi, entah melalui kejadian yang menyakitkan seperti kematian, perpisahan atau melalui proses alami kehidupan -- bertumbuh, menjadi tua, mengalami berbagai perubahan -- selalu ada kepedihan dan kita rindu dipulihkan. Kita merasakan kepedihan atas kehilangan itu di dalam tubuh, roh, pikiran, dan hati kita. Kita tak dapat menghindarinya. Kepedihan mengikuti kita, dan dengan cara yang misterius, sekaligus menolong kita untuk dipulihkan. Dukacita merupakan bentuk penghargaan atas sesuatu. Bila objek kepedihan kita tidak terlalu berharga bagi kita, pasti kita tidak akan merasa begitu kehilangan.

Kepedihan Allah sangatlah luar biasa untuk direnungkan. Pencipta alam semesta, yang menciptakan segala sesuatu, sumber kehidupan, harus berduka agar dapat berhubungan dengan kita. Sungguh sesuatu yang sukar dimengerti.

REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELAS

Penting bagi kita untuk dapat menyentuh dan memeluk orang, binatang, dan benda-benda yang kita sayangi. Jika kita tak dapat melakukannya karena kehilangan atau karena mereka telah tiada, kita merasa sangat sedih, takut, bahkan marah. Kadang kita merasa seperti sebuah balon besar tanpa udara lagi. Namun, kita merasakan semua ini karena sebuah alasan yang luar biasa, yakni kita memiliki kasih yang besar. Waktu akan membantu kita untuk mengikis kepedihan itu setiap kali kita memikirkan siapa atau apa yang sudah tiada itu. Setelah beberapa saat, kita tidak lagi merasa takut untuk berpikir tentang mereka, bahkan kenangan tentang mereka justru membuat kita bahagia.

Allah begitu mengasihi kita dan merasa sedih karena dosa membuat kita terhilang. Yesus datang karena Allah tidak mau kehilangan kita. Dia datang agar kita mengerti betapa Allah mengasihi kita.

Hari 1: Hana Menginginkan Anak (1 Samuel 1:1-27)

  1. Ketika Hana menyatakan kepedihan hatinya, apa yang dipikirkan Elkana atas perilakunya itu?
  2. Ceritakan suatu peristiwa ketika kamu merasa paling berduka. Bagaimana kamu menyatakan kepedihanmu?

Hari 2: Daud Berduka karena Saul dan Yonatan (2 Samuel 1:12-7)

  1. Apa yang dilakukan Daud untuk mempertahankan kenangannya terhadap Saul dan Yonatan?
  2. Ungkapkan beberapa kenangan tentang seseorang yang telah meninggal.

Hari 3: Yesus Menangisi Yerusalem (Matius 23:37-39)

  1. Apa yang membuat Yesus bersedih hati karena Yerusalem?
  2. Bagaimana kamu berusaha menghibur dan melindungi seseorang yang kamu kasihi?

Hari 4: Maria dan Marta Berduka karena Lazarus (Yohanes 11:1-46)

  1. Bagaimana Marta menyambut Yesus ketika Dia tiba?
  2. Siapa yang paling dapat menghiburmu ketika kamu bersedih hati? Jelaskan bagaimana orang itu dapat membuat kamu merasa lebih baik.

Hari 5: Dorkas Dibangkitkan dari Kematian (Kisah Para Rasul 9:32-43)

  1. Ceritakan pribadi seperti apakah Dorkas itu?
  2. Menurutmu, hal-hal apakah yang perlu diingat orang lain tentang dirimu?

Hari 6: Langit Baru (Wahyu 21:1-6)

  1. Janji janji apa yang diberikan dalam ayat-ayat ini?
  2. Seandainya kamu menciptakan sebuah dunia baru, hal-hal apa yang ingin kamu ubah?

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Sumber
Judul Buku: 
Belajar Bersama
Pengarang: 
Janice Y. Cook
Halaman: 
36 - 37
Penerbit: 
Yayasan Gloria
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1999

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar