Gideon yang Takut

Dalam bukunya, Melepas Belenggu Kekhawatiran dan Kecemasan (Gloria Graffa), Pam Vredevelt menulis bahwa ia pernah menemukan akronim buatan orang atas kata "FEAR" (kata bahasa Inggris yang berarti "ketakutan"), yakni "False Evidence Appearing Real" (bukti palsu yang kelihatannya benar). Menurutnya, ketakutan bisa membuat seseorang menilai sesuatu secara berlebihan, bahkan cenderung negatif, atas sesuatu yang belum ia ketahui secara pasti kebenarannya.

Tepat seperti itulah yang dialami Gideon. Saat dihadapkan pada "pertarungan mustahil" dengan orang Midian dan Amalek, ia takut; kekuatannya terbatas. Ia hanya punya tiga ratus prajurit, padahal lawannya "seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya" (Hakim-hakim 7:12). Ia menghadapi pasukan yang terlalu besar, terlalu kuat. Jadi, wajarlah jika ia sudah membayangkan kekalahan telak di benaknya. Walaupun Tuhan menjanjikan kemenangan (ayat 9) tetapi Gideon masih tetap ketakutan. Hebatnya, Tuhan mengetahui apa yang dirasakan Gideon. Oleh karena itu Tuhan memberi dia kesempatan untuk meneguhkan kepercayaan dirinya, yakni melalui pengintaian perkemahan Midian (ayat 10-11). Tidak lama sesudah ia mengetahui nama Allah Israel begitu menggentarkan hati musuh, ketakutan Gideon pun segera sirna.

Tampaknya, pergumulan hidup juga sering membuat kita ketakutan. Pergumulan yang kita hadapi terlalu berat, terlalu menakutkan. Namun Allah mengerti ketakutan Gideon; Ia juga memahami ketakutan kita. Jangan biarkan ketakutan itu terus membuat banyak bayangan negatif di kepala. Sebaliknya, ceritakan semua kepada-Nya. Biarlah kebesaran dan kekuatan lawan justru mendorong kita untuk hanya mengandalkan Dia, bukan bersandar pada kekuatan kita yang terbatas. AW

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama publikasi: e-RH
Penulis : AW
Alamat : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/03/
File: 

Komentar