Iman yang Mengalahkan Ketakutan

"Sheila, apa itu?" Dokter saya bertanya

Saya tidak begitu yakin untuk menjawabnya.

"Kapan pemeriksaan sinar Ray ini dilakukan?"

Saya memikirkan kembali malam itu, beberapa minggu sebelumnya, ketika saya bangun dengan rasa sakit yang mengerikan di sekitar pukul 4 pagi. Saya membangunkan suami saya, Barry, dan memintanya untuk membawa saya ke ruang gawat darurat. Dokter yang kami hubungi mengatakan kepada saya bahwa saya memiliki batu ginjal, dan menjelaskan bahwa batu itu kecil dan saya pasti bisa mengatasinya dalam beberapa jam. Lalu, ia melihat sesuatu yang lain - sesuatu yang gelap, area yang diarsir pada sinar ray, dan menyarankan bahwa saya harus ke dokter saya sendiri untuk memeriksakannya.

Sebenarnya saya bermaksud untuk menelpon dokter saya, tetapi saya lupa.

Sekarang, saat saya sedang duduk dengan jubah kertas elegan untuk menunggu tes kesehatan tahunan saya, daerah yang diarsir tersebut telah mengangkat kepalanya sekali lagi. Saya ingat untuk membawa hasil foto sinar ray itu bersama saya, dengan maksud untuk memamerkan batu ginjal saya dibanding hal lainnya.

Dokter saya melakukan beberapa tes lagi. Kemudian dia mengatakan kepada saya bahwa saya memiliki tumor yang tumbuh secara signifikan dalam beberapa minggu, dan dia tidak menyukai tampilan itu. Dia segera menjadwalkan operasi. Saya pulang hari itu dengan banyak pikiran serta pertanyaan, yang saling berjuang untuk untuk memenuhi ruang di hati dan pikiran saya.

Beberapa dari Anda telah mengalaminya. Beberapa dari Anda mungkin sedang berada dalam kondisi itu sekarang, tengah bertanya-tanya.

Jika itu adalah kanker, apa yang akan terjadi dengan keluarga saya?

Bagaimana suami dan anak saya akan mengatasinya jika saya tidak bertahan pertempuran ini?

Saya menepi ke tempat parkir di sebuah toko persediaan bahan-bahan pokok dan mematikan mesin. Mengingat kata-kata dari Mazmur 91:1, "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa" Saya bersandar pada Tuhan saat ketakutan mengancam untuk menguasai saya.

Firman Tuhan mengingatkan kita pada kebenaran yang tetap, tidak peduli pada apa pun yang mungkin akan tampak benar dalam suatu waktu. Allah memegang kendali, tidak peduli pada banyaknya persoalan yang muncul. Allah lebih besar dari ketakutan kita. Allah lebih berkomitmen kepada anak-anak kita dan suami kita daripada yang mungkin dapat lakukan.

Kristus menjanjikan kita, "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33).

Setelah operasi, saya terbangun dari anestesi dan dokter saya menjelaskan bahwa meskipun tumor itu lebih besar dari yang dia perkirakan, tetapi tumor itu jinak.

Saya mengucapkan terima kasih dan membiarkan diri saya mengalami curahan air mata.

Kebenaran yang lebih besar, hai para gadis, adalah apakah kita mendapatkan hasil yang kita doakan atau justru mendapatkan salah satu yang kita takutkan, Allah masih setia. Saat kita bersandar pada-Nya, kita dapat dengan yakin mengatakannya dengan pemazmur, "Ketika aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; " (Mazmur 56:3).(t/N. Risanti)

Dipublikasikan : http://doa.sabda.org/iman_mengalahkan_ketakutan

Tinggalkan Komentar