Bersama-Nya Ada Jaminan Keselamatan

Oleh: Maskunarti

Shalom,

Gambar: Maskunarti

Perkenalkan, nama saya Maskunarti, yang akrab dipanggil Kun. Saya lahir ketika orang tuaku masih bersama. Mereka berbeda keyakinan dan karena suatu hal, mereka akhirnya bercerai pada saat aku duduk di kelas 5 SD. Meskipun demikian, sejak SD, saya memeluk agama yang sama dengan ibu saya, yaitu agama Kristen. Awalnya, saya memilih menjadi Kristen karena sepertinya agama ini baik dan cocok untukku. Pada saat itu, saya masih kecil, jadi saya tidak memikirkan makna Kristen yang sesungguhnya. Seiring berjalannya waktu, dari anak-anak hingga saya bertumbuh dewasa, ibuku memiliki andil yang besar dalam mendidikku sebagai orang Kristen. Sejak kecil, saya diikutkan dalam sekolah minggu di gereja saya. Ketika menginjak usia remaja dan pemuda, saya dibimbing untuk mengikuti kegiatan pemuda dan remaja yang ada di gereja saya. Karena saya belum dibaptis ketika masih bayi, saya pun menjalani baptis dewasa. Ibu mendorongku melakukan hal itu dengan tujuan supaya saya dapat bertumbuh menjadi orang Kristen yang baik.

Gambar: jembatan keselamatan

Setelah menjalani baptis dewasa, dalam persekutuan pemuda dan remaja di gereja saya (GKJ Karanganyar), saya, teman-teman pemuda, dan remaja lain dibimbing untuk mengenal Kristus secara mendalam. Pada suatu hari, salah seorang kakak yang sudah lebih dewasa rohaninya mendekati dan mengajak saya mengobrol lebih dalam. Kakak tersebut bernama Eni. Dia dengan ramah dan baik menceritakan kepada saya tentang pengalamannya menjadi orang Kristen. Pada saat Kak Eni menceritakan dan menjelaskan tentang siapa Yesus yang sesungguhnya, ia menjelaskan tentang ilustrasi jembatan keselamatan kepada saya. Dalam ilustrasi jembatan keselamatan dijelaskan bahwa hubungan manusia dengan Allah itu awalnya seperti garis lurus atau berbentuk elips yang tidak pernah terputus. Akan tetapi, manusia menjadi terpisah dengan Sang Penciptanya karena manusia mengikuti kehendaknya sendiri dan memberontak terhadap Allah. Itu membuat manusia jatuh dalam dosa dan tidak dapat bersama dengan Allah yang kudus. Ya, dosalah yang menyebabkan keterpisahan hubungan antara Allah dan manusia. Allah berada di surga, di takhta kudus-Nya, dan jika manusia tidak mengaku percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamatnya, manusia itu akan mengalami kematian kekal di neraka. Itu penjelasan singkat Kak Eni kepadaku. Cerita dan ilustrasi yang ditunjukkan kepadaku membuat hatiku terusik. Ada dorongan dalam hati saya untuk lebih mengenal pribadi Tuhan Yesus.

Gambar: Komunitas Kristen

Pada acara persekutuan pemuda dan remaja GKJ Karanganyar, Sabtu, 11 Agustus 2001, pukul 20.05, saya memutuskan untuk berdoa dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi saya. Saya mengundang Tuhan Yesus untuk masuk dalam hati saya. Masih segar dalam ingatanku isi doaku pada saat itu. Inilah doa yang saya ucapkan, yang juga didukung dalam doa oleh Kak Eni, “Tuhan Yesus, saya Maskunarti, mengakui bahwa saya orang berdosa yang tidak layak (sambil menyebutkan dan mengakui secara spesifik dosa-dosa yang aku ingat). Pada malam hari ini, saya mempersilakan dan mengundang Tuhan Yesus untuk tinggal di hati saya, menjadi Tuhan dan Juru Selamat pribadi dalam hidup saya untuk selama-lamanya, amin.” Tahukah Anda, apa yang saya rasakan ketika selesai berdoa? Hati saya dipenuhi dengan sukacita yang luar biasa, roh dan jiwa saya sangat bahagia sebab Tuhan Yesus telah menjadi bagian dalam hidup saya. Sejak saat itu, hidup saya tidak sama lagi sebab saya menyandang status baru sebagai anak Allah, dan Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juru Selamat saya. Mulai saat itu, saya dibimbing untuk hidup dalam Lordship (penyerahan dan penundukkan diri kepada Sang Penciptaku). Status baru sebagai anak Allah ini menjadikanku bertumbuh dan belajar tentang firman-Nya lebih dalam lagi dan hidup sebagai orang-orang yang membenci dosa. Terkadang, saya masih jatuh bangun dalam perbuatan yang berdosa, tetapi kini saya punya Tuhan Yesus yang menolong dan memampukan untuk segera melepaskan diri dari perbuatan yang berdosa itu dan memohon pengampunan dari-Nya.

Saya bersyukur karena ibu senantiasa membimbing saya untuk bertumbuh secara rohani, ibu mengikutsertakan saya dalam ibadah sekolah minggu sehingga di situ saya dapat belajar dan mengenal Tuhan dengan baik. Marilah kita semua mengejar pertumbuhan rohani di dalam komunitas kristiani yang membangun karena itu merupakan sarana untuk pertumbuhan rohani kita. Selamat bertumbuh bersama. Tuhan Yesus memberkati.

Download Audio

Inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Kristus Yesus yang telah Engkau utus."
(Yohanes 17:3, AYT)

Kategori: 

Tinggalkan Komentar