ARTIKEL ICW
Menulis di Internet
Tanggal: 2010-01-12
Kategori: Infonet
Menulis untuk media internet berbeda dengan menulis untuk media cetak. Perilaku pengguna internet saat menjelajah web sangat memengaruhi cara penulis menyajikan isi (konten) untuk media internet. Penelitian perilaku pembaca situs berita di internet yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Stanford dan Institut Poynter, yang hasilnya tidak jauh berbeda dari penelitian serupa yang dilakukan oleh Jakob Nielsen, menyimpulkan bahwa perilaku pembaca media internet -- atau pengguna internet -- adalah seperti berikut.
Pertama kali yang dilihat adalah teks (78%), bukan foto atau grafik. Secara umum, pengguna internet pertama kali tertarik pada judul, ringkasan tulisan, atau subjudul.
Yang dibaca bukanlah kata per kata, tetapi lebih banyak (79%) memindai (scan) tampilan situs terutama kata-kata yang diberi penekanan, jenis huruf yang berbeda, dan penyajian dengan butir-butir (seperti tulisan ini).
Lebih menyukai judul yang lugas dan tepat pada sasaran dibandingkan judul yang lucu atau cantik.
Lebih suka membaca ringkasan atau tulisan yang pendek bukan yang panjang karena membaca di komputer 25% lebih lambat dibandingkan membaca di media cetak.
Tidak suka berlama-lama di satu situs. Pengguna internet rata-rata tidak memiliki kesabaran yang tinggi. Pengguna internet memiliki wewenang penuh untuk pindah atau tinggal di satu situs. Kunjungan selama 10 menit sudah termasuk lama.
Buatlah judul yang sederhana (simpel), lugas, dan tepat sasaran. Ingatlah bahwa judul itu seperti tanda lalu lintas yang akan mengarahkan pengunjung.
Jangan menggunakan kalimat-kalimat pemasaran (marketing) yang kosong dan tidak diinginkan pembaca.
Buat tulisan yang membantu pembaca agar dapat memindai (scan) dengan lebih efektif, misalnya dengan subjudul, penekanan kata-kata penting dengan warna yang berbeda, cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf, dan pranala luar.
Sebaiknya tulisan dibuat pendek tapi ringkas. Paling tidak jumlah kata dalam sebuah tulisan di media terhubung (online) paling banyak hanyalah 50% dari tulisan umumnya di media cetak. Satu alinea idealnya hanya terdiri dari 65 karakter.
Jika perlu uraian yang panjang, uraian tersebut harus dipecah-pecah menjadi beberapa judul tulisan, yang tersambung melalui tautan-tautan. Selain itu, pembaca tidak suka tulisan yang panjang dan harus membaca sampai jauh ke bawah.
Gunakan tabel, poin-poin, atau angka urut ke bawah (seperti contoh tulisan ini). Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea yang panjang.
Sebisa mungkin menerapkan prinsip piramida terbalik -- hal-hal yang penting ditulis di atas, uraian-uraian ditulis selanjutnya. Cara penulisan piramida terbalik membantu pembaca mendapatkan informasi yang penting dengan segera tanpa harus membaca sampai selesai.
Dan akhirnya menulis -- di media mana pun -- tetap saja menulis, jadi tetaplah berpegang pada pedoman penulisan standar.
Itulah sejumlah pedoman ketika ingin menulis untuk media internet.
(disarikan dari artikel karangan Jacob Nielsen, "1, 2, 3, 4", dan bukunya yang berjudul "Design Web Usability", artikel Wendy Boulding, dan artikel lainnya)
Oleh: Harry Suryadi
Sumber: http://www.ceritanet.com/2inter.htm [Ceritanet, Edisi 2, Senin 15 Januari 2001]
Diambil dari: http://pelitaku.sabda.org/ [Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum)] Tinggalkan komentar Anda...ke atas |