Login / Register    » RSS GEMA Feed

Kesaksian Wahyu Fajar Sanjaya-Copy Paste dari File Email

wahyu fajar sanjaya's picture

Hubunganku dengan Tuhan Yesus bisa dibilang jatuh bangun. Mungkin karena aku bukan berasal dari keluarga kristen, dari kecil aku sudah suka kluyuran di masjid dekat rumahku, ikut Taman Pendidikan AL quran, belajar Iqro sampai iqro 5. Sekolah SD asampai smp aku ikut muslim. Baru saat smp kelas 2 aku mengikuti Tuhan Yesus. Hal itu disebabkan karena waktu itu ayahku memelihara jin dari kiai yang berhubungan dekat dengan ayahku. Jin itu diam dalam satu genggam beras kuning yang oleh ibuku biasa dicampurkan dengan beras yang ada di tempat penyimpanan beras. Beras tidak akan habis dalam sebulan oleh karena dicampur itu. Suatu saat, ibuku menerima Tuhan Yesus secara pribadi karena diberi pencerahan lewat saudara perempuan ayahku yang menjadi pendeta.
Suatu saat waktu ayahku pulang membawa beras kuning tadi, ibuku menolak. Terjadi pertengkaran hebat antara ayahku dan ibuku, sampai ayahku pergi dari rumah ke tempat kiai itu. Suatu malam, ibuku mengajak aku dan kakakku berdoa dikamar dengan cara kristen, dengan mengalaskan doa lewat Tuhan Yesus, sebagai anak aku ya ikut saja waktu itu. Tak kusangka ternyata ibuku membakar beras kuning tempat Jin utusan kiai itu berada.
Tak lama setelah beras itu gosong, terdengar suara ketukan dari pintu depan. Ibuku kira itu suara ayah pulang, tapi setelah dibuka kosong tak ada apapun. Kami secara naluri merasa itu bukan manusia, karena suasana rumah berubah dingin, dan bulu kuduk kami merinding. Kami kembali kekamar dan berdoa melalui nama Yesus. Sekali lagi suara ketukan itu datang, namun tidak lagi di pintu depan namun sekarang di pintu kamar tempat kami berkumpul.
Pintu kamar kami didorong, hingga grendel kunci pintu kamar lepas. Kami bertiga berjuang menahan pintu supaya makhluk itu tdk masuk. namun kami sangat lemah menahan kekuatan makluk itu. tangan Jin itu mencoba meraih kepala ibuku disela-sela pintu dan dinding. Ibuku spontan berteriak Gusti Yesus Tulung! Dan akhirnya tanpa kami sadari pintu kamar kami kembali rapat seperti sedia kala. Mulai saat itu kami percaya kepada Tuhan Yesus.
Setelah ayah pulang, ibu dan kami bercerita tentang itu, ternyata ayah mengalami hal yang hampir sama dirumah kiai itu, ayah bercerita, bahwa dia akan diberi jin lagi dalam bentuk bunga apa gitu, aku lupa. Katanya, bunga itu diletakkan dalam baskom berisi air, bunga itu mekar dengan begitu besar dan indah, wangi juga. Tapi kemudian bunga itu menciut dan membusuk, sehingga tidak jadi diberikan kepada ayahku. Ibuku berkata, bahwa saat bunga itu membusuk, pada saat yang bersamaan dirumah, kami berhasil mengusir jin dari kiai itu. Puji Tuhan.
Selain itu, aku juga pernah dihantam bis Mira pada saat malam imlek 2007, gigi susuku depan sebelah kiei cuil. Motorku rusak, tapi aku selamat, sedangkan bis itu masuk parit dan keneknya tewas, penyertaan Tuhan Luar biasa.
Masih bnayak, kapan2 saja kalo katemu

Submitted by wahyu fajar sanjaya on 23 September, 2011 - 12:42

Komentar