|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 436/JUNI/2009
- SALAM DARI REDAKSI: Pelayan yang Rendah Hati
- ARTIKEL 1: Rendah Hati Seperti Kristus
- ARTIKEL 2: Saya Ingin Menjadi Guru yang Rendah Hati
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: Si Rendah Hati dan Si Sombong
- KESAKSIAN GSM: Guru yang Mau Belajar
- WARNET PENA: Baru! Situs Doa: Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
PELAYAN YANG RENDAH HATI
Kristus sudah lebih dulu memberikan teladan untuk mengosongkan
diri-Nya dan mengambil rupa hamba demi menebus dosa dan memberikan
jalan keselamatan bagi kita, anak-anak yang dikasihi-Nya. Ya, Dia
telah terlebih dahulu memberikan teladan mengenai kerendahan hati.
Melalui teladan tersebut, sejatinya tidak sulit bagi para "pengikut
Kristus" untuk mengaplikasikannya dalam hidup dan pelayanan. Apakah
kita telah menjadi hamba Tuhan yang rendah hati seperti Kristus?
Guru sekolah minggu yang rendah hati pastilah mendapatkan tempat
tersendiri di hati anak-anak layannya. Lalu, apa yang dimaksud
dengan karakter kerendahan hati tersebut? Apa kata firman Tuhan
mengenai karakter kerendahan hati Yesus yang harus dimiliki pula
oleh setiap pelayan anak? Kami mengajak Pelayan Anak sekalian
menyimak sajian-sajian edisi kali ini. Biarlah semakin mendorong dan
membuat kita bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus
memberkati.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
http://pepak.sabda.org/
"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Matius 11:29)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+11:29 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1
RENDAH HATI SEPERTI KRISTUS
2 Tawarikh 7:14-16; Kolose 3:12; Filipi 2:3-8
Rendahkan Diri di Hadapan Tuhan
Salah satu ajaran dalam Kitab Injil adalah perlunya kita merendahkan
diri di hadapan Tuhan. Dalam 2 Tawarikh, Allah memanggil kita untuk
melakukan hal ini, "Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari
jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan
mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." Pada
akhirnya, kerendahan hati adalah pilihan yang kita ambil, saat kita
memilih untuk mengenal dan mengakui Allah, tentang siapa Dia dan
untuk siapa Dia menjadikan kita. Kerendahan hati menunjukkan kepada
kita bahwa dunia tidak berpusat kepada diri kita, dan bahwa
pandangan kita tidak selalu benar atau penting.
Allah mengajak kita untuk merendahkan hati jika kita sungguh-sungguh
ingin menerima Dia. Pertobatan dan kerendahan hati saling terkait,
karena saat mengakui dosa kita, saat kita mencari-Nya dan mengalami
kekudusan-Nya lebih sungguh dalam hidup kita, kita diingatkan akan
siapa Dia dan siapa kita. Kerendahan hati mengingatkan kita akan
kebutuhan kita untuk diampuni, bahwa kita tidak bisa mencari atau
mengusahakan keselamatan sendiri, dan untuk itu kita harus
menyembah-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Apakah masih ada keraguan
bahwa ayat ini juga relevan untuk kita sekarang? Di mana dan
bagaimana Anda hidup?
Menjadi Rendah Hati seperti Kristus
Kerendahan hati merupakan karakter kunci kekristenan. Bahkan, dalam
sastra Yunani klasik, tidak ada istilah untuk kerendahan hati yang
memuat unsur penghinaan, hal yang memalukan, atau kelemahan.
Kerendahan hati dalam Kristen bukan tentang penghinaan atau
kelemahan, namun tentang ketidakegoisan dan kerelaan hati menjadi
hamba. Sebagai orang-orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi
orang yang rendah hati, karena kita bukan Tuhan dan oleh karena
salib setiap kita sama-sama dikasihi dan dihargai, dan karena itu
tidak ada alasan untuk kita menjadi tinggi hati atau sombong. Dalam
Yohanes 13, dengan membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus memberi kita
teladan yang berkuasa dan yang menggerakkan hati tentang bagaimana
menjadi rendah hati. Yesus mengikatkan handuk di pinggang-Nya dan
membasuh kaki mereka, kemudian melakukan hal yang kasar dan rendahan
yang biasanya hanya dilakukan oleh seorang hamba. Yesus berkata
kepada mereka, "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah
Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. Sebab
Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." Para murid
heran dengan kerendahan hati yang ditunjukkan-Nya. Bagaimana dengan
Anda? Apakah Anda akan membiarkan kegelisahan atau keterkejutan Anda
pada kerendahan hati-Nya mendorong Anda melakukan apa yang Dia
kehendaki dalam hidup Anda?
Paulus memberikan teladan kerendahan hati Yesus dalam Filipi 2:2-8,
"Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan
janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya
sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Kerendahan hati
adalah lawan keegoisan. Kita harus peduli dengan keberadaan dan
kebutuhan orang lain. Kita harus mengasihi sesama kita seperti kita
mengasihi diri kita sendiri. Seperti Yesus yang memilih kerendahan
hati, seharusnya demikian juga kita, karena kerendahan hati menuntun
kita kepada hidup baru di dalam Dia.
Yesus memberikan teladan kerendahan hati dalam Matius 11:29,
"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab
kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Yesus datang
untuk melayani dan mati demi manusia. Jika kita ingin rendah hati
seperti Yesus, kita harus memerhatikan hidup kita dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini: apakah kita hanya hidup untuk Tuhan
semata? Apakah kita hidup dan mati untuk orang lain? Apakah kita
mengikuti kehendak Allah atau menuruti keinginan kita sendiri?
Mengusahakan Gaya Hidup Rendah Hati
Kerendahan hati harus menjadi gaya hidup kita sementara kita belajar
untuk hidup, mengasihi, dan menjadi serupa dengan Yesus Kristus,
sebagai murid-murid-Nya yang setia. Petrus mengingatkan kita dalam
1 Petrus 5:5-7, "Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah
dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya
pada waktunya ...." Kita harus merendahkan diri, karena kita percaya
Allah akan meninggikan kita saat kita rendah hati. Paulus mengulangi
hal ini dalam Efesus 4:2-3, "Hendaklah kamu selalu rendah hati,
lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera." Kerendahan hati dan kesabaran selanjutnya akan berjalan
bersama asalkan kita memilih kerendahan dan beroleh kasih karunia
untuk menjadi sabar dan murah hati dalam kasih. Belajarlah
mendengar; bersedialah mengakui kekurangan; belajarlah bahwa hidup
ini bukan tentang Anda, pedulilah kepada orang lain. (t/Setya)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Peace Presbyterian Church
Judul asli artikel: Being Humble Like Christ
Penulis: Rev. Brian Spangler
Alamat URL: http://www.peacechurch.net/pdfs/sermons/2007/BeingHumbleLikeChrist.pdf
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2
SAYA INGIN MENJADI GURU YANG RENDAH HATI
Saya tumbuh dalam sebuah keluarga yang gemar dengan julukan. Kakek
saya dipanggil "Coon" (rakun). Seseorang memanggil ayah saya "Wolf"
(serigala). Lalu paman saya, "Duck" (bebek), memanggil anak
laki-lakinya "Bear" (beruang). Mulai terdengar seperti kebun
binatang, bukan? Memang demikian biasanya saat semua berkumpul.
Guru kita juga memberi apa yang kita sebut dengan istilah julukan
kepada beberapa murid-Nya. Yang menarik perhatian saya adalah nama
julukan untuk Yakobus dan Yohanes. Yesus menyebut mereka "Boanerges"
yang artinya "anak-anak guruh" (Markus 3:17). Diperkirakan nama itu
diberikan karena sifat mereka yang berapi-api dan menuruti kata
hati. Yakobus dan Yohaneslah yang siap untuk memberi perintah supaya
api turun dari langit dan menghancurkan orang-orang yang tidak mau
menerima Yesus. Namun, Yesus menegur mereka (Lukas 9:51-56).
Roh yang seperti itu juga sering kali mengarakterisasi sebagian dari
kita yang menyebut diri pemenang jiwa bagi Kristus. Berapa banyak
dari kita yang akan Yesus sebut sebagai "Anak-Anak Guruh"? Berapa
kali usaha-usaha kita menyaksikan Kristus kurang menunjukkan sikap
rendah hati kepada orang lain yang ingat betul akan ruang dosa yang
dulu mereka singgahi? Saya ingat pada seorang pria yang mendengarkan
khotbah seorang pendeta selama berminggu-minggu namun tidak pernah
menaati Injil. Kemudian jemaat mengganti pendetanya dan tidak lama
kemudian pria itu menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Seseorang
bertanya, apa yang akhirnya membuat dia berubah. Dia menjawab,
"Pendeta yang dahulu mengatakan bahwa saya akan masuk neraka dan dia
tampaknya senang dengan hal itu. Ketika pendeta yang baru datang,
dia mengatakan kepada saya bahwa saya juga akan masuk neraka, tetapi
saya tahu bahwa hatinya sedih."
Kita pasti tumbuh di dalam Kristus bila hati kita sedih dan menangis
melihat tetangga kita berada dalam dosa. Suara ilahi dapat didengar
dalam suara Guru ketika Ia meratapi Yerusalem dan berkata,
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau" (Matius
23:37). Usaha-usaha Rasul Paulus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa
dipenuhi dengan air mata. Untuk para tua-tua di Efesus, Paulus
berkata, "... ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam,
dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan
mencucurkan air mata" (Kisah Para Rasul 20:31). Ketika Paulus
menulis surat untuk gereja di Korintus, dia berkata, "Aku menulis
kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan
mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi
supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua" (2
Korintus 2:4). Bayangkan tinta yang luntur karena air mata Paulus
yang jatuh ke perkamen di mana ia menulis! Ada yang berkata, "Orang
lain tidak akan peduli akan seberapa banyak yang Anda tahu sampai
mereka tahu betapa Anda sangat peduli kepada mereka." Amin! Kiranya
Tuhan menolong kita untuk peduli.
Kita tumbuh di dalam Kristus ketika dalam segenap usaha kita untuk
menyelamatkan jiwa, kita ingat bahwa "... dahulu kita juga hidup
dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai
nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji,
saling membenci" (Titus 3:3). Tak diragukan, orang-orang Kristen di
Korintus rendah hati ketika mereka memikirkan orang-orang yang masih
dalam dosa dan Paulus menyebutkan bahwa "beberapa dari mereka dahulu
juga berdosa" (1 Korintus 6:11). Dan Paulus sendiri tidak pernah
lupa bahwa ketika dia melihat hal ini, dia dulunya adalah pemimpin
orang-orang berdosa (1 Timotius 1:15). Jika seseorang berkata kepada
Paulus, "Saya sudah melakukan sesuatu yang sangat buruk dalam hidup
saya. Yesus tidak akan pernah mengampuni saya", ia dapat berkata,
"Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini,
sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh
kesabaran-Nya ..." (1 Timotius 1:16). Kita bertumbuh di dalam
Kristus ketika indra kita cukup peka untuk menyadari bahwa kita
harus melayani orang lain dengan berbagai cara. Ada berbagai macam
kondisi hati. Beberapa orang sangat tidak punya perasaan dan keras
hati, sehingga teguran yang sangat keras mungkin diperlukan. Yang
lainnya mungkin berdosa, tetapi hati mereka masih bisa menerima
teguran yang lembut. Yesus jelas melakukan pembedaan. Teguran
sedahsyat ledakan dinamit dilontarkan Yesus saat untuk terakhir
kalinya ia mencoba menghancurkan kerasnya hati orang-orang Farisi
yang ada dalam dosa. Kepada orang-orang itu, yang hampir masuk dalam
bahaya neraka, Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu
orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu
menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada
kamu sendiri" (Matius 23:15). Sebaliknya, perhatikan pendekatan-Nya
yang lembut kepada wanita yang berada di sumur (Yohanes 4). Dengan
sangat lembut, Dia berkata kepadanya ketika tak ada seorang pun yang
memerhatikannya. Karena tahu bahwa wanita itu hidup dalam
perzinahan, Yesus dengan lembut menyatakan kebenaran dan dengan
tegas meyakinkan dia bahwa Dia tahu dosa-dosanya (Yohanes 4:16-18).
Wanita itu menjadi percaya bahwa Yesus adalah Juru Selamat dunia.
Hatinya harus dijangkau, tetapi tidak perlu dijangkau dengan cara
yang sama seperti apa yang dilakukan Yesus terhadap orang Farisi.
Yesus melakukan pembedaan. Kita pun juga harus demikian. Kiranya
Tuhan menganugerahkan hikmat kepada kita.
Kita telah tumbuh di dalam Kristus ketika kita memandang mereka yang
berada di dalam dosa sebagai korban dari musuh, bukan musuh. Setan
telah menipu mereka, sama seperti kita dulu juga tertipu. Kita harus
bersabar ketika kita berjuang untuk menghancurkan benteng Setan yang
ada di hati mereka. Kita tidak boleh frustrasi dalam usaha-usaha
kita dan kita harus percaya bahwa firman Tuhan memiliki kekuatan
untuk menembus hati mereka bahkan di saat kita tertidur (Markus
4:26-29). Tidak ada petani yang duduk semalaman mengomeli benih yang
telah dia tanam hari itu. Omelannya tidak akan menghasilkan apa-apa.
Dia telah menanamnya dan menyiraminya. Pertumbuhannya ada di tangan
Tuhan (1 Korintus 3:6-7). Yang dikatakan Paulus sangat tepat untuk
situasi ini, "Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar,
tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar,
sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka
melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal
kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena
terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada
kehendaknya." (2 Timotius 2:24-26)
Ya, saat saya sudah dewasa nanti, saya ingin menjadi guru yang
rendah hati. Kiranya Pribadi yang dapat melakukan segalanya yang
melebihi apa yang kita minta atau pikirkan, memberi kita kedewasaan
di dalam Kristus dan memakai kita dengan lebih efektif lagi untuk
memenangkan orang lain bagi Kristus. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Churches Dot Net
Judul asli artikel: I Want To Be A Humble Teacher
Penulis: Jeff May
Alamat URL: http://biblestudy.churches.net/base/TEACH.TXT
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Allah meninggikan orang-orang yang rendah hatinya.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
SI RENDAH HATI DAN SI SOMBONG
Oleh: Craig
Dengan menggunakan perumpamaan tentang si pemungut cukai dan orang
Farisi, kegiatan ini akan menolong kita membedakan mana orang yang
rendah hati dan tinggi hati atau sombong.
Bahan:
Kertas kosong, pensil, dan spidol atau krayon.
Durasi:
Kira-kira 20 menit.
Topik:
Kesombongan, Pujian, Kerendahan Hati
Target umur:
Anak-anak kelas 1 -- 6.
Persiapan:
Tidak ada.
Yang akan Anda kerjakan selama pelajaran: Ajaklah anak-anak untuk
menyimak Alkitab mereka ketika Anda membaca perumpamaan tentang si
pemungut cukai dan orang Farisi dalam Lukas 18:10-14. Mintalah
anak-anak untuk mengulang cerita itu kembali ketika mereka membuat
satu gambar untuk menunjukkan perbedaan dua orang itu. Berikan waktu
10 menit untuk menyelesaikan gambar mereka. Lalu, mintalah
masing-masing anak memberikan gambarnya kepada teman yang berada di
sebelah kanannya. Selanjutnya mintalah mereka masing-masing
menceritakan kepada murid-murid lain tentang apa yang mereka suka
(hal baik) dari gambar yang mereka pegang.
Perumpamaan tentang Si Pemungut Cukai dan Orang Farisi
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah
Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan
berdoa dalam hatinya begini: `Ya Allah, aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan
perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti
pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan
sepersepuluh dari segala penghasilanku.` Tetapi pemungut cukai itu
berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: `Ya Allah, kasihanilah aku
orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke
rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu
tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.`"
(Lukas 18:10-14)
Pertanyaan tambahan:
1. Apakah kamu mendapati satu anak yang lebih mudah menggambar
daripada anak yang lain, jika demikian anak yang mana dan
mengapa?
2. Bagaimana perasaanmu ketika teman sekelasmu menceritakan apa yang
mereka suka dari gambaranmu?
3. Apakah ada gambar yang kamu rasa tidak sebagus gambaranmu?
Bagaimana perasaanmu karenanya?
4. Jika kamu harus memilih menjadi salah seorang yang ada di
dalam gambar itu, yang mana yang akan kamu pilih? Mengapa kamu
memilih orang itu?
5. Dari manakah kemampuan kita untuk bisa menggambar dengan baik
berasal?
Saat kita menyombongkan apa yang kita punya, atau merendahkan
seseorang yang kurang beruntung, kita mengatakan kepada Tuhan bahwa
Dia tidak penting dan kita pikir kita bisa melakukan segala sesuatu
dengan kekuatan kita. Ini benar-benar salah besar. Segala hal yang
baik berasal dari Allah, kita sendiri tidak memiliki apa-apa. Oleh
karena itu, kita harus hidup dengan rendah hati di hadapan Allah dan
mengakui bahwa tanpa Dia, kita pasti tidak bisa berbuat apa-apa.
Agar tidak menjadi sombong, kita harus mengakui dan bersyukur
kepada-Nya untuk semua yang telah Ia berikan kepada kita. Saat kita
melakukannya, Allah akan meninggikan kita dan ingatlah bahwa Allah
mengetahui apa yang berada di dalam hati kita. (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Kids Sunday School Place
Judul asli artikel: The Humble and the Proud
Penulis: Craig
Alamat URL: http://www.kidssundayschool.com/Gradeschool/Activities/1activity24.php
______________________________________________________________________
KESAKSIAN GSM
GURU YANG MAU BELAJAR
Ketika masih kanak-kanak, saya adalah anak yang lincah. Ketika saya
mulai sekolah, saya sangat menyukai guru kelas satu saya sehingga
saya memutuskan untuk menjadi guru sekolah dasar. Untuk bisa
mewujudkan tujuan ini, saya mengikuti kursus pendidikan yang telah
dibuka di Kiev selama tahun terakhir saya di SMA.
Di kursus itu, untuk pertama kalinya, saya melihat kekejaman
beberapa guru terhadap anak-anak. "Bagaimana mungkin?" pikir saya.
"Anak-anak dan orang dewasa seharusnya saling mengasihi dan
menghormati, bukan? Nanti, ketika saya menjadi seorang guru, saya
akan melakukan segala sesuatu yang benar-benar berbeda."
Masa 4 tahun di Teachers Training College berakhir, dan untuk
pertama kalinya dalam hidup saya, saya mengajar kelas 1 SD. Tahun
akademik pertama saya benar-benar menyenangkan. Pada pagi hari, saya
bersemangat ke sekolah; sore hari saya pulang dengan kelelahan. Pada
tahun kedua, sesuatu yang mengerikan terjadi. Saya menjadi dingin,
mudah marah seperti kebanyakan orang di sekitar saya.
Saya ingin mengubah sistem, membawa pencerahan dan kasih di sekolah,
tetapi sistem telah mengubah saya. Saya menjadi sangat kecewa
terhadap hidup. Saya tidak percaya bahwa harapan-harapan saya akan
bisa terwujud. Saya semakin merasa kosong dan tidak tahu ke mana
harus melangkah.
Suatu hari, seorang gadis mendatangi saya di jalan dan bertanya
apakah saya percaya kepada Tuhan dan membaca Alkitab. Ketika di
sekolah, saya benar-benar diyakinkan bahwa Tuhan tidak ada, jadi
saya tidak pernah mencoba untuk berhubungan dengan-Nya. Namun,
kesulitan hidup membuat saya merendahkan hati dan mengakui bahwa
pada kenyataannya saya tidak tahu apa-apa. Pada waktu itu, saya
memutuskan untuk mencari tahu apakah Tuhan itu ada.
Saya mulai membaca Perjanjian Baru. Kepribadian Yesus Kristus sangat
mengagumkan. Seluruh dunia mengakui Kristus sebagai standar moral,
jadi saya tidak bisa menyimpulkan bahwa Dia berbohong, sedangkan Dia
sendiri mengajar orang lain untuk mengatakan kebenaran. Dengan
sdemikian, saya tahu bahwa Tuhan itu ada dan bahwa masalah-masalah
kita adalah karena kita tidak mematuhi hukum-hukum-Nya. Saya juga
mengerti bahwa Yesus Kristus diutus Tuhan untuk mati di kayu salib
bagi dosa-dosa kita dan untuk mendamaikan kita dengan Allah.
Akhirnya saya menyadari bahwa siapa pun yang percaya hal ini akan
menerima pengampunan dari Tuhan dan kehidupan yang kekal.
Saya percaya kepada Tuhan dan mulai berdoa, minta pengampunan atas
dosa-dosa saya. Saya juga minta Kristus untuk masuk hati saya dan
mengubah hidup saya.
"Tuhan Yesus, saya ingin mengenal Engkau secara pribadi. Terima
kasih telah mati di kayu salib untuk menebus dosa saya. Saya membuka
pintu hidup saya bagi Engkau dan minta Engkau masuk sebagai Juru
Selamat dan Tuhan saya. Kendalikan hidup saya. Terima kasih telah
mengampuni dosa saya dan memberi saya hidup yang kekal. Jadikan saya
wanita yang Engkau inginkan."
Tuhan menyatakan Diri-Nya sendiri kepada saya, dan saya merasakan
kasih-Nya yang besar dalam hati saya. Inilah awal dari perjalanan
saya bersama Tuhan.
Tuhan sangat baik kepada saya. Dia memberikan iman dan kasih kepada
saya; Dia mengembalikan harapan saya dan memberi saya keinginan yang
besar untuk melayani orang lain. Sifat saya berubah. Saya menjadi
lebih sabar dan rendah hati. Sekarang, saya punya banyak teman dekat
dan ini sangat penting bagi saya. Meskipun hidup saya punya banyak
masalah, saya percaya pada apa yang Alkitab tulis: "Barangsiapa yang
percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." (Roma 10:11)
Apakah Anda kecewa dengan hidup Anda? Apakah Anda mencari makna
hidup hanya untuk menemui kegagalan?
Apakah doa ini menunjukkan keinginan hati Anda? Anda bisa
mendoakannya sekarang, dan Yesus Kristus akan masuk ke dalam hidup
Anda seperti yang Dia telah janjikan.
Bila Anda mengundang Kristus masuk dalam hidup Anda,
sering-seringlah bersyukur karena Dia ada dalam hidup Anda, bahwa
Dia tidak akan meninggalkan Anda dan bahwa Anda punya kehidupan yang
abadi. Ketika Anda belajar lebih dalam lagi tentang hubungan Anda
dengan Tuhan, dan betapa Dia mengasihi Anda, Anda akan mengalami
pengalaman hidup yang paling penuh. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: The Life
Judul asli artikel: The Teachable Teacher
Penulis: Elena Chukreyeva
Alamat url: http://thelife.com/discover/faith/teacher/
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
BARU! SITUS DOA:
KOMUNITAS PENDOA SYAFAAT INDONESIA
< http://doa.sabda.org >
Anda rindu melihat pemulihan terjadi atas keluarga, gereja, kota,
dan bangsa Anda?
Anda ingin belajar lebih banyak tentang doa?
Anda ingin memiliki partner untuk berdoa dan berbagi?
Situs Doa, yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA
<http://www.ylsa.org>, adalah tempat yang tepat untuk menjawab
kerinduan dan keinginan Anda.
Kami percaya situs Doa, yang dilengkapi dengan Artikel, Renungan,
Ilustrasi, Kesaksian, serta Riwayat Tokoh-Tokoh Doa, akan memperluas
wawasan dan pengetahuan Anda tentang doa.
Istimewanya, situs ini menyediakan beberapa kalender doa yang
bisa Anda pakai sebagai panduan Anda berdoa, baik secara pribadi
maupun kelompok. Bagi Anda yang ingin berbagi beban doa, situs Doa
juga menyediakan fasilitas untuk mengirimkan permohonan doa agar
Anda mendapatkan dukungan doa dari saudara-saudara seiman yang lain.
Khusus bagi Anda yang dilengkapi Tuhan dengan karunia berdoa, situs
ini menyediakan fasilitas forum yang mengundang Anda bergabung dalam
"Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia" untuk berdoa bersama bagi
Indonesia. Forum ini disediakan bukan untuk berdiskusi atau berdebat
tentang doa, namun untuk menyatukan hati kita dalam berdoa bagi
bangsa kita yang tercinta, yaitu Indonesia. Untuk mendaftarkan diri,
silakan menghubungi < doa(at)sabda.org >.
Segera kunjungi situs DOA <http://doa.sabda.org>! Ingatlah selalu
untuk memberitahukan informasi ini kepada rekan-rekan pendoa yang
lain, sehingga kita semua mendapat berkat dan menjadi berkat bagi
orang lain. Tuhan memberkati.
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|