|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 406/NOVEMBER/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Sekolah Minggu (Tidak) Penting?
- TIPS: Cara Agar Pelayanan Anak Memberi Manfaat bagi Gereja
- BAHAN MENGAJAR: Di Manakah Yesus Sebelum Dia Dilahirkan?
- WARNET PENA: Situs Sunday School Sites: Memberikan Link Situs
Sekolah Minggu Lengkap
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
Terkadang, keberadaan sebuah pelayanan anak di beberapa gereja bisa
disikapi dengan cara yang berbeda. Jika ada gereja yang berpandangan
bahwa sekolah minggu dijalankan dengan rumus "asal" -- asal sekolah
minggu jalan atau asal anak-anak tidak mengganggu kebaktian orang
dewasa, maka hal tersebut akan menghambat perkembangan kerohanian
anak dan menimbulkan dampak lebih besar lagi bagi gereja. Lalu apa
yang bisa para pelayan anak lakukan dalam menyikapi hal tersebut?
Semoga sajian kali ini akan menjawab permasalahan itu.
Selain tantangan kurang adanya perhatian dari gereja, masih ada lagi
tantangan-tantangan lain yang kerap kita jumpai dalam pelayanan
sekolah minggu. Bulan November ini, kami mengajak para Pelayan Anak
sekalian untuk membahasnya agar kita dapat menghadapi setiap
tantangan tersebut dengan penuh kemenangan. Berikut topik-topik yang
menjadi pembahasan e-BinaAnak sepanjang bulan November ini.
1. Hubungan Gereja dengan Sekolah Minggu;
2. Motivasi dan Panggilan Guru Sekolah Minggu;
3. Keterbatasan Guru Sekolah Minggu; dan
4. Memertahankan Murid Sekolah Minggu.
Selamat mengikuti serangkaian sajian tersebut, semoga Tuhan Yesus
senantiasa memampukan hidup dan pelayanan kita. Jika ada rekan-rekan
yang memiliki kesaksian dalam menghadapi setiap tantangan dalam
pelayanan sekolah minggu, kami sangat menantikan kiriman e-mail Anda
agar dapat jadi berkat pula bagi rekan-rekan yang lain, yang juga
menghadapi tantangan yang sama. Kirimkan kesaksian anda ke:
==> binaanak(at)sabda.org
Selamat membaca!
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia
yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
(Yohanes 4:34)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+4:34 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
SEKOLAH MINGGU (TIDAK) PENTING?
Jika kita bertanya kepada orang kristiani dewasa, "Apakah sekolah
minggu perlu atau penting?", apakah kira-kira jawaban mereka?
Kemungkinan besar jawabannya berkisar antara: "Oh, sangat perlu",
"Ya, anak-anak harus diajar mengenal Tuhan sejak kecil", atau
"Sekolah minggu harus diadakan". Pada dasarnya, mereka menganggap
pelayanan sekolah minggu perlu dan penting.
Namun, apakah sikap yang memandang penting pelayanan anak itu
terwujud dalam kenyataan? Dari pengamatan terhadap beberapa gereja,
diketahui bahwa pada tataran praktik, keadaannya tidak seperti yang
diungkapkan dengan kata-kata. Berikut adalah beberapa hal yang masih
(kalau tidak mau dikatakan sangat sering) dijumpai di gereja-gereja
berkaitan dengan pelayanan anak (sekolah minggu).
1. Pelayanan Anak Diadakan Agar Anak-Anak Tidak Mengganggu Kebaktian
Orang Dewasa
Sikap seperti ini mungkin muncul dari praanggapan bahwa anak-anak
tidak atau belum bisa berbakti. Sikap semacam ini memunyai
implikasi de facto bahwa kebaktian anak tidaklah penting. Dengan
kata lain, kebaktian orang dewasa teramat sangat penting,
sehingga sedikit pun tidak diizinkan ada gangguan dari anak-anak.
Mereka dipisahkan dari kebaktian orang dewasa bukan supaya dapat
berbakti dengan lebih baik, melainkan agar kebaktian orang dewasa
tidak terganggu. Lalu, apabila tempat kebaktian anak dekat dengan
tempat kebaktian orang dewasa, maka anak-anak itu tidak diizinkan
untuk memuji Tuhan dengan suara keras (yang menunjukkan kebebasan
untuk memuji Tuhan) karena akan mengganggu kebaktian orang
dewasa. Namun, apakah pernah terpikir bahwa puji-pujian dari
kebaktian orang dewasa yang begitu keras bisa mengganggu
anak-anak untuk belajar firman Tuhan? Di sini tampaklah
ketidakadilan yang dilihat nyata oleh anak-anak.
2. Fasilitas untuk Pelayanan Anak Tidak Memadai
Ruangan yang dipakai untuk kebaktian anak kerap kali sempit dan
tidak memadai. Bahkan ada gereja yang mengadakan kebaktian anak
di bawah pohon. Atau di ruang bawah tanah (basement) yang
merupakan tempat parkir sebuah hotel. Sedangkan kebaktian untuk
orang dewasa diadakan di ruangan hotel yang luas dan nyaman
karena adanya penyejuk ruangan.
Selain itu, jarang ada alat musik untuk anak-anak. Sementara pada
kebaktian orang dewasa, alat musik serta sistem suaranya sangat
baik dan lengkap. Bukankah ini salah satu bentuk diskriminasi?
Dalam kenyataannya, pelayanan anak dinomorsekiankan.
Bangku-bangku yang digunakan di kebaktian anak biasanya juga
bangku bekas yang sudah tidak dipakai lagi di kebaktian dewasa.
Demikian juga peralatan musiknya. Bila kenyataannya demikian,
bagaimana kita bisa mengajar anak-anak bahwa kebaktian itu
menyenangkan?
3. Pengajar Kurang Kompeten
Banyak orang tidak mau mengajar di kebaktian anak. Itu sebabnya
gereja sering kekurangan guru, padahal anggota jemaat banyak
sekali. Dari antara mereka yang mau dan memiliki beban yang besar
untuk pelayanan anak, banyak yang pengetahuan dan keterampilannya
kurang memadai. Selain itu, banyak guru yang menyampaikan firman
Tuhan tanpa persiapan.
Memang sangat baik bila seseorang memiliki beban yang besar untuk
pelayanan, apalagi pelayanan anak. Akan tetapi, para guru harus
diperlengkapi atau memperlengkapi diri dengan keterampilan atau
pengetahuan agar dapat menyampaikan berita sukacita kepada
anak-anak dengan lebih baik lagi.
Masih ada banyak hal yang menunjukkan bahwa anak-anak tidak begitu
diperhatikan. Pelayanan anak biasanya diberi prioritas terakhir di
antara pelayanan-pelayanan yang lain. Inti masalah yang sebetulnya
adalah pada cara memandang anak-anak yang kurang tepat. Banyak orang
dewasa (dalam hal ini pengajar, gembala sidang, majelis gereja,
dll.) yang memandang bahwa anak-anak belum bisa apa-apa: belum bisa
mengerti firman Tuhan, belum bisa memuji Tuhan.
Cara pandang seperti ini termanifestasi pada sikap atau kondisi guru
yang mengajar tanpa persiapan, tidak adanya pemikiran untuk menambah
fasilitas pelayanan anak, atau tidak adanya pemikiran untuk
mengadakan retret khusus untuk anak-anak. Yang diajarkan kepada anak
hanyalah cerita-cerita yang tidak membuat mereka mengenal Tuhan
lebih dalam atau menyadarkan kebutuhan mereka akan Juru Selamat.
Cara pandang seperti ini perlu diubah karena masa kanak-kanak
merupakan masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Apa yang
diberikan atau dialami anak-anak dalam masa kanak-kanak bisa
berdampak sangat serius untuk anak itu kelak bila dewasa. Banyak
orang tua yang mengusahakan pendidikan formal sebaik mungkin untuk
anak-anak -- dimasukkan ke sekolah yang baik, dibelikan buku
pelajaran yang lengkap, dll.. Akan tetapi, apakah sikap memandang
penting pendidikan ini juga diterapkan dalam hal rohani? Kita harus
ingat bahwa anak-anak itu adalah calon-calon pemimpin bangsa dan
juga masa depan gereja. Kepemimpinan gereja di masa yang akan datang
ada di tangan mereka.
Pandangan umum bahwa pelayanan anak kurang begitu penting juga
memengaruhi pandangan orang terhadap pelayan anak. Suatu kali,
MEBIG Jepang dan MEBIG Indonesia diminta untuk melayani KKR anak di
suatu kota besar. Seusai acara, semua panitia sepertinya terpaku
pada acara sehingga melupakan kami yang telah melayani. Setelah
turun dari panggung pun, tidak ada yang menyalami dan mengucapkan
terima kasih. Lalu kami menunggu panitia yang akan mengantar pulang
ke penginapan, tetapi tak seorang pun muncul. Kemudian kami menunggu
di tempat parkir sambil harus mengisap asap knalpot yang tebal,
namun tetap tidak ada seorang pun yang datang. Akhirnya kami mencoba
menghubungi saudara kami yang juga menjadi panitia (pada seksi lain,
bukan transportasi), dan meminta agar seseorang dapat mengantar kami
dengan mobilnya. Sampai kami berangkat ke kota lain untuk pelayanan
berikutnya, tak seorang pun panitia yang datang untuk mengucapkan
terima kasih dan melepas kami dengan ucapan selamat jalan. Baru saat
kami sudah ada di dalam mobil yang kami sewa sendiri, ada telepon
yang masuk ke telepon genggam kami, dari salah seorang panitia
tersebut.
Saat itu, kami sebagai orang Indonesia merasa malu kepada mitra
pelayanan kami yang jauh-jauh datang dari Jepang dengan biaya
sendiri untuk melayani kita orang Indonesia. Kami membayangkan
seandainya kami adalah rombongan pembicara untuk orang dewasa yang
sudah terkenal, mungkin banyak orang akan menemui kami untuk
mengajak makan atau menginap di rumahnya.
Menurut Pendeta Gonbei, hal menomorsekiankan pelayanan anak mungkin
timbul karena gereja memegang konsep praktis yang umum dipegang oleh
kalangan di luar gereja, yaitu tidak membiarkan adanya pemborosan
dan kerugian.
Tidak Membiarkan Adanya Pemborosan
Secara sadar atau tidak, banyak gereja beranggapan bahwa
mengeluarkan banyak uang untuk pelayanan anak merupakan pemborosan.
Mengeluarkan banyak uang untuk menyediakan alat musik, ruang kelas
yang memadai, dan juga hal lain untuk pelayanan anak adalah
pemborosan. Mengeluarkan banyak uang untuk menyelenggarakan retret
anak-anak adalah pemborosan. Sikap yang tidak mengizinkan adanya
"pemborosan" ini pun kita temukan pada Markus 14:4, yaitu ketika
seorang perempuan mencurahkan minyak narwastu ke kepala Yesus. Waktu
itu ada orang yang gusar dan berkata, "Untuk apa pemborosan minyak
narwastu ini?" Di sini tampak jelas bahwa masalah ekonomi bisa
mengalahkan urusan yang berdampak pada kekekalan.
Terlalu Perhitungan
Sikap terlalu perhitungan sering menghinggapi gereja. Segala sesuatu
selalu didasarkan pada prinsip untung dan rugi. Berdasarkan prinsip
ini, jelas pelayanan anak adalah pelayanan yang merugi secara
ekonomi. Berapa banyak uang persembahan anak-anak? Sudah pasti
jumlahnya tidak cukup untuk menyewa ruangan yang baik, membeli
gitar, atau membiayai hamba Tuhan.
Karena kontribusi persembahan anak-anak ini sangat kecil untuk
gereja, maka dapatkah gereja disalahkan jika menyediakan fasilitas
sesuai dengan kontribusinya? Tentu tidak salah jika acuannya adalah
berapa banyak keuntungan yang dapat diberikan anak-anak melalui
pelayanan anak. Namun, benarkah demikian seharusnya kita mengelola
pelayanan ini?
Sikap seperti ini memang sering mewarnai gereja yang ditebus oleh
Tuhan Yesus. Jika tidak memberikan kontribusi yang layak, maka tidak
perlulah terlalu diperhatikan. Semua tindakan harus dilakukan
berdasarkan perhitungan untung rugi. Namun, bagaimana seandainya
Yesus juga melakukan analisis untung rugi (cost benefit analysis)
sebelum Dia mau disalibkan, apakah kita akan diselamatkan?
Lihat saja dalam kehidupan sehari-hari. Untuk urusan sekolah,
orang tua mau mengeluarkan banyak uang untuk membeli buku, membayar
guru privat, membeli komputer, dll.. Dalam hal ini, apakah orang tua
menggunakan perhitungan untung rugi secara murni? Tentu tidak.
Mereka melihat masa depan yang akan dijalani oleh anak-anak itu.
Mereka harus diberi bekal agar kelak dapat menghidupi dirinya dan
keluarganya. Bukankah pelayanan untuk anak-anak juga harus dipandang
demikian? Anak-anak harus dipersiapkan untuk menerima Yesus Kristus,
yang akan sangat memengaruhi masa-masa setelah hidupnya di dunia
ini berakhir. Berapa lamakah kehidupan setelah kematian bila
dibandingkan dengan kehidupan di dunia ini? Bila untuk kehidupan di
dunia yang rentang waktunya tidak panjang seseorang mau berkorban
banyak, bukankah seharusnya kita mau berkorban untuk kehidupan yang
kekal?
Cara pandang yang meremehkan anak-anak atau pelayanan anak ini perlu
diubah. Jika tidak, gereja akan kehilangan berkat Tuhan. Sikap
munafik, yaitu lain di mulut lain di hati, atau lain di tindakan,
harus segera dihentikan. Tuhan tidak menyukai sikap seperti ini
dalam gereja-Nya.
Pelayanan anak memiliki nilai yang strategis dan karena itu perlu
dilakukan. Beberapa nilai penting dalam pelayanan anak dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Program untuk Penginjilan
Pelayanan anak jelas berkaitan dengan program penginjilan.
Sebagaimana halnya orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan
Juru Selamat. Oleh karena itu, pelayanan anak perlu dilakukan dengan
serius karena berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia. Ingat,
anak-anak juga seorang manusia yang utuh walaupun belum dewasa.
Berkaitan dengan itu, maka pelaksanaan kebaktian anak harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat mendengar firman
Tuhan dengan baik. Dari situ, mereka diarahkan kepada keyakinan
bahwa mereka adalah orang berdosa yang membutuhkan Juru Selamat,
yakni Yesus Kristus. Pengajaran yang hanya berkisar pada masalah
moral atau menekankan segi pengetahuan saja, tidak akan membawa
anak-anak menyadari perlunya Juru Selamat. Pengetahuan secara
intelektual tidak akan membuat anak-anak berubah. Manusia, termasuk
anak-anak, dapat mengalami perubahan hidup apabila disentuh oleh
kasih Tuhan dan mengetahui bahwa dirinya dikasihi Tuhan.
Selain itu, anak-anak dapat menjadi pemberita Injil bagi orang-orang
di keluarganya. Apa yang didengar anak-anak di sekolah minggu bisa
diceritakannya kembali kepada orang tua, nenek kakek, dan
saudara-saudaranya di rumah. Dengan cara seperti ini, orang tua yang
tidak pernah ke gereja atau yang tidak pernah mendengar berita
tentang Yesus dapat mendengarnya dari mulut anak-anak ini.
Acara-acara lain yang dilakukan dalam pelayanan anak dapat pula
menjadi arena penyampaian berita sukacita. Gereja Baptis Airin, di
Sapporo, memunyai program operet setiap tahun. Dalam setiap
pementasan, acara ini bisa dihadiri oleh ribuan orang dewasa yang
kebanyakan adalah orang tua atau keluarga anak-anak sekolah minggu.
Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang nonkristiani.
2. Program untuk Pertumbuhan
Program ini ditujukan untuk membantu anak-anak bertumbuh secara
rohani. Seperti pada segi fisik, pertumbuhan rohani anak-anak
biasanya juga lebih cepat daripada orang dewasa. Mereka dapat
dilatih untuk memiliki kebiasaan membaca firman Tuhan, berdoa, dan
memuji Tuhan. Anak-anak yang sudah besar bisa diminta untuk membaca
Alkitab sendiri di kebaktian anak. Mereka juga bisa diminta membantu
melakukan sesuatu untuk anak-anak yang lebih kecil atau tugas lain.
Dengan kata lain, mereka dapat dijadikan mitra pelayanan guru-guru.
3. Program Penyerahan Diri
Banyak orang tidak percaya bahwa anak-anak juga dapat menyerahkan
diri untuk melayani Tuhan. Di Gereja Airin, Sapporo, Jepang, yang
memperkenalkan metode pelayanan MEBIG (Memory, Bible, Game) ini,
anak-anak dapat menjadi pemimpin pujian atau MC (Master of Ceremony)
dalam kebaktian. Mereka bisa melayani dengan cara membagi traktat
dan membersihkan gereja. Selain itu, di gereja ini juga selalu
diadakan retret untuk anak-anak. Dari acara inilah lahir jiwa-jiwa
yang menetapkan hati untuk menjadi pendeta atau penginjil setelah
dewasa.
Pelayanan anak sangatlah penting, karena pelayanan ini akan menjadi
dasar bagi perkembangan kerohanian seorang anak yang kelak menjadi
dewasa. Pelayanan anak yang dilaksanakan dengan baik akan
menyediakan sumber daya yang penting bagi gereja. Pelayanan anak
yang dilaksanakan dengan baik akan menyediakan calon-calon pemimpin
bagi pertumbuhan dan penyelenggaraan gereja. Anak-anak adalah masa
depan gereja. Jika pelayanan anak dilakukan dengan baik, maka
pelayanan-pelayanan lain sesudah masa kanak-kanak, seperti remaja,
pemuda, dan dewasa, akan lebih mudah dilaksanakan.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Menciptakan Sekolah Minggu yang Menyenangkan
Penulis: Sudi Ariyanto & Helena Erika
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2005
Halaman: 38 -- 50
______________________________________________________________________
o/ TIPS o/
Tips berikut memaparkan pentingnya pelayanan anak bagi perkembangan
gereja. Kiranya beberapa masukan praktis akan membantu para pelayan
anak, pendeta, dan jemaat untuk semakin memberikan perhatian penuh
bagi perkembangan pelayanan anak di tempat Anda. Selamat mencoba!
CARA AGAR PELAYANAN ANAK MEMBERI MANFAAT BAGI GEREJA
1. Pelayanan anak membantu gereja untuk menguatkan iman. Pelayanan
anak bisa membantu gereja untuk mengajar generasi penerus secara
langsung.
Tips: Bekerja samalah dengan pendeta Anda untuk membuat rencana
yang luas dan urutan yang panjang saat Anda membahas
kurikulum sekolah minggu.
2. Pelayanan anak bisa membawa keluarga-keluarga baru ke gereja.
Tips: Pahami peranan pelayanan dalam membuka pintu bagi
demografis ini dan buatlah tujuan untuk setiap program.
3. Pelayanan anak memberi kesempatan kepada kita untuk menggunakan
talenta dan karunia rohani kita. Membuat pelayanan yang
potensial untuk orang awam sering kali menjadi kunci bagi
pertumbuhan gereja.
Tips: Libatkan sukarelawan baru di gereja dalam pelayanan.
Latihlah mereka, doronglah dan lihatlah karya Allah dalam
mereka.
4. Pelayanan anak melatih pemimpin gereja di masa yang akan datang.
Kita harus mengharapkan anak-anak yang tumbuh dalam pelayanan
kita, akan menjadi pemimpin di gereja dan di dunia.
Tips: Libatkan anak-anak dalam kesempatan pelayanan. Libatkan
anak-anak dalam pelayanan lain sesering mungkin.
5. Pelayanan anak menyediakan pembelajaran yang diperlukan setiap
saat untuk pelayanan para sukarelawan. Kadang-kadang orang
dewasa belajar sebanyak anak-anak.
Tips: Doronglah orang dewasa untuk belajar satu alasan mengapa
mereka melakukan pelayanan.
6. Pelayanan anak meningkatkan kepedulian komunitas gereja melalui
kegiatan-kegiatan istimewa.
Tips: Pemahaman yang mendalam tentang kegiatan-kegiatan yang
diadakan bisa menciptakan hal-hal positif bagi gereja
secara keseluruhan.
7. Pelayanan anak menolong gereja untuk berjalan dengan lebih baik.
Pelayanan anak yang berkualitas memberi kesempatan kepada orang
tua untuk berpartisipasi secara penuh di pelayanan kebaktian di
gereja. Sedangkan pelayanan kita lebih dari sekadar perawatan
anak, maka ini merupakan manfaat yang jelas bagi gereja.
Tips: Berikan pelayanan yang terbaik untuk membantu orang tua
bisa banyak terlibat di gereja.
8. Pelayanan anak membantu membangun pelayanan pemuda yang kuat.
Kita harus berharap bahwa anak-anak yang bertumbuh di pelayanan
kita, akan menjadi pemimpin dalam pelayanan anak.
Tips :Jalinlah kerja sama yang erat dengan pelayanan pemuda
dengan tujuan-tujuan yang umum dan rencana pemuridan yang
luas.
9. Hadirnya anak-anak membantu pendeta untuk tetap menyampaikan
kabar sukacita dengan sederhana. Khotbah yang Anda sampaikan
akan bermanfaat bila disampaikan kepada anak-anak.
Tips: Sediakan waktu rutin saat anak-anak datang mengikuti
kebaktian.
10. Kehadiran anak-anak membawa sukacita ke seluruh jemaat.
Anak-anak merupakan anugerah dari Tuhan dan teman-temannya akan
menghidupkan persekutuan.
Tips: Libatkan anak-anak dalam kehidupan gereja, khususnya
dalam bagian kebaktian pujian.
11. Kehadiran anak-anak mengingatkan jemaat bahwa semua orang
diciptakan segambar dengan Allah. Keluguan dan kreativitas
anak-anak mengingatkan kita semua bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi kudus dan bahagia.
Tips: Ajaklah anak-anak untuk menampilkan musik istimewa atau
berdoa di depan jemaat.
12. Kehadiran anak-anak memberi contoh kepada orang dewasa beberapa
kenyataan hidup dari iman anak.
Tips: Ceritakan tentang anak-anak dan kepercayaan mereka yang
polos kepada Tuhan. Ini akan menjadi pendorong bagi orang
percaya segala usia.
13. Kehadiran anak-anak membantu gereja belajar mengadakan jenis
musik yang berbeda. Ini merupakan satu langkah terhadap
keberagaman jenis musik.
Tips: Bantulah koordinator musik memilih lagu-lagu yang disukai
anak-anak.
14. Kehadiran anak-anak memberikan rasa kekaguman dan harapan akan
masa depan.
Tips: Buatlah suatu visi mengenai betapa Allah memberkati
generasi yang akan datang.
15. Pelayanan anak membawa sukacita bagi gereja. Setiap orang senang
melihat anak-anak bertumbuh. Pelayanan anak membantu pertumbuhan
itu bila kita terus mengajak anak-anak untuk berada di dalam
jemaat.
Tips: Gunakan majalah dinding untuk menunjukkan pertumbuhan
sekolah minggu Anda melalui foto-foto kegiatan sekolah
minggu.
16. Pelayanan anak memberi kesempatan kepada orang dewasa untuk
menjadi kakek atau nenek rohani.
Tips: Rencanakanlah acara khusus atau adakan program kakek atau
nenek rohani.
17. Pelayanan anak memberi jalan bagi gereja-gereja untuk saling
bekerja sama.
Tips: Pertimbangkan untuk membuat rencana kerja sama. Misalnya,
tim bola basket atau sekolah Alkitab liburan dengan
gereja-gereja di sekitar Anda.
18. Para sukarelawan mendapat manfaat dari persekutuan dengan jemaat
lain. Bekerja sama dalam suatu program pelayanan membantu orang
lain menjalin hubungan.
Tips: Jadikan persekutuan sebagai kunci utama dalam pertemuan
dengan mereka yang terlibat dalam pelayanan Anda.
Doronglah para sukarelawan untuk bersama-sama melakukan
pelayanan yang terus berkembang dari tahun ke tahun.
19. Sukarelawan menerima pelatihan formal dan pengetahuan tambahan
dalam bidang pastoral.
Tips: Sediakan waktu dan tenaga untuk mengadakan pelatihan.
Ajaklah mereka untuk bersedia datang.
20. Pelayanan anak memberi konteks bagi wanita untuk menggunakan
karunia mengajar dan kepemimpinan mereka.
Tips: Doronglah seluruh sukarelawan Anda (termasuk para wanita)
untuk benar-benar membangun kemampuan mengajar mereka.
21. Pelayanan anak mendorong orang-orang yang artistik untuk
membagikan talenta mereka.
Tips: Doronglah sukarelawan yang bisa menolong dalam membuat
kerajinan untuk mengadakan suatu proyek lebih lanjut.
22. Pelayanan anak memberi kesempatan kepada mereka yang berbakat
dalam bidang musik untuk membagikan kemampuan mereka. Pelayanan
anak membutuhkan kesabaran yang besar dan karisma untuk memimpin
anak-anak menyembah Tuhan melalui musik.
Tips: Carilah orang-orang berbakat yang Tuhan tunjuk di jemaat
Anda yang ingin terlibat dalam pelayanan anak.
23. Pelayanan anak memberi kesempatan kepada mereka yang berbakat
dalam memasak untuk membagikan karunia mereka.
Tips: Rencanakan untuk membuat kue ulang tahun untuk anak-anak
sekolah minggu.
24. Pelayanan anak membantu mereformasi keluarga dan gereja.
Tips: Sediakan sumber-sumber yang berkualitas untuk keluarga,
misalnya panduan penyembahan untuk ibadah keluarga dan
katekisasi. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Children’s Ministry Online
Judul asli artikel: 24 Ways Children’s Ministry Benefits The Church
Penulis: Tony Kummer
Alamat URL: http://ministry-to-children.com/benefits/
______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/
DI MANAKAH YESUS SEBELUM DIA DILAHIRKAN?
Pada hari Natal, kita menyanyikan lagu yang menyatakan bahwa Yesus
lahir di sebuah palungan, dan kita membaca bagaimana para malaikat
dan gembala dan orang majus begitu gembira karena Ia lahir.
Tetapi apakah kamu tahu bahwa Yesus telah hidup dan ada bersama
Bapa-Nya di surga selama jutaan tahun sebelum Dia lahir di
Bethlehem pada malam itu? Dia telah ada di surga bersama Allah
karena Dia adalah Allah. Di surga ada jutaan malaikat yang tunduk
kepada-Nya, menyanyikan lagu-lagu yang indah bagi-Nya atas kemuliaan
dan kebaikan-Nya.
Suatu hari, saat Dia ada di surga, Dia menciptakan dunia; dan di
hari lain, Dia menciptakan Adam dan Hawa. Tetapi Adam dan Hawa tidak
taat kepada Allah dan menjadi berdosa. Mereka harus dihukum, tetapi
Yesus tidak ingin mereka dihukum. Dia tidak ingin kamu dihukum. Dia
berkata, "Aku akan turun ke bumi dan mati, dan dihukum atas dosa
mereka."
Hari itu akhirnya tiba saat Tuhan Yesus meninggalkan surga dan
jutaan malaikat yang mengasihi Dia, dan Dia turun ke dunia ini dan
dilahirkan. Tetapi dia tidak benar-benar seperti bayi lainnya karena
Dia adalah Allah. Betapa Yesus mengasihi kita sehingga Ia mau
menjadi bayi kecil, tumbuh besar, lalu mati untuk bagi kita!
Seorang pria berusia lebih dari 90 tahun bertanya kepada pendetanya,
"Temanku, apakah engkau mengasihi Yesus?"
Pria berwajah keriput itu tersenyum, karena dia telah mengasihi
Yesus selama 67 tahun. Dia memegang tangan pendetanya dan berkata,
"Oh, aku bisa mengatakan yang lebih baik kepadamu."
Pendeta itu bertanya, "Apa itu?"
"Pak, Dia mengasihi saya. Dia mengasihi saya saat Dia ada bersama
Allah di surga sebelum Dia datang lahir sebagai bayi di Bethlehem.
Dia mengasihi saya sekarang, dan Dia akan mengasihi saya selamanya,
setelah saya mati dan ke surga bersama dengan Dia."
Ayat bacaan: Yohanes 14:1-12
Pertanyaan:
-----------
1. Apakah kamu tahu berapa tahun yang lalu Yesus dilahirkan di
Bethlehem, di pagi hari, pada Natal yang pertama? Bila tidak,
tanyakan pada ayah dan ibumu.
2. Di manakah Yesus sebelum Dia dilahirkan?
3. Mengapa Yesus memutuskan untuk meninggalkan surga, kemudian
datang, dan lahir di dunia?
4. Apakah Yesus mengasihimu?
5. Apakah kamu mengasihi Yesus?
Doa
---
Tuhan Yesus, terima kasih Engkau dari surga-Mu datang ke dunia dan
berada di dunia ini selama beberapa tahun. Terima kasih Engkau mau
datang dan mati bagi kami. Tolong kami supaya kami bisa hidup untuk
Engkau. Di dalam nama-Mu kami berdoa. Amin. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Devotions for the Children`s Hour
Judul asli artikel: Where Was Jesus Before He Was Born
Penulis: Kenneth N. Taylor
Penerbit: Moody Press, Chicago 1977
Halaman: 73 -- 75
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
SITUS SUNDAY SCHOOL SITES:
MEMBERIKAN LINK SITUS SEKOLAH MINGGU LENGKAP
http://littleblots.com/TopSites/
Untuk menambah referensi Anda tentang situs penyedia bahan pelayanan
anak, situs Sunday School Sites menyediakan beberapa link situs
penyedia bahan sekolah minggu bagi Anda. Referensi situs yang
diberikan cukup lengkap, di antaranya situs Children`s Church
Ministry, situs Ministry-To-Children.com, situs Cyberspace
Ministry-Free Christian Games, dan sembilan belas link situs
pelayanan anak lainnya. Untuk melihat selengkapnya, silakan
berkunjung ke alamat di atas.
Oleh: Kristina (Redaksi)
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Anak-anak adalah masa depan gereja!
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|