|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 405/OKTOBER/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Pentingnya Mengajarkan Pengendalian Diri kepada Anak-Anak
- TIPS: Mengajarkan Pengendalian Diri kepada Anak Anda
- BAHAN MENGAJAR: Pelajaran Buah Roh: Pengendalian Diri
- WARNET PENA: Situs untuk Anak: Teaching Heart -- Children
Ministries Home Page
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
Suatu kali, ada seorang ibu yang mengeluh tentang perilaku anaknya
yang harus selalu dituruti bila menginginkan sesuatu. Bila tidak,
anaknya akan marah, menangis berteriak, atau malah mengamuk. Si ibu
ini selalu kerepotan untuk mengendalikan anaknya bila sudah mulai
meledak emosinya. Barangkali, Pembaca juga pernah mengalami hal yang
sama. Ya, seorang anak memang tidak bisa dengan sendirinya mampu
mengendalikan dirinya pada saat mereka marah atau menginginkan
sesuatu. Seorang anak, sekalipun dia adalah anak yang penurut, tetap
harus diajar untuk mengendalikan diri dan emosinya.
Untuk mengajarkan pengendalian diri, setiap anak dengan tingkat usia
tertentu memerlukan trik tertentu pula. Bahkan bila orang tua sudah
tidak dapat lagi mengendalikannya, pertolongan dari psikolog atau
dokter anak mungkin diperlukan. Nah, untuk mengetahui lebih banyak
lagi bagaimana mengajarkan pengendalian diri ini kepada anak, mari
simak sajian edisi penutup bulan Oktober ini.
Selamat membaca dan selamat belajar.
Redaksi Tamu e-BinaAnak,
Christiana Ratri Yuliani
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini:
setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yakobus+1:19-20 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
PENTINGNYA MENGAJARKAN PENGENDALIAN DIRI KEPADA ANAK-ANAK
Pembunuhan besar-besaran di Kolombia mengakibatkan negara ini
menjadi bobrok, sehingga banyak orang yang bertanya-tanya apa
penyebab keadaan ini. Mereka bertanya, "Mengapa masyarakat kita
menjadi sangat lepas kendali?"
Sebenarnya jawabannya sangatlah sederhana. Bukan masyarakat yang
hilang kendali -- individu-individu di dalamnyalah yang hilang
kendali. Orang-orang yang menyebabkan bobroknya moral warga Amerika
tidak memahami apa yang Alkitab katakan sebagai kunci utama dari
kedewasaan, yaitu pengendalian diri. Masyarakat yang lepas kendali
jelas terdiri dari orang-orang yang kurang dapat mengendalikan diri.
Banyak negara yang memiliki masalah moral karena warga negara yang
tidak memunyai kemampuan yang cukup untuk mengendalikan diri mereka
sendiri. Penyebabnya adalah bahwa orang-orang dewasa yang ada di
masyarakat kita tidak belajar mengendalikan diri saat mereka masih
anak-anak.
Betapa lebih baiknya suasana rumah atau masyarakat bila
anggota-anggotanya dapat mengendalikan diri! Seorang anak yang
belajar mengendalikan diri, biasanya tidak memukul saudaranya saat
dia menginginkan sesuatu, dan tidak suka berbohong, curang, mencuri,
membunuh, atau melakukan kekerasan kepada pasangannya. Dia mungkin
saja lancang kepada orang tuanya, guru sekolah minggunya, atau
kepada atasannya, tetapi dia mampu mengendalikan dirinya sendiri dan
berbicara dengan rasa hormat. Dia bisa saja merasa geram pada supir
yang memotong jalannya, tetapi dia dapat menahan diri dan tidak
menyulut konflik. Dia bisa saja merasa ingin memukul teman
sekelasnya, tetapi dia dapat menahan untuk tidak melakukannya. Dia
punya hasrat dan dorongan-dorongan diri, tetapi dia tidak
dikendalikan oleh hasrat dan dorongan diri itu. Karena hasratnya
bukanlah puncak dari hidupnya, maka dia memiliki kebijaksanaan dan
kebebasan untuk membuat keputusan yang bijaksana. Karena kesenangan
yang dia inginkan tidak menguasai dirinya, maka dia setia dan dapat
dipercaya dalam tugas-tugasnya. Karena dia bukanlah budak dari
kepuasan diri, maka dia tidak suka berbohong.
Sebagai orang tua, kita bersama-sama dengan anak-anak selama
tahun-tahun penting yang paling berpengaruh dalam hidup mereka, dan
kita adalah orang yang memiliki kesempatan untuk melatih mereka
mengendalikan diri. Kita harus berhenti mengutamakan "ekspresi diri"
dan "pengaktualisasian diri", melainkan mencoba mengajarkan
penyangkalan diri kepada anak-anak kita. Hidup tidak memberi semua
yang kita inginkan, jadi kita harus mengajarkan kepada anak-anak
kita sedini mungkin bahwa mereka tidak bisa mendapatkan semua yang
mereka inginkan. Suatu hari, bos mereka tidak mau melihat mereka
sebagai pusat dari dunia ini, sehingga mulai sekarang kita harus
berhati-hati bila menyampaikan pesan bahwa dunia berputar mengitari
mereka. Negara kita mungkin adalah negara demokrasi, tetapi hanya
ada sedikit pengusaha yang akan menawarkan pilihan kepada mereka.
Oleh sebab itu, kita harus mengajar mereka untuk tunduk pada
kekuasaan saat mereka masih muda.
Pengendalian diri dipelajari oleh anak-anak yang masih kecil dengan
mengatakan "tidak" pada diri mereka sendiri dan "ya" pada orang tua
mereka. Oleh sebab itu, kita secara khusus harus memberikan
kepemimpinan yang kuat pada awal hidup mereka, memberi mereka
sedikit kesempatan berbicara atas keputusan yang kita buat untuk
mereka. Mereka tidak harus diikutsertakan sebagai bagian dari "tim
kepemimpinan orang tua", bukan hanya karena mereka harus belajar
menyangkal diri dengan mengikuti kepemimpinan orang tua, tetapi
karena secara psikologis mereka belum mampu menanggung stres dalam
menjalankan kehidupan rumah tangga. Anak-anak, yang dibebaskan dari
tugas-tugas itu, pada akhirnya akan merasa aman dan bahagia.
Pada dasarnya, anak-anak mendapatkan pengendalian dari dalam diri
mereka dengan tunduk pada pengendalian yang berasal dari luar diri
mereka. Bila orang tua membuat larangan-larangan atas tingkah laku
anak-anak mereka, tidak pernah memberikan alasan mengapa mereka
harus patuh, dan membatasi pilihan pribadi anak-anak, maka saat
anak-anak ini berusia empat tahun, mereka sudah akan belajar
menyangkal diri dan dapat mengendalikan diri mereka. Anak usia empat
tahun yang bisa membangun dirinya sendiri, mampu menerima kekuasaan
orang tuanya sebagai orang tua, dan dengan pola pikir yang optimal
untuk mulai mendengarkan alasan-alasan bijak di balik perintah yang
diberikan oleh ayah dan ibunya. Bila alasan-alasan yang kita berikan
kepada anak-anak adalah alasan yang harus dipatuhi sebelum mereka
belajar patuh tanpa mengetahui alasannya, maka mereka tidak akan
belajar untuk menyangkal diri -- hal yang merupakan dasar utama dari
pengendalian diri. Anak yang telah belajar menyangkal diri adalah
anak yang tahu dia bisa bertahan dengan baik tanpa menuruti
kemauannya. Dia telah belajar bahwa kebahagiaannya tidak perlu
tergantung pada apa yang dia inginkan dalam hidupnya. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Family Ministries
Judul asli artikel: The Importance of Teaching Children Self Control
Penulis: Reb Bradley
Alamat URL: http://www.familyministries.com/self%20control.htm
______________________________________________________________________
o/ TIPS o/
MENGAJARKAN PENGENDALIAN DIRI KEPADA ANAK ANDA
Kemarahan dan ledakan emosi anak-anak yang tidak terkendali bisa
mengganggu orang tua yang paling sabar sekalipun.
Baik saat anak-anak berada di tengah-tengah kerumunan di toko
serbaada, saat makan malam di hari libur bersama keluarga besar,
atau saat di rumah, perilaku yang terjadi dengan tiba-tiba ini bisa
sangat membuat frustasi. Tetapi orang tua bisa membantu anak-anak
belajar mengendalikan diri dan mengajarkan kepada mereka bagaimana
meresponi situasi-situasi tertentu tanpa bertindak impulsif.
Menolong Anak Belajar Mengendalikan Diri
Dengan belajar mengendalikan diri, anak-anak bisa membuat keputusan
yang tepat dan menanggapi situasi yang menekan dengan cara-cara
yang bisa memberikan hasil positif.
Contohnya, bila Anda mengatakan bahwa Anda tidak akan menyajikan es
krim sampai setelah makan malam, anak Anda mungkin menangis, membuat
alasan, atau bahkan berteriak dengan harapan Anda akan memberi
mereka es krim. Tetapi dengan pengendalian diri, anak Anda bisa
memahami bahwa emosi yang meledak-ledak tidak akan membuat Anda
memberikan es krim, sehingga akan lebih bijaksana bila menunggu
dengan sabar.
Berikut beberapa saran tentang bagaimana menolong anak-anak Anda
belajar mengendalikan tingkah laku mereka.
1. Anak baru lahir sampai usia 2 tahun.
Bayi dan balita bisa frustasi karena besarnya jarak antara
hal-hal yang mereka inginkan dan apa yang dapat mereka lakukan.
Sering kali, ledakan emosi merupakan respons mereka ketika
menghadapi hal tersebut. Mereka juga kadang mencoba melindungi
emosi mereka dengan merusak mainan kecil mereka atau
kegiatan-kegiatan lain. Bagi anak-anak yang menginjak usia 2
tahun, cobalah untuk memberikan waktu menyendiri sebentar di
suatu tempat tertentu -- seperti di kursi dapur atau anak tangga
yang paling bawah -- untuk menunjukkan konsekuensi dari ledakan
emosi, dan ajarkan bahwa lebih baik menyendiri sebentar daripada
meledakkan kemarahan.
2. Anak usia 3 -- 5 tahun.
Anda bisa saja terus menggunakan waktu menyendiri. Namun,
daripada memaksakan batas waktu tertentu, hentikan waktu
menyendiri saat anak sudah mulai tenang. Ini membantu anak-anak
meningkatkan tingkat pengendalian diri mereka. Pujilah mereka
agar tidak kehilangan kendali dalam situasi yang membuat frustasi
atau sulit.
3. Anak usia 6 -- 9 tahun.
Saat anak masuk sekolah, mereka bisa memahami konsekuensi yang
diberikan dengan lebih baik, dan mereka bisa memilih tingkah laku
yang baik dan yang tidak baik. Anak Anda mungkin bisa terbantu
dengan membayangkan suatu tanda berhenti yang harus dipatuhi dan
memikirkan keadaan tertentu sebelum memberikan respons. Doronglah
anak Anda untuk melalui situasi yang membuat frustasi selama
beberapa menit untuk menenangkan diri, dan bukannya malah
meledakkan emosinya.
4. Anak usia 10 -- 12 tahun.
Anak-anak yang lebih besar biasanya bisa lebih baik dalam
memahami perasaan mereka. Doronglah mereka untuk memikirkan apa
yang menyebabkan mereka kehilangan kendali dan ajak mereka
menganalisanya. Jelaskanlah, terkadang situasi-situasi yang pada
awalnya membuat sedih, dapat berakhir dengan sangat berantakan.
Bujuklah anak untuk meluangkan waktu sebentar sebelum meresponi
suatu situasi.
5. Anak usia 13 -- 17.
Pada usia ini, anak-anak seharusnya dapat mengendalikan sebagian
besar tindakan mereka. Tetapi, ingatkan para remaja untuk
memikirkan konsekuensi jangka panjangnya. Bujuklah mereka supaya
berhenti sejenak untuk mengevaluasi situasi yang menyedihkan itu
sebelum memberikan respons dan bicarakanlah masalah-masalahnya
daripada kehilangan kendali, membanting pintu, atau berteriak.
Bila perlu, disiplinkan anak remaja Anda dengan memberikan hak
istimewa untuk menguatkan pesan bahwa pengendalian diri adalah
keterampilan yang penting.
Saat Anak-Anak Lepas Kendali
Berikan contoh yang baik untuk anak-anak Anda dengan menunjukkan
cara-cara yang sehat dalam memberikan reaksi atas situasi yang
membuat mereka stres. Sesulit apa pun, tetaplah berusaha untuk tidak
berteriak saat Anda sedang mendisplin anak-anak Anda. Sebaliknya,
cobalah untuk tegas dan fokus pada masalah.
Saat anak Anda sudah mulai tenang, tetaplah tenang dan jelaskan
bahwa berteriak, emosi yang meledak, dan membanting pintu adalah
perilaku yang tidak dapat diterima dan ada konsekuensinya -- lalu
katakan apa konsekuensinya.
Tindakan Anda bisa menunjukkan bahwa kemarahan bukanlah cara yang
tepat bagi anak-anak untuk meminta sesuatu. Contohnya, bila anak
Anda marah di toko serbaada setelah Anda menjelaskan mengapa Anda
tidak mau membelikan permen untuknya, jangan menyerah -- hal ini
menunjukkan bahwa kemarahan adalah sesuatu yang tidak dapat diterima
dan tidak efektif untuk mereka lakukan.
Bila anak Anda sering kehilangan kendali dan terus
mendebat/membantah, antisosial, atau impulsif, atau bila
kemarahannya lebih dari 10 menit, bicarakan hal ini dengan dokter
anak Anda. Bicarakan pula dengan dokter bila kemarahan anak Anda
yang masih sekolah itu disertai dengan:
- kegelisahan/keresahan,
- sikap impulsif,
- sikap menentang,
- kesulitan dalam berkonsentrasi,
- harga diri yang rendah, atau
- menurunnya prestasi di sekolah.
Pertimbangkan untuk berbicara dengan guru anak Anda tentang susunan
ruang kelas dan tingkah laku yang tepat seperti yang diharapkan.
Juga, lihatlah pada tindakan Anda sendiri apakah Anda sedang
mengatasi sebaik mungkin situasi yang membuat stres. Bila tidak,
Anda mungkin ingin bertanya kepada dokter Anda apakah diperlukan
konseling keluarga. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: KidsHealth.org
Judul asli artikel: Teaching Your Child Self-Control
Penulis: Barbara P. Homeier, MD
Alamat URL: http://kidshealth.org/parent/emotions/behavior/self_control.html
______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/
PELAJARAN BUAH ROH: PENGENDALIAN DIRI
Ayat yang Dipelajari:
2 Petrus 1:5-7: "Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh
berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada
kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri,
kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih
akan saudara-saudara kasih akan semua orang."
Pelajaran dari Alkitab:
Yusuf di Kejadian 39
Menghadapi pencobaan tidaklah mudah, begitu juga saat saat Yusuf
menghadapi godaan dari istri Potifar. Yusuf, seorang yang setia,
telah bahagia berada di rumah Potifar dan dia sangat dipercaya oleh
Potifar. Godaan muncul saat istri Potifar menghampiri Yusuf. Yusuf
menolak godaan itu dan memilih untuk melarikan diri. Dia selalu
menolak, hingga suatu hari Yusuf meninggalkan pakaiannya. Istri
Potifar memanfaatkan kesempatan itu dan menuduh Yusuf mencoba
memerkosanya. Potifar memercayai istrinya dan memenjarakan Yusuf. Di
dalam penjara, Yusuf menjadi orang kepercayaan kepala penjara itu.
Dari situ, dan atas keadaan serta campur tangan Tuhan, Yusuf
akhirnya menjadi orang yang paling dipercaya atas seluruh Mesir pada
masa itu.
Pelajaran yang Diambil:
Yusuf menghadapi beragam godaan dari istri Potifar hingga keinginan
untuk balas dendam kepada saudara-saudaranya yang menjual dia
menjadi budak. Tetapi Yusuf tidak pernah ragu-ragu pada
pengabdiannya kepada Tuhan. Tindakan-tindakannya selalu didasarkan
pada hubungan dan imannya kepada Tuhan. Saat dia menolak istri
Potifar, dia berkata, "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan
yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
Dari sini, kita bisa belajar dari pengendalian diri Yusuf. Sekarang
ini, sangat mudah bagi kita untuk menyerah pada pencobaan yang
dihadapi oleh para remaja kristen. Kadang-kadang, lebih sulit bagi
kita untuk menghadapi daripada menyerah pada godaan itu. Selain itu,
ada banyak tekanan dari teman-teman sebaya untuk mabuk, terjun dalam
dunia seks bebas, menggunakan obat terlarang, tidak ke gereja, dan
banyak lagi lainnya.
Namun, Tuhan menghargai pengendalian dirimu. Lihatlah Yusuf. Saat
dia menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara dan menjadi budak,
akhirnya dia menempati posisi terpenting di Mesir, bahkan bertemu
dengan keluarganya lagi. Tuhan akhirnya akan menghargai pengendalian
dirimu. Yang perlu kamu lakukan adalah bersabar.
Fokus Doa:
Minggu ini, fokuskan doamu pada pengendalian diri. Buatlah daftar
hal-hal dalam hidupmu yang kamu rasa masih lemah dan perlu
pengendalian diri. Mintalah kepada Tuhan untuk menolongmu mengatasi
godaan itu. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Christian Teens
Judul asli artikel: Fruit of the Spirit Bible Study: Self-Control
Penulis: Kelli Mahoney
Alamat URL: http://christianteens.about.com/od/fruitofthespirit/a/FruitSelfContro.htm
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
SITUS UNTUK ANAK:
TEACHING HEART -- CHILDREN MINISTRIES HOME PAGE
http://www.teachinghearts.org/dre01mainkidsnotes.html
Internet bukanlah dunianya orang dewasa saja. Anak-anak pun perlu
mengenal apa itu internet dan ikut mengambil bagian dalam dunia
maya. Namun, anak-anak tetap harus didampingi. Tidak semua situs
ditujukan untuk anak. Pilihlah saja situs-situs yang memang
dikhususkan untuk dikonsumsi anak-anak. Seperti situs Teaching Heart
yang memiliki halaman khusus bagi anak ini. Dalam halaman Children
Ministries Home Page, tersedia cerita-cerita Alkitab untuk anak,
permainan, pengetahuan, dan keterampilan tangan. Harapannya, melalui
situs ini, anak-anak dapat semakin mencintai Tuhan setelah
menyelidiki semua yang Tuhan perbuat.
Menariknya, dalam situs ini juga terdapat panduan bagi anak yang
ingin bermain-main di dunia maya. Berikut kami terjemahkan isinya
bagi Anda untuk disampaikan kepada anak-anak layan Anda.
Keamanan dalam Berinternet
Internet kadang-kadang bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk
mendapatkan informasi dan bersenang-senang. Tetapi, delapan dari
sepuluh situs yang ada di internet ternyata memiliki dampak negatif
bagi anak-anak. Jadi, sebelum menggunakan internet, pelajarilah
peraturan-peraturan keamanan berikut ini bersama orang tua atau
guru.
- Selalu bersikap sopan.
- Mintalah pada orang tua untuk menyediakan waktu bersamamu saat
online, sehingga kamu bisa menunjukkan kepada mereka beberapa hal
menarik yang telah kamu temukan.
- Gunakan internet hanya saat orang tuamu mengatakan kamu boleh
menggunakannya, dan hanya sepanjang waktu yang diberikan.
- Jangan mengirimkan gambar dirimu atau keluargamu kepada siapa pun
tanpa izin dari orang tuamu.
- Jangan berikan informasi pribadi, misalnya nama, alamat, nomor
telepon, atau nama sekolah, kepada siapa pun tanpa seizin orang
tuamu.
- Jangan memberikan tanggapan pada setiap pesan e-mail yang kamu
dapatkan bila pesan-pesan itu aneh, tidak baik, atau membuatmu
sedih, dan segera katakan pada orang tua atau gurumu.
- Segera hentikan bila kamu melihat atau membaca sesuatu di situs
yang membuatmu sedih, dan katakan kepada orang tua atau gurumu
tentang hal itu.
- Jangan pernah bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di internet
tanpa ditemani orang tuamu atau tanpa izin dari mereka untuk kamu
boleh pergi sendiri.
- Jangan melanggar hak cipta dengan mengambil kata-kata,
gambar-gambar, atau audio dari situs orang lain tanpa seizin
pemilik situs.
Selamat memperkenalkan internet kepada anak-anak layan Anda!
Oleh: Davida (Redaksi)
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Orang-orang dewasa yang berhasil mengendalikan diri mereka sendiri
telah belajar mengendalikan diri saat mereka masih anak-anak.
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|