|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 400/SEPTEMBER/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Teknik Mengajar dengan Menulis Kreatif
- TIPS: Ide-Ide Kegiatan Menulis Kreatif di Sekolah Minggu
- AKTIVITAS: Keterampilan: Menulis Lanjutan Cerita
- WARNET PENA: Dapatkan! Info Situs dalam Publikasi ICW
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Selamat berjumpa lagi,
Menjadi guru sekolah minggu merupakan pengalaman yang menyenangkan
dan memberkati kita karena selau berkesempatan untuk mengembangkan
diri dan menjadi orang yang yang kreatif. Berbagai metode mengajar
harus digali dan dikembangkan oleh para guru sekolah minggu agar
anak-anak dapat dengan mudah memahami kebenaran Alkitab yang
disampaikan. Namun tentu saja membutuhkan ketekunan dan kemauan
untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengajar.
Dalam edisi istimewa ini, 400, e-BinaAnak mengajak rekan-rekan
menambah lagi satu metode mengajar kreatif yang dapat digunakan
dalam mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak, yaitu
metode menulis kreatif. Dengan menulis, anak-anak diajak terlibat
dalam proses belajar mengajar, sekaligus membawa pelajaran yang
disampaikan masuk ke dalam memori jangka panjang (long-term memory)
anak. Selain itu, mereka juga belajar untuk mengekspresikan
kebenaran firman Tuhan itu melalui tulisan.
Oke, silakan simak artikel, tips, dan juga ide aktivitas seputar
menulis kreatif dalam edisi dengan nomor spesial ini. Tidak lupa,
Redaksi e-BinaAnak mengucapkan terima kasih atas kebersamaan,
dukungan, saran, dan kritik dari rekan-rekan semua sampai dengan
edisi yang keempat ratus ini. Tuhan Yesus memberkati!
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
"Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu," (Amsal 3:3)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+3:3 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
TEKNIK MENGAJAR DENGAN MENULIS KREATIF
Saat istri saya menjadi kepala divisi anak-anak sekolah minggu, dia
meminta anak-anak asuhnya untuk menyediakan waktu lima belas menit
dari waktu penyembahan untuk menulis satu paragraf tentang seperti
apakah Tuhan itu. Berikut beberapa contoh hasilnya.
"Menurutku, Tuhan itu Seseorang yang berjenggot dengan rambut yang
panjang, bermata coklat dan teduh, serta berpakaian
compang-camping."
"Tuhan adalah orang yang hebat. Tuhan adalah sukacita dan
kebahagiaan. Dia tinggi dan baik hati. Dia orang yang hebat --
bercahaya terang, duduk di takhta di awan-awan."
"Tuhan adalah Orang baik yang berperasaan. Menurutku, Tuhan itu
seperti yang ada di gambar-gambar yang mereka tunjukkan. Tuhan
mungkin seperti kita karena kitab Kejadian mengatakan bahwa kita
diciptakan segambar dengan-Nya. Dia pasti tampan dengan rambut
yang agak keriting. Dia benar-benar bahagia di sana. Dia juga
tertawa karena ini juga dikatakan di Alkitab, `Dia yang duduk di
surga tersenyum (ya semacam itu).`"
Pikirkan nilai dari ekspresi-ekspresi ini, baik bagi murid maupun
guru di divisi anak-anak! Murid-murid didorong untuk menyatakan
pendapat mereka tentang Tuhan. Sehingga dengan demikian, kita
mendapatkan beberapa pendapat tentang bagaimana konsep-konsep itu
bisa terbentuk atau tidak terbentuk. Guru mengumpulkan pandangan itu
pada kebutuhan teologis murid-murid mereka dan konsep spesifik mana
yang salah, yang perlu diperbaiki sesuai dengan pengajaran teologi
yang alkitabiah sehingga bisa menjadi dasar yang mantap.
Menulis kreatif, sebagai suatu teknik menulis, tentu saja mencakup
lebih banyak kegiatan daripada satu paragraf deskripsi di divisi
anak-anak. Menulis kreatif tidak harus dilakukan dengan pensil di
tangan anak-anak. Pada tahun-tahun sebelumnya di divisi prasekolah,
anak-anak bisa menceritakan pengalaman-pengalaman mereka dan
memberikan respons terhadap gambar-gambar, kemudian guru mencatat
berberapa respons mereka dan membacakannya kembali pada anak-anak.
Anak-anak yang lebih besar bisa membuat buku harian, buku catatan,
cerita-cerita, sajak dan puisi, mendeskripsikan gambar, dan menulis
naskah drama.
Mereka yang sudah remaja dan dewasa bisa berpartisipasi dalam
menulis kreatif ini dengan membuat puisi dan cerita yang
menggambarkan kebenaran tertentu dalam Alkitab yang sedang
dipelajari di sekolah minggu.
Nilai-Nilai dalam Menulis Kreatif
Mungkin nilai yang paling penting dalam menulis kreatif adalah
penggalian yang mendalam dalam tulisan itu sendiri. Saat kita
mengeluarkan perasaan atau pendapat-pendapat kita tentang suatu hal
di kertas, kita cenderung untuk mendisplin pikiran kita ke dalam
pemikiran yang urut mengenai subjek itu. Itulah sebabnya para
pengajar di sekolah tinggi sering memberi tugas dalam bentuk makalah
dan tugas-tugas menulis lainnya yang memerlukan kedisiplinan dalam
proses pemikiran yang teratur.
Dalam sebuah tulisan, sebenarnya kita sudah mendapatkan tiga nilai,
pandangan diri, disiplin, dan pikiran teratur seseorang.
Wright Pillow menyarankan bahwa adalah baik mengubah urutan cerita
Alkitab atau memberikan cerita kehidupan sehari-hari yang penutupnya
terbuka bagi pendengar. Hal itu bisa membantu penulis untuk
menemukan beberapa penyelesaian masalah tentang cerita yang
dibuatnya. Kegunaan dari pengalaman seperti ini bahkan menjadi lebih
terlihat saat kita mengevaluasinya dengan istilah "belajar di
persimpangan". Gambaran tentang dua jalan yang bertemu di suatu
persimpangan. Salah satu jalan bisa kita beri nama "Injil", yang
merupakan kebenaran dan tidak dapat diubah. Jalan yang lainnya bisa
dinamai "Situasi Hidup", yang harus selalu berubah. Di mana ada dua
persimpangan ini, di situlah pendidikan Kristen itu diajarkan. Saat
Injil diajarkan dan berkaitan langsung dengan suasana hidup
seseorang, lahirlah orang baru itu (Creative Procedures for Adult
Groups, Harold D. Minor, ed., Abingdon, Nashville, Tenn.).
Menulis kreatif kadang-kadang digunakan sebagai suatu respons yang
efektif untuk metode lain, misalnya khotbah, pelajaran, atau
diskusi. Phyllis W. Sapp memberikan contoh berikut ini, sebuah puisi
yang ditulis oleh seorang anak berusia tiga belas tahun setelah dia
mendengarkan suatu khotbah tentang perubahan Kristus ("Apakah
kematian itu?" Creative Teaching in the Church School, Broadman,
Nashville, Tenn.).
Apakah Kematian Itu?
Kematian. Apakah kematian itu?
Bagi orang ateis, kematian adalah suatu akhir,
Suatu perjalanan di luar hidup dan menuju pada suatu akhir,
Orang-orang menangisi orang yang mati,
karena mereka pikir dia telah pergi selamanya.
Kematian. Apakah kematian itu?
Bagi orang non-Kristen, kematian adalah suatu teror.
Suatu perjalanan di luar hidup menuju neraka,
Dan dia tahu itu,
Panggilan keputusasaan bagi suatu pelayanan,
Dan kemudian menjadi suatu teror.
Kematian. Apakah kematian itu?
Bagi orang Kristen, kematian adalah akhir yang penuh sukacita,
Dari suatu perjalanan duniawi untuk berjumpa dengan Tuhan mereka.
Mereka menuju kepada kebahagiaan,
Karena mereka melihat Tuhan mereka menghampiri mereka.
Tidak ada kesedihan di rumah mereka.
Karena suatu saat, mereka akan bertemu lagi.
Masalah-Masalah dalam Menulis Kreatif
Beberapa guru tidak menggunakan menulis kreatif hanya karena mereka
merasa kegiatan ini membuang waktu saja. Selain itu, bukankah
menjadi tugas kita sebagai guru Kristen untuk menanamkan hal konkret
mengenai objek kebenaran? Bagaimana kita bisa membiarkan murid-murid
mencurahkan pendapat-pendapat mereka yang belum terbangun saat
mereka seharusnya mengisi pikiran mereka dengan informasi-informasi
yang alkitabiah, yang hanya bisa diberikan oleh guru? Tidak
diragukan bahwa menulis kreatif (seperti metode lainnya) bisa
menjadi buang-buang waktu saja. Guru yang tidak cakap, yang berusaha
untuk memimpin suatu kelas yang tidak disiplin, hampir dapat
dipastikan akan merasa bersalah karena membuang waktu dengan memilih
metode ini. Kita harus memahami bahwa metode hanyalah suatu
kendaraan atau alat transportasi yang disediakan bagi kita untuk
menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya kepada murid-murid.
Kenyataannya, menulis apa yang Alkitab katakan tentang masalah yang
murid-murid angkat, adalah suatu langkah yang baik untuk menolong
murid menerapkan kebenaran-kebenaran penting dalam hidupnya.
Tujuan kita bukan hanya menyampaikan kebenaran saja. Sebagai guru,
kita ingin melihat bahwa kebenaran itu mengakar dalam kehidupan
murid-murid kita, dan pada gilirannya nanti, menghasilkan buah dalam
perilaku murid tersebut. Wright Pillow menyarankan bahwa "menulis
kreatif memiliki kemungkinan yang tak terbatas untuk menjadikan
`Injil yang dipelajari` menjadi `Injil yang diterapkan/dilakukan`.
Reaksi penulis saat dia melihat pemikirannya di kertas mungkin bisa
menimbulkan keinginan untuk berubah".
Seperti metode lainnya, menulis kreatif seharusnya tidak digunakan
dengan berlebihan. Menulis kreatif merupakan tambahan yang sangat
baik untuk metode lain sehingga bisa menyumbangkan suatu peran
pendukung yang efektif.
Prinsip-Prinsip Menulis Kreatif yang Efektif
Pastikan tugas menulis memiliki objek pembelajaran yang jelas. Tugas
ini tidak hanya untuk mengisi waktu atau sebagai usaha untuk
partisipasi fisik saat di dalam kelas. Tujuan dari paragraf tentang
Tuhan adalah supaya murid-murid berpikir dengan jujur tentang apa
yang mereka pahami mengenai seperti apakah Tuhan itu (tidak ada anak
yang menandai tugasnya). Mungkin tujuan kita adalah untuk memuji
atau menganalisa pasal yang diberikan dengan menanyakan suatu
kalimat penjelasan. Apa pun tujuannya, sebagai guru, kita seharusnya
benar-benar memahaminya sehingga kita bisa menyampaikannya secara
langsung dengan tepat saat memberikan tugas menulis ini.
Gunakan variasi dalam menulis kreatif. Bagaimana menulis sebuah
koran atau mengembangkan pelayanan pujian dengan lagu-lagu dan
tema-tema? Para remaja bisa menulis naskah radio atau narasi untuk
"slide" presentasi. Bagaimana dengan menulis bacaan pada paduan
suara, mazmur, lagu-lagu daerah, atau pernyataan doktrin?
Kemungkinannya sangat tak terbatas.
Jangan tergantung pada kesempurnaan gaya atau tata bahasa. Tujuan
utama menulis kreatif adalah isi. Tidak diragukan bila ada beberapa
sisi baik dalam mendisiplin murid-murid untuk menulis apa saja dalam
bentuk yang tepat, tetapi halangan seperti ini bisa menahan
kreativitas.
Bila Anda mulai menggunakan menulis kreatif pada skala yang cukup
luas, tetap berpeganglah pada hasil asli yang Anda dapatkan dari
anak-anak. Mungkin suatu hari nanti, Anda akan dapat menerbitkannya
pada majalah Kristen yang terkenal, atau setidaknya bisa
mengirimkannya ke suatu kolom di majalah lokal. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: 24 Ways to Improve Your Teaching
Judul asli artikel: Creative Writing as a Teaching Technique
Penulis: Kenneth O. Gangel
Penerbit: Victori Books, Illinois 1986
Halaman: 117 -- 121
______________________________________________________________________
o/ TIPS o/
IDE-IDE KEGIATAN MENULIS KREATIF DI SEKOLAH MINGGU
Oleh: Davida Welni Dana
Menulis merupakan cara ampuh untuk menanamkan sesuatu hal dalam
ingatan manusia. Dengan menulis, manusia dapat menyimpan sebuah
informasi tidak hanya dalam ingatan jangka pendeknya (short-term
memory), tetapi juga dalam ingatan jangka panjangnya (long-term
memory). Berikut berbagai kreativitas kegiatan menulis dalam sekolah
minggu yang dapat digunakan para pelayan anak yang akan menggunakan
kreasi menulis dalam proses belajar mengajar di sekolah minggu.
1. Menuliskan kembali cerita yang disampaikan.
Sesaat setelah anak selesai mendengarkan firman Tuhan yang
disampaikan oleh guru, ajak mereka menuliskan kembali pelajaran
yang telah mereka terima. Berilah motivasi dengan mengatakan
bahwa mereka boleh menulis apa saja yang mereka pikirkan/ingat
mengenai cerita yang telah disampaikan. Tidak perlu menuliskan
cerita yang panjang lebar. Tentukan batas waktu untuk menulis.
Atau jika ingin menulis lebih panjang/tidak ada waktu setelah
kegiatan cerita selesai, jadikan itu sebagai pekerjaan rumah
untuk anak-anak.
2. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan penting.
Dorong anak untuk berpikir kritis dan memerhatikan setiap
pelajaran yang disampaikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mereka tulis terlebih dahulu. Minta mereka menuliskan
pertanyaan apa saja yang terlintas dalam hati mereka ketika
mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh guru. Guru dapat
menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan anak pada saat cerita
selesai, dan anak dapat menulis jawaban-jawaban dari guru
tersebut. Jujurlah jika ada pertanyaan yang belum bisa Anda jawab
saat itu dan berjanjilah untuk menjawabnya pada pertemuan
berikut. Beritahukan anak untuk menuliskan catatan pada
pertanyaan yang belum dijawab oleh guru.
3. Menulis tentang diri sendiri.
Kreativitas ini sangat baik diadakan saat Anda akan menyampaikan
pelajaran firman Tuhan mengenai kasih-Nya terhadap setiap
manusia. Minta anak-anak menuliskan hal-hal apa yang mereka
syukuri dari kehidupan mereka saat ini. Menulis tentang diri
sendiri dapat membantu Anda terus mengingat bahwa diri mereka
berharga di hadapan Allah. Bisa juga meminta anak-anak menuliskan
hubungan antara diri mereka dengan firman Tuhan yang mereka
dengarkan pada hari itu.
4. Menggambarkan tokoh Alkitab dalam bentuk tulisan.
Jika dalam cerita Alkitab yang kita sampaikan, terdapat
tokoh-tokoh tertentu, usahakan untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai tokoh tersebut saat Anda bercerita, sehingga
imajinasi anak juga dapat menangkap bagaimana keadaan tokoh
tersebut. Untuk memerkuat kesan atau prinsip kebenaran firman
Tuhan yang ada dalam diri tokoh tersebut, minta anak-anak
menggambarkan kembali karakter tokoh tersebut dalam sebuah
tulisan. Anak-anak dapat menulis mengenai fisik,
pekerjaannya/tugas, sifat, hubungan si tokoh dengan Tuhan, dan
prinsip firman Tuhan yang ada dalam diri sang tokoh.
5. Menulis "yang aku pelajari tentang Allah hari ini ...." Minta
anak-anak menyambung kalimat di atas, biarkan mereka bebas
menuliskan hal-hal apa saja yang mereka pelajari tentang Allah
hari ini/dalam pelajaran ini.
6. Menulis kesaksian.
Acara kesaksian, selain diisi dengan persembahan pujian dari
anak-anak, dapat pula diisi dengan menuliskan kesaksian mereka.
Mereka dapat menuliskan ucapan syukur dan cinta kasih Tuhan bagi
mereka dalam bentuk puisi maupun cerita. Singkat 6saja, dan jika
ada waktu, anak-anak boleh membacakan kesaksian itu di depan
kelas. Tentu saja ini sangat cocok bagi kelas besar dan tidak
tercampur dengan kelas kecil.
7. Menuliskan permohonan doa.
Doa-doa ternyata tidak hanya dapat diucapkan saja. Doa pun dapat
dituliskan. Dalam buku "Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar
Sekolah Minggu", Paulus Lie membagikan satu kreasi doa dengan
cara ditulis dalam sebuah surat. Bagikanlah sehelai kertas surat
kepada setiap anak. Beri waktu teduh kepada anak dan minta mereka
menuliskan pergumulannya dalam surat tersebut. Diakhiri kegiatan
guru meminta anak mengumpulkan doa tersebut. Guru perlu
membacanya agar dapat mendoakan setiap anak sesuai dengan
pergumulannya. Lebih indah jika guru bersedia mengirimkan balik
surat tersebut, beserta pesan dari guru, "Kami selalu mendoakan
kamu."
8. Menulis surat kepada orang tua.
Hal ini akan membuat anak sangat bersemangat! Bawakanlah cerita
tentang menghormati orang tua dan sebagai aplikasi, minta mereka
menuliskan sebuah surat untuk orang tua mereka yang berisi
curahan hati dan cinta mereka kepada orang tua. Minta mereka
menghias surat itu sepuas hati mereka. Atau bisa juga anak
mengirimkan surat kepada orang tua berisi apa saja yang mereka
alami selama di sekolah minggu. Guru dapat memberikannya kepada
orang tua anak dan menjadi sebuah kejutan yang istimewa. Menulis
surat ini juga bisa dipakai sebagai kreasi untuk hari-hari
tertentu, misalnya Hari Ibu.
9. Menulis bebas.
Sebutkan satu kata tertentu berhubungan dengan firman Tuhan yang
akan Anda sampaikan. Kemudian minta anak menuliskan apa saja yang
terlintas dalam pikiran mereka mengenai kata tersebut. Hal ini
akan sangat membantu anak terlibat dalam proses belajar mengajar
dan merangsang anak untuk menaruh perhatian terhadap pelajaran
hari itu.
10. Lomba menulis cerpen.
Anak-anak sangat senang berkompetisi. Menulis pun dapat menjadi
ide bagi Anda untuk menciptakan kompetisi tertentu pada setiap
akhir bulan/akhir dari seri pelajaran tertentu. Minta mereka
menulis sebuah cerpen (cerita pendek) yang merupakan adaptasi
dari prinsip firman Tuhan yang mereka terima selama satu bulan
atau selama satu periode. Lomba menulis dapat juga berbentuk
lomba menulis puisi atau mewarnai bagi kelas kecil.
Masih banyak lagi kreasi lain yang dapat diolah dari ide-ide di
atas. Betapa menyenangkannya mengajak anak terlibat dalam setiap
proses belajar mengajar. Kiranya dengan keterlibatan itu, anak-anak
dapat langsung mengalami sendiri pengenalan yang benar terhadap Juru
Selamatnya.
Selamat berkreasi!
______________________________________________________________________
o/ AKTIVITAS o/
KETERAMPILAN: MENULIS LANJUTAN CERITA
Kreasi ini mengajak anak untuk mengembangkan keterampilannya dalam
menyimak, menulis, bernalar, dan berimajinasi tanpa keluar dari
konteks Alkitab.
Urutan kegiatan:
1. Guru mempersiapkan kertas dan alat tulis bagi anak-anak.
2. Anak-anak mempersiapkan diri dengan alat tulis.
3. Guru menyampaikan cerita secara lisan.
4. Anak-anak menyimak cerita dan tidak diperbolehkan mencatat.
5. Guru mengakhiri cerita. Sebelum seluruh cerita dituntaskan, guru
meminta anak-anak melanjutkan cerita menurut versi mereka.
Anak-anak diminta menuliskan lanjutan cerita di kertas yang sudah
disediakan guru. Guru memberi waktu sekitar sepuluh menit.
6. Guru mengumpulkan hasil tulisan anak-anak. Beberapa di antaranya
dapat dibacakan.
7. Anak-anak diberi kesempatan menanggapi karya tulis temannya.
8. Guru melanjutkan cerita yang seharusnya. Anak yang hasil
tulisannya tepat, mendapatkan pujian.
9. Untuk anak kelas besar, kegiatan dapat diteruskan dengan meminta
mereka menuliskan pendapat tentang pelajaran yang mereka peroleh
dari cerita tersebut. Guru mengumpulkan dan membahasnya di kelas.
Contoh aplikasi kreasi dalam bercerita:
Ishak terbaring di tempat tidur. Suaranya yang putus-putus dan
gemetar tak dapat memanggil jauh. Esau ada di sampingnya. Ia bediri
di depan ayahnya.
"Esau, anakku!"
"Ada apa, Ayah?"
"Esau, pergilah ke ladang. Berburulah binatang. Sediakanlah makanan
yang lezat dan bawalah ke sini supaya aku memakannya. Lalu engkau
akan kuberkati sebelum aku meninggal. Aku akan memberkatimu dengan
berkat agung dari Tuhan Allah."
Saat kedua orang itu berbicara, sepasang mata mengawasi dari balik
kamar. Orang itu adalah Ribka, istri Ishak. Mendengar pembicaraan
itu, ia terkejut dan cepat-cepat pergi mencari Yakub.
Jika kita tidak lekas bertindak, celakalah kita. Engkau harus
berusaha mendapatkan berkat itu ...."
(Cerita diakhiri dan guru bertanya kepada anak-anak.)
"Menurut kalian, bagaimana kelanjutan cerita ini? Silakan kalian
menuliskannya di kertas yang tersedia."
Bahan diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Metode Anak Aktif dalam Bercerita dan Membaca Alkitab
Penulis: Paulus Lie
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002
Halaman: 35 -- 36
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
DAPATKAN! INFO SITUS DALAM PUBLIKASI ICW
http://www.sabda.org/publikasi/icw
Untuk mendapatkan berbagai ide kreatif mengajar sekolah minggu, kita
perlu menggali banyak sumber yang tersebar di sekitar kita, salah
satunya adalah melalui situs-situs. Bagaimana kita dapat menemukan
situs-situs tersebut dalam jagat dunia maya?
Sangat mudah! Kami mengajak rekan-rekan sekalian untuk berlangganan
publikasi ICW (Indonesian Christian WebWatch) yang adalah
newsletter/majalah elektronik bulanan yang diterbitkan oleh Yayasan
Lembaga SABDA (YLSA) melalui jaringan sistem I-KAN (Internet --
Komputer Alkitab Network). Publikasi ini berisi ulasan berbagai
situs Kristen dan milis Kristen, baik dari Indonesia maupun
mancanegara yang disajikan berdasarkan topik yang sedang diangkat.
Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan artikel-artikel menarik
mengenai kekristenan dan informasi seputar dunia internet. Nah,
berikut ini beberapa URL edisi-edisi ICW sehubungan dengan pelayanan
anak.
1. Sekolah Minggu
==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1090/
2. Anak
==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1072/
==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1028/
3. Pelayanan Anak
==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1051/
Segeralah berlangganan untuk mendapatkan publikasi ICW dengan GRATIS
setiap bulan dalam "mailbox" Anda. Untuk berlangganan, silakan kirim
e-mail ke < subscribe-i-kan-icw(at)hub.xc.org > atau kepada redaksi
di < icw(at)sabda.org >.
Oleh: Davida (Redaksi)
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Andaikan semua laut adalah tinta,
Andaikata cakrawala jadi kertas,
Andaikata semua orang menjadi pujangga,
tuk menulis kasih Yesus, Tuhan kita ....
Air laut pun kan kering
dan langit pun tak cukup
memuat semua kisah kasih-Nya dalam hidup ini.
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|