|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 395/AGUSTUS/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Apakah Anak Anda Mengidap Kakorafiofobia?
- TIPS 1: Menolong Anak Menghadapi Ketakutan
- TIPS 2: Membangun Berdasarkan Kekuatan Anak, Membantu Dia untuk
Mengatasi Kelemahan
- BAHAN MENGAJAR: Kamu Mau Jadi Apa Kalau Sudah Besar?
- WARNET PENA: Manfaatkan Fasilitas Pencari di Situs PEPAK
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
Manifestasi dari sebuah kekuatiran pada anak, misalnya takut hasil
ujian buruk karena adanya tekanan dari orang tua untuk bisa mendapat
nilai bagus, cemas ditinggalkan orang tua bepergian jauh, takut jika
dijauhi teman-temannya, dan sikap kuatir lainnya. Perasaan takut
gagal dan beberapa kecemasan tersebut akan berdampak buruk bagi
perkembangan anak layan kita. Yang perlu kita pikirkan adalah
bagaimana cara kita menolong mereka. Langkah apa yang bisa kita
ambil? Di edisi publikasi e-BinaAnak kali ini, redaksi menyajikan
tulisan-tulisan yang dapat membantu Anda dalam membimbing anak-anak
layan yang memiliki masalah dengan kekuatiran.
Di artikel utama, pelayan anak akan mendapatkan informasi tentang
anak yang takut akan kegagalan, atau biasa disebut dengan
"kakorafiofobia". Di samping itu, ada tips menarik tentang bagaimana
menolong anak agar mampu untuk menghadapi rasa takutnya, serta
beberapa informasi tentang fasilitas terbaru di situs PEPAK yang
bisa Anda simak di kolom Warnet Pena. Selamat melayani para
pelayan anak dan semakin bersemangat di dalam pekerjaan Tuhan,
terlebih dalam melayani anak layan kita. Tuhan memberkati.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
"Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu
dan berkata kepadamu: `Janganlah takut,
Akulah yang menolong engkau.`" (Yesaya 41:13)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yes.+41:13 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
Salah satu bentuk kekhawatiran yang ditemui pada kebanyakan
anak-anak adalah takut jika gagal. Anak yang memiliki ketakutan
untuk gagal yang berlebihan dapat dikatakan mengidap
"kakorafiofobia". Ingin mengetahui lebih banyak tentang hal ini?
Silakan simak artikel selengkapnya berikut ini.
APAKAH ANAK ANDA MENGIDAP KAKORAFIOFOBIA?
Sebuah pertanyaan bagi Anda, mana yang lebih buruk, takut akan
kegagalan atau kegagalan itu sendiri? Dalam kenyataannya, ketakutan
kita terhadap kegagalan dan perasaan-perasaan yang tidak
menyenangkan yang mungkin kita alami jika kita gagal itulah yang
lebih banyak menyebabkan kita tidak berdaya dibandingkan dengan
kegagalan itu sendiri. Ada orang yang begitu takut terhadap
kegagalan sehingga mereka seolah-olah dihantui oleh hal itu,
sehingga hal itu menjadi suatu fobia, yaitu kakorafiofobia! Hal itu
malah menjadi semacam ramalan yang justru sungguh-sungguh
terlaksana.
Ketakutan semacam ini sangat menonjol dalam masyarakat kita karena
kita cenderung memuja keberhasilan atau sukses itu. Keadaan ini
bahkan sangat berbahaya karena hal itu dapat menyebabkan kita
terkucil dan tidak berdaya. Pada saat kita memulai suatu proyek,
kita menghadapi risiko untuk mengalami kegagalan, dan satu-satunya
cara untuk menjamin agar kita tidak gagal adalah dengan tidak
melakukan sesuatu. Kita mungkin akan menjadi pasif dan enggan terjun
ke dalam suatu bidang kehidupan yang baru. Dan jika kita dipaksa
oleh keadaan untuk berprestasi atau bersaing, ketakutan kita dapat
menimbulkan segala macam gangguan fisik maupun kejiwaan karena
tekanan yang dialaminya itu.
Banyak di antara kita yang harus bergumul dengan perasaan takut
gagal yang kuat karena mungkin kita sedang terus mencoba untuk
memenuhi standar-standar yang tidak masuk akal yang sudah ditanamkan
pada waktu kita masih kanak-kanak, mungkin oleh orang tua kita atau
malah oleh diri kita sendiri. Kita mungkin sedang berusaha agar
dapat berkenan di hati orang yang kita anggap penting, dan kita
merasa bahwa kita tidak akan sanggup memerolehnya betapapun kerasnya
kita berusaha.
Demikian juga, besarnya ketakutan anak-anak kita akan kegagalan
sangat banyak ditentukan oleh tuntutan kita dan tanggapan-tanggapan
kita terhadap usaha mereka untuk meraih sukses. Jika anak-anak kita
sering mengalami kegagalan (di sekolah, dalam pekerjaan, atau dalam
menjalin persahabatan), mereka dapat mulai merasa seolah-olah mereka
memang sudah gagal. Mereka akan kehilangan rasa harga diri mereka
dan merasa diri mereka "tidak cukup baik". Sering sekali hal ini
diikuti dengan berbagai macam keputusasaan dan perasaan bersalah
yang paling parah dan paling merusak, kecuali kalau kita turun
tangan untuk mencegahnya.
Sebagai orang tua dan guru, tugas kita ialah menolong anak itu agar
melihat diri mereka sebagai ciptaan Tuhan yang indah, sekalipun jika
mereka gagal. Berikut ini terdapat beberapa strategi untuk menolong
anak Anda.
a. Amati dan pastikan apa yang merupakan segi-segi yang baik dan
kuat yang ada di dalam diri anak Anda, apa bakatnya, dan di dalam
bidang apa ia perlu bertumbuh. Kemudian dengan lembut, bimbinglah
agar ia dapat mengikuti berbagai kegiatan di mana ia memunyai
kesempatan besar untuk dapat berhasil, dan dengan demikian,
berbagai kegagalan yang tidak perlu, dapat dielakkan.
b. Jika anak Anda sampai mengalami kegagalan, tolonglah anak itu
untuk dapat melihat apa yang yang benar yang sudah dilakukannya,
walaupun ia memang gagal. Tolonglah anak itu untuk menentukan apa
yang salah yang telah dilakukannya dan apa yang sebenarnya harus
dilakukannya dengan cara yang lain. Terutama sekali, hargailah
usaha yang sudah dilakukannya. Jika dalam keadaan demikian, ia
diajari dan ditangani dengan lemah lembut, maka hal itu
membuahkan keberhasilan pada masa yang akan datang.
c. Tolonglah anak Anda jika ia mengalami kegagalan dengan jalan Anda
sendiri bersedia menerima kegagalan itu, yaitu kegagalan Anda
maupun kegagalan anak Anda!
d. Janganlah mengungkit-ungkit kegagalan anak Anda atau memakainya
sebagai senjata bila Anda sedang marah. Lupakan kegagalannya dan
perhatikanlah sukses atau keberhasilan yang sudah dicapainya.
e. Secara aktif, perhatikanlah apakah ada indikasi bahwa anak Anda
merasa dirinya sebagai seorang yang gagal. Ingatkan dia bahwa
gagal melaksanakan suatu tugas itu tidaklah berarti bahwa ia
merupakan seorang yang gagal. Tunjukkanlah bahwa Anda menghargai
anak Anda karena dia adalah anak Anda dan bukan karena
kemampuannya dalam melakukan sesuatu.
f. Tanamkan di dalam diri anak Anda kesadaran bahwa kegagalan itu
merupakan sesuatu yang lumrah, dan setiap orang sekali waktu
pasti akan mengalaminya juga. Sama halnya dengan diri Anda
sendiri, anak Anda perlu memunyai keberanian untuk menghadapi
kenyataan bahwa dirinya tidak sempurna.
e. Waspadalah terhadap cara Anda mengungkapkan ketidaksenangan Anda,
misalnya dengan jalan berpaling dan pergi, memerlihatkan raut
muka yang muak, mengata-ngatainya, tidak mengajaknya bicara, atau
memberi lebih banyak perhatian pada anak-anak lain -- semuanya
ini merupakan cara yang paling efektif untuk merusak perasaan
harga diri dan rasa berharga yang ada pada seorang anak.
g. Ingatlah bahwa seorang anak yang sudah lebih besar belum tentu
lebih toleran dalam menghadapi kegagalan dibandingkan dengan anak
yang lebih kecil. (Adanya sifat memberontak dan menonjolkan diri
atau pamer secara berlebihan pada masa remaja merupakan bukti
yang cukup jelas tentang ketidakmampuan mereka untuk menangani
kegagalan.)
h. Hendaknya Anda sendiri menjadi teladan dalam hal bersikap positif
dalam menghadapi kegagalan yang Anda alami di dalam kehidupan
Anda sendiri. Apabila Anda gagal, janganlah menyembunyikan
kegagalan Anda dari anak Anda; dengan jujur bicarakan hal itu
dengan anak Anda, dan jelaskan bahwa Anda merencanakan untuk
"mencoba kembali" dengan suatu tekad baru untuk berhasil.
i. Seorang anak yang sudah memunyai anggapan atau pola berpikir
yang sudah kronis bahwa ia akan gagal, sering kali akan berusaha
untuk gagal lagi. Ia begitu merasa putus asa sehingga ia sudah
melepaskan segala harapannya dan merasa dirinya sudah sama sekali
tidak dapat dikasihi dan dihargai lagi. Karena sudah putus asa
dalam usaha mencari perhatian, anak itu telah kehilangan harapan
untuk merasa cukup penting untuk dapat melukai perasaan orang
tuanya. Anak semacam ini senantiasa akan mencoba membuktikan
ketidakmampuannya agar ia dapat dibiarkan saja, tidak usah
diganggu lagi.
Jelas bahwa anak semacam ini mengalami luka batin, dan
langkah-langkah disiplin yang tradisional hanya akan memerburuk
tingkah lakunya. Ia membutuhkan dorongan semangat yang sangat besar,
dan mungkin juga ia membutuhkan pertolongan seorang ahli.
Satu hal terakhir yang harus diingat, bagaimanakah perasaan Anda
apabila Anda gagal dalam menolong anak Anda untuk menangani
kegagalannya? Janganlah terkena kakorafiofobia. Sebaliknya, ingatlah
akan petunjuk-petunjuk di atas dan pandanglah Allah, mintalah
pertolongan supaya Anda berhasil.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak
Penulis: Paul Lewis
Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1997
Halaman: 95 -- 98
______________________________________________________________________
o/ TIPS 1 o/
Dari artikel utama di atas, orang tua dan pendidik diajak untuk
menelusuri tentang bagaimana langkah proaktif yang bisa diambil dari
kasus anak yang mengalami kekuatiran akan kegagalan. Selanjutnya
bagaimana dengan anak yang menghadapi ketakutan? Apa yang bisa
dilakukan dalam menolong mereka? Tips berikut kiranya akan semakin
memberkati Anda.
MENOLONG ANAK MENGHADAPI KETAKUTAN
Meskipun orang tua, bahkan guru, sudah mencoba berbagai cara untuk
meyakinkan anak-anak mereka bahwa mereka aman dan bahagia, ketakutan
itu akan selalu ada. Ada anak yang penakut, tetapi ada juga yang
takut karena beberapa hal.
Ketakutan yang pada umumnya muncul pada anak-anak adalah:
1. takut badai,
2. takut gelap,
3. takut ke dokter,
4. takut ditinggal orang tua mereka, dan
5. takut monster.
Beberapa ketakutan itu disebabkan oleh pengalaman negatif, tetapi
ada juga yang tidak jelas penyebabnya.
Meskipun ketakutan-ketakutan ini tidak masuk akal dan bahkan membuat
malu orang tua, ketakutan ini sangat nyata bagi anak-anak. Penting
untuk tidak meremehkan kondisi ini. Jangan terlalu sering
membicarakannya atau membujuk anak supaya tidak takut. Anda tentu
ingin membuat mereka percaya diri dan memiliki pikiran yang tenang.
Bagaimana Anda bisa menolong anak Anda mengatasi ketakutan mereka?
1. Siapkan diri Anda sendiri dengan doa.
Minta pertolongan Tuhan supaya Anda bisa mendapatkan solusi yang
tepat untuk anak Anda.
2. Kenali dengan jelas ketakutannya.
Saat Anda membicarakannya dengan anak Anda, bersikaplah netral,
jangan menghakimi. Yakinkan dia bahwa takut itu adalah hal yang
wajar, tanpa menekankan kembali ketakutannya.
3. Berdoalah bersama anak Anda. Biarkan mereka tahu bahwa kita bisa
menyampaikan apa saja kepada Tuhan, kesedihan kita, kebahagiaan
kita, dan ketakutan kita.
4. Bersiaplah untuk peristiwa-peristiwa menakutkan yang akan datang.
Bicarakan situasi-situasi yang akan datang yang Anda tahu bisa
menyebabkan kecemasan. Bicarakan seperti apa hal itu sehingga
keterkejutannya bisa diminimalkan.
5. Berdoalah bersama anak Anda, tekankan hal-hal yang positif.
Gunakan kata-kata sederhana, bersyukur pada Tuhan atas manfaat
dari peristiwa itu. Misalnya, "Terima kasih Bapa karena dokter
akan memberiku obat sehingga aku sehat kembali." Minta Dia untuk
selalu mendampingi sehingga semuanya berjalan lancar.
Mulailah membuat kebiasaan menghafal ayat-ayat yang menguatkan anak
Anda. Berikut ini beberapa saran dari Alkitab, mungkin Alkitab dalam
terjemahan bahasa yang lain lebih mudah Anda pahami.
a. Mazmur 34:4, "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan
melepaskan aku dari segala kegentaranku."
b. 2 Timotius 1:7, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh
ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan
ketertiban."
c. Ibrani 13:5, "... `Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau
dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.`"
d. Ibrani 13:6, "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: `Tuhan
adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat
dilakukan manusia terhadap aku?`"
e. Mazmur 46:1, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan
kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."
f. 1 Petrus 5:7, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab
Ia yang memelihara kamu." (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Bella Online
Judul asli artikel: Helping Your Child Deal With Fear
Penulis: Lynne Chapman
Alamat URL: http://www.bellaonline.com/articles/art28228.asp
______________________________________________________________________
o/ TIPS 2 o/
Sejak dini, anak layan kita perlu mendapatkan perhatian khusus
sehingga apa yang menjadi kelemahan mereka, seperti takut dan
kuatir, dapat sedikit demi sedikit bisa ditanggulangi. Salah satu
hal yang bisa kita lakukan adalah membangun kekuatan pada anak.
Mengapa hal ini sangat penting? Alasannya bisa Anda dapatkan di
dalam artikel berikut ini.
MEMBANGUN BERDASARKAN KEKUATAN ANAK, MEMBANTU DIA
UNTUK MENGATASI KELEMAHAN
Bayangkanlah sebuah atap dengan tiang penopang yang sudah busuk.
Sekarang Anda memiliki dua pilihan.
1. Potonglah tiang itu untuk digantikan dengan yang baru dengan
risiko atap itu akan jatuh ke atas Anda.
2. Atau memasang tiang yang baru dan kemudian memotong tiang yang
lama.
Terus-menerus menyerang kelemahan anak mengandung risiko
menghancurkan si anak. Membangun berdasarkan kekuatan si anak akan:
a. menolong anak untuk mengatasi kelemahannya;
b. menguatkan dan membesarkan hati si anak;
c. membangun kepercayaan antara Anda dan anak Anda;
d. mengajarkan kebenaran yang langsung kepada anak;
e. mengomunikasikan kasih dan kepedulian Anda;
f. membentuk karakter dalam diri anak Anda;
g. membawa pada pertumbuhan jangka panjang dan kematangan; serta
h. memerkuat hubungan Anda dengan anak Anda.
Pikirkanlah cara lainnya. Bila Anda selalu memberitahu seorang anak
apa yang harus dilakukan, mereka tidak akan pernah belajar apa yang
harus dilakukan. Berfokus pada apa yang salah tidak mengajarkan apa
yang benar.
Yesus mengingatkan kita bahwa kita dapat mengosongkan sebuah rumah
dari setan-setan. Namun bila rumah itu tetap kosong, lebih banyak
setan yang akan kembali untuk mengisinya. Kita dapat mengosongkan
seorang anak dari kelemahan, namun bila tidak ada kekuatan yang
dibangun, kelemahan itu akan muncul kembali.
Membangun berdasarkan kekuatan adalah peneguhan. Temukanlah
cara-cara untuk menguatkan anak-anak hari ini!
"Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai
sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun." (Roma 14: 19)
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 77 Kebenaran yang Hakiki dalam Membesarkan Anak-Anak
Judul asli artikel: Membangun Berdasarkan Kekuatan Anak Membantu Dia
Untuk Mengatasi Kelemahan.
Penulis: Dr. Larry Keefauver
Penerjemah: Tim Penerjemah Media Injil Kerajaan
Penerbit: Media Injil Kerajaan, Semarang
Halaman: 123 -- 124
______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/
KAMU MAU JADI APA KALAU SUDAH BESAR?
Apakah kamu pernah berpikir mau jadi apa ketika kamu besar nanti?
Ada banyak pekerjaan yang bisa kamu lakukan sehingga mungkin kamu
hanya bingung untuk memutuskan manakah yang terbaik. Kamu bisa
menjadi dokter, peternak, guru, pengetik, atau pekerjaan lainnya.
Tetapi ada Seseorang yang mengetahui secara persis kamu harus
menjadi apa. Seseorang itu adalah Tuhan, dan dengan senang hati,
Tuhan akan memberitahumu di pekerjaan manakah tempatmu dan kapan
waktunya tiba. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya!
Bagaimana caranya Tuhan memberitahumu? Ada banyak cara yang dipakai
Tuhan untuk berbicara kepadamu. Salah satu caranya adalah melalui
kemampuan yang Tuhan berikan kepadamu. Sebagian anak-anak laki-laki
jago sekali dalam bermain sepak bola dan sebagian lain tidak.
Sebagian anak perempuan bisa bernyanyi dengan indah dan sebagian
lagi tidak bisa sama sekali. Apabila Tuhan membuatmu kurang pintar
dalam bermain sepak bola, berarti mungkin Dia tidak ingin kamu
menghabiskan hidupmu sebagai pemain sepak bola! Tetapi sebagai
gantinya, Ia menciptakan kamu untuk menjadi seorang musisi yang
andal dan bisa memainkan piano, biola, atau trompet. Atau mungkin
Tuhan telah merencanakan supaya setelah kamu mendapat pendidikan
sekolah yang cukup, kamu bisa memiliki kemampuan yang sama seperti
kemampuan seorang dokter atau petani. Apabila kamu menemukan dirimu
senang menjadi seorang petani daripada menjadi seorang dokter, itu
juga merupakan salah satu cara Tuhan memberitahu kamu bahwa Ia tidak
ingin kamu menjadi dokter.
Ide yang bagus untuk memikirkan berbagai pekerjaan yang dapat kamu
lakukan dan memikirkan pekerjaan mana yang ingin kamu lakukan;
sementara kamu bertambah usia, kemungkinan ada satu minat khusus
yang tersimpan di dalam diri kamu yang berhubungan dengan apa yang
ingin kamu kerjakan. Tuhan akan memberitahu kamu apakah pekerjaan
itu benar atau tidak apabila kamu bertanya kepada-Nya.
Sebagian anak laki-laki maupun perempuan kelihatannya selalu
mengetahui mereka mau jadi apa nanti kalau sudah besar, tetapi
anak-anak lainnya tidak mengetahuinya sampai bertahun-tahun hingga
akhirnya mereka menyelesaikan sekolah. Terkadang Tuhan ingin
anak-anak-Nya menunggu sampai mereka besar untuk mendengar apa yang
mau Tuhan sampaikan.
Jika kamu mau Tuhan menunjukkannya padamu, yakinlah bahwa Tuhan
pasti menunjukkannya kepadamu. Ketika sudah tiba waktu yang tepat,
kamu akan tahu kalau kamu percaya kepada-Nya.
Seorang anak lelaki berusia enam tahun berkata kepada ayahnya,
"Ayah, aku mau jadi dokter kalau sudah besar dan aku mau jadi
seorang misionaris. Aku akan ke Tibet dan membantu orang-orang di
sana untuk mengenal Tuhan Yesus Kristus."
"Oke, Nak," kata ayahnya.
Setelah lewat beberapa tahun, dan anak itu bertambah usia dan
melewati masa SMA, lalu universitas, dan melanjutkan ke sekolah
kesehatan di mana dia belajar menjadi dokter dan ahli bedah yang
baik.
Ketika anak itu menjadi dokter, dia mencoba pergi ke tanah Tibet,
tetapi Tuhan menyuruhnya pergi ke Afrika saja. Dia sekarang ada di
Afrika membantu orang-orang yang butuh disembuhkan, namun dia
melakukan lebih dari itu. Dia membantu orang-orang sembuh secara
hati dan jiwa dengan memperkenalkannya pada Yesus. Ketika dia
memberi mereka obat, dia bicara tentang Tuhannya kepada mereka, dan
kebanyakan dari mereka menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka.
Ayat untuk dibaca dari Alkitab: 1 Korintus 12:12-31
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara Tuhan membantu kita menemukan apa yang Ia inginkan
untuk kita nantinya?
2. Apakah Tuhan akan mengizinkan kita melakukan kesalahan ketika
kita meminta pertolongan dari-Nya?
3. Bagaimana caranya mengetahui seperti apa macam-macam pekerjaan
yang ada itu?
Doa:
Tuhan Yesus, aku tahu kalau Engkau memiliki pekerjaan khusus untuk
kulakukan dan aku mau melakukannya untuk-Mu. Tolong tunjukkan
kepadaku, aku harus jadi apa ketika aku besar. Aku tidak perlu tahu
sekarang, tetapi kalau sudah waktunya untuk aku tahu, aku percaya
engkau akan membuatku mengerti. (t/Hilda)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Devotions for the Children`s Hour
Judul asli artikel: What Are You Going to Be When You Grow Up?
Penulis: Kenneth N. Taylor
Penerbit: Moody Press, Chicago 1977
Halaman: 162 -- 164
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
MANFAATKAN FASILITAS PENCARI DI SITUS PEPAK
< http://pepak.sabda.org/ >
Saat ini, para pelayan anak dapat memanfaatkan fasilitas terbaru yang
disediakan di situs PEPAK. Fasilitas tersebut adalah kemudahan yang
bisa Anda dapatkan dengan adanya fasilitas "Search". Anda tinggal
memasukkan kata kunci apa yang ingin Anda cari. Sebagai contoh, jika
ingin mencari bahan seputar pelayanan anak, seperti artikel, tips,
dan bahan mengajar yang membahas tentang "anak madya", silakan
ketikkan kata tersebut di dalam menu "Search" di bagian kiri atas
situs ini. Dari sana, Anda akan mendapatkan hasil pencarian Anda.
Sangat mudah, bukan? Ayo pelayan anak, manfaatkan fasilitas ini
untuk mendapatkan bahan-bahan pendukung pelayanan Anda! Tuhan Yesus
memberkati.
Oleh: Kristina Dwi Lestari (Redaksi)
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Ingatkan anak layan Anda, bahwa dalam setiap kecemasan maupun
ketakutan yang sedang dirasakannya, Tuhan senantiasa ada di
sampingnya untuk memegang tangannya dan memberi kekuatan senantiasa.
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|