|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 394/AGUSTUS/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Kenali Ciri-Cirinya
- TIPS 1: Menyemangati Anak-Anak untuk Belajar
- TIPS 2: Menggunakan Kata-Kata untuk Memotivasi
- BAHAN MENGAJAR: Belajar Dengan Berdiam Diri
- WARNET PENA: Situs All About Parenting
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
Orang tua mulai mengeluh karena anaknya lebih senang duduk
berjam-jam menyelesaikan permainan elektroniknya dan melihat
tayangan televisi kegemarannya daripada belajar? Orang tua atau
pendidik sudah mengalami kesulitan dalam memotivasi anak-anak untuk
memiliki kegemaran belajar. Apakah keluhan ini kita temui juga di
lingkungan anak layan kita? Dalam edisi publikasi e-BinaAnak kali
ini, kami akan bagikan hal-hal seputar membimbing anak yang kurang
motivasi dalam belajar.
Murid dengan motivasi belajar yang kurang merupakan salah satu topik
pertama yang kami angkat dari tema besar bulan ini, yaitu
"Membimbing Anak". Untuk itu, terlebih dahulu kami bagikan beberapa
topik lain yang akan kami bagikan selama satu bulan ke depan.
1. Anak Dengan Motivasi Belajar yang Kurang
2. Anak Dengan Masalah Kekuatiran
3. Anak Dengan Kebutuhan Khusus
4. Anak Dengan Masalah Keluarga
Silakan simak sajian di minggu pertama ini dan semoga ada berkat
yang bisa para pelayan anak bagikan kepada rekan-rekan pelayanan
yang lain atau orang tua yang mengalami masalah sulitnya memotivasi
anak dalam belajar. Selamat menyimak!
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
"Jadi karena dalam Kristus ada nasihat,
ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh,
ada kasih mesra dan belas kasihan, ...." (Filipi 2:1)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+2:1 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
KENALI CIRI-CIRINYA
Semangat dan motivasi belajar pada anak tak ada bedanya dengan
semangat dan motivasi bekerja atau berusaha dari orang tua. Ada
kalanya semangat meningkat dan ada kalanya pula menurun. Ketika
semangat dan motivasi belajar anak meningkat, orang tua hendaknya
memertahankan kondisi tersebut, dan ketika semangatnya menurun,
sudah seharusnya jika orang tua berupaya untuk meningkatkannya.
Sebelum dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar anak, orang
tua tentu harus mengerti dan mengenali ciri-ciri dari menurunnya
semangat dan motivasi belajar pada anak.
Sering kali, orang tua berpegangan pada besarnya nilai-nilai yang
diperoleh anak di sekolah untuk mengukur semangat belajar anak. Jika
nilainya baik, maka orang tua menganggap semangat belajar anaknya
sedang meningkat. Sebaliknya, jika nilai ulangan anaknya cenderung
menurun, itu bisa diartikan sedang menurun pula semangat belajar si
anak.
Asumsi seperti itu tidak selamanya benar, sekalipun pada beberapa
anak memang didapatkan kebenaran -- nilai yang cenderung menurun
menandakan bahwa si anak sedang mengalami penurunan semangat dan
motivasi dalam belajar. Namun demikian, Anda tak dapat mengambil
kesimpulan hanya berdasarkan perolehan nilai si anak. Ada kalanya
anak telah berusaha keras dalam belajar, namun nilai yang
didapatkannya tetap kurang memuaskan. Tentu tidak tepat jika Anda
menganggap anak itu telah mengalami penurunan semangat belajar.
Sebagai orang tua, Anda hendaknya mengerti dan memahami bahwa naik
dan turunnya semangat serta motivasi belajar anak Anda ditentukan
oleh banyak faktor, di antaranya adalah:
- lingkungan rumah,
- lingkungan sekolah, dan
- lingkungan teman pergaulannya, baik di rumah maupun di sekolah.
Jika kondisi salah satu faktor atau keseluruhan dari ketiga faktor
tersebut dirasakan oleh anak Anda kurang "nyaman", hal itu akan
dapat membuat semangat dan motivasi belajarnya menjadi menurun.
Ciri-ciri menurunnya semangat dan motivasi belajar anak
ditunjukkannya dengan berbagai perilaku, seperti:
- anak terlihat malas belajar;
- anak terlihat malas berangkat sekolah;
- perhatiannya lebih tertuju pada sesuatu yang berseberangan dengan
tugas belajarnya, misalnya melihat tayangan televisi, bermain
video game, dan lain-lainnya; dan
- nilai-nilainya cenderung terus menurun.
Seandainya Anda mendapati ciri-ciri tersebut pada anak Anda, jangan
ragu untuk segera membangkitkan semangat dan motivasi belajarnya.
Langkah perbaikan yang Anda lakukan hendaklah memertimbangkan
dengan cermat berbagai hal dan dengan ditunjang oleh kebijaksanaan
ketika melakukannya.
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh untuk membangkitkan semangat
dan motivasi belajar anak, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Mencari dan menemukan penyebab menurunnya motivasi belajar anak.
Cari dan temukan dengan baik penyebab menurunnya motivasi belajar
anak dengan memerhatikan lingkungan di dalam rumah Anda sendiri
serta lingkungan di luar rumah.
- Mencari cara penanggulangannya. Setelah Anda menemukan
penyebabnya, segera tentukan jalan pemecahan masalah tersebut
dengan sebaik-baiknya.
Jangan menunda-nunda untuk melakukan dua hal tersebut, karena
semakin lama Anda membiarkannya, maka ibarat penyakit, ia akan
semakin kronis menghinggapi anak Anda.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 20 Kiat Membangkitkan Motivasi Belajar Anak
Penulis: Gamal Komandoko
Penerbit: Cakrawala, Yogyakarta 2006
Halaman: 9 -- 11
______________________________________________________________________
o/ TIPS 1 o/
Para pelayan anak, pendidik, maupun orang tua, mungkin mendapati
kendala saat anak tersebut sudah tidak semangat di dalam belajar.
Kali ini, redaksi memberikan tips yang sekiranya bisa memberikan
solusi atas masalah tersebut.
MENYEMANGATI ANAK-ANAK UNTUK BELAJAR
Ada hubungan langsung antara semangat anak-anak untuk belajar dan
keefektifan dari proses belajar. Bagaimana kita bisa memotivasi
anak-anak untuk belajar? Pertimbangkan saran-saran berikut ini untuk
memotivasi anak-anak. Meskipun tidak setiap ide bisa efektif
diterapkan pada setiap anak, jangan putus asa!
1. Kenali murid Anda.
Konsep ini tidak akan pernah bisa terlalu ditekankan. Kenalilah
setiap anak Anda. Ketahuilah minat, kemampuan, dan keahlian
setiap individu. Hal-hal mendalam yang Anda ketahui, memberi Anda
kemungkinan untuk meningkatkan semangat berpartisipasi dan
belajar, karena Anda membantu anak untuk mengenali apa kemampuan,
keahlian yang berguna, dan cara merespons bidang-bidang yang
menarik perhatian mereka. Sering kali, anak yang tidak
termotivasi akan senang berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan
yang menekankan pada minat dan kemampuan mereka.
2. Rencanakanlah untuk anak-anak dapat memilih aktivitas sendiri.
Ketika seorang anak bebas memilih antara pilihan-pilihan yang
layak dipilih, tindakan memilih tersebut menjadi cara untuk
meningkatkan minat. Memberikan pilihan-pilihan cara untuk
menyelesaikan sebuah kegiatan (misalnya, memutuskan untuk
menggunakan kapur tulis, cat, atau krayon untuk lukisan dinding)
juga meningkatkan minat dan semangat.
3. Sediakan kesempatan untuk anak-anak berinteraksi dan bekerja sama
satu dengan yang lain.
Kebanyakan anak merespons baik untuk bekerja dalam kelompok
kecil, berpasangan, atau dalam kelompok besar/bersama-sama.
Selama anak-anak saling mengenal dengan baik, semangat akan
bertambah.
4. Dengarkanlah dengan penuh perhatian.
Orang dewasa yang mendengarkan apa yang dikatakan oleh seorang
anak, akan memberikan dorongan seketika bagi anak untuk bekerja
sama dan berpartisipasi dalam belajar dan pengalaman.
5. Jadilah fleksibel dalam proses mengajar.
Perkiraan yang terlalu banyak akan membawa kepada kebosanan, baik
untuk anak-anak maupun para guru. Meskipun suatu program
membutuhkan keseimbangan, suatu program yang baik perlu diimbangi
dengan perubahan dan fleksibilitas.
6. Berilah kesempatan bagi anak-anak untuk membantu orang lain.
Sebagai contoh, sekolah minggu memberikan gambaran dan sikap
antusias bagi anak-anak karena ini merupakan pengalaman langsung
dalam mempraktikkan firman Tuhan ke dalam tindakan nyata.
Daftar Belajar
1. Bagaimana perasaan setiap anak yang mengikuti kelas Anda?
2. Apakah Anda dan murid Anda tidak sabar untuk belajar firman Tuhan
bersama?
3. Apakah setiap anak merasa bahwa Anda menerima dan mendukung
mereka?
4. Apakah ada suasana kehangatan dan kebahagiaan?
5. Apakah ada kesempatan untuk setiap anak dalam meraih sukses?
6. Adakah pilihan?
7. Bagaimana Anda yakin Anda berjalan dengan santai dan tidak
dikejar oleh waktu?
8. Bagaimana cara Anda membantu anak-anak membangun hubungan satu
dengan yang lain?
9. Apakah harapan Anda kepada anak-anak realistis dan konsisten?
(t/Hilda)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Judul buku: Sunday School Smart Pages
Judul asli artikel: Motivate Your Students to Learn
Penulis: Wes Haystead dan Sheryl Haystead
Penerbit: Gospel Light, Ventura 1992
Halaman: 125
______________________________________________________________________
o/ TIPS 2 o/
MENGGUNAKAN KATA-KATA UNTUK MEMOTIVASI
PANDANGAN ANAK
Saat bertanya bagaimana orang dewasa merangkul dan memotivasi
mereka, anak-anak usia SD merespons demikian:
"... ngobrollah denganku seperti seorang teman, jangan anggap aku
anak-anak."
"... peluk aku."
"... buatkan aku kue."
"... bermainlah denganku."
"... ajak aku jalan-jalan."
"... cobalah untuk mengerti aku."
"... dengarkan aku saat aku bicara."
Kata-kata bisa menyembuhkan, tapi juga bisa menyakiti. Kata-kata
bisa digunakan untuk membangun hubungan antara guru dan murid, namun
bisa juga membangun rintangan. Kata-kata bisa menyampaikan
penerimaan atau penolakan. Dengan kata lain, anak-anak tersentuh dan
mereka mulai membentuk konsep tentang Tuhan. (Perhatikan bagaimana
ungkapan-ungkapan mereka menekankan pada diri mereka sendiri dan
bukan pada Tuhan.)
PENERIMAAN
"Terima kasih sudah banyak membantuku."
"Saya senang dengan caramu berbagi/merapikan kelas/menyelesaikan
tugas, dll.."
"Saya perlu bantuanmu untuk bercerita/menyanyi/menyingkirkan
barang-barang ini."
"Kamu punya ide apa?"
"Senangnya melihatmu menyapa teman baru/mengatur kursi/mengeluarkan
buku-buku nyanyian."
PENOLAKAN
"Mengapa kamu tidak bisa duduk tenang seperti Mary?" (membandingkan)
"Kamu tidak pernah tahu ayat-ayatmu!" (selalu/tidak pernah)
"Kalau saja ibumu tidak bekerja/orang tuamu bercerai/keluargamu
rajin ke gereja, dll.." (menghakimi)
"Kalau saja kamu lebih sering berdoa/lebih percaya lagi kepada
Tuhan, maka ...." (menyatakan bahwa anak tidak cukup
berdoa/percaya).
"Aku yakin kamu pasti akan bertanya." (respon yang tidak
berempati/menolong anak yang baru saja menceritakan suatu masalah
dan ingin mendapatkan bantuan/peyakinan).
"Kamu pikir itu buruk, saya beritahu kamu tentang ...." (mengabaikan
atau meremehkan cerita yang baru saja diceritakan oleh anak).
"Kamu seharusnya tidak boleh merasa begitu terhadap adik
barumu/perubahan di sekolahmu/keputusan orang tuamu, dll.." (menutup
kemungkinan untuk pengungkapan lebih lanjut mengenai perasaan dan
pikiran).
KATA-KATA YANG MENYENTUH PERASAAN
"Itu pasti sangat sulit/membuat frustasi/mengecewakan/menakutkan
bagimu."
"Ya, itu sepertinya tidak masuk akal."
"Bagaimana perasaanmu atas semua yang terjadi ini?"
"Apa yang bisa aku bantu?"
"Sepertinya kamu benar-benar merasa salah paham/tertolak."
PEMBUKA PERCAKAPAN
Beberapa anak senang menyampaikan gagasan mereka dengan gembira dan
spontan kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Anak-anak
yang lain perlu beberapa dorongan semangat. Cobalah beberapa pembuka
percakapan berikut ini.
"Kejadian menarik apa yang kamu alami minggu ini?"
"Apa yang kamu lakukan minggu ini, yang membuatmu merasa gembira?"
"Apa yang kamu cari beberapa hari ini?"
"Ceritakan hal-hal yang menyenangkan dan yang menyedihkan tentang
sekolah, latihan sepak bola, kemah, dll.."
"Apa yang kamu pelajari minggu ini?"
"Apa yang kamu pikirkan beberapa hari ini?"
MEMOTIVASI DENGAN MELAKUKAN SESUATU
Anak-anak jauh lebih menginginkan waktu istimewa dengan orang dewasa
daripada permen atau mainan. Menghabiskan waktu sendirian bisa
menjadi jalan untuk menemukan anak-anak yang terkucil dari
teman-temannya di sekolah minggu, paduan suara anak, program-program
kelompok lainnya. Saat mereka sendirian adalah saat yang tepat untuk
"menyentuh" anak, tidak hanya dengan "melakukan sesuatu", tetapi
juga dengan mendengarkan, memberi dorongan, dan berbicara dengan
mereka. Berikut beberapa cara yang efektif untuk menyentuh mereka
dengan melakukan sesuatu.
- Mengajaknya menikmati es krim.
- Bawa bekal makanan dan ajaklah makan siang di luar.
- Jalan-jalan di mal.
- Kunjungi museum yang dipilih oleh anak-anak.
- Buat roti di rumah Anda.
- Makan pagi bersama.
- Mengajaknya bermain.
- Baca buku bersama.
- Menonton film bersama dan kemudian mendiskusikannya.
- Bersepeda bersama.
MEMOTIVASI MURID-MURID UNTUK MENJANGKAU ORANG LAIN
Menjangkau dan menyentuh orang lain bukan hanya kegiatan yang
dilakukan oleh orang dewasa. Anak-anak juga bisa belajar bagaimana
untuk peduli dan melakukannya, mereka membangun harga diri mereka
sendiri dan tersentuh sendiri. Anda mungkin ingin mengajarkan konsep
peduli ini dengan cara sebagai berikut.
1. Kenalkan konsep peduli dengan menunjukkan iklan "menjangkau dan
menyentuh seseorang".
2. Tanyakan, "Bagaimana orang lain tersentuh melalui telepon?"
(Mereka tahu ada seseorang yang peduli, mereka mengobrol,
seseorang mendengarkan mereka, dll..)
3. Gunakan cerita tentang orang Samaria yang baik hati untuk
menciptakan konteks alkitabiah tentang menjangkau dan menyentuh
seseorang.
4. Tanyakan kepada murid-murid bagaimana seseorang telah "dijangkau
dan tersentuh". Buatlah daftar pada papan tulis dengan judul
"Kata-kata" dan "Tindakan-tindakan".
5. Tanyakan kepada anak-anak apa yang mereka rasakan saat mereka
diperhatikan.
6. Sebutkan orang-orang di gereja Anda atau di lingkungan Anda yang
bisa menggunakan "jangkauan dan sentuhan". Tulislah beberapa nama
di papan tulis.
7. Mintalah kepada seluruh anggota kelas untuk menambah daftar nama
di atas.
8. Diskusikan bagaimana murid-murid Anda bisa menjangkau dan
menyentuh orang-orang ini dengan perkataan dan perbuatan. Berikan
penjelasan secara spesifik dan tulislah saran-sarannya di papan
tulis.
9. Pilihlah satu atau dua orang yang ada di daftar tersebut.
Putuskan bagaimana cara menyentuh mereka sebagai anggota kelas
(atau dalam kelompok kecil). Tentukan hari untuk melakukan
kegiatan ini.
IDE-IDE UMUM
1. Buatlah dan bawalah kue-kue.
2. Bersihkan rumah atau halaman mereka.
3. Bersihkan daun-daun atau salju.
4. Bermain puzzle bersama mereka.
5. Tulislah pesan.
6. Undang mereka ke pesta kelas.
7. Cucilah mobil mereka.
IDE-IDE UNTUK HARI LIBUR
Hari libur bisa menjadi hari yang menyenangkan bagi murid-murid Anda
untuk menjangkau dan menyentuh seseorang. Jangan lewatkan kesempatan
ini untuk memberi contoh peduli, menyentuh kehidupan di lingkungan
atau gereja Anda dan membangun kekompakan kelas. Selain ide-ide di
atas, cobalah juga beberapa ide berikut ini.
1. Undanglah murid-murid dari sekolah internasional atau misionaris
internasional untuk bercerita di kelas Anda tentang liburan di
negara mereka.
2. Undanglah kakek nenek atau orang yang sudah tua untuk
menceritakan hari libur mereka saat mereka masih anak-anak.
3. Undanglah kakek nenek atau murid-murid dari sekolah internasional
untuk memeragakan bagaimana membuat suatu keterampilan.
4. Adakan kegiatan "carol" (menyanyi di malam natal) di rumah
perawatan, rumah sakit, atau orang yang tinggal sendirian di
rumah.
5. Kirimlah paket atau kartu kepada keluarga para misionaris.
6. Kumpulkan pakaian pantas pakai dan berikan kepada suatu keluarga
tertentu atau suatu organisasi yang bisa mendistribusikan
bantuan-bantuan berupa kebutuhan keluarga tersebut. (t/Ratri)
Naomi Gaede-Peener adalah penulis dan pembicara lepas yang tinggal
di Littleton, Colorado.
Diambil dari:
Judul buku: Super Sunday School Sourcebook
Judul asli artikel: Using Words to Motivate
Penulis: Naomi Gaede-Peener
Penerbit: Davic C. Cook Publishing Co., Ontario 1989
Halaman: 51 -- 52
______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/
BELAJAR DENGAN BERDIAM DIRI
"Andre, perbuatanmu itu salah," kata ibu. "Bisakah Ibu memberitahumu
apa yang seharusnya kamu lakukan?"
Andre mulai berdalih. Beberapa di antaranya lebih menyerupai
bantahan-bantahan. Andre selalu berdalih atau membantah setiap kali
ibunya memberitahunya apa yang seharusnya ia dilakukan. Apa yang
akan kamu katakan, Andre?
Renungan Singkat Tentang Hal Mendengarkan
1. Apakah kamu kenal dengan seseorang yang selalu berdalih atau
membantah bila ibu atau ayahnya berbicara kepadanya?
2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Andre saat ini juga? Apakah
yang akan kamu katakan kepadanya mengenai hal mendengarkan?
3. Dapatkah kamu mendengarkan dan belajar sementara kamu membantah
atau berdalih? Mengapa tidak?
"Jika kamu tidak mau mendengarkan kata-kata Ibu, maukah kamu
mendengarkan perkataan Ayub?" tanya ibu kepada Andre.
Andre tampak terkejut. "Siapa?" tanyanya. "Ayub," kata ibu. "Sebuah
kitab di dalam Alkitab diberi nama sesuai dengan nama penulisnya.
Allah mengajarkan beberapa hal kepada Ayub. Menurut kamu, apakah
Ayub membantah atau berdalih?"
Andre menggelengkan kepalanya. Kemudian ibu membacakan ayat yang
berikut dari Ayub 6:24: "Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan
tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat."
"Apakah itu berarti bahwa anak-anak harus berdiam diri dan
mendengarkan ketika orang tua mereka sedang mengajarkan sesuatu
kepada mereka?" tanya Andre. Ibu menganggukkan kepalanya. Kamu juga
harus berbuat seperti itu, bukan?
Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu
1. Menurut kamu, apakah seseorang boleh membantah Allah ketika Ia
sedang memberitahukan sesuatu kepadanya? Mengapa tidak?
2. Mengapa sikap berdiam diri dan mendengarkan itu menolong kita
belajar untuk mengetahui apa yang diinginkan Allah? Mengapa sikap
berdiam diri dan mendengarkan itu menolong kita untuk mengetahui
apa yang diinginkan orang tua kita?
3. Apakah yang ingin kamu lakukan mulai sekarang bila orang tuamu
atau Allah memberitahukan kepadamu sesuatu yang penting? Maukah
kamu melakukannya?
Bacaan Alkitab: Ayub 6:24-25
Kebenaran Alkitab:
Aku akan berdiam diri ketika Engkau mengajarku; tunjukkanlah
kepadaku dalam hal apa aku tersesat (Ayub 6:24).
Doa: Ya, Allah, ajarlah saya untuk berdiam diri dan mendengarkan
pada saat saya ingin membantah atau berdalih. Dalam nama Yesus.
Amin.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak
Penulis: V.Gilbert Beers
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1986
Halaman: 128 -- 129
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
SITUS ALL ABOUT PARENTING
<http://www.allaboutparenting.org/>
Para pelayan anak atau orang tua patut mendapatkan informasi berikut
ini, yaitu tentang referensi beberapa artikel dan tips menarik yang
ada di situs All About Parenting. Artikel yang diangkat membahas
masalah-masalah seperti mendisiplinkan anak, mengajarkan doa kepada
anak, bagaimana menambah keterampilan orang tua, bahkan sampai
manajemen kemarahan untuk orang tua.
Untuk mengetahui judul artikel lain, silakan kunjungi menu "Home",
dan silakan dapatkan kepuasan di sana. Walaupun artikel-artikel
tersebut tersaji dalam bahasa Inggris, akan tetapi bahasa yang
digunakan sangat mudah untuk dipahami. Jangan menunggu terlalu lama,
ayo segera kunjungi situs ini dan perlengkapi pengetahuan Anda.
Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita.
Oleh: Kristina Dwi Lestari (Redaksi)
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Terkadang anak mengisi dunianya dengan
hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan hatinya.
Jika hal-hal yang menyenangkan tersebut melebihi porsi belajarnya,
maka akan sulit membuat anak tumbuh semangat dan motivasi belajarnya.
-- Gamal Komandoko --
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|