|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 393/JULI/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Aktivitas: Cara Terbaik bagi Anak-Anak untuk Belajar
- TIPS 1: Kegiatan Belajar yang Kreatif
- TIPS 2: Bagaimana Mendorong Anak Supaya Kreatif?
- WARNET PENA: Situs PEPAK dengan Tampilan Baru
- DARI ANDA UNTUK ANDA: Surat dari Pengunjung PEPAK
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Salam kasih,
Ibadah sekolah minggu dapat lebih menyenangkan dan dapat menjadi
cara yang efektif untuk menanamkan kebenaran firman Tuhan dalam
kehidupan anak jika murid-murid pun ikut aktif dalam seluruh
jalannya ibadah. Murid tidak hanya menjadi pendengar saja, namun
juga ikut terlibat dalam kegiatan mengajar yang dilakukan guru.
Meski demikian, tidak mudah pula mengajak murid untuk ikut terlibat
dan aktif selama proses belajar. Guru dapat meningkatkan kesenangan
dan menambah keterlibatan murid dengan mengadakan
aktivitas-aktivitas kreatif yang mengakomodasi segala kebutuhan dan
juga minat murid dalam belajar.
Mengapa aktivitas dapat menambah kesenangan murid dalam belajar?
Melalui aktivitas, anak yang pada dasarnya tidak dapat diam dan
selalu aktif bergerak, dapat menyalurkan energinya dengan lebih
positif sekaligus dapat lebih menangkap dan menikmati setiap
rangkaian ibadah dalam sekolah minggu, terutama saat-saat
mendengarkan firman Tuhan. Kita dapat membuka wawasan lagi mengenai
pentingya kegiatan-kegiatan kreatif dalam ibadah sekolah minggu.
Simak pula butir-butir penting dalam kolom Tips mengenai
penyelenggaraan kegiatan kreatif dalam sekolah minggu.
Selamat membaca, sampai jumpa dalam edisi-edisi bulan Agustus 2008.
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
"Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:66)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+119:66 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
AKTIVITAS: CARA TERBAIK BAGI ANAK-ANAK UNTUK BELAJAR
Kegiatan belajar Alkitab adalah kegiatan kreatif yang dirancang
untuk menekankan kebenaran Alkitab. Kegiatan-kegiatan yang termasuk
di dalamnya adalah seni, musik, menulis, drama, atau kemampuan
lainnya. Setiap kegiatan akan menolong anak-anak menerapkan
kebenaran-kebenaran Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kegiatan yang bagaimanakah yang bisa digunakan di sekolah minggu?
Bagaimana kita bisa yakin bahwa kegiatan itu akan berhasil
mengajarkan kebenaran Alkitab? Kapan suatu kegiatan bisa menjadi
kegiatan belajar Alkitab?
Kegiatan itu harus memenuhi kriteria berikut ini supaya bisa
digunakan sebagai suatu kegiatan belajar Alkitab.
Pertanyaan 1: Apakah kegiatan ini mengajarkan, merenungkan, atau
menekankan suatu kebenaran Alkitab?
Pertanyaan 2: Apakah kegiatan belajar Alkitab mendorong penggunaan
Alkitab dan perlengkapan lain yang berhubungan dengan Alkitab,
misalnya kamus, ensiklopedia, peta, dll.?
Pertanyaan 3: Apakah kegiatan itu akan memberi kesempatan kepada
anak-anak untuk menghubungkan kebenaran Alkitab dengan pengalaman
sehari-hari mereka? Bila hubungan kebenaran Alkitab bisa diterima
dengan jelas oleh anak-anak, maka guru perlu membantu anak untuk
merencanakan cara-cara yang lebih jelas lagi supaya kebenaran
Alkitab itu bisa menjadi bagian dari tindakan mereka sehari-hari.
Guru juga perlu menindaklanjutinya untuk memastikan apa yang
terjadi saat anak mencoba mempraktikkan kebenaran Alkitab tersebut.
Tindak lanjut ini menjadi dasar evaluasi guru dan murid. Tindak
lanjut ini juga memberi kesempatan para guru supaya selalu mendukung
dan mendorong murid untuk mengubah perilaku mereka. Inilah ujian
yang sebenarnya dari suatu pembelajaran.
BERIKAN SECARA RINCI DAN FLEKSIBEL
Setiap kegiatan belajar Alkitab harus cukup rinci sehingga anak
yakin (saat melakukan kegiatan ini) bahwa kegiatan ini memiliki
tujuan. Namun kegiatan ini harus cukup fleksibel sehingga sesuai
dengan tingkat kemampuan dan keterampilan setiap anak.
Contoh, bila guru menyiapkan kegiatan belajar Alkitab dengan
menggunakan boneka untuk menyampaikan cerita Alkitab, maka guru
tersebut harus memastikan bahwa kegiatan itu menyertakan tugas-tugas
yang berorientasi baik secara akademis maupun nonakademis (menulis
dan membaca skenario atau membuat dan menggunakan boneka). Seorang
guru juga akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berperan
serta dalam perencanaannya. Sering kali ide seorang anak dapat
membantu menjadikan kegiatan tersebut lebih efektif daripada hanya
menggunakan ide dari guru saja. Dengan demikian, guru tidak hanya
menjadi pemandu belajar saja, namun juga menjadi pelajar
bersama-sama dengan anak-anak.
BAGAIMANA MEMIMPIN KEGIATAN
Berikut lima langkah utama yang diperlukan supaya pembelajaran bisa
dilakukan dalam suatu kegiatan.
1. Kenalkan tujuan dari setiap kegiatan.
Bila suatu kegiatan baru pertama kali dilakukan bersama
anak-anak, maka penting untuk menjelaskan mengapa anak-anak akan
melakukannya; tidak hanya menjelaskan apa yang akan mereka
lakukan. Contoh, anak-anak mungkin akan memilih kegiatan seni
karena mereka senang menggambar kartun. Bantu mereka untuk
melihat tujuan dari kegiatan itu, misalnya "membantu kita belajar
cara-cara untuk tetap percaya kepada Tuhan di masa-masa sulit".
2. Libatkan anak-anak dalam mencari kegiatan.
Meskipun mencari suatu kegiatan kadang-kadang dengan sendirinya
bisa menjadi suatu kegiatan, namun semua jenis kegiatan perlu
dimulai dengan mengajak anak-anak untuk meninjau ulang atau
mengumpulkan beberapa informasi yang rinci dari Alkitab. Metode
dari penelitian ini haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan anak
dan minat mereka. Contoh, anak kelas satu mungkin hanya bisa
membaca kata-kata Alkitab yang ditulis guru di papan tulis,
sedangkan anak kelas lima akan mencari dan membaca ayat-ayat
dalam Alkitab. Anak yang lebih besar mungkin bisa menggunakan
kamus Alkitab untuk mencari kata yang tidak dia pahami, sedangkan
anak yang lebih kecil melihat gambar-gambar atau mendengarkan
melalui rekaman kaset.
3. Ajaklah berbincang-bincang untuk menekankan tujuan dari cerita
yang disampaikan.
Pada saat anak-anak mengerjakan kegiatan, guru bisa menggunakan
percakapan informal untuk mengarahkan pikiran, perasaan, dan
kata-kata anak kepada inti pelajaran. Contoh, pada saat kegiatan
"role play" mulai kehilangan arah, guru bisa bertanya kepada
salah satu pemain, "Apa yang akan dikatakan Michael kepada ibunya
untuk menunjukkan bahwa dia sangat ingin melakukan apa yang
benar, seperti yang Alkitab kita katakan?" Dengan cepat,
anak-anak akan kembali ke tujuan semula dari kegiatan ini.
Dengan selalu siap untuk menghubungkan pengalaman anak dengan apa
yang firman Tuhan katakan, guru bisa membantu anak memahami
kebenaran Alkitab.
4. Pimpinlah anak-anak untuk mengenali apa yang sedang mereka
pelajari dengan melakukan kegiatan itu.
Saat anak-anak hampir menyelesaikan suatu kegiatan, guru harus
bertanya kepada mereka apa yang mereka pelajari tentang kebenaran
utama dari pelajaran hari itu, "Apa yang sudah kalian pelajari
tentang pengampunan? Hal-hal apa saja yang kalian dapatkan
tentang Paulus dan perjalanan misinya?" Saat anak-anak merasa
kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, guru tahu bahwa
masih diperlukan pembelajaran lagi.
5. Pimpinlah anak-anak untuk membagikan kepada anak lain tentang apa
yang mereka pelajari.
Salah satu langkah terpenting dalam proses belajar adalah berbagi
dengan orang lain tentang apa yang telah dipelajari. Anak-anak
perlu didorong untuk melakukan hal ini dengan aturan dasar
sebagai berikut.
a. Meminta anak untuk memikirkan apa yang harus dikatakan kepada
orang lain mengenai suatu kegiatan merupakan cara yang sangat
menolong untuk memimpin anak memikirkan inti dari pelajaran
hari itu. "Bila kamu menceritakan kegiatan ini kepada temanmu,
bagaimana kamu akan menjelaskan apa yang telah kamu pelajari
tentang Yesus dan anak-anak?"
b. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membagikan kegiatan
belajar Alkitab ini kepada kelompok lain. Berbagi tentang
kegiatan ini bisa dilakukan dalam berbagai cara. Anak-anak
bisa menunjukkan apa yang mereka lakukan pada saat guru
menjelaskannya. Guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan
untuk mengarahkan anak supaya menjelaskan apa yang telah
mereka pelajari. Sedikit anak yang bisa berbicara mewakili
kelompok mereka. Setiap anggota kelompok bisa memberikan satu
atau dua kalimat untuk menyampaikan hal terpenting (atau
paling menarik) dari apa yang telah mereka pelajari.
c. Kadang-kadang Anda bisa membentuk suatu kelompok anak supaya
memajang dan menjelaskan kegiatan mereka kepada anak-anak lain
yang berbeda kelas. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Sunday School Smart Pages
Judul asli artikel: Kids Learn Best Through Activity
Penulis: Wes dan Sheryl Haystead
Penerbit: Gospel Light, USA 1992
Halaman: 99 -- 100
______________________________________________________________________
o/ TIPS 1 o/
KEGIATAN BELAJAR YANG KREATIF
Apakah yang dimaksud dengan "kegiatan belajar yang kreatif" itu?
Kegiatan belajar yang kreatif adalah kegiatan yang diberikan pada
anak sebagai respons setelah menerima pengajaran kebenaran Alkitab.
Menurut laporan para ahli pendidikan, murid yang belajar sesuatu
melalui pendengaran saja, hanya dapat mengingat 10% dari apa yang
dipelajarinya. Jika belajar melalui penglihatan dan pendengaran,
dapat mengingat 50%. Sedangkan bila belajar melalui penglihatan,
pendengaran, dan ditambah dengan pengalaman langsung, dapat
mengingat 90%.
Prinsip Penggunaan Kegiatan yang Kreatif
a. Harus sesuai dengan tingkatan usia murid.
b. Biarkan murid mengerjakan sendiri, bukan guru atau orang lain
yang mengerjakan baginya.
c. Harus berhubungan erat dengan isi pelajaran.
d. Bukan sekadar melewatkan waktu, tetapi merupakan proses penting
dalam pengajaran.
e. Murid ikut serta dalam berpikir dan memberikan tanggapan
terhadap kebenaran.
Jenis-Jenis Kegiatan Belajar yang Kreatif
MENGARANG
a. Mengarang surat; kepada objek yang nyata atau objek yang hanya
ada dalam khayalan.
b. Mengarang mengenai tanggapan atas suatu bacaan. Murid dipimpin
untuk bersama merenungkan suatu ayat yang berisi nasihat atau
lainnya sebagai bagian yang biasa dibacakan oleh pemimpin dalam
membaca bacaan bertanggapan. Lalu pemimpin menyuruh murid
menuliskan sebuah ayat atau mengarang sepatah kata sebagai
tanggapan-terhadap bacaan tersebut.
c. Mengarang cerpen atau kesaksian hidup.
d. Mengarang majalah. Mengumpulkan puisi, karangan pendek,
kesaksian, dan lain-lain dari setiap murid, lalu ditempeli
gambar-gambar, didesain, dan disusun menjadi majalah sederhana.
e. Mengarang puisi. Murid-murid yang kreatif boleh diminta mengarang
puisi yang sederhana.
PEKERJAAN TANGAN
a. Gambar tiga dimensi. Gambar-gambar yang sudah diberi warna
ditempelkan pada kertas karton, digunting, dan dibuat
gambar-gambar dimensi yang dapat berdiri. Kemudian murid-murid
memerlihatkan gambar-gambar tersebut sambil mengulangi cerita
yang baru didengar.
b. Gambar model. Siapkan gambar-gambar majalah, biarkan murid
mengembangkan pikiran mereka untuk menggunting dan
menempelkannya pada kertas yang biasa dipakai untuk pekerjaan
tangan. Tempelkan gambar pada kedua sisinya, lalu digantungkan
pada bambu-bambu dengan benang.
c. Model dari tanah liat. Ingat untuk mengalasi meja dahulu dengan
kertas koran atau plastik sebelum pekerjaan dimulai. Biarkan
murid bersama-sama membuat bentuk-bentuk yang ada dalam cerita
dengan tanah liat. Kemudian mintalah mereka menceritakan kembali
kebenaran Alkitab yang baru didengar.
d. Kotak pasir. Lekatkan gambar-gambar yang sudah selesai digambar
pada kertas karton, kemudian lekatkan sebatang lidi di balik
gambar tersebut sehingga dapat ditancapkan pada pasir dalam
kotak. Murid dapat menggunakannya untuk bercerita kepada orang
lain.
e. Kotak televisi. Setiap orang boleh merancang beberapa gambar atau
dibuat dari guntingan gambar-gambar. Lalu susunlah menjadi suatu
cerita bergambar pada lembaran kertas yang panjang. Lekatkan
kedua sisi lembar kertas gambar tersebut pada dua batang kayu,
kemudian digulung dan diletakkan ke dalam kotak televisi yang
telah dibuat. Akhirnya jadilah sebuah acara cerita dalam
televisi.
f. Kotak slide. Sama dengan cara pembuatan di atas, hanya saja
diletakkan satu persatu dalam kotak slide.
DRAMA
a. Monolog. Murid menyusun sendiri isi cerita yang akan disampaikan
dengan cara membaca.
b. Wawancara. Murid berperan sebagai pengarah acara televisi dan
mewawancarai tokoh Alkitab; jadi seorang murid memerankan tokoh
masa kini dan yang lain memerankan tokoh Alkitab.
c. Pantomim. Banyak cerita Alkitab yang dapat dipentaskan. Murid
yang kreatif dapat diminta untuk memeragakan pantomim untuk
ulangan pelajaran, kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
didiskusikan.
d. Mendramakan cerita Alkitab. Boleh minta murid mementaskan
cerita-cerita Alkitab yang sudah dikenal dengan drama. Sebelum
pementasan, lakukan diskusi dan analisa. Setelah pementasan,
adakan penelitian tentang arti dan pengajaran dari cerita
tersebut.
e. Panggung boneka. Murid mengarang cerita kehidupan yang sederhana
yang memadu dengan cerita hari itu, kemudian dipentaskan dalam
bentuk panggung boneka.
f. Memeragakan tokoh-tokoh Alkitab. Perlihatkan gambar-gambar
Alkitab. Kemudian murid diminta menirukan tingkah laku tokoh
Alkitab untuk menghidupkan kembali gambaran tersebut, sementara
murid lain menghafal ayat Alkitab, mengajukan pertanyaan, atau
mendiskusikan pertanyaan.
PERMAINAN ALKITAB
a. Permainan yang bersifat mengulang pelajaran. Isi dari permainan
didasarkan pada pelajaran yang telah dipelajari. Lalu siapkan
pertanyaan; dapat berlangsung dalam bentuk permainan yang
berbeda-beda atau bentuk perlombaan.
b. Permainan Alkitab yang praktis. Permainan ini ditujukan untuk
membantu murid menerapkan prinsip Alkitab yang telah dipelajari
ke dalam kehidupan sehari-hari.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Pembaruan Mengajar
Penulis: Dr. Mary Go Setiawan
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman: 112 -- 117
____________________________________________________________________
o/ TIPS 2 o/
BAGAIMANA MENDORONG ANAK SUPAYA KREATIF?
Semua anak bisa menjadi produktif atau kreatif. Tetapi tingkat
pengekspresian kreativitas mereka, sampai pada tingkat yang tinggi,
tergantung pada guru mereka. Berikut beberapa cara yang bisa
digunakan untuk mendorong dan membantu perkembangan kreativitas
anak-anak.
1. Temukan tingkat pemahaman setiap anak tentang pengajaran Alkitab
-- apa yang anak tahu (atau yang tidak mereka tahu). Tingkat
pemahaman ini bisa dicari dengan mengamati anak-anak dalam
mengekspresikan diri melalui musik, permainan peran, sajak,
permainan, kata-kata, dan kerajinan tangan, yang dipilih untuk
mengungkapkan kembali dan/atau menerapkan kebenaran Alkitab.
2. Tumbuhkan minat pribadi pada setiap anak. Berikan tanggapan atas
setiap hasil kerja yang baik. Kunjungilah rumah anak didik Anda
dan kenalilah keluarganya. Sediakan waktu untuk bisa
bersama-sama dengan setiap anak secara pribadi pada hari Minggu.
Berikan komentar bila ada anak yang pakaiannya baru, punya adik
yang baru lahir, dan lain-lain. Ingatlah hari ulang tahun mereka
dengan mengirimkan kartu ucapan. Dengarkan; pekalah terhadap
perasaan mereka, berikan dukungan semangat.
3. Pilihlah kegiatan yang bermanfaat sehingga dapat memenuhi
kebutuhan anak. Evaluasilah cara-cara dari setiap kegiatan yang
digunakan supaya dapat memenuhi kebutuhan anak-anak di kelompok
Anda. Akankah ini membantu mereka untuk saling menjalin relasi
dan untuk bekerja sama? Membangun keterampilan fisik dengan
menggunakan energi yang berlebihan? Mengekspresikan kreativitas
dan kemurnian? Berbagi? Mendapatkan rasa percaya diri? Menerapkan
kebenaran Alkitab? Berkomunikasi?
4. Sediakan berbagai kegiatan dan materi (bahan). Evaluasilah
pilihan-pilihan dengan melihat umur dan lingkungan untuk
melakukan kegiatan, kemampuan dan minat, kebutuhan fisik, musim,
dan tujuan belajar anak. Pikirkan kegiatan-kegiatan untuk
mendengarkan (rekaman, mendengarkan kaset dari tape); untuk
berpikir (menulis cerita, puisi, teka-teki, puzzle, slogan,
huruf); untuk melakukan (permainan, role play, drama, seni dan
ketrampilan, gerak dan lagu, dan "fingerplay" (menyanyikan suatu
lagu dan membuat gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan
suatu kata).
Media yang bisa digunakan: untuk membuat (tanah liat, koran,
papan, biji-bijian, alat-alat rumah tangga yang sudah tidak
dipakai, tali atau benang, kerang, gambar, dll.); untuk menghias
(cat, krayon, gliter, stiker); untuk mengekspresikan suatu peran
(kostum, kain, wig, kantong dari kertas untuk membuat wayang,
topi, dll.).
5. Doronglah anak-anak untuk melakukan yang terbaik, hasil kerja
mereka sendiri. Diskusikan kepercayaan Anda terhadap kemampuan
yang telah mereka capai dengan memberikan komentar atas
usaha-usaha mereka. Berikan saran kepada anak-anak yang kurang
kreatif dan berikan waktu tambahan untuk anak-anak yang lebih
lambat. Tumbuhkan kemurnian melalui percakapan. "Tutup matamu dan
pikirkan sesuatu (judul cerita atau peristiwa yang didiskusikan
atau yang dipertunjukkan). Sekarang buatlah gambar yang kamu
lihat." "Ide-ide apa yang muncul untuk membuat lagu? Bisakah
kamu memikirkan baris yang pertama?" Juga doronglah anak-anak
supaya membuat lagu hasil kreasi mereka sendiri dengan
memberikan berbagai media dan membiarkan anak-anak memilih apa
yang digunakan untuk menggambarkan suatu ayat Alkitab, cerita,
lagu, puzzle, dll..
6. Bila ada anak-anak yang terlalu yakin pada kemampuannya, jangan
menghasut pengakuannya. Alihkan minat mereka dan tuntunlah mereka
pada kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk
mengalihkan minat anak-anak, Anda bisa memberikan komentar, "Saya
yakin kamu bisa (sebutkan nama kegiatannya), tetapi ada kegiatan
lain yang benar-benar membutuhkan talentamu."; atau, "Pernahkah
kamu mencoba (nama kegiatan)? Kegiatan ini cocok dengan
kemampuanmu."
7. Bimbinglah anak-anak yang overaktif untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang akan menguras minat dan energi. Berikan
dukungan dalam permainan, musik, jalan-jalan, dan permainan
jari. Biarkan anak-anak menjadi asisten, pesuruh, penyedia
keperluan kelas, dan melakukan tugas-tugas lain yang membutuhkan
energi.
8. Sediakan proyek-proyek yang menantang untuk anak yang terlalu
cepat menjadi dewasa. Biarkan dia membuat pola atau menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan di dalam kelas, kerajinan tangan
untuk hadiah, alat-alat untuk bermain, membuat drama TV untuk
wayang yang dibuat oleh anak-anak, merekam suatu cerita yang
bisa digunakan untuk pantomim, serta membuat proyek penelitian.
9. Bersikaplah tegas dan adil. Jangan mengharapkan kesempurnaan.
Jangan pernah melakukan apapun yang bisa dikerjakan oleh
anak-anak. Berikan beberapa prinsip dasar untuk semua kegiatan;
menyelesaikan suatu proyek sebelum proyek lainnya dimulai,
merapikan kembali alat-alat dan benda-benda yang digunakan, dan
berbagi. Usahakan supaya anak-anak tidak melakukan pekerjaan
dengan sembarangan. Jangan biarkan anak yang kurang terampil
menjadi minder karena melihat kegagalan mereka atau karena
dibandingkan dengan ketrampilan anak-anak lainnya.
10. Sekali waktu, biarkan anak-anak memilih sendiri kegiatan yang
ingin mereka lakukan. Secara berkala, adakan kegiatan "Hari
Memilih". Doronglah setiap anak untuk mengatakan mengapa
kegiatan yang mereka pilih adalah kegiatan kesukaan mereka?
Berikan pilihan pertama, kedua, dan ketiga bila suatu kegiatan
tertentu tidak dapat dilakukan oleh banyak peserta.
11. Pajanglah hasil karya anak-anak. Sediakan papan untuk memajang
dan meja-meja (sesuai dengan jangkauan pandang anak-anak) di
dalam dan di luar ruang kelas untuk meletakkan dan memajang
hasil karya mereka. Sekali waktu beri kesempatan kepada
anak-anak untuk memilih hasil karya yang mereka rasa terbaik
untuk dipajang. Kadang-kadang susunlah panitia (yang terdiri
dari anak-anak) untuk memilih hasil karya terbaik dari setiap
pekerjaan anak-anak. Bimbinglah anak-anak dalam memajang hasil
karya mereka. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Childhood Education in the Church
Judul asli artikel: How to Encourage Children to Be Creative
Penulis: Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B. Zuck
Penerbit: Moody Press, Chicago 1986
Halaman: 560 -- 562
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
SITUS PEPAK DENGAN TAMPILAN BARU
http://pepak.sabda.org
Saat ini situs PEPAK baru saja "dipermak". Bagi Anda yang aktif
mengunjungi situs ini, mungkin sudah dapat melihat perubahan
tampilan dalam situs ini, baik tampilan desain maupun tampilan data.
Tim PEPAK sangat besyukur karena pada akhirnya situs ini dapat
dikembangkan dan tampil lebih segar lagi untuk semakin melengkapi
para pelayan anak. Selain perubahan tampilan, situs PEPAK juga sudah
lebih interaktif karena setiap pengguna dapat memberikan komentar
dalam situs ini. Tidak hanya itu saja, pengguna pun dapat memosting
tulisan-tulisan atau pengalaman seputar pelayanan anak.
Segeralah bergabung menjadi pengguna di situs PEPAK. Selain akan
mendapatkan segudang informasi seputar pelayanan anak, Anda juga
akan tergabung dalam komunitas para pelayan anak yang dapat saling
menajamkan satu sama lain dalam situs PEPAK. Untuk mendaftarkan diri
menjadi pengguna, silakan akses alamat:
==> http://pepak.sabda.org/user/register
Karena masih dalam masa transisi dari situs lama ke situs baru, Tim
PEPAK mohon partisipasi para Pembaca e-BinaAnak untuk mengunjungi
situs PEPAK dan memberikan kritik, saran, laporan kerusakan teknis.
Silakan isikan hal tersebut dalam halaman berikut ini.
==> http://trac.sabda.org/newticket?component=PEPAK&description=Ticket+from+http://www.sabda.org/pepak
Kami ucapkan selamat berkunjung, selamat menjelajah, dan selamat
saling menajamkan dalam situs PEPAK.
Oleh: Evie Wisnubroto <Tim PEPAK>
______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/
Dari: Marlis <yck_kpg(at)xxxx>
>thx for pepak!!! semua artikelnya dah aq baca... en bener-bener
>bawa berkat n perubahan besar dalam pelayanan anak di gerejaku, di
>NTT khususnya Kupang. btw, tolong dong...artikelnya diupdate n
>ditambah lagiii... yah... please, please.. GB.
Redaksi:
Sekali lagi, redaksi mengajak rekan-rekan sekalian untuk mengunjungi
situs PEPAK agar semakin banyak lagi berkat dan juga informasi
yang bisa disebarluaskan ke rekan-rekan pelayan anak Anda semua.
Selamat berkunjung.
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Kreatiflah! Itulah cara untuk mengadakan kegiatan belajar
yang hidup dan menyenangkan.
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|