|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 388/JUNI/2008
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL: Kebangunan Rohani Anak
- TIPS: Jenis-Jenis Penyembahan untuk Anak-Anak
- BAHAN MENGAJAR: Bagaimana Bila Kita Berdosa Setelah Diselamatkan?
- WARNET PENA: Pengalaman KKR Sekolah Minggu dalam In-Christ.Net
- MUTIARA GURU
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
Kebaktian kebangunan rohani anak merupakan salah bentuk penginjilan
pada anak-anak. Bentuk ibadahnya memang tidak sama persis dengan
kebaktian kebangunan rohani yang biasa diikuti oleh orang-orang
dewasa. Karena tiap kelompok usia memiliki tingkat pemahaman yang
berbeda-beda, maka bentuk kebaktian ini pun bervariasi. Meskipun
demikian, inti dan tujuan dari kebaktian ini adalah mengenalkan
Yesus dan mengabarkan keselamatan.
Menutup sajian bulan Juni ini, e-BinaAnak mengangkat topik Kebaktian
Kebangunan Rohani Anak. Gunakan waktu liburan anak-anak untuk
mengadakan acara ini sehingga mereka akan mendapatkan pegalaman
rohani yang berarti dalam masa liburan mereka. Saat mereka kembali
ke sekolah, mereka dapat menjadi saksi-saksi Kristus bagi
teman-teman mereka. Silakan simak sajian berikut yang kiranya bisa
memerluas wawasan para pembina anak dalam melayani Tuhan. Redaksi
harap edisi-edisi selama bulan Juni ini juga bisa menjadi inspirasi
bagi para pembina anak untuk menolong anak-anak layan mereka
memanfaatkan waktu di masa liburan ini.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Christiana Ratri Yuliani
"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal
Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu
dan menuntun engkau kepada keselamatan
oleh iman kepada Kristus Yesus." (2 Timotius 3:15)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Timotius+3:15 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/
KEBANGUNAN ROHANI ANAK
Pendahuluan
Jikalau kita mengisi sebuah gelas dengan air secara terus-menerus,
gelas itu akan penuh dengan air, bahkan sampai tumpah. Begitu pula
dengan hati anak, jikalau kita mengisinya dengan berita tentang
kasih Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, maka pada suatu hari akan
ada jawaban yang mengalir keluar dari hatinya, yaitu ia mengasihi
Tuhan Yesus.
Kita telah menyelidiki dasar mengajar anak yang diberikan oleh Allah
pada masa Perjanjian Lama. Kita juga telah memahami arti percaya
yang diletakkan oleh Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru. Dua pokok
ini saling melengkapi. Anak harus diajar sehingga mengenal Allah.
Tetapi pengetahuan tentang Allah saja belum cukup. Anak perlu
membuka diri kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia melalui keputusan
untuk percaya kepada-Nya.
Hal itu dapat terjadi dalam keluarga melalui renungan tiap-tiap hari
atau dalam sekolah minggu. Tetapi sebaiknya juga diadakan hari yang
khusus, seperti pekan anak atau kebangunan rohani anak, di mana anak
diberi pengertian yang khusus mengenai keselamatan dan memunyai
kesempatan khusus untuk menerima Tuhan Yesus secara pribadi.
INTI PEMBERITAAN DALAM KEBANGUNAN ROHANI
Rasul Paulus meringkaskan pemberitaan Injil dengan kalimat sebagai
berikut: "Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah
dilukiskan dengan terang di depanmu?" Galatia 3:1b.
Kepribadian Tuhan Yesus adalah inti pengabaran Injil. Bagaimana
hubungan kita dengan-Nya dan bagaimana hubungan Tuhan Yesus dengan
kita? Hal ini menentukan kehidupan seseorang. Marilah kita
menyelidiki inti pemberitaan kepada anak itu langkah demi langkah.
Keadaan Manusia
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, tidak seorang pun hidup
dengan tidak berbuat dosa. Ini terjadi secara menyeluruh, termasuk
anak. Firman Tuhan berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23). Meskipun begitu,
sikap terhadap dosa sangat berlainan. Ada anak yang acuh tak acuh.
Ada yang membenarkan diri. Ada juga yang berusaha hidup dengan baik,
tetapi sering gagal dan putus asa. Kesadaran akan dosa yang membawa
kepada pertobatan, datang dari firman Tuhan yang disampaikan. Firman
Tuhan begitu jujur dalam menyebut dosa manusia dan dalam menunjukkan
akibatnya. Misalnya ketakutan, kehilangan kemuliaan Allah, bahkan
maut. Tetapi dalam keadaan ini, manusia hanya dapat menghadapi
kenyataan bahwa ia dikuasai oleh dosa dan menuju kepada kebinasaan.
Karena itu, sebenarnya setiap manusia menantikan berita mengenai
jalan keluar dari kuasa dosa.
Kasih Allah
Jauh sebelum manusia berbalik dari Allah dan menuruti kehendak
dirinya sendiri, bahkan menaati Iblis, Allah telah memikirkan jalan
keluar. Allah kasih adanya. Ia tidak membiarkan manusia dalam
keberdosaannya tanpa menawarkan keselamatan. Allah sendiri
menanggungkan dosa manusia atas Anak-Nya. Tuhan Yesus mati di salib
menanggung segala akibat dosa manusia, bahkan menanggung maut.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ...." (Yohanes 3:16). Hal yang
ajaib sekali, Tuhan Yesus mengasihi orang berdosa, orang yang
menyebabkan Ia tersalib!
Mengaku Dosa
Jikalau seseorang menyadari dua hal itu, yaitu dosanya dan kasih
Allah yang begitu besar, maka ia digerakkan untuk bertindak. Apakah
yang dapat ia perbuat? Manusia dapat datang kepada Tuhan Yesus,
mengakui dosa satu per satu dengan namanya dan percaya bahwa darah
Tuhan Yesus menyucikan dari segala dosa. Firman Tuhan berjanji,
"Jikalau kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Pernyataan itu begitu besar
dan sederhana. Melaluinya, hidup seseorang mendapat arah yang baru
sehingga anak pun dapat mengerti dan melaksanakannya.
Menerima Tuhan Yesus
Pengalaman menerima pengampunan, menimbulkan kasih kepada Tuhan
Yesus dalam hati orang yang mengalaminya. Ia tidak dapat hidup tanpa
Yesus lagi. Memang benar, hati yang disucikan harus ditempati.
Karena itu, selanjutnya anak dapat mengundang Tuhan Yesus menjadi
Tuan Rumah di hatinya, atau dengan kata lain ia menerima Tuhan
Yesus. "Semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah." (Yohanes 1:12)
Allah memberi kehendak bebas kepada manusia. Itu berarti setiap
orang menentukan kepada siapa ia takluk, kepada dosa dan iblis atau
kepada Tuhan Yesus dan Allah. Meskipun hal ini merupakan langkah
yang besar sekali, anak pun dapat melakukannya.
Mengucap Syukur
Tibalah saatnya untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus
karena kasih dan pengampunan-Nya atas dosa serta atas hidup yang
telah menjadi milik-Nya. Boleh jadi, setelah seseorang mengucapkan
terima kasih kepada Tuhan Yesus, barulah ia mengalami sukacita.
Tetapi pengalaman setiap orang berbeda-beda dan kenyataan tidak
dapat didasarkan pada perasaan.
Kepastian Keselamatan
Kepastian keselamatan hanya terjadi sesuai firman Tuhan saja. Apa
yang dilakukan dan dialami dapat dipastikan dengan firman Tuhan.
Dengan kata lain, kita dikasihi karena Allah mengatakan itu dalam
firman-Nya. Dosa kita diampuni karena firman Tuhan berkata, jika
kita mengaku, maka dosa kita akan diampuni. Anak menjadi milik
Tuhan karena firman Tuhan menyatakan demikian. Dasar untuk setiap
pengalaman rohani adalah firman Tuhan.
BAHAN UNTUK KEBANGUNAN ROHANI
Inti berita yang baru kita pelajari terwujud dalam banyak cerita
Alkitab. Cerita yang kita pilih tergantung kesempatan yang diberikan
kepada kita dalam kebangunan rohani tersebut.
Bahan untuk Satu Hari
Jikalau kita diberi kesempatan satu hari saja, sebaiknya kita
memilih satu cerita yang berisi sebanyak mungkin pokok dari inti
pemberitaan yang baru kita selidiki, umpamanya:
Cerita Zakheus dalam Lukas 19:1-10.
- Ia seorang yang menipu -- kesadaran akan dosa.
- Ia diperhatikan oleh Tuhan Yesus, bahkan Tuhan Yesus menumpang di
rumahnya -- kasih Tuhan
- Ia mengaku dosanya dan bersedia mengembalikan apa yang bukan
miliknya -- pengakuan.
- Ia menerima keselamatan -- kepastian keselamatan.
Cerita lainnya dalam garis yang sama:
Domba yang Hilang -- Lukas 15:4-7
Anak yang Hilang -- Lukas 15:11-24
Perempuan Samaria -- Yohanes 4:1-25, 39-42
Sida-Sida dari Etiopia -- Kisah Rasul 8:26-40
Nikodemus -- Yohanes 3:1-20
Bahan untuk Dua Hari
Hari pertama: Ular tedung (Bilangan 21:4-9)
Pokok: Kesadaran akan dosa, percaya
Hari kedua: Perumpamaan perjamuan kawin
Pokok: Mengaku, menerima
Bahan untuk Tiga Hari
Hari pertama: Adam dan Hawa (Kejadian 3:1-9)
Pokok: Kesadaran akan dosa
Hari kedua: Tuhan Yesus disalibkan
Pokok: Kasih Allah
Hari ketiga: Kepala penjara di Filipi diselamatkan -- Kisah Para
Rasul 16:16-40
Pokok: Menerima Dia
3. Istilah-Istilah
Firman Tuhan sangat kaya dalam menceritakan orang-orang yang
mengalami pembaharuan melalui Tuhan Yesus. Baiklah kita
memerhatikan, bahwa tidak selalu istilah yang sama dipakai untuk hal
itu. Firman Tuhan berbicara mengenai:
- kelahiran baru, Yohanes 3:3,
- percaya akan Dia, Kisah Para Rasul 16:31,
- menerima Dia, Yohanes 1:12,
- datang kepada-Nya, Yohanes 6:37, dan
- membuka pintu, Wahyu 3:20.
Jelas bahwa banyak variasi dalam mengadakan kebangunan rohani. Itu
indah sekali karena tidak semua anak akan mengalami hal yang sama
pada saat yang sama. Jadi, seandainya setiap tahun kita mengadakan
kebangunan rohani, kita tidak akan kehabisan bahan. Bahkan sampai
anak sudah besar pun, kita masih memunyai pokok-pokok kebangunan
rohani yang menarik.
4. Acara Kebangunan Rohani
Pada waktu kita menyusun acara untuk kebangunan rohani, kita tetap
perlu mengingat bahwa tujuan cerita menjadi poros dari seluruh
kegiatan. Bila kita akan menyampaikan satu cerita yang membawa anak
percaya kepada Tuhan Yesus, maka hal yang sama juga mendasari
pilihan atas ayat mas dan lagu pujian yang akan dinyanyikan.
Contoh Susunan Acara
Pokok: Menerima Dia
- Menyanyi: Lagu pujian yang sudah diketahui oleh anak.
- Nyanyian baru: Ada Tempat bagi Yesus
Ayat mas: "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya." (Yohanes 1:12)
- Menyanyi: Lagu pujian yang telah diketahui oleh anak.
- Cerita: Zakheus menerima Tuhan Yesus.
- Undangan: Anak dapat menerima Tuhan Yesus.
- Menyanyi: Mari Masuk Hatiku Ya Yesus.
- Penutup: Pengumuman dan "Selamat Sore"
- Pelayanan pribadi: Anak yang tinggal di ruangan, dilayani.
4. Undangan
Sesudah kita menyampaikan cerita Alkitab, tibalah waktunya untuk
memberi kesempatan kepada anak agar mereka bertindak. Ini berarti
kita memberikan "undangan" dengan penjelasan yang teliti bagaimana
anak dapat menjawab firman Tuhan yang disampaikan.
Melalui undangan yang disampaikan, anak harus tahu bahwa:
- ia boleh datang kepada Tuhan Yesus dalam keadaan yang ada;
- ia dapat mengakui dosanya dan menerima Tuhan Yesus; dan
- anak harus tahu kapan ia dapat melakukannya.
Undangan dapat dilakukan dengan meminta anak mengangkat tangannya
dan maju ke depan. Anak-anak yang memberi respons diminta tinggal di
ruangan untuk berdoa dengan seorang pembimbing, dan yang lainnya
boleh pulang.
Anak suka meniru. Jikalau anak diajak maju ke muka, meskipun guru
telah menjelaskan sejelas-jelasnya, ada saja anak yang ikut temannya
maju ke muka atau mengangkat tangan tanpa tahu mengapa ia
melakukannya. Karena itu, kita harus lebih teliti memikirkan cara
mengundang anak daripada orang dewasa.
Sesudah menyampaikan undangan, kita meneruskan dengan nyanyian atau
doa, dan menutup acara dengan mengucapkan "selamat sore" kepada anak
tanpa mengulangi undangan lagi. Ini menolong anak agar tidak tinggal
secara ikut-ikutan saja. Untuk melihat betapa wajar kita dapat
berbicara kepada anak dan betapa teliti undangan diberikan, maka
sekarang kita akan membaca contoh cerita kebangunan rohani yang
telah disiapkan. Pertama, cerita kebangunan rohani untuk sehari,
yaitu tentang "Sida-sida dari Etiopia". Kedua, dua cerita kebangunan
rohani yang berlangsung selama dua hari, yaitu "Ular Tedung" dan
"Perumpamaan Perjamuan Kawin".
Diambil dari:
Judul buku: Pedoman Pelayanan Anak
Penulis: Ruth Laufer
Penerbit: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang 1993
Halaman: 261 -- 267
______________________________________________________________________
o/ TIPS o/
Salah satu bagian dalam rangkaian acara KKR Anak adalah penyembahan.
Berikut ini kami sajikan tips untuk mengadakan acara penyembahan
sesuai dengan tingkatan umur anak.
JENIS-JENIS PENYEMBAHAN UNTUK ANAK-ANAK
Pengalaman-pengalaman melakukan penyembahan sering kali
dikelompokkan dengan membandingkan penyembahan pribadi dan umum,
formal dan informal, atau terencana dan spontan. Bagi anak-anak,
setiap penyembahan harus dipikirkan lebih mendalam lagi, tidak hanya
sekadar artinya saja. Faktor tingkat kedewasaan menggambarkan
tingkat yang beragam.
Penyembahan bagi anak usia 2 dan 3 tahun sangat tepat digolongkan
sebagai penyembahan spontan. Salah satu kesalahan pengertian yang
sering terjadi pada orang dewasa adalah merencanakan penyembahan
untuk anak-anak yang terpola seperti untuk anak-anak yang lebih tua
usianya. Anak-anak usia 2 dan 3 tahun hanya memiliki rentang
perhatian selama beberapa menit saja untuk mendengarkan. Karena
mereka memiliki kosakata dan konsep yang terbatas, mereka memberikan
respons yang lebih baik saat mengalami sendiri daripada mendengarkan
kata-kata. Mereka terus beraktivitas, diarahkan oleh bujukan dari
dalam dirinya untuk bergerak, menggali, memanipulasi, dan bertanya.
Mereka juga memiliki orientasi yang lebih baik pada kegiatan yang
individual atau pararel daripada kegiatan yang mengutamakan kerja
sama. Maka jelaslah bahwa kelompok penyembahan yang terencana tidak
akan membuahkan hasil. Hal ini tidak berarti bahwa penyembahan untuk
anak-anak batita tidak perlu direncanakan terlebih dahulu.
Penyembahan bagi anak-anak batita direncanakan sampai pada tahap di
mana pemimpin memberikan materi dan pengalaman-pengalaman yang bisa
mendorong anak pada suasana penyembahan yang informal -- misalnya
rumah kerang untuk membantu anak yang membagikan ucapan syukur,
memutar lagu-lagu tentang kasih Allah untuk anak-anak yang senang
mendengarkan, dan memuji Tuhan atas Anak-Nya; kue-kue kering
berbentuk binatang untuk dimakan dan memberi kesempatan kepada anak
untuk mengekspresikan kebahagiaan atas pemeliharaan Tuhan. Namun
penyembahan itu dilakukan secara spontan karena siapa yang dapat
memperkirakan anak yang mana yang siap untuk melakukan penyembahan
dan kapan mereka siap?
Penyembahan untuk anak usia 4 dan 5 tahun bisa dikategorikan sebagai
penyembahan dengan cara yang tidak formal. Mereka sudah dapat
terlibat dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dan dapat
melakukan penyembahan sederhana dalam kelompok dengan durasi waktu
yang singkat. Meskipun penyembahan ini sudah perlu direncanakan dan
mungkin ada bentuknya, tetapi ini termasuk penyembahan informal,
bukan formal. Pemimpin harus fleksibel, pandai dalam memandu
percakapan dan peka terhadap kebutuhan yang tiba-tiba muncul --
keheranan, kebingungan, keputusan, sukacita, pencapaian -- dan
kemudian mengubah kepekaan itu menjadi penyembahan. Sikap dan
perilaku orang dewasa dalam penyembahan -- yang sangat mudah ditiru
-- dan suasana dalam kelompok -- yang sangat mudah ditangkap --
adalah sangat penting. Salah satu contoh ilustrasi singkat tentang
penyembahan pada anak-anak usia prasekolah adalah seperti berikut.
"Tapi tidak ada yang memerhatikan," kata Jane sambil menangis
tersedu-sedu, "Mitten mati." "Aku memerhatikan Mitten," kata Joey.
"Dan aku juga," kata Mary. "Dan Tuhan juga," tambah David. Ruang
kelas anak-anak itu menjadi hening. "Tuhan, kami sedih karena
Mitten mati. Tolonglah supaya orang-orang dewasa itu lebih
berhati-hati lagi saat mengemudi sehingga kami dan binatang
peliharaan kami dapat menyeberang jalan dengan aman. Tolonglah
Jane supaya tidak bersedih terus."
Penyembahan untuk anak-anak SD dan SMP berubah dari informal menjadi
formal. Sekarang ada pemisahan yang lebih jelas antara pengalaman
penyembahan dan pengalaman belajar. Penyembahan secara berkelompok
yang dilakukan secara terencana, terus berkembang saat murid-murid
semakin mampu menghadiri, berpartisipasi, dan mengambil makna dari
kondisi ini. Namun jangan pernah lupa, "Bentuk bisa menunjukkan
pengalaman dan bentuk bisa pula menyebabkan dan meningkatkan
pengalaman, tetapi bentuk itu sendiri tidak tergantung pada apa pun
juga." Penyembahan untuk anak-anak SD harus menjadi hal penting bagi
anak-anak SD, demikian pula dengan penyembahan untuk anak-anak SMP.
Materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman
mereka; isinya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman mereka; waktu
yang digunakan sesuai dengan rentang perhatian mereka. Pemimpin
penyembahan harus memberikan perhatian khusus pada sifat-sifat,
kemampuan, dan minat anak-anak. Misalnya, anak-anak SMP, yang senang
mencaci maki dan bertingkah laku heboh, mampu menyembah dengan
sangat mendalam. Berkembangnya cara pandang, meningkatnya kosakata,
respons yang menyenangkan atas kecantikan, perintah, dan sedikit
simbol-simbol, bisa menjadikan penyembahan menjadi lebih berarti
dengan pola dan struktur yang formal. Demikian pula dengan anak-anak
SD, kita harus melihat kemampuan anak-anak tersebut dalam
merencanakan dan memimpin mereka melakukan penyembahan dengan
tuntunan orang dewasa yang benar-benar cakap. Semakin mereka aktif
terlibat, semakin bermanfaat pula pengalaman penyembahan itu.
(t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Judul buku: Childhood Education in the Church
Judul asli artikel: Types of Worship for Children
Penulis: Robert E. Clark, Joanne Brubaker, dan Roy B. Zuck
Penerbit: Moody Press, Chicago 1975
Halaman: 422 -- 423
______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/
BAGAIMANA BILA KITA BERDOSA SETELAH DISELAMATKAN?
Hari ini kita akan membahas tentang apa yang harus kita lakukan bila
kita mengasihi Tuhan Yesus tetapi kita masih saja melakukan
perbuatan-perbuatan yang membuat-Nya sedih.
Saat Yesus menjadi Juru Selamat dan mengampuni dosa-dosa kita, tidak
berarti bahwa sejak saat itu dan seterusnya kita tidak akan diganggu
setan. Setan masih akan terus mencoba menggoda kita untuk melakukan
pelanggaran, dan kadang-kadang saat kita jauh dari Yesus, setan
membujuk kita untuk memikirkan hal-hal yang tidak baik.
Apa yang harus kita lakukan bila hal ini terjadi? Alkitab memberikan
jawabannya kepada kita. Alkitab mengatakan bahwa kita harus mengakui
dosa-dosa kita, yaitu mengatakan kepada Yesus bahwa kita menyesal
telah melakukan dosa, kemudian Dia akan mengampuni dan kita
bisa bahagia lagi. Tetapi bagaimana jika kita tidak meminta Yesus
untuk mengampuni kita? Maka Yesus harus menghukum kita. Dia
membiarkan kita berada dalam masalah itu atau Dia menyimpan sesuatu
yang Dia ingin kita miliki.
Tetapi ketika kita akhirnya datang kepada Yesus dan mengatakan
kepada-Nya bahwa kita telah melakukan dosa dan bersyukur atas
pengampunan-Nya, maka masa gelap itu berakhir dan kita bisa
merasakan lagi kasih-Nya. Hal ini sama seperti bila kita nakal dan
ayah atau ibu menghukum kita. Mereka sedih dan kita pun sedih,
tetapi semuanya berakhir dan kembali seperti semula, lalu hati kita
dipenuhi lagi dengan sukacita.
Ada orang yang berpendapat bahwa kita harus datang kepada orang lain
yang tidak mengetahui apa yang sudah kita lakukan dan kemudian
mengatakan dosa-dosa kita kepadanya, lalu memintanya untuk
mengampuni kita. Tetapi hal ini tidak diajarkan oleh Alkitab. Tidak
ada seorang pun yang bisa mengampuni dosa. Hanya Tuhan yang bisa
melakukannya. Tuhan mengatakan bahwa kita boleh dan harus datang
secara langsung kepada-Nya. Dia ingin kita datang, Dia tidak
menyuruh orang lain untuk menyampaikan dosa-dosa kita kepada-Nya.
Suatu pagi saat akan berangkat kerja, ayah Joni berkata, "Joni, hari
ini maukah kamu memotong rumput di halaman?"
Joni sebenarnya tidak mau memotong rumput itu, tetapi dia berkata,
"Ya, Ayah, aku akan potong rumput di halaman."
Ketika temannya, Bili, datang, dia berkata, "Bil, aku akan
membayarmu seribu rupiah kalau kamu mau memotong rumput itu."
Sore harinya saat ayah Joni pulang, dia sangat senang sekali dan
berkata, "Joni, kamu hebat sekali. Ini, Ayah beri dua ribu lima
ratus rupiah untukmu." Joni menerima uang itu, tetapi dia sedih. Dia
tidak mengatakan kepada ayahnya bahwa dia tidak memotong rumput itu.
Dia tahu dia sudah berbohong kepada ayahnya dengan tidak mengatakan
bahwa Bili yang telah melakukan semua itu. Dia terus-menerus merasa
bersalah; dia merasa tidak nyaman hingga dia tidak berselera makan
dan akhirnya dia tidak tahan lagi.
"Ayah," katanya, "aku tidak memotong rumput itu, dan ini aku
kembalikan uang ayah. Bili yang memotong rumput itu."
Kemudian ayah Joni berkata, "Terima kasih, Joni; Ayah sudah tahu
semuanya karena Ayah bertemu Bili saat pulang dan dia bercerita
tentang halaman rumah kita. Ayo sekarang kita keluar dan bermain
bola bersama."
Joni senang telah mengatakan yang sebenarnya kepada ayahnya. Lalu
dia minta Tuhan mengampuni dia dan dia bahagia lagi. Joni dan
ayahnya bermain bola dengan gembira karena dosa Joni telah diampuni.
Bacaan: 1 Yohanes 1:8-2:3
Pertanyaan:
1. Bila ada seorang anak yang berbuat salah, apa yang harus dia
lakukan?
2. Dapatkah pendeta mengampuni dosa kita?
3. Bagaimana Yesus kadang-kadang menghukum kita?
4. Mengapa Dia menghukum kita?
Doa:
Bapa, kami sangat bersyukur karena Engkau mengampuni dosa kami.
Tolonglah agar kami selalu ingat untuk mengatakan kepada-Mu tentang
segala kesalahan kami dan ampunilah dosa-dosa kami. Dalam nama
Yesus. Amin. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Devotions for the Children`s Hour
Judul asli artikel: What If We Sin After We`re Saved?
Penulis: Kenneth N. Taylor
Penerbit: Moody Press, Chicago 1977
Halaman: 119 -- 121
_____________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
PENGALAMAN KKR SEKOLAH MINGGU DALAM IN-CHRIST.NET
http://www.in-christ.net/penginjilan_anak_penginjilan_yang_terabaikan
Ingin mengetahui pengalaman dari seorang guru sekolah minggu yang
pernah mengadakan KKR Anak di gerejanya? Redaksi e-BinaAnak mengajak
rekan-rekan menengok kesaksiannya dalam Network Anak In-Christ.Net.
Berikut beberapa kutipan dari kesaksian tersebut.
"... KKR SM bulan April kemarin menyisakan keharuan di dalam hati
saya sampai saat ini. Saya masih ingat tangan-tangan mungil yang
teracung saat pembicara menantang mereka menerima Yesus sebagai
Juru Selamatnya. Di meja saya saat ini pun masih ada kartu-kartu
komitmen yang dulu mereka isi sebagai tanda mereka percaya kepada
Yesus ...."
Ingin membaca kesaksian selengkapnya? Silakan klik alamat URL di
atas.
Anda juga dapat membaca maupun menulis blog-blog seputar pelayanan
anak dalam situs In-Christ.Net. Silakan klik alamat berikut ini.
==> http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
Oleh: Davida Welni Dana (Redaksi)
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/
Mengijili anak juga berarti mempersiapkan generasi
masa depan gereja yang mengasihi Allah.
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|