copyright
"Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku." Mazmur 119:105 (BIS)
Biblika
Pengantar
Temukan di Alkitab: Kata(-kata) Daftar Ayat
Versi Alkitab
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS dengan Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus
Pengantar Kitab
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC
Catatan Ayat
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian
Kamus
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Peta
Leksikon
Leksikon Yunani
Leksikon Ibrani
Pengantar Ende - Yosua
Pasal: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kitab sebelumnyaKitab berikutnya

Seri Kitab2 Perdjandjian Lama, jang merupakan kepustakaan sedjarah umat Allah dalam fasenja jang pertama, dimulai dengan kisah tentang pendudukan tanah, jang telah didjandjikan dibawah sumpah oleh Jahwe kepada para nenek-mojang. Itu adalah langkah kedua dalam pemenuhan sabda Jahwe dan landjutan sedjarah, jang tertjantum dalam kitab2 Musa. Tokoh utama kisah tersebut. Mempunjai nama jang sangan kena, jakni Josjua (atau Johosjua): "Jahwe adalah pertolongan" atau "Jahwe adalah keselamatan". Itu adalah nama simbolis bagi tokoh jang amat riil, jang merupakan perorangan serta perwudjudan dari pertolongan dan keselamatan dimasa jang amat genting dalam sedjarah Israil. Joshua adalah pemimpin kedua umat Allah dan pengganti dari pendiri, jang diutus Allah, jakni Musa, untuk menjelesaikan lebih landjut pekerdjaan jang sudah dimulai.

Dibatja sekali sadja, kitab itu memberikan kesan suatu kesatuan jang sangat kompak dalam pelbagai segi. Kisahnja hanja mengenai suatu masa jang pendek, hanja setengah umur manusia. Josjua sudah landjut umurnja, ketika ia mulai memegang pimpinan (Yos 4:23; 14:12 (ENDE)). Dan ketika ia pulang kepangkuan nenek-mojangnja dalam usia seratus sepuluh tahun, jang amat tua dan terberkati itu (Yos 24:29 (ENDE)), tanah itu sudah direbut dan di-bagi2. Ia mendjadi pembesar bangsa Israil, jang sungguhpun terdiri atas tigabelas suku, namun berdiri dibelakang pemimpinnja sebagai masa jang kompak dan rukun dan jang dengan sukahati mendjalankan perintah2nja serta pemerintahannja.

Karja Josjua berlangsung dalam tiga fase jang djelas dapat dibedakan, tapi erat gandingannja dan merupakan kelandjutan satu sama lain. Demikianlah rangka kitab itu. Sesudah pengantar pendek, jang memperkenalkan Josjua (Yos 1:1-9 (ENDE)), bagian pertama (Yos 1:10-12:24 (ENDE)) lalu memebrikan ichtisar pendudukan tanah itu. Setelah penjeberangan sungai Jarden setjara adjaib-itu batas alamiah Kenaan (Yos 1:10-4:24 (ENDE)), rakjat disunat dan perajaan Paska dilangsungkan (Yos 5:1-12 (ENDE)). Lalu dikisahkan setjara agak pandjang- lebar dua gerakan tjepat untuk merebut Jeriho (Yos 5:13- 7:24 (ENDE)) dan Ai (Yos 8:1-29 (ENDE)). Permulaan jang berhasil baik itu dikuntji dengan upatjara keigamaan jang meriah (Yos 8:30-35 (ENDE)). Israil bertapak kukuh ditanah perdjandjian dan mendapat landasan kuat untuk gerakan2 selandjutnja. Daerah sekitar Gibeon, hampir dipusat tanah itu, ditaklukkan tanpa pertempuran (Yos 9:1-27 (ENDE)). Kemudian suatu koalisi lima radja dari selatan tanah itu ditumpas (Yos 10:1-27 (ENDE)) dan seluruh daerah selatan djatuh kedalam tangan Israil (Yos 10:28-38 (ENDE)). Suatu koalisi pelbagai radja diutara dialahkan djuga (Yos 11:1-23 (ENDE)), dan bagian tanah itupun mendjadi milik umat Jahwe jang terpilih. Dalam bagian kedua (Yos 13:1-21:45 (ENDE)) daerah, jang direbut ber-sama2, di-bagi2 antara suku2, sehingga masing2 mendapat bagiannja. Djuga kepada kaum Levita, meskipun tidak memperoleh daerah tersendiri, atas perintah Jahwe, ditundjuk kota2 seperlunja dengan djadjahan sekitarnja sebagai tempat tinggal di-tengah2 susku2 lainnja (Yos 20:1-21:45 (ENDE)). Bagian terachir (Yos 22:1-24:31 (ENDE)) mengisahkan achir djalan hidup Josjua. Suku2 seberang Jarden pulang kedaerahnja masing2, setelah tugas mereka selesai, untuk berbakti kepada Allah nenek-mojang mereka disana dan untuk mendiami daerah mereka dengan aman-tenteram (Yos 22:1-8-9 (ENDE)). Perpetjahan jang mengantjam suku2 dapat ditjegah (Yos 22:9-34 (ENDE)). Josjua lalu membuat surat wasiat rohaninja, dalam mana kesetiaan kepada Jahwe ditandaskan lagi (Yos 23:1-16 (ENDE)) dan dibaharui pula perdjandjian jang diadalkan dengan Jahwe di Sikem (Yos 24:1-28 (ENDE)); lalu suku2 bertolak kedaerah jang ditunjdjuk bagi mereka (Yos 24:28 (ENDE)). Penuh dengan berkah dan kemsjhuran dapatlah pahlawan besar Israil itu beristirahat dalam ketenteraman, (Yos 24:29-31 (ENDE)). Seluruhnja ditutup dengan beberapa tjatjatan singkat tentang makam Jusuf dan imam Eleazar (Yos 24:32-33 (ENDE)).

Didalam reng2an jang terang benderang dan dengan komposisi sastera jang bermutu itu kitab Josjua menjadjikan dengan sama therdiknja djaman sedjarah Israil dalam penggambaran jang sangat muluk kepada para pembatja. Memang soalnja bukan mengenai pemberitaan peristiwa2 belaka, melainkan komposisi jang muluk. Kenjataannja djauh lebih ruwet daripada jang digambarkan dalam kitab tersebut, kendati dapat diketemukan djuga tanda2nja. Semuanja dirantjangkan dan disusun kearah tudjuan tertentu, jang tidak memerlukan laporan jang terperintji dan teliti. Boleh djadi si penjusun kitab tidak mampu djuga menjusun laporan sematjam itu, karena kurangnja keterangan2. dengan apa jang tersedia baginja, ia toh mau menjadjikan, mungkin lebih tepat mau menjusun, suatu ichitsar umum tentang perebutan negeri itu.

Menggambarkan kembali kedjadian sedjarah setjara teliti dan sesuai dengan kenjataan, adalah dan tetaplah sukar dan sangat hipotetis. Bahkan tidak mungkinlah menentukan dengan kepastian jang mutlak, dimasa mana tepatnja Israil masuk Kenaan. Hal ini berganding erat dengan soal tanggal keluarnja Israil dari Mesir, jang djuga tidak pasti. Orang dapat memilih tanggal masuk antara waktu sekitar tahun 1350 dan sekitar tahun 1250. Dalam hal jang pertama orang dapat menggunakan surat2 tell-Amarna untuk menentukan lebih landjut keadaan2 di Kenaan. Surat2 tersebut adalah surat-menjurat politik para Fareo Mesir djaman itu dengan pembesar2 diluaran serta takluk2nja. Termasuk dalam golongan inipun radja2 dan walinegeri2 Mesir dari Kenaan. Namun para ahli lebih tjenderung untuk menanggalkan masuknja Israil itu sekitar 1250; dan dalam hal ini surat- menjurat tadi tidak memberikan keterangan langsung tentang suasana tanah jang dimasuki Israil itu. Tetapi pendapat ini lebih sesuai dnegna apa jang diandaikan kitab Josjua. Sebab didalamnja sama sekali tidak di-sebut2kan Mesir sebagai kekuasaan jang dapat memperlihatkan kekuatannja; dan bahwasanja Israil, jang baru keluar dari Mesir, hendak menetap didaerah jang takluk kepada Mesir, kiranja sangat tidak mungkin. Kendati demikian, keadaan2 di Kenaan sekitar tahun 1250 rupa2nja ada banjak persesuaiannja dengan keadaan, jang disebutkan dalam surat2 tell-Amarna. Kekatjauan dan kerusuhan, jang nampak dimana2 di Kenaan, malahan bertambah, bukannja berkurang. Mesir tidak lagi mendjalankan kekuasaannja disana dan kedaulatannja hanja suatu chajalan juridis belaka. Mesir diantjam di-perbatasan2 utara oleh serangan bangsa2 jang berasal dari Asia. Hanja diketahui, bahwa Fareo Merneptah dalam tahun 1223 mengadakan perlawatan di Palestina lawan bangsa2 Asia dibawah pimpinan orang2 Het. Dalam naskah kemenangan disebutkan pula Israil. Oleh karenanja anehlah, bahwa dalam kitab Josjua Mesir tidak memainkan peranan. Kemudian dalam dokumen2 disebutkan "bangsa2 lautan". Salah satu dari antaranja ialah orang2 Felesjet, jang achirnja berhasil mendjedjakkan kakinja di-pantai2 Kenaan dan dalam Kitab Sutji memainkan peranan jang besar tapi buruk. Didalam kitab Josjua itu sendiri betul orang2 Felesjet disebutkan, tapi tidak memainkan peranan jang aktif sebagai musuh dan lawan terhadap Israil jang merembes, sehingga kelihatannja didjaman itu mereka belum menetap di Kenaan dalam bentuk organisasi jang kuat. Ajat 13, 2, jang menjebutkan dengan djelas orang2 Felesjet, kiranja termasuk tambahan redaksionil. Sedangkan kelemahan Mesir mengakibatkan adanja kekusutan lengkap di Kenaan tanpa kesatuan kedalam. Tanah itu didiami oleh sedjumlah bangsa dari pelbagai asal, jang dalam peredaran djaman telah menetap disana disamping penduduk aseli, orang2 Kenaan, dan jang mendesak mereka itu ke-daerah2 tertentu. Kitab Sutji dan djuga kitab Josjua biasanja menjebutkan keenam bangsa ini: orang2 Het, Amor, Hiw, Kenaan, Periz dan Jebus (Yos 12:8; 3:10 (ENDE)). Bangsa2 itu diorganisir dalam sedjumlah besar keradjaan kerdil, jang terdiri atas kota ketjil jang berbenteng dengan daerah djadjahannja. Kitab Josjua menjadjikan daftar tigapuluh radja jang ditaklukkan disebelah barat sungai Jarden (Yos 12:9-20 (ENDE)), djadi suatu djumlah beasr keradjaan bagi tanah jang tak seberapa luasnja. Keradjaan2 dan kota2 itu tidak merupakan pula sematjam persatuan federal atau malahan persatuan jang tidak begitu mengikat, tetapi sebaliknja sering bermusuhan. Betul ada kalanja mereka bergabung lawan musuh bersama, seperti lawan Israil jang masuk (Yos 9:1; 10:1-5; 11:1- 4 (ENDE)), tetapi tida pernah sedemikian rupa, hingga mereka merupakan kekuasaan jang besar. Radja2 setempat itu tidak mentjari kekuatan mereka dalam persekutuan politik, melainkan dalam pengukuhan jang hebat kota2 mereka. Kebudajaan penduduk Kenaan sudah mentjapai taraf jang agak tinggi; bagaimana djua mereka lebih madju dari suku2 primitif Israil. Kebudajaan tinggi ini antara lain ternjata dari pemakaian besi, beih2 dalam persendjataan, dan dalam pemakiakan kuda didalam peperangan (Yos 11:1-9; 17:14-18 (ENDE)). Lagi pula penduduk Kenaan mengadakan hubungan dagang dengan luar negeri (Yos 7:21 (ENDE)). Kekusutan politik ditanah itu sebagai akibat kelemahan Mesir Mentjiptakan sjarat jang perlu bagi masuknja Israil. Bangsa Israil tidak pernah bertapak kukuh ditanah itu, sekiranja Mesir dapat mendjalankan kekuasaannja atau sekiranja penduduk Kenaan bergabung mendjadi satu.

Masuknja Israil itu rupa2nja tidak berdjalan dalam masa jang kompak dan dioraganisir, seperti jang dandaikan kitab Josjua. Tapi tepatnja suatu proses, jang berlangsung dalam pelbagai fase. Mula2 suku2 tersendiri, jang setjara damai menetap didaerah jang sedikit penguninja, terutama dipegunungan. Malahan tidak mustahillah, beberapa suku tidak pernah diam di Mesir, tetapi selalu tinggal di Kenaan dan mengulurkan tangan kepada saudara2 mereka, jang dari gurun mentjari tanah penggembalaan bagi ternaknja. Orang2 pengembara itu sama sekali tidak mahir dalam peperangan dan dalam siasat pengepungan, sehingga kota2 itu, sekiranja mereka mau, toh tidak dapat dimasuki mereka. Mereka harus mentjari tanah itu dimana tiada kota dan penduduk, jakni di pengunungan2. dari sana mereka agaknja djuga mengadakan hubungan setjara damai dnegan penduduk negeri, jang dipusatkan di-kota2. baru kemudianlah suku2 Israil mulai mengadakan gerakan perebutan dnenga kekerasan sendjata, dalam hal mana Israil berhasil menduduki beberapa kota. Tetapi lamalah keadaannja toh begitu rupa, hingga penduduk aseli tetap menguasai kota2 dan lembah2, sedangkan Israil berkediaman dipegunungan. Persendjataan Kenaan jang lebih unggul tidak memberikan kemungkinan kepada mereka untuk menghadapi pertempuran dipadang terbuka. Perebutan2 jan ditjapai adalah lebih ahsil tipu-muslihat daripada pertempuran. Israil harus berdjuang lama, sebelum ia sngguh2 dapat disebut pemilik tanah jang didjandjikan. Peperangan itu berlangsung selama djaman para hakim sampai Swqud, dan dalam pada itu Israil sering mengalam keadaan jang sangat gawat. Kitab para Hakim menjadjikan gambaran sedjarah jang lebih murni tentang perbutan tanah itu daripada gambaran selajang pandang jang diidealisir dalam kitab Josjua.

Adapun kitab ini meng-hubung2kan seluruh proses jang ruwet dari perembesan setjara damai dan perebutan dengan kekerasan itu dengan tjara jang dirangkakan serta diidealisir disekitar tokoh Josjua. Beberapa petilan dan selingan dikisahkan dnengan pandjang-lebar, sedangkan lain2nja hanja ichtisarnja sadja dan kebanjakan dilewatkan atau disana-sini meninggalkan bekas jang njaris dapat diketahui. Dalam penjusunan kitab tersebut chronologi tidak banjak diindahkan, dan kedjadian2 jang berdjauhan di-hubung2kan satu sama lain atau dengan Josjua, tanpa ada hubungan sematjam itu menurut kenjataannja. Bahkan situasi2 djauh kemudian diprojektir kemuka, sebaimana lebih2 halnja dengan bagian tentang pembagian jang diidealisir mengenai tanah itu oleh Josjua, hal mana lebih didasarkan atas situasi semasa daripada atas dasar sedjarah.

Mengidealisir dan merangkakan kedjadian2 itu belumlah berarti begitu sadja memalsukannja. Djelaslah kitab Josjua itu bukan laporan historis, sebagaimana djuga tidak demikian pula dengan kitab manapun djua dari Prdjandjian Lama atau Baru. Ahli sedjarah moderen tentunja akan berlainan sekali tjara kerdjanja daripada pengarang kiab tersebut. Tetapi tuduhan "pemalsuan sedjarab" terhadap pengaragnja, sama sekali tidak pada tempatnja. Menamakan kibtab tersebut sebuah kumpulan "hikajat dan dongeng", karena tidak sesuai dengan pendapat2 moderen, melampaui batas2 kritik jang lajak. Memang sungguh benar, bahwa banjak kisah di- hubung2kan dnegna nama tempat2 tertentu atau dengan sisa2 tertentu dari djaman lampau (Yos 4:9; 5:9; 7:16; 8:29; 9:27; 10:27; 14:14 (ENDE)) dan harus memberikan keterangan atasnja. Tidak perlu diterima pula, bahwa kedjadian itu sungguh merupakan keterangan gedjala tertentu. Didalam tradisi atau oleh si penjusun dapatlah di-hubung2kan kedjadian2 tertentu dengannja sebagai keterangan, walaupun itu sesungguhnja tiada sangkut-pautnja dengannja dan oleh karenanja djuga tidak dapat merupakan keterangan historis. Tetapi ini tidak berarti, bahwa lalu kedjadian2 itu sendiri adalah chajalan sebagai keterangan tentang gedjala dari djaman kuno. Sama mungkinnja, bahwa peristiwa itu sendiri adalah sangat riil, meskipun hubungannja dengan tempat atau monumen tertentu lebih bertjorak idiil. Djuga kenjataan, jang mesti diterima, bahwasanja dengan tokoh Josjua di-hubung2kan peristiwa2, jang tidak termasuk dalam riwajat hidupnja, belumlah memberikan memberikan hak, untuk lalu membuat Josjua mendjadi tokoh dongeng dan menerangkan peristiwa2 itu sebagai hasi chajalan. Haruslah betul2 dibedakan antara peristiwa2 itu sendiri dengan susunan dan bentuk sastera peristiwa2 itu dalam kitab Josjua. Kebalikannja adalah lebih benar: djustru karena Josjua adalah tokoh jang sangat riil dari djaman jang lampau dan telah memainkan peranan jang penting sekali dalam merebut tanah itu, maka dengannja di-hubung2kanlah lainnja semua. Inipun dajaupaja untuk menandaskan pentingnja tokoh tersebut, malahan dajaupaja jang lebih efektif daripada pemikiran2 jang pandjang-lebar. Tetapi bahwasanja tokoh jang tak riil atau jang tak penting menarik kesemuanja kepada dirinja, sama sekali tidak dapat diterima.

Makanja ada alasan tjukup, untuk mengukuhi tjorak historis kitab Josjua, sebagaimana dilakukan banjak ahli. Dari kitab ini dapat ditimba keterangan2 jang sangat berharga untuk menggambarkan kembali masa lampau, meskipun diperlukan penelaahan terntentu untuk menemukan kembali kedjadian2 itu dalam keranga historisnja. Bagaima djua, tanpa kritik jang terperintjipun kitab Josjua menjadjikan kepada pembatjanja gambaran jang sangat riil dari kedjadian historis perebutan Palestina oleh Israil, dalam mana pribadi Josjua telah memainkan peranan jang penting sekali. Penemuan2 archeologi belakangan ini dapat membenarkan hal itu, walaupun harus diakui, bahwa penemuan2 itupun tidak mengurangkan kesulitan2, malahan menambahnja. Tetapi adalah tugas ilmu- pengetahuan, untuk mentjari keterangan2 lebih landjut, dan dalam pada itu tidak menempuh djalan jang termudah, dnegna memungkiri nilah sedjarah kitab Josjua.

Untuk mengemukakan pandangan historisnja atas pendudukan tanah jang didjandjikan itu, si pengarang atau para penjusun kitab Josjua menggunakan tradisi2 jang djauh lebih kuno, jang boleh djadi sudah ada dalam bentuk tulisan. Orang malahan dapat dnegan kemungkinan jang besar menundjukkan dari mana tradisi2 itu berasal dan mula2 dipelihara. Sebab orang menkonstatir kenjataan, bahwa kisah2 itu disangkut-pautkan dnegna tempat2 sutji tertentu di Israil; untuk itu kedjadian2 jang dikisahkan itu sungguh penting adanja. Pendudukan Jeriho dan Ai ada sangkut-pautnja dnegan tempat sutji Gilgal (Yos 4:19-20; 5:9; 4:8 (ENDE)); pendudukan daerah Gibeon pada pokoknja adalah penting bagi tempat sutji tersebut (Yos 9:27 (ENDE)). Pembagian tanah oleh Josjua di-hubung2kan dengan rumah sutji Gilgal (Yos 14:6 (ENDE)) dan Sjilo (Yos 18:1 (ENDE)), marga Kaleb ada sangkut-pautnja dengan Hebron (Yos 15:13; 14:15 (ENDE)) dan achir hidup Josjua serta karjanja dialihkan ke Sikem (Yos 24:1 (ENDE)) dan Sjilo (22,12). Tidaklah bertentangan dengan akal, mengandaikan bahwa kisah2 tersebut dipelihara dan terdjadi di-tempat2 itu. Sumber2, jang digunakan, kadang2 diambil l.k. menurut huruf, kadang2 sangat disadur dan disesuaikan dengan pendapat2 serta situasi si pengarang. Tambahan pula dimasukkan dalam suatu keseluruhan dan oleh karenanja di-hubung2kan si pengarang sendiri dan lagi dibubuhi dengan pengantar2 serta renungan2 pribadi. Tidak selalu sama mudahlah membedakan dimana suatu naskah atau tradisi kuno berbitjara, dimana ada pembersutan dan dimana si penjusun memebrikan tambahannja sendiri. Dari sebab itulah ada perbedaan pendapat dikalangan para ahli, bila mengenai penentuan teliti djumlah dan pembatasan sumber2 itu. Tidak banjak gunanja menjebutkan semua hipotese itu salah satu, jang se-tidak2nja mungkin, setjara agak terperintji.

Kisah tentang pengintaian dan perebutan Jeriho (Yos 2:1-6:25 (ENDE)) jang sumbernja teranglah sudah amat kuno (Yos 4:9 (ENDE)). Beberapa ahli berpendapat, bahwa dalam kisah tersebut terdjalinlah dua sumber atau tradisi tersendiri.

Kisah tentang pendudukan Ai (Yos 7:1-8:29 (ENDE)), berkenaan dnegna penaklukan Gibeon, pertempuran lawan kelima radja diselatan dan lawan sedjumlah penguasa diutara (Yos 9:1-10:27; 11:1-9 (ENDE)).

Dua petilan puisi jang dinukilkan (Yos 6:26; 10:12-13 (ENDE)).

Kisah jang dirangkakan tentang pendudukan kota2 diselatan Kenaan, jang enam djumlahnja (Yos 10:28-39; 11:10-15 (ENDE)).

Pelukisan daerah suku masing2 (Yos 13:1-22:34 (ENDE)), dokumen mana terdiri pula atas sebuah sumber jang disadur dan ditambah oleh seorang redaktor. Oleh si penjusun kitab Josjua sendiri ditambahkan dari sumber2 lain: daftar kota2 Juda, jang mungkin bertanggal dari djaman Dawud (Yos 15:21-26 (ENDE)), dan daftar serupa itu untuk Binjamin dari djaman radja Sjaul (Yos 18:21-28 (ENDE)). Dapat kita tambahkan pula, bahwa riwajat Kaleb (Yos 14:6-15; 15:13-19 (ENDE)) djuga diselipkan oleh redaktor terachir kitab Josjua dari sumber lain tersendiri. Hal inipun kiranja boleh kita katakan pula tentang tjerita perihal suku Jusuf, seperti jang terdapat dalam Yos 17:14-18 (ENDE). Kedjadian jang ditjeritakan dalam pasal ke-22 berasal djuga dari sumber tersendiri, jang datang dari djaman para Hakim.

Walaupun sangat disadur oleh penjusun kitab Josjua, namun kisah tentang diikatnja perdjandjian di Sikem (pasal 24)(Yos 24 (ENDE)) adalah dari masa jang lebih kuno. Orang dapat bertanja, apa Yos 8:30-35 (ENDE), lepas dari saduran jang kuat, tida berasal dari sumber jang sama djua, dan oleh si penjusun kitab Josjua dilepaskan dari hubungan aselinja, untuk ditempatkannja disitu, lebih sesuai dengan pendapat teologisnja.

Lepas dari sedjumlah besar tjatatan dan tambahan ketjil2, bolehlah dikatakan dengan kepastian jang agak besar, bahwa oleh si penjusun kitab sendiri setjara langsung ditambahkan: amanat kepada Josjua pada permulaan kitab (Yos 1:1-11 (ENDE)) dan jang sedjadjar dengan itu, jakni Yos 13:1-7 (ENDE); persetudjuan dengan suku2 diseberang Jarden (Yos 1:12-18 (ENDE)); pemberitaan tentang sunat dan tentang perajaan Paska jang pertama di Kenaan (Yos 5:2-12 (ENDE)), walaupun ini boleh djadi berdasarkan berita jang lebih kuno; ichtisar pendudukan Kenaan selatan (Yos 10:40-43 (ENDE)); ichtisar sematjam itu bagi Kenaan utara (Yos 22:16-25 (ENDE)); ichtisar tentang pendudukan daerah seberang Jarden (Yos 11:1-6 (ENDE)) dan pengantar berikutnja atas daftar radja2 jang ditaklukkan (Yos 12:7-8 (ENDE)); dan djuga ichtisar tentang daerah suku2 Ruben dan Gad (Yos 13:8-12 (ENDE)). Pidato beasr Josjua dalam pasal 23(Yos 23 (ENDE))seluruhnja dikarang oleh si pengarang kitab Josjua sedjadjar dengan pasal 24(Yos 24 (ENDE)).

Melihat keterang2 Kitab Josjua tu sendiri orang mungkin akan menarik kesimpulan, bahwa kitab itu mendapat bentunja jang definitif pada permulaan pemerintahan Dawud, sekitar th. 1000. sebab dalam kitab itu disebutkan, bahwa Gezer didiami orang2 Kenaan (Yos 16:10 (ENDE)), tetapi didjaman Sulaiman kota tersebut mendjadi milik Israil dengan penduduk Jahudi (1Ra 9:16 (ENDE)). Jerusjalem masih mendjadi milik orang Jebus (Yos 15:63 (ENDE)), jang kemudian ditaklukan oleh Dawud (1Sa 5:6-9 (ENDE)). Hasor didjaman si pengarang masih berupa reruntuhan (Yos 11:13 (ENDE)), kota mana dibangun kembali oleh Sulaiman (I Radj 9, 15). Tempat sutji Gibeon mendjadi pusat rakjat didjaman redaksi kitab itu (Yos 9:2-27 (ENDE)), dan kitab itu agaknja tidak tahu sedikitpun tentang Jerusjalem, jang oleh Dawud didjadikan tempat sutji nasional (2Sa 6 (ENDE)). Sebeliknja ada sebangsa perpisahan antara Juda dan Israil (Yos 11:23 (ENDE)), hal mana sesuai dengan situasi pada permulaan pemerintahan Dawud, ketika Isjbosjed memerintah Israil (2Sa 2 (ENDE)). Tetapi Kitab Josjua sendiri dalam banjak petilan si (para) penjusun sangat mengingatkan kepada kitab Ulangtutur atau Deuteronomium. Tjukuplah kiranja petundjuk2 jang ditempatkan pada pinggir halaman terdjemahan ini. Dengan itu lalu penanggalan kitab Josjua digandingkan dengan persoalan rumit tentang waktu terdjadinja kitab Ulang tutur. Karena banjak ahli mengira dapat membuktikan, bahwa kitab Ulangtutur telah disusun didjaman radja Josjijahu (640-609), maka kitab Josjua pun ditanggalkan didjaman itu. Ahli2 lainnja lebih suka menghubungkan dengan kegiatan sastera radja Hizkia, jang katanja djuga memainkan peranan dalam redaksi pertama kitab Ulangtutur, djadi sekitar th. 700. Karena orang berpendapat, bahwa kitab Ulangtutur diterbitkan se-dikit2nja dua kali, maka dikemukakan pula, bahwa kitab Josjua pun mengenal dua penerbitan pertama kali didjaman pemerintahan Josjijahu dan kedua kalinja dengan beberapa tambahan, selama atau mungkin malahan sesudah masa pembuangan (sekitar th. 500). Djadi penanggalan kitab Josjua bersangkut-paut dengan soal hubungan antara kitab Josjua dan kitab Ulangtutur. Puluhan tahun jang lalu. Banjak ahli berpendapat, bahwa kitab ini (bersama dengan kitab para Hakim) bukan hanja dari segi sedjarah sadja, tapi dari segi sasterapun merupakan kelandjutan langsung dari kelima kitab Musa. Dan katanja disusun pula dari naskah (tradisi2) jang sama dan hasil karja orang2 jang sama, jang selama atau sesudah masa pembuangan menjusun karja besar mulai dari Kedjadian sampai dengan kitab Hakim2. Tetapi dewasa ini orang melepaskan kitab Ulangtutur dari kitab2 Musa dan melihatnja sebagai permulaan dan pendahuluan suatu karja besar sedjarah, jang melingkupi kitab2 sedjarah sampai dengan kitab2 Radja2 dan hasil buah astu pena jang sama dalam bentuknja jang definitif. Kitab Josjua katanja merupakan bagian dari karja tersebut. Karja beasr tadi katanja djuga menenal dua perbitan, termasuk pula Josjua, seperti telah disebutkan diatas. Tambahan2 dibubuhkan, terutama dalam kitab Radja2 jang melandjutkan sedjarah mulai dari Josjua sampai kemasa pembuangan. Hipotese ini tidak kurang dan tidak lebih dari itu boleh diterima, tetapi soal lain ialah apa perlukan itu. Bagaimanapun djua hubungannja antara kitab Sjemuel dan Radja2 dengan Ulangtutur dalam bentuknja jang definitif, namun kitab Josjua dapatlah dilepaskan daripadanja. Bahwasanja ada banjak titik pertemuan antara kitab Josjua dan Ulangtutur tidaklah dapat dipungkiri; tetapi tidak djelas begitu sadja, bahw kitab Josjua oleh, karenanja bergantung setjara langsung dari kitab itu sendiri. Gagasan2 keigamaan jang dirumuskan dalam kitab Ulangtutur, tidak ditjiptakan oleh kitab tersebut. Tetapi lebih merupakan titik achir perkembangan jang lama serta tradisi dan rumus penutup suatu sistim keigamaan jang untuh. Kalupun kitab itu (dalam redaksi pertama) disusun didjaman Josjijahu, maka gagasan2 jang sama itu toh sudah ditjantumkan dalam naskah2 lain, sebagaimana djuga halnja dengan kitab Josjua. Kitab Josjua dapatlah, dalam hal terdjadinja serta penanggalannja, berdiri lepas dari kitab Ulangtutur dan dipandang sebgai suatu kesatuan jang berdiri sendiri. Inipun kiranja dapat dikatakan pula tentang kitab2 Sjemuel dan Radja2. meskipun dalam kitab2 tersebut ditemukan kembali gagasan2 Ulangtutur, namur tidak berarti, bahwa kitab2 tersebut bersama dengan Ulangtutur hanja merupakan satu karja sastera sadja. Bahwasanja kitab2 Sjemuel dan Radja2 ditulis sesudah Ulangtutur dapatlah kita terima, tetapi kami tidak dapat menerima suatu penanggalan kitab Josjua, jang bergantung daripada penanggalan kitab Ulangtutur. Atas alasan2 itu lebih baiklah orang mengukuhi sadja penanggalan jang didasarkan keterangan2 kitab itu sendiri, hang menjundjuk akan waktu permulaan pemerintahan Dawud, djadi sekitar th. 1000 sebelum Masehi.

Apa kita mesti memikirkan adanja satu redaktor sadja dari kitab itu atau beberapa penjususn, jang bekerdjasama, terserahlah. Menjebutkan sautu nama jang konkritpun tiada gunanja, sebab hal itu adalah tetap perkiraan se-mata2. Tetapi, mengingat adjaran jang diutarakan dalam kitab itu, mestilah kitab itu terdjadi dikalangan Levita, jang djuga mendjadi asal kitab Ulangtutur. Karena perhatian chuus ditaruh kepada suku2, seberang Jarden dan daerahnja (Yos 13:15-22; 1:12-18; 22:1-34 (ENDE)), maka pernah dikemukakan dugaan, bahwa si pengarang berasal dari daerah itu. Apa kesimpulan itu tepat, agaknja dapat disangsikan.

Dari lingkungan asalnja sangat dapat dimengerti, sebagaimana ternjata djuga dari kitab itu sendiri, bahwa karja tersebut menaruh perhatian keigamaan jang kuat dan tidak tegas berhaluan historis. Sedjarah terutama dilukiskan demi untuk makna dan nilah keigamaan jang praktis. Itu adalah permakluman allah, jang membimbing itu seluruhnja kearah maksud22Nja. Perhatian teristimewa tertudju kepada tanah Kenaan, jang dahulu didjandjikan Jahwe kepada nenek-mojang (Yos 1:6; 5:6; 9:24 (ENDE)) dan djuga benar2 diberikan (Yos 23:1,3-4; 24:11-13 (ENDE)). Sebab Jahwe adalah setia kepada djandjiNja, jang pernah diberikan, dan tidak lupa akan perdjandjian dengan nenek-mojang dan umat (Yos 21:1, 43-45; 23:14 (ENDE)). Pendudukan tanah itu bukanlah terutama usaha Josjua tetapi pekerdjaan Allah Israil (Yos 23:4; 3:10; 10:15; 23:10 (ENDE)). Bahwasanja Jahwe berdiri dibelakang seluruh kedjadian itu, tidak hanja ternjata dari tugas tegas dan djandji pertolongan, jang diberikan kepada Josjua (Yos 1:3; 1:5:9; 10:8; 11:6 (ENDE)), tapi djuga dari tjampurtangan adjaibNja didalam djalan kedjadian2 (Yos 3:15; 6:20; 18:11 (ENDE)). Seluruhnja hanjalah pelaksanaan perintahNja jang dahulu telah diberikanNja (Yos 10:40; 13:7; 14:2 (ENDE)). Bahwasanja umat tidak menajai Jahwe segala usahanja, hanja dapat ditjela sadja (Yos 9:14 (ENDE)). Josjua sungguh tokoh jang penting dalam kitab itu, tetapi melulu melajani maksud dan pimpinan Allah (Yos 1:1; 3:7 (ENDE)). Ia adalah pemimpin jang diangkat dari umat Allah, jang sekalipun terdiri atas duabelas suku, namun satu djua dalam Allahnja, dalam ibadah dan djandji Allah (Yos 8:33; 22:27; 24:14,17 (ENDE)). Tetapi kesetiaan Allah itu bukan tak bersjarat. Ia adalah Allah jang kuasa (Yos 3:13; 2:11 (ENDE)), Allah jang mahatahu (Yos 3:7; 6:2,5; 8:18; 10:8; 11:6; 7:10-11 (ENDE)) dan lebih2 Allah jang kudus (Yos 24:19 (ENDE)), jang menuntut umat jang sutji. Kesutjian ini per- tama2 berwudjud kesetiaan kepada perdjandjian, kepada hukum2nja dan kepada sabda mulutNja, kestiaan dari pihak rakjat serta pemimpin2nja (Yos 8:27; 11:9; 15:13; 17:1-6; 10:40; 11:12; 15; 22:6; 23 (ENDE)). Kesetiaan ini meliputi pula tjinta jang tak terbagi (Yos 23:11 (ENDE)) dan dalam situasi jang njata itu penghormatan se-mata2 kepada namaNja (Yos 23:8-16 (ENDE)). Karena itupun Israil tidak boleh bertjampur-baur dengan bangsa2 kafir Kenaan (Yos 23:7,12 (ENDE)), tetapi sebaliknja harus menumpas mereka (Yos 10:14; 11:15 (ENDE)). Apabila rakjat mejalahi kestiaan ini, maka Jahwe bukan hanja tidak akan menolong mereka lebih landjut, dan tidak akan mengusir bangsa2 dari depan mereka (Yos 23:13 (ENDE)), tetapi malahan djuga akan membatalkan pekerdjaanNja (Yos 23:15; 24:20 (ENDE)). Rakjat harus mengangkat sumpah kesetiaan itu djuga untuk masa jang akan datang, sehingga keturunan mereka mengukuhi djuga perdjandjian itu (Yos 24:22; 27 (ENDE)).

Tuntutan2 itu hendak diperkeras kitab Josjua dengan kedjadian2 jang dikisahkannja, jang dengan djelasnja menundjukkan bahwa kesetiaan digandjar dengan kesetiaan dan murtad dihukum dengna pnumpasan. Itulah jang harus dimaklumi orang2 semasanja; tetapi hal itupun tetap berlaku bagi angatan2 jang akan datang. Walaupun Allah akan memaklumkan diriNja sebagai Bapa jang penuh belaskasih dan baik, namum Ia tetap djuga Allah jang adil, jang tetapi mengemukakan tuntutanNja atas kesetiaan. Allah perdjandjian sendirilah, jang mendjamin keselamatan; dan Allah itulah, jang dengan perantaraan utusanNja Jesus orang jang senama dnegan Perdjandjian Lama bukan tanpa alasan dipandang sebagai perlambangNja mewujudkan itu, bukan umatNja. Tetapi keselamatan itu masih musjkil dan menaruh kewadjiban2 besar atas pundak umat Allah. Umat sebagai keseluruhan tidak dapat lagi tak-setia samasekali atau membatalkan djandji Allah, tetapi anggota masing2 dari umat itu datlah dengan ketidaksetiaannja membuat dirinja tak-patut untuk mengambil bagian dalam keselamatan, jang didjandjikan dan sudah terwudjudkan itu, dan untuk menikmati tanah, jang telah didjandjikan Allah kepada nenek-mojang.

Kitab sebelumnya Atas Kitab berikutnya
| Tentang Kami | Dukung Kami | F.A.Q. | Buku Tamu | Situs YLSA | copyright ©2004–2015 | YLSA |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Laporan Masalah/Saran