NARWASTU
Kisah Debbie dan Rebekah Korban Bom Gereja Sri Lanka
Debbie sangat gembira ketika mitra lokal kami berkunjung. Tiga tahun setelah Serangan Bom pada Hari Paskah, dia tampak seperti dirinya lagi. Hilang sudah gadis pemalu dan pendiam yang menundukkan kepalanya. Debbie begitu bersemangat dan mengobrol riang dengan kakak laki-lakinya, Rufus. Keduanya sibuk mendiskusikan rencana mereka. "Ayo belanja di MC," kata mereka, mengacu pada sebuah pusat perbelanjaan di Kolombo. Mereka merencanakan apa yang akan mereka lakukan setelah Debbie mendapatkan penglihatannya kembali.
Debbie telah kehilangan kedua mata dan orang tuanya dalam Serangan Paskah pada 2019. Itu adalah perjalanan yang panjang dan sulit menuju pemulihan, baik secara fisik maupun emosional, tetapi Debbie dan keluarganya telah mengalami kebaikan Tuhan melalui semuanya itu.
Pada pertengahan Maret 2022, Debbie terbang ke India bersama Rufus, bibi, dan paman mereka. Dokter mengatakan bahwa ada kemungkinan kecil untuk memulihkan penglihatan pada satu mata. "Namun, akan dibutuhkan beberapa operasi sebelum mereka bisa mentransplantasikan mata," kata bibinya, Vathany. Namun, mereka tetap berharap Debbie dapat melihat lagi suatu hari nanti.
"Setelah operasi nanti, ketika mereka melepas perban, Rufus Anna (kakak laki-laki dalam bahasa Tamil) harus menjadi orang pertama yang saya lihat," kata Debbie kepada keluarganya dengan penuh semangat.
Dengan tidak adanya orang tua mereka, mereka berdua menjadi sangat erat hubungannya, dan mereka tidak dapat dipisahkan.
Ketika dia tidak bersekolah atau menemani saudara perempuannya, Rufus menyukai olahraga, terutama kriket. Dia masih terlalu malu untuk berbicara, tetapi wajahnya berseri-seri dengan senyum lebar ketika ditanya siapa pemain kriket favoritnya.
Selagi Rufus berprestasi di sekolahnya, Debbie kesulitan dengan pelajaran huruf Braillenya. "Dia memiliki seorang guru yang datang untuk mengajarnya Braille," Vathany berbagi, "tapi Debbie kesulitan mempelajarinya karena dia tidak buta sejak lahir. Dia pergi ke sekolah dan belajar alfabet Tamil seperti anak lainnya. Jadi, sekolahnya tidak berjalan dengan baik."
Selama 3 tahun terakhir, Vathany memiliki Rebekah, adik bungsunya, dan bibi Debbie yang lain untuk membantu merawat Debbie dan Rufus. Namun, sekembalinya dari India, Rebekah tidak akan ada lagi di rumah karena dia akan menikah.
Pernikahan Rebekah diadakan pada 24 Maret. "Pada hari ulang tahunku!" ucap Rebekah sambil tertawa. "Pengantin pria saya dan saya berbagi ulang tahun yang sama, jadi kami akan menikah pada tanggal itu." Sebuah keluarga yang merasa sulit untuk merayakan Natal setelah kehilangan yang mereka alami sekarang dapat merayakan pernikahan! Ini adalah perubahan yang disambut baik.
"Kunjungan kami berikutnya ke Batticaloa akan sangat berbeda," diskusi mitra lokal di antara mereka sendiri. "Mungkin kita tidak akan melihat Rebekah karena dia akan pindah ke Jaffna, kampung halaman sang mempelai pria, setelah pernikahan mereka. Namun, Debbie mungkin bisa melihat kita!" seru mereka dengan semangat.
Ada perubahan -- perubahan yang baik -- yang dipersiapkan untuk keluarga ini.
Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju pemulihan. Mohon terus berdoa untuk Debbie, Rufus, Rebekah, dan seluruh keluarga mereka.
|