Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2018/08

e-JEMMi edisi No. 08 Vol. 21/2018 (28-8-2018)

Merdeka dalam Kristus

Merdeka dalam Kristus
e-JEMMi -- Edisi 08/Agustus/2018
 

e-JEMMi

DARI REDAKSI:

Allah dalam Kristus Sudah Memerdekakan Kita

Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia pernah lama tertindas dalam penjajahan. Dahulu, kehidupan rakyat Indonesia tidak bebas karena harus tunduk di bawah kendali penjajah. Karena itu, terjadilah banyak perlawanan di berbagai daerah terhadap penjajah demi perjuangan untuk merdeka dan melepaskan diri dari penjajahan. Syukur kepada Allah, bangsa Indonesia akhirnya meraih kemerdekaan dari penjajah dan terlepas dari belenggu penindasan.

Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen, sesungguhnya dahulu kita juga hidup dalam perhambaan, tetapi sekarang telah dimerdekakan oleh Kristus dari kuk perhambaan. Iblis tidak lagi berkuasa lagi atas hidup kita. Itulah kemerdekaan sejati yang harus disadari oleh setiap orang Kristen, yaitu saat Yesus menghidupkan roh kita dan memeteraikan Roh Kudus dalam kita. Saat itulah, kita dapat kukuh berdiri dalam kasih karunia-Nya dan hidup untuk melakukan kehendak Allah. Marilah kita sebagai orang Kristen yang mengalami kemerdekaan dalam Kristus mengambil beban untuk berdoa bagi bangsa Indonesia. Masih ada banyak pekerjaan rumah yang dapat kita lakukan untuk ikut mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan. Untuk itu, mintalah pertolongan dan anugerah dari Allah agar kita dimampukan memberi berkontribusi bagi kemerdekaan sejati bangsa kita tercinta, Indonesia.

Bertepatan dengan bulan kemerdekaan bangsa Indonesia, e-JEMMi menyajikan artikel bertema "Merdeka dalam Kristus" yang disertai dengan beberapa pokok doa bagi bangsa Indonesia. Kiranya sajian kami pada bulan ini menjadi berkat bagi pembaca semua. Selamat ulang tahun negeri tercinta Indonesia, Tuhan Yesus memberkati!

Lena L.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Lena L.

 

ARTIKEL
Karena Kristus Telah Memerdekakan Kita

"Demi kemerdekaan, Kristus telah membebaskan kita. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan lagi mau dibebani dengan kuk perbudakan. Dengarkanlah! Aku, Paulus, mengatakan kepadamu bahwa jika kamu menerima sunat, Kristus tidak ada gunanya bagimu. Sekali lagi, aku mengatakan kepada setiap orang yang menerima sunat bahwa ia wajib menaati seluruh Hukum Taurat. Jika kamu berusaha untuk dibenarkan dengan menjalankan Hukum Taurat, hidupmu telah dipisahkan dari Kristus dan kamu telah meninggalkan anugerah. Melalui Roh, dengan iman, kita menanti-nantikan pengharapan akan kebenaran." (Galatia 5:1-5, AYT)

Teks ini dimulai dengan pernyataan yang jelas dan menyegarkan tentang kehendak Kristus bagi hidup kita. Kadang-kadang, kita terjebak dalam kebingungan tentang kehendak Tuhan. Kita juga sering khawatir tentang keputusan yang bukan masalah besar bagi Allah (harus pergi ke sekolah mana, apa pekerjaan yang harus diambil, di mana harus tinggal, dll.). Kita perlu mengorientasikan hidup kita pada pernyataan yang jelas dari Alkitab tentang kehendak Allah, dan berikut ini adalah salah satunya: "Karena Kristus telah memerdekakan kita". Kehendak Kristus bagi Anda adalah bahwa Anda menikmati kebebasan. Ke mana Anda bersekolah, apa pekerjaan yang Anda lakukan, di mana Anda tinggal, dll., hampir tidak begitu penting asalkan Anda berdiri teguh dalam kebebasan. Jika hal-hal itu sangat penting, Alkitab akan memerintahkan hal-hal itu sejelas perintah kebebasan ini. Namun, hal-hal itu tidaklah penting.

Jadi, kesenangan Anda akan kemerdekaan jauh lebih penting bagi Allah daripada banyak keputusan sehari-hari yang memenuhi kita dengan begitu banyak perhatian. Suatu tes yang baik tentang prioritas Anda dalam hidup adalah apakah Anda sama pedulinya dengan perintah untuk menikmati kemerdekaan Anda seperti pada keputusan lain yang mendesak dalam hidup Anda. Apakah Anda berolahraga sebanyak ketekunan dalam doa dan belajar untuk berdiri teguh dalam kemerdekaan sama seperti yang Anda lakukan untuk mengambil keputusan mengenai rumah, pekerjaan, sekolah, atau jodoh? Ini adalah perintah yang jelas dan wajar tanpa pengecualian: "berdirilah teguh, dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan". Ini adalah kehendak Allah untuk Anda: kemerdekaan Anda. Kemerdekaan tanpa kompromi, tidak henti-hentinya, yang gigih. Untuk hal ini, Kristus telah mati. Untuk hal ini, Dia bangkit. Untuk hal ini, Dia mengirim Roh-Nya. Tidak ada yang Dia kehendaki dengan intensitas yang lebih di bawah kemuliaan nama-Nya sendiri daripada hal ini: kemerdekaan Anda. Itulah khotbah saya hari ini. Semua yang lain adalah penjelasan dan nasihat.

Waktu Bermain dalam Keluarga Piper

Saya memiliki waktu bermain dengan anak-anak saya setelah makan malam, setiap malam sampai sekitar pukul 19.00. Tidaklah mudah untuk menyenangkan anak berusia 10, 7, dan 3 tahun dengan satu permainan. Baru-baru ini, kami mempunyai ide baru: Karsten membaca The Tower of Geburah untuk kami semua, sementara saya membangun menara dari balok dengan Abraham di lantai. Ketika pukul 19.00 tiba, saya biasanya mengatakan, "Oke, Abraham, ambil balok-baloknya dan masukkan semunya ke dalam keranjang." Biasanya, ia bertanya, "Apakah Ayah mau membantu saya?" Sekarang, saya memiliki dua kemungkinan. Saya bisa mengatakan, "Tidak, kamu yang ambil balok-balok itu. Itu bisa dilakukan dalam 2 menit atau akan ada masalah!" Dia mungkin cemberut dan ribut-ribut, tetapi umumnya pekerjaan akan dilakukan. Atau, saya bisa berkata, "Tentu saja aku akan menolong. Ayo, kita lihat secepat apa kita dapat melakukannya bersama." Jadi, dia akan bergegas, lalu bekerja lebih cepat dan lebih efisien dengan bantuan saya, dan kami bahkan bersenang-senang melakukan apa yang perlu dilakukan.

Pengalaman Abraham sangat berbeda dalam dua kasus. Dalam kasus pertama, ia tidak bebas. Dia melakukan pekerjaannya seolah-olah kuk perhambaan berada di punggungnya dan katak besar berat berada di bibir bawahnya. Dia tidak bertindak dalam kebebasan karena tugas itu merupakan beban menindas yang mengganggu dan menghambat. Namun, dalam kasus kedua, ia bebas. Dia melakukan pekerjaan dengan lebih baik tanpa kejengkelan. Dia memiliki sukacita kebebasan dan merasa tidak ada beban yang menindas di punggungnya. Dia masih tahu bahwa Ayahnya akan menghukum kalau tidak taat, tetapi itu bukan kuk berat karena ia cukup senang untuk mengambil balok-balok itu. Apa bedanya? Ayah berada di lantai membantu — bahkan membuatnya menjadi menyenangkan. Pekerjaan yang sama untuk dilakukan, tetapi dalam satu kasus ada di bawah kuk perhambaan, dalam kasus lain dalam kebebasan. Ada petunjuk di sini untuk bagaimana kita bisa hidup dalam kebebasan dan menaati Galatia 5:1. Kunci untuk kebebasan adalah apakah kita harus melakukan pekerjaan itu sendiri untuk menghindari hukuman, atau apakah Bapa kita turun untuk bersama kita dan membantu kita. Saya pikir ini akan menjadi jelas di Galatia 5:2-5.

Ayat 2, 3, dan 4 masing-masing menggambarkan keadaan tetap di bawah kuk perhambaan. Jadi, ayat-ayat ini berfungsi sebagai peringatan terhadap perbudakan. Kemudian, ayat 5 memberikan gambaran positif tentang bagaimana untuk berdiri teguh dalam kebebasan. Mari kita lihat masing-masing ayat ini secara berurutan.

Jangan Menyuap Allah demi Mendapat Berkat

Kita akan melihat ayat 2 dan 3 sekaligus: "Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. (atau: Kristus tidak akan berguna apa-apa bagimu). Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. (harfiah: bahwa ia adalah seorang yang berutang untuk melakukan seluruh hukum Taurat)." Seorang pembaca yang benar-benar tidak sensitif terhadap semua yang telah terjadi sebelumnya di Galatia mungkin berkata, "O, itu mudah. Paulus mengatakan sunat adalah salah dan tidak menyenangkan Allah dan tidak - sunat adalah yang benar dan menyenangkan Tuhan. Jadi intinya adalah: lakukan apa yang menyenangkan Allah — jangan sunat." Namun, apakah Anda melihat apa yang tidak dilihat oleh pembaca yang dangkal: itu membuat tidak bersunat menjadi sesuatu yang sama berbahayanya dengan sunat, yaitu, sebuah tindakan yang bisa Anda gunakan untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan.

Maksud dari ayat 2 dan 3 bukan bahwa sunat itu sendiri adalah salah, tetapi bahwa setiap tindakan yang kita lakukan untuk menyuap Tuhan demi mendapatkan berkat adalah salah. Sunat kebetulan adalah kebutuhan utama dari orang Yahudi yang mengajar orang Galatia untuk melakukan cara mereka untuk berkenan pada Allah. Galatia 2:3-5 mengingatkan kita bagaimana sunat berkaitan dengan kebebasan dan perbudakan. Paulus pergi ke Yerusalem, "tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk mengadang kebebasan kita yang kita miliki dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaat pun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu." Itulah yang dimaksud Paulus dalam Galatia 5:1 "berdirilah teguh, dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." Artinya, jangan biarkan Yahudi menyihir Anda ke dalam pemikiran bahwa sunat atau tindakan ketaatan lahiriah lainnya dapat diberikan kepada Allah sebagai keuntungan baginya, yang kemudian harus dia bayar.

Lihatlah lebih dekat ke ayat 2. "Jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu." Masalah dengan Yahudi adalah bahwa mereka ingin bertransaksi dengan keuntungan Kristus, tetapi hanya dengan membuat investasi dengan Dia dari aset moral mereka sendiri. Paulus mengatakan bahwa jika Anda mencoba untuk mendapatkan dividen dari Kristus dari investasi sunat atau aturan diet atau hari raya Anda sendiri, Kristus tidak akan berguna apa-apa. Mengapa? Sebab, semua manfaat rohani dan fisik Kristus memberikan dividen yang dibayarkan dari investasi-Nya sendiri di Kalvari. Ketika Anak Allah mati bagi dosa-dosa kita, aset moral yang Dia investasikan di bank kemuliaan Allah yang begitu besar adalah dividen yang tak terbatas, tak berujung, dan tersedia untuk semua orang yang ... yang apa? Ayat 2 mengatakan: keuntungan Kristus bukan milik Anda jika Anda mencoba untuk mendapatkan mereka dengan investasi Anda sendiri. Mengapa? Karena itu berarti tidak menghormati Kristus, membatalkan anugerah (2:21), dan menghilangkan batu sandungan dari salib (5:11). Kita meninggikan salib dan kasih karunia dan Kristus ketika kita mengakui bahwa kita tidak memiliki aset untuk berinvestasi, dan bahwa investasi Kristus di Kalvari benar-benar cukup untuk mendapatkan dividen secara cuma-cuma dari kebenaran dan kehidupan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Jadi, ayat 2 mengajarkan bahwa perbudakan adalah ketika Anda menolak Kristus sebagai dermawan penyayang yang memberi kita dengan cuma-cuma pangsa laba tanpa akhir. Perbudakan adalah ketika Anda memilih untuk berurusan dengan Dia sebagai bankir yang membutuhkan investasi Anda untuk menghasilkan dividen bagi para nasabah-Nya.

Ayat 3 mengatakan hal yang sama dengan sedikit berbeda. "Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat." Ayat ini mengajarkan bahwa pola pikir perbudakan adalah pola pikir debitur-- orang yang berada di bawah tekanan untuk membayar kembali apa yang telah dipinjam atau kebutuhan untuk meminjam. Semua tindakan hukum (termasuk sunat) adalah mata uang yang dengan itu orang Yahudi bertujuan untuk membayar utang mereka kepada Allah. Titik mengejutkan dari ayat ini bagi kita adalah bahwa Allah tidak mau berurusan dengan kita sebagai debitur dengan cara demikian. (t/Jing-Jing)

Selengkapnya »

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : http://www.desiringgod.org/messages/for-freedom-christ-has-set-us-free/
Judul asli artikel : For Freedom Christ Has Set Us Free
Penulis artikel : John Piper
Tanggal akses : 07 September 2016
 

POKOK-POKOK DOA BAGI INDONESIA

Bersyukur kepada Tuhan yang telah menyertai bangsa Indonesia sampai saat ini dengan seluruh komponen yang terkait di dalamnya. Mari bersyukur karena bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk mengadakan pesta demokrasi dengan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah pada tahun 2018 ini yang sudah berlangsung pada Juni lalu, dan Pemilihan Legislatif (Pileg) serta Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2019. Dalam pemilu mendatang, tentunya ada banyak hal yang harus disiapkan, mulai dari pengaturan masa kampanye, verifikasi partai politik, penetapan parpol peserta pemilu, pengajuan bakal calon kepala daerah, calon legislatif DPR, DPD, dan DPRD, pengajuan bakal calon presiden dan wakil presiden, penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) DPR, DPD, dan DPRD, penetapan calon presiden dan wakil presiden, serta Daftar Calon Tetap (DCT), dll..

Sebagai warga Indonesia, kita harus mengambil bagian, bukan hanya mendoakan bangsa kita tetapi juga berpartisipasi terlibat membantu di lapangan menjadi warga negara Indonesia yang baik. Oleh karena itu, mari kita berdoa bagi banyak persoalan bangsa yang masih menghambat kemajuan dan kesejahteraan bangsa kita. Berikut ini pokok-pokok doa yang perlu kita doakan:

  • Keamanan sebelum, selama, dan sesudah berlangsungnya pemilihan legislatif dan pemilihan presiden serta wakil presiden.
  • Partai-partai mengusung calon legislatif, calon presiden, dan calon wakil presiden, kiranya mereka memiliki hikmat dan sikap takut akan Tuhan.
  • Para kepala daerah yang sudah terpilih, kiranya mereka dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan benar dan membantu pelaksanaan pembangunan dengan baik.
  • Isu-isu politik dan agama yang tidak benar dan bertendensi untuk memecah belah persatuan bangsa dapat diatasi.
  • Kaum radikalisme yang pergerakannya meresahkan bangsa Indonesia dan mengancam keamanan, kiranya dapat ditumpas dengan tegas oleh Pemerintah dan masyarakat.
  • Agar pembangunan infrastruktur bagi daerah-daerah yang membutuhkan dapat dijalankan dengan baik.
  • Kebijaksanaan pemerintah dalam menggunakan anggaran belanja negara dan daerah kiranya dapat betul-betul efektif dan tepat sasaran.
  • Agar pembangunan SDM di daerah dapat dilakukan secara merata sehingga tidak ada daerah yang tertinggal.
  • Gereja terus berkiprah dalam masyarakat dan menghadirkan Kristus dalam setiap kontribusinya sehingga menjadi berkat dan terang bagi masyarakat Indonesia.

Selamat berdoa!

 
Stop Press! Dapatkan Bahan Pengajaran Kristen yang Bermutu di Reformed.co

situs reformed.co

Bertumbuh dan berbuah dalam Tuhan adalah kerinduan-Nya. Namun, masih banyak orang yang sudah percaya belum mendapatkan wadah dan memiliki bahan-bahan untuk membantu mereka bertumbuh. Untuk itu, kami mengundang Saudara untuk mengunjungi situs Reformed.co. Di situs ini, Saudara akan mendapatkan bahan-bahan pengajaran Kristen yang benar dan membangun kehidupan iman orang Kristen. Harapan kami, bahan-bahan yang terdapat dalam situs ini dapat memberikan wawasan tentang pemahaman teologi Reformed yang alkitabiah. Biarlah dengan memiliki pengajaran Alkitab yang benar, maka hidup kerohanian kita juga semakin berbuah dan memberikan kemuliaan bagi Tuhan.

Segera kunjungi situs Reformed.co! Beritahukan informasi ini kepada keluarga, rekan pelayanan, dan rekan kerja yang lain sehingga kita semua mendapat berkat dan menjadi berkat bagi orang lain.

Tuhan Yesus memberkati.

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-JEMMi.
misi@sabda.org
e-JEMMi
@sabdamisi
Redaksi: N. Risanti, Lena L., Markus, dan Yulia Oeniyati
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org