Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2016/11

e-JEMMi edisi No. 11 Vol. 19/2016 (23-11-2016)

Penginjilan Pribadi

Penginjilan Pribadi -- Edisi 11/November/2016
 
e-JEMMi
Penginjilan Pribadi -- Edisi 11/November/2016
 
DARI REDAKSI: MOTIF MENGINJIL

Shalom,

Pergumulan bersama yang harus dijawab oleh banyak gereja hari ini, "Apakah Injil dan apakah penginjilan itu?" Tentu istilah ini sering kita dengar dalam banyak khotbah dan pengajaran Kristen. Injil adalah kabar sukacita surga, Bapa mengampuni semua dosa manusia melalui Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juru Selamat dunia. Penginjilan adalah segala upaya yang dikerjakan untuk mewartakan Kabar Baik. Tuhan menitipkan pesan Injil melalui kita yang telah menerima anugerah Injil. Sudahkah kita melihat orang yang belum percaya seperti Yesus sendiri yang melihat mereka? Sudahkah kita memiliki hati seperti hati Yesus yang penuh belas kasihan kepada jiwa-jiwa? Mewartakan Kabar Baik datang dari motif kuat yang dikerjakan Tuhan sendiri dalam hati seseorang yang mau membuka diri untuk pewartaan Kabar Baik. Apakah Anda bergumul untuk ini?

Pada edisi bulan ini, kita akan belajar melihat alasan mendasar mengapa kita perlu dan harus memberitakan Injil. Ada tujuh alasan yang akan dibahas. Semoga melalui artikel ini, kita boleh semakin dikuatkan untuk taat mengabarkan Injil kepada orang yang belum percaya. Pada kolom Suku Dunia, kita juga akan melihat kehidupan suku Kraol di Kamboja, suku yang perlu didoakan dan dijangkau Injil, dan di akhir edisi kita akan berdoa bersama untuk beberapa pokok doa yang sudah dituliskan. Kiranya hati kita terusik oleh kebenaran Injil dan sesegera mungkin melangkahkan kaki dan mau pergi membagikan pesan utama Injil. Tuhan Yesus memberkati.

Elizabeth N.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Elizabeth N.

 
ARTIKEL: MENGAPA MENGINJIL?

Yun. 4:10,11; Rom. 1:14-16

Alkitab dibelenggu

Apa itu penginjilan? Penginjilan adalah memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Penginjilan adalah mengajak orang lain supaya bertobat dari dosa mereka dan menerima Yesus, Sang Juru Selamat. Ada penginjilan langsung (direct evangelism), ada juga penginjilan tidak langsung. Penginjilan langsung terbagi dua, yaitu short-cut evangelism dan friendship evangelism. Sedangkan penginjilan tidak langsung, misalnya penginjilan melalui mengirim traktat, SMS, dan lain-lain.

Mengapa menginjili?

Pertama, menginjili berarti menghormati otoritas Tuhan yang memerintahkan penginjilan. Waktu menginjili, kita sedang menghormati otoritas Tuhan. Sebelum Tuhan memberikan perintah menginjili, Ia menyatakan otoritas-Nya terlebih dahulu, "Kepadaku diberikan kuasa (dalam bahasa Yunaninya berarti 'otoritas ') di surga dan di bumi karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku." Waktu kita tidak menginjili, berarti kita menghina otoritas-Nya. Dalam Perjanjian Lama, waktu Tuhan memberikan sepuluh perintah Allah, Ia pun menyatakan otoritas-Nya terlebih dahulu, "Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari perbudakan Mesir." Berarti, Tuhan sangat serius. Tuhan memberi perintah untuk dijalankan. Demikian pula, waktu kita tidak menginjili, kita sedang menghina otoritas Tuhan yang begitu serius memberikan perintah. Dalam 2 Tawarikh pasal terakhir, Tuhan marah kepada Zedekia, raja Yehuda, karena ia tidak merendahkan diri di hadapan Yeremia yang membawa pesan Tuhan kepadanya. Demi Tuhan, demi Raja di atas segala raja, kita harus minta ampun atas dosa kita selama ini yang tidak pergi menginjili.

Kedua, perintah Tuhan harus ditaati. Waktu perintah Tuhan tidak ditaati, kita berdosa. Dalam gereja, dosa nomor satu adalah kesombongan, merasa diri layak. Dosa kedua terbesar dalam gereja adalah tidak menginjili. Kita harus bertobat dari dosa tidak menginjili. Tidak ada alasan untuk kita tidak menginjili. Cara kita menginjili bisa begitu banyak. Misalnya: waktu kita parkir mobil bisa membagikan traktat kepada tukang parkir, waktu kita masuk pintu gerbang tol juga bisa membagikan traktat. Daripada kita bayar parkir sambil marah-marah, lebih baik bayar parkir sambil memberi traktat. Jika demikian, dalam satu bulan, bisa berapa banyak orang yang kita injili? Charles Spurgeon, waktu tidak punya uang, menulis sendiri traktat untuk dibagikan pada orang lain. Bagaimana kita sekarang? Tentu tidak ada jemaat yang tak sanggup untuk membeli traktat, bukan? Tuhan akan menagih orang-orang yang hidup di sekeliling kita. Apakah pembantu, sopir kita sudah kita injili? Mereka mendedikasikan hidupnya kepada kita, apakah kita tega satu kali pun tidak memberitakan Injil kepada mereka? Kesetiaan pembantu rumah tangga kita terhadap kita dibandingkan kesetiaan kita kepada Tuhan, lebih setia mana? Padahal, berkat Tuhan kepada kita jauh lebih besar dibandingkan gaji yang kita berikan kepada pembantu kita. Bagaimana kita mempertanggungjawabkan orang-orang di sekeliling kita kepada Tuhan? Tuhan berbicara pada Yehezkiel, "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi, jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu." (Yeh. 3:18-19) Mari kita minta Tuhan memberi kekuatan supaya kita punya beban memberitakan Injil.

Ketiga, Tuhan memperlengkapi kita dengan otoritas dan penyertaan untuk memberitakan Injil. Kita berdiri mewakili Tuhan untuk memberitakan Injil kepada dunia. Seorang anak kecil menginjili kakeknya, ia diberi otoritas oleh Tuhan. Tuhan Yesus memberi otoritas dan Roh Kudus memberi kuasa sehingga waktu menginjili dalam keterbatasan kita pun, orang dapat bertobat. Tuhan memberi hak kepada orang Kristen. Orang non-Kristen tidak diberi hak ini. Tidak hanya hak, tetapi juga kuasa sehingga anak kecil memberitakan Injil pun dapat membuat orang bertobat. Jika orang Kristen tidak mau menginjili, Tuhan bisa pakai apa pun dan siapa pun untuk membawa Injil kepada orang yang belum percaya. Tuhan menyertai dengan hak, kuasa, dan penyertaan. Yesus berjanji akan menyertai kita yang memberitakan Injil sampai akhir zaman. Jika demikian, apa lagi alasan yang dapat kita berikan untuk tidak memberitakan Injil?

Keempat, kita menginjili karena utang darah Yesus. Jika Tuhan tidak selamatkan kita, apakah arti hidup kita? Meski memperoleh begitu banyak harta dan popularitas, apa gunanya hidup kita jika tidak diselamatkan oleh Kristus? Mari kita punya pola-pikir darah Yesus. Salah satu rahasia kerohanian Kristen yang baik adalah karena kita senantiasa memikirkan dan mengingat darah Yesus. Jika seorang pria Kristen memikirkan darah Yesus, masih bisa punya pikiran cabul tidak? Masih bisa dendam tidak? Orang Kristen yang hidupnya memikirkan darah Yesus, hidupnya serius. Di mana pun kita berada, ingat bahwa Tuhan sudah mati bagi kita. Setiap kali kita menghadapi pencobaan, jangan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi ingat bahwa Tuhan sudah mati untuk kita, darah-Nya sudah dicurahkan bagi kita, karena itu kita tidak boleh hidup "ngawur". Orang Kristen yang terus mengingat salib dan darah Kristus, hidupnya tidak main-main. Darah Kristus menjadi motivasi kita untuk memberitakan Injil. Jika Tuhan sudah mati bagiku, sekarang bagaimana dengan orang lain? Demi darah Yesus, mari kita menginjili.

Kelima, yang Tuhan minta bagi kita adalah hal yang sangat kecil dibandingkan dengan apa yang sudah Tuhan lakukan bagi kita. Kita tidak diminta untuk mati di kayu salib, kita tidak diminta untuk berperan seperti Roh Kudus, yaitu meluluhkan hati orang, tidak. Kita hanya diminta memberitakan Injil. Ini bagian yang sangat kecil, itu pun kita tidak mau. Mari kita pikirkan bagaimana perasaan Tuhan waktu kita tidak mau menginjili? Kita menginjili demi Tuhan senang. Demi orangtua senang saja kita sering kali melakukan hal yang tidak benar, masak kita tidak mau melakukan hal yang benar supaya Tuhan senang?

Keenam, kita menginjili karena mencintai jiwa-jiwa. Yunus tidak mau melakukan hal ini. Yunus diperintahkan Tuhan untuk memberitakan Injil kepada orang Niniwe. Orang Niniwe adalah orang yang begitu kejam. Orang-orang Yahudi lidahnya dicabut, mereka digantung, tangan kaki diikat di kuda lalu dipecut sampai terbelah, wanita diperkosa oleh bangsa Niniwe. Yunus dendam kepada mereka dan tidak mau memberitakan Injil kepada mereka. Akan tetapi, Tuhan sayang pada bangsa Niniwe karena Ia yang menciptakan mereka (Yun. 4:10-11). Mari belajar mengasihi orang-orang yang sangat tidak kita kasihi. Kita harus mengutamakan perasaan Tuhan daripada perasaan kita. Tuhan melihat jiwa. Mari kita melihat orang lain dari mata Tuhan, bukan dari mata kita. Kita harus memikirkan ke mana jiwa orang lain setelah ia mati? Kita harus menginjili. Kita dapat menginjili di mana saja, kapan saja.

Ketujuh, kerohanian orang Kristen bertumbuh dengan memberitakan Injil. Kesucian akan datang, bersamaan dengan hati menginjili. Orang yang hidupnya "ngawur", tidak suka menginjili, hidupnya tidak menjadi kesaksian. Sementara, orang yang suka menginjili akan berhati-hati dalam hidupnya, tidak sembarangan karena ia tidak mau hidupnya menjadi batu sandungan bagi orang lain sewaktu mendengar berita Injil.

Gospel

Mari kita taat memberitakan Injil. Biarlah kita pulang dengan beban yang kaya untuk menginjili.

Diambil dari:
Nama situs : GRII Semarang
Alamat situs : http://www.grii-semarang.org/article/article_11.html
Judul asli artikel : Mengapa Menginjili?
Penulis artikel : Pdt. Antonius Un
Tanggal akses : 6 Oktober 2016
 
SUKU DUNIA: KRAOL DI KAMBOJA

Pendahuluan/Sejarah

Kraol1

Orang-orang Kraol hidup di perbatasan provinsi Kracheh dan Mondolkiri. Mereka berjumlah hampir 3.000 jiwa, dengan sebagian besar orang tinggal di Kracheh. Sebagian besar dari mereka tinggal di sepanjang tepi Sungai Krieng. Mereka sangat menderita selama perang Kamboja. Pada suatu waktu, mereka dipaksa untuk mengadopsi cara hidup Khmer, termasuk agama dan bahasanya, dalam upaya untuk "memperadabkan" mereka. Mereka dibom selama perang Vietnam-Amerika dan orang Vietnam memaksa mereka untuk membantu membawa perlengkapan di Jalan Ho Chi Minh yang terkenal. Di bawah Khmer Merah, mereka sangat dianiaya dengan hebat dan dipaksa pindah ke daerah lain untuk menanam padi. Pada akhir 1980-an, desa Kraol, terutama Srie Chi, dibakar oleh Khmer Merah dan banyak penduduk desa yang tewas. Beberapa orang dari suku Bunong telah menikah dengan suku mereka, tetapi mereka umumnya hidup di antara orang-orang mereka sendiri dan masih menggunakan bahasa mereka sendiri meskipun sebagian besar dapat berbicara dalam bahasa Khmer dengan cukup baik.

Seperti Apakah Kehidupan Mereka?

Sebagian besar orang Kraol adalah petani padi, dan mereka memelihara sapi yang dijual ke Khmer setiap tahun. Sapi-sapi dibiarkan merumput di hutan pada siang hari dan dibawa kembali ke desa pada malam hari. Karena pusat desa Kraol baru-baru ini dihancurkan, mereka membangun kembali desa dalam gaya Khmer lengkap dengan Wat(sebuah istilah yang merujuk kuil Buddha _red.), di mana beberapa dari orang-orang muda hidup sebagai biarawan. Terdapat pendidikan dasar, tetapi hanya dari kelas satu sampai kelas tiga, yang guru-gurunya biasanya adalah orang-orang muda Khmer dari kota Kratie yang tidak terbiasa dengan kehidupan hutan sehingga pelajaran di kelas hanya berlangsung selama beberapa hari setiap bulan. Para tetangga yang paling dekat dengan Kraol adalah orang-orang Mel. Bahasa mereka mirip dengan bahasa orang T 'moan, tetapi memiliki dialek yang berbeda. Bahasa Mel dan Kraol tidak dapat saling dimengerti sehingga mereka berbicara dengan menggunakan bahasa Khmer.

Apakah Keyakinan Mereka?

Walaupun mengaku menjadi Buddha karena tekanan politik, semua orang Kraol adalah penganut animisme dan tetap memberikan korban persembahan dari kepercayaan animisme mereka. Mereka menjalankan upacara pengorbanan tahunan, yaitu saat ketika mereka menyembelih beberapa kerbau atau sapi untuk menenangkan roh-roh yang mereka takuti. Biasanya, untuk penyakit atau mantra, mereka akan mempersembahkan ayam dan babi sebagai korban.

Perayaan hari besar Buddha dipadukan dengan minum anggur dan pengorbanan-pengorbanan animistik untuk roh-roh. Injil baru saja disampaikan kepada orang Kraol dan sebagian besar dari mereka masih belum mendengarnya.

Kraol2

Apakah Kebutuhan Mereka?

Orang-orang Kraol hanya memiliki satu jalan-tanah buruk yang menuju ke desa mereka dan hanya beberapa sumur yang digali oleh sebuah organisasi beberapa tahun yang lalu untuk 3.000 orang. Hanya desa utama yang memiliki akses ke air sumur. Karena keterpencilan wilayah mereka maka segala sesuatunya menjadi mahal termasuk bahan bakar untuk bajak, makanan kaleng, dan alat-alat. Orang-orang Kraol tinggal di sepanjang Sungai Krieng dan tidak ada jembatan yang menjadi tempat penyeberangan dari sungai ini dekat tempat tinggal mereka. Orang Kraol tinggal di kedua sisi sungai sehingga menyeberang ke sisi lain dari sungai menjadi hal yang sulit untuk dilakukan setiap saat di sepanjang tahun. Karena kemiskinan mereka, tidak ada pasar untuk menjual hasil pangan yang mereka tanam dan sedikit akses untuk perawatan medis, pendidikan, atau infrastruktur modern.

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs : Joshua Project
Alamat situs : http://joshuaproject.net/people_groups/12835/CB
Judul asli artikel : Kraol in Cambodia
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Penerjemah : Jing-Jing
Tanggal akses : 21 Oktober 2015
 
Stop Press! Mengenal Tokoh-Tokoh Besar Kristiani Melalui Bio-Kristi

Bio Kristi

Allah telah menggunakan hidup dari banyak pribadi untuk menyatakan rencana dan karya-Nya. Perjalanan hidup dari tokoh-tokoh besar itu menyiratkan berbagai kesaksian yang indah tentang bagaimana Ia bekerja, mengubah, dan melakukan berbagai hal yang mengungkapkan pemeliharaan-Nya kepada manusia di berbagai abad, tempat, dan bangsa. Jika Anda rindu untuk semakin mengenal pribadi-pribadi yang sungguh mengasihi Allah serta hidup bagi tujuan-Nya, bergabunglah menjadi pelanggan publikasi Bio-Kristi.

Caranya mudah. Silakan mengirimkan email ke email Bio-Kristi atau kepada redaksi Bio-Kristi. Dengan menjadi pelanggan, Anda akan menerima secara gratis publikasi Bio-Kristi setiap Rabu minggu kedua di mailbox Anda.

Kunjungi juga situs Bio-Kristi atau situs arsip publikasi kami.

Mari, dapatkan inspirasi dari hidup yang mengasihi Allah bersama Bio-Kristi!

Facebook    Twitter

Kami tunggu!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst( 'Recip.EmailAddr ').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-JEMMi.
misi@sabda.org
e-JEMMi
@sabdamisi
Redaksi: Ayub. T, Elizabeth N., dan Risanti N.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org