Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2016/08

e-JEMMi edisi No. 08 Vol. 19/2016 (23-8-2016)

Misi dan Keluarga

e-JEMMi
 
Misi dan Keluarga -- Edisi 08/Agustus/2016
 
DARI REDAKSI: PEMUDA DAN MISI

Shalom,

Saya ingat pertama kali saya belajar untuk benar-benar berani memberitakan kabar sukacita yang telah saya imani adalah ketika saya masih menjadi seorang mahasiswa, hati yang begitu menggebu bagi Injil, karena masa-masa itu saya bertemu dengan banyak pemuda seusia saya yang memiliki api besar dalam pemberitaan Injil. Saya pun turut terbakar, dan sejak itu saya mulai belajar lebih baik dan bijak untuk memberitakan kabar baik bagi banyak jiwa. Akan tetapi, tentu ada beberapa halangan ketika seorang muda mulai terbakar untuk meladang di ladang misi bagi Tuhan. Salah satu penghalang yang harus dihadapi banyak pemuda adalah keluarga, bahkan orangtua mereka sendiri. Banyak orangtua kurang terbuka atau tidak terlalu antusias bila anak mereka yang muda terlibat dalam pengerjaan ladang misi, entah karena alasan takut terjadi sesuatu atau apa, bahkan tak sedikit yang menganggap itu bukan bagian atau tugas anak mereka. Memulai misi Allah memang memiliki banyak tantangan yang menghalangi di depan, tetapi percayalah Tuhan yang akan membuka jalan bila kita mau taat.

Dalam edisi bulan ini, saya mengajak kita semua dan orangtua untuk kembali membuka mata dengan keadaan ladang misi di Indonesia. Begitu luas ladang yang dipercayakan Tuhan kepada gereja, dan merupakan tanggung jawab setiap jemaat untuk mengerjakannya hingga menghasilkan tuaian. Bertepatan juga dengan bulan kemerdekaan Indonesia, redaksi publikasi e-JEMMi turut bersyukur dan mengucapkan "Dirgahayu Indonesia yang ke 71 tahun", kiranya belas kasih Tuhan menyertai senantiasa. Mari para pemuda isi kemerdekaan dengan semakin giat bekerja bagi Tuhan di ladang misi-Nya. Amin

Ayub T.

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Ayub T.

 
ARTIKEL: RINTANGAN TERBESAR BAGI MAHASISWA UNTUK PERGI KE LADANG MISI

Suami dan saya duduk bersama dengan sekitar 24 mahasiswa pada suatu malam untuk mendengarkan seorang penggerak misi menjawab pertanyaan mereka tentang pergi ke luar negeri setelah kuliah. Pertanyaan pertama adalah salah satu yang sering kami dengar: Bagaimana Anda bisa mengumpulkan uang ketika Anda baru saja lulus dari perguruan tinggi? Saya tahu pemuda itu mungkin merasa sedikit bingung ketika pertanyaannya dijawab dengan senyum dan gelengan kepala. Penggerak itu mengatakan kepada mereka bahwa uang tidak akan menjadi masalah mereka, dan sebagai gantinya ia meminta para mahasiswa untuk menebak apa yang menjadi penghalang utama mereka untuk pergi ke ladang misi setelah kuliah.

Misi Jangka Pendek

Jawaban-jawaban seperti pinjaman mahasiswa, kurangnya pelatihan, dan ketakutan, semua ditanggapi dengan gelengan kepala lagi. Di saat ruangan terdiam, mata penggerak itu bertatapan dengan mata saya. Saya tersenyum karena saya tahu betul apa jawabannya: itu adalah saya.

Penghalang nomor satu yang dihadapi pria dan wanita muda ini dalam upaya untuk membawa Injil ke luar negeri sering kali adalah para orangtua seperti saya.

Sebagian dari hal itu dapat dimengerti. Kita tidak sering menghabiskan waktu bersama mereka ketika mereka berada di perguruan tinggi, dan sesungguhnya, banyak dari kita yang tidak mendengar banyak kabar dari mereka saat mereka pergi. Jika mereka sudah dewasa, orangtua tidak perlu mendengar tentang hal itu. Ditambah lagi, sebagian besar dari kita harus bekerja keras dan mengeluarkan banyak uang agar mereka mendapatkan gelarnya. Bahkan, tanpa disadari, banyak orangtua yang mengharapkan semacam pengembalian investasi yang mahal. Lalu, ada kesan yang kita dapatkan dari hidup mereka di media sosial ... banyak foto minuman kopi, olahraga, dan tentu saja foto-foto selfie. Sekarang, tiba-tiba mereka memiliki gairah untuk orang-orang yang belum terjangkau Injil? Ya, beberapa orangtua bersikap skeptis, dan beberapa dari mereka memiliki alasan yang baik. Bagaimana kita mengetahui bahwa anak-anak kita tidak hanya ingin menunda pekerjaan selama beberapa tahun?

Apakah itu tampak kasar? Mungkin, tetapi jika Anda seorang mahasiswa, mungkin terdengar mirip dengan apa yang Anda perkirakan akan didengar dari orangtua Anda. Jadi, apa yang Anda lakukan? Bagaimana Anda mendekati orangtua Anda untuk dengan sungguh-sungguh menceritakan tentang semua hal yang digerakkan Tuhan di dalam hati Anda untuk orang-orang yang belum terjangkau di dunia kita? Berikut ada lima hal untuk diperhatikan.

  1. Libatkan orangtua Anda dalam prosesnya semenjak awal dan lakukan dengan sering.

    Kerinduan Anda untuk melayani ke luar negeri tidak boleh disampaikan secara spontan seperti yang Anda lakukan ketika Anda memutuskan untuk pergi ke pertandingan turnamen atau ketika mengganti warna rambut Anda. Orangtua Anda tidak ingin tiba-tiba mendengar, "Ibu, Ayah, setelah lulus, aku akan pindah ke Kamboja." Ceritakan proses ketika Anda melalui itu, bahkan di tahap yang paling awal.

    Jika Anda membaca postingan blog yang memengaruhi perspektif Anda tentang misi global, kirimkan postingan tersebut kepada teman yang memiliki pandangan yang sama dengan Anda dan kepada Ayah Anda dengan tambahan catatan mengapa Anda menyukainya. Jika Anda mendengar khotbah yang menggugah Anda, kirim tautannya kepada orangtua Anda dan beri tahu mereka tentang hal itu. Jangan khawatir tentang kurangnya respons mereka akan hal itu. Itu bukan untuk meyakinkan mereka. Itu hanya menunjukkan kepada mereka apa yang sedang Anda lihat. Ketika Anda menyampaikan kepada mereka apa yang ingin Anda lakukan, maka itu tidak akan menjadi kejutan, tetapi hanya langkah selanjutnya dari semua yang telah dilakukan Tuhan dalam diri Anda.

    Bagaimana jika mereka bukan orang percaya? Ceritakan saja semuanya. Anda tidak tahu bagaimana Allah akan melakukannya. Dan, ya, saya tahu bahkan semua itu mungkin tidak berjalan dengan baik. Ingat, Anda tidak mengurusi tanggapan. Fokuskan diri Anda untuk melakukan ketaatan Anda, bukan apa yang akan mereka lakukan terhadapnya.

  2. Lakukan kepada mereka terlebih dahulu apa yang ingin Anda lakukan untuk orang lain.

    Jangan meyakinkan mereka mengenai hal-hal yang akan berlaku di luar negeri untuk sesuatu yang bahkan tidak mereka lihat sebelumnya.

    • Ingin mengurus anak yatim piatu ... tetapi Anda meninggalkan piring kotor di tempat cucian?
    • Ingin menyelamatkan para gadis dari industri perdagangan seks ... tetapi Anda tidak membuat rencana untuk meluangkan waktu dengan adik perempuan Anda?
    • Memiliki hati untuk orang-orang yang belum terjangkau ... tetapi Anda merasa enggan datang ke reuni keluarga kita?
    • Menurut pendapat Anda, Anda dapat bepergian ke seluruh dunia ... tetapi tidak dapat mengatur agar pekerjaan Anda selesai tepat waktu?
    • Menginginkan orang tua untuk meminta teman-teman mereka memberi Anda uang ... tetapi Anda baru saja membeli sepasang Toms dan latte yang baru saja kamu tweet?

    Yesus memerintahkan kita untuk pergi, untuk menjadikan semua bangsa murid, tetapi jangan lupa bahwa Dia mengatakan kepada para rasul untuk memulai di Yerusalem -- di tempat mereka berada. Jika Anda ingin orangtua Anda percaya bahwa Anda akan menjadi pelayan yang setia di luar sana, beri tahu mereka bahwa hal itu terjadi di sini.

    Jangan memberi tahu mereka bahwa Anda akan memulai "saat Anda harus". Itu hanya menunjukkan bahwa Anda sedang mencari tekanan eksternal untuk memotivasi Anda. Hal itu tidak menunjukkan bahwa hati Anda telah disentuh. Tunjukkan kepada mereka pribadi seperti apa dari Anda yang bersedia untuk pergi, dan mereka mungkin akan sungguh percaya bahwa Anda harus pergi.

  3. Perhatikan sikap Anda.

    Orangtua tidak pernah dapat menerima sikap Anda untuk marah-marah, dan semakin buruk sikap itu, semakin mereka tidak akan menuruti apa pun yang Anda minta. Ketika orangtua Anda memiliki keraguan dan kekhawatiran, atau bahkan bersikap meremehkan, apakah Anda marah atau kemudian memusuhi mereka? Apakah Anda meremehkan mereka dan tidak memedulikan mereka sebagai balasannya? Itu akan sangat terasa seperti sikap marah-marah bagi mereka ... tidak peduli berapa pun usia Anda. Jika Anda meragukan hati mereka untuk Allah dan bagi orang-orang yang belum terjangkau karena mereka yakin bahwa Anda mungkin tidak memikirkannya secara matang, atau jika mereka hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mungkin saja itu menunjukkan bahwa mereka memang seharusnya meragukan Anda.

    Ingat, Anda sedang memberi tahu mereka bahwa Anda ingin membawa kabar baik ini kepada orang-orang yang paling acuh tak acuh, yang sering kali bersikap memusuhi. Orang-orang itu akan mengabaikan Anda, meragukan Anda, dan menghina Anda. Jadi, ketika Anda menemui sikap itu di rumah Anda sendiri, bagaimana Anda bertindak? Kami ingin mengetahuinya karena bagaimana sikap Anda saat itu kemungkinan akan menunjukkan bagaimana sikap Anda ketika Anda pergi. Anda mengatakan Anda bisa mengasihi orang-orang yang tidak bisa memahami Anda? Tunjukkan pada orangtua Anda! Tunjukkan iman Anda di dalam kedaulatan dan kebaikan Tuhan melalui cara Anda menangani kesulitan, dengan rasa percaya diri Anda dan sukacita dalam Dia ketika hal-hal tidak berjalan seperti yang Anda inginkan.

  4. Pastikan bahwa alasan "belum" dari Anda bukanlah karena Anda "belum diminta".

    Bagaimana Anda menyadari hati Tuhan bagi bangsa-bangsa? Apakah Anda sepintar itu? Semengasihi itu? Begitu tersentuh dengan kebutuhan dunia? Apakah orangtua Anda perlu menjadi seperti Anda? Atau, apakah Anda hamba yang rendah hati dan buta, tetapi yang sekarang melihat karena gerakan penuh kasih karunia Allah di dalam Anda? Jika demikian, tunjukkan itu melalui doa-doa Anda bagi orangtua Anda. Saat Anda mendoakan orang yang Anda kasihi di luar negeri, berdoalah juga untuk ibu dan ayah. Allah sendiri yang menggerakkan hati. Jika Anda benar-benar memahami itu, Anda akan memohon kepada Dia supaya hati keluarga Anda berkobar-kobar untuk kemuliaan-Nya yang akan ditunjukkan di dunia ini lebih daripada yang Anda akan beritakan kepada mereka tentang itu semua. Dia dimuliakan dengan menjawab doa-doa Anda karena menyatakan dalamnya ketergantungan kita pada-Nya dan kemuliaan kasih karunia-Nya terhadap anak-anak-Nya. Jadi, anak-anak, berdoalah.

  5. Kasihi orangtua Anda juga ... bahkan jika Anda tidak bisa menuruti mereka.

    Mungkin setelah semua hal itu dilakukan, orangtua Anda masih juga tidak mengerti, dan Anda tetap pergi. Namun, saat Anda pergi, mereka harus mengetahui betapa Anda mengasihi mereka melalui hidup Anda, bahwa Anda hanya mematuhi otoritas yang lebih tinggi atas hidup Anda. Bahkan, mereka akan tahu bahwa Anda telah menjadi seperti orang yang paling mereka harapkan. Anda akan mengasihi orang lain dengan baik, melayani di mana pun Anda berada, menghormati otoritas, berkomunikasi tanpa sikap marah-marah atau menyakiti, dan mengejar dengan sungguh-sungguh hal-hal yang menjadi gairah Anda.

    Sampai akhirnya pun, mereka mungkin tidak memahaminya. Namun, toh mereka akan merasa sangat bangga pada Anda. Ketika Anda menolak apa yang mereka pikirkan, itu tidak menyakiti orangtua Anda. Anda menyakiti mereka bila Anda menolak mereka. Kasihilah mereka dengan baik ketika Anda menganggap penting apa yang mungkin ada di antara banyak pilihan yang tidak disetujui orangtua Anda.

Missions

"TUHAN itu besar, Dia menginginkan keselamatan hamba-Nya!" Mazmur 35:27 mengatakan. Dia ada untuk Anda, dan Dia ada untuk pekerjaan yang baik ini yaitu pergi menyebarkan kabar baik tentang Yesus Kristus. Bagaimanapun, Dia yang memulainya, dan Dia yang akan menyelesaikannya.

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: : Desiring God
Alamat URL: : http://www.desiringgod.org/articles/the-biggest-barrier-to-students-going-to-the-mission-field
Judul asli artikel: : The Biggest Barrier to Students Going to the Mission Field
Penulis artikel: : Kim Ransleben
Penerjemah: : Jing-Jing
Tanggal akses: : 29 Juli 2015
 
PROFIL BANGSA: MANOBO, UMAYAMNON DI FILIPINA

Pendahuluan/Sejarah

Kelompok etnis ini telah ada sejak lama. Dalam waktu yang relatif modern, apa yang kita ingat adalah bahwa pemimpin dan pahlawan suku ini adalah Datu Manhurayan, yang cicitnya adalah Datu Sangku-an, Teodoro Lipuhan Perino.

Suku Manobo

Dimana lokasi mereka?

Di hulu Sungai Pulangi di Provinsi Bukidnon dan Sungai Umayam di Agusan del Sur.

Seperti apakah kehidupan mereka?

Mereka hidup dengan sangat bersahaja, sebagian besar tergantung pada pertanian lahan kering yang memiliki hasil rendah, memancing dari sungai, dan mengumpulkan sumber daya alam non-kayu.

Apakah keyakinan mereka?

Beberapa orang masih menjalankan kebiasaan dan kepercayaan tradisional. Mereka percaya pada keberadaan Yang Mahakuasa Super Natural yang menciptakan segala sesuatu dan mengendalikan segala sesuatu. Beberapa orang menjadi Kristen melalui misionaris Amerika dan Filipina.

Apakah kebutuhan mereka?

Keberadaan dan kelangsungan hidup mereka sedang terancam di tanah leluhur mereka oleh para migran dan beberapa subsuku lain di Bukidnon dan Agusan del Sur. Selain itu, mereka membutuhkan mata pencarian yang sesuai untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka hidup jauh di bawah garis kemiskinan.

Pokok Doa

Berdoalah untuk perlindungan di wilayah asli mereka dari wali kota Cabanglasan yang menindas dan Gubernur provinsi Bukidnon yang tidak mendukung.

Diambil dari:
Nama situs : Joshua Project
Alamat URL : http://joshuaproject.net/people_groups/18945/RP
Judul artikel : Manobo, Umayamnon in Philippines
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Penerjemah : Jing-Jing
Tanggal akses : 21 Oktober 2015

 
Stop Press! Jangan Lupakan Sejarah!

Situs Sejarah Alkitab Indonesia

Tahukah Anda bahwa hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia? Tahukah pihak-pihak yang telah menerjemahkan Alkitab yang selama ini kita miliki? Bagaimana kisah-kisah di balik penerjemahan Alkitab?

Situs Sejarah Alkitab Indonesia hadir untuk memberikan Anda informasi paling lengkap tentang seluk-beluk penerjemahan Alkitab di Indonesia, mulai dari sejarah, bagan data, dan berbagai artikel menarik yang perlu untuk diketahui.

Segeralah berkunjung ke situs Sejarah Alkitab Indonesia dan perkaya pengetahuan dan wawasan Anda tentang Alkitab Anda selama ini!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-JEMMi.
misi@sabda.org
sabdamisi
@sabdamisi
Redaksi: Ayub. T, Elizabeth N., dan Risanti N.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org