Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2016/03

e-JEMMi edisi No. 03 Vol. 19/2016 (22-3-2016)

Pengutus Misi

e-JEMMi Edisi 03/Maret/2016

Pengutus Misi -- Edisi 03/Maret/2016

DARI REDAKSI: BERITAKAN KARYA PENEBUSAN-NYA

Shalom,

Karya penebusan Tuhan atas manusia, yaitu Tuhan Yesus disiksa, disalib, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga merupakan karya agung yang Tuhan Allah kerjakan bagi umat manusia dan bagi kemuliaan-Nya. Penebusan Tuhan perlu diberitakan kepada semua orang agar semua orang percaya bahwa Allahlah yang mampu menebus dan menyelamatkan kita dari hukuman kekal.

Artikel yang kami sajikan dalam edisi ini menolong kita untuk lebih mendalami mengenai kebangkitan Yesus yang memberikan mandat misioner kepada semua orang percaya. Di samping itu, dalam edisi ini kita juga dapat membaca profil suku Kashmir di Pakistan untuk kita doakan. Mari kita semakin giat berdoa bagi Pakistan agar banyak jiwa di sana dimenangkan Tuhan.

Mei Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Mei
ARTIKEL: KEBANGKITAN YESUS MEMBERI MANDAT MISIONER

Apakah yang akan terjadi seandainya Yesus tidak bangkit? Di dalam surat Korintus, Rasul Paulus berkata, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Korintus 15:14).

e-JEMMi_19_03_Artikel_Kebangkitan.jpg

Kita tidak sempat membahas surat-surat Paulus yang berbicara soal kebangkitan, tetapi dapat dikatakan dengan pasti bahwa bagi Paulus, Yesus yang telah mati itu sungguh bangkit dan hidup. Bahkan, Ia pun telah menampakkan diri kepada Paulus (1 Korintus 15:8). Para penulis Injil memang mengakhiri tulisan mereka sampai dengan kebangkitan Yesus dan pengutusan para murid. Akan tetapi, di dalam pikiran mereka (penulis Injil), Yesus yang bangkit itu tetap hidup dan berkarya melalui para murid-Nya. Matius mengatakan bahwa Yesus yang bangkit itu memberi tugas untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya, membaptis, dan mengajar mereka. Lukas melanjutkan Injilnya dengan Kisah Para Rasul yang mengisahkan penyebaran Injil Yesus Kristus sampai ke ujung bumi (Roma). Kebangkitan Yesus telah mengubah suasana hati dan kehidupan para murid sehingga mereka terdorong untuk memberitakan Injil Yesus Kristus dan melakukan apa yang telah Ia katakan.

Secara klasik, mandat misioner yang paling vokal dilihat pada ucapan Yesus kepada para murid di dalam akhir Injil Matius. Oleh karena itu, sangat dapat dimengerti kalau orang-orang Kristen -- khususnya pada abad ke-19 -- telah begitu bergairah untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yang terpanggil untuk memenuhi tugas pengutusan itu sehingga orang-orang di bagian bumi (Indonesia) ini dapat mengenal Yesus Kristus, dibaptiskan, dan diajarkan untuk melakukan apa yang telah Ia perintahkan. Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita pun terpanggil untuk ikut serta dalam mengemban tugas misioner yang telah Ia berikan itu.

Akan tetapi, persoalan yang kita hadapi ialah bagaimanakah kita harus melaksanakannya? Bukankah zaman dan situasi kita sekarang tidak persis sama seperti situasi pada zaman para rasul dahulu? Jadi, persoalan kita sekarang ialah bagaimanakah kita mengerti dan memahami tugas misioner itu di tengah situasi kita sekarang. Mandat yang telah diberikan oleh Tuhan kita itu tidak pernah berubah. Akan tetapi, tugas itu harus diwujudkan di dalam situasi yang konkret, dalam hal ini situasi Indonesia yang majemuk.

Salah satu hasil dari konsultasi tentang "Mission and Unity" yang diselenggarakan oleh World Alliance of Reformed Churches di Geneva, 1988, mengatakan:

"Tantangan dan kesempatan untuk memenuhi panggilan pelayanan kami sangat melimpah saat ini. Panggilan Allah adalah satu dan sama untuk semua gereja, tetapi tantangan dan kesempatan untuk menaati panggilan tersebut sangat beragam dari satu tempat dengan tempat yang lain dan Injil harus dinyatakan dengan cara yang tepat untuk masing-masing konteks yang berbeda. Untuk setia kepada panggilan Allah, kita perlu menceritakan harapan dan kebingungan kita. Kita perlu menguatkan dan menantang satu dengan yang lain. Kita perlu menemukan kembali kesatuan kita sebagai persekutuan yang mendunia."

(World Alliance of Reformed Churches, Mission and Unity 8).

Di dalam percakapan tentang misi masih terdapat perdebatan yang panjang, yaitu apakah penginjilan itu sama dengan misi; ataukah merupakan "bagian" dari misi. Bukanlah maksud penulis untuk memasuki perdebatan yang berkepanjangan itu. Akan tetapi, bukankah letak persoalan kita ialah di dalam mengerti apakah sebenarnya Injil itu? Apabila kita mengerti Injil hanya secara verbal, kita memang mempersempit serentak mempertajam maksudnya, yaitu menjadikan "semua bangsa murid-Ku". Di dalam pengertian ini, penginjilan tidak bisa lain kecuali menyebarkan kabar tentang Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dunia dan mengajak orang lain yang belum mengenal-Nya untuk menerima dan percaya kepada-Nya.

e-JEMMi_19_03_Artikel_misi.jpg

Namun, apabila kita memahami Injil itu sebagai berita sukacita dari Allah yang membebaskan umat manusia dari dosa, yang disampaikan kepada orang-orang miskin, yang memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, yang membebaskan orang-orang tertindas, dan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18-19), ternyata dimensi Injil itu begitu luas dan kompleks. Tampaknya kita harus melihat pengertian Injil di dalam keutuhan dan kelengkapannya. Bukankah Yesus juga tidak hanya berkhotbah dan mengajar, tetapi juga melakukan "pekerjaan Dia yang mengutus Aku" (Yohanes 9:4)? Oleh karena itu, penekanan dan pembedaan pemahaman tentang Injil dapat dilakukan, tetapi pemisahan antara yang vertikal dan horisontal, yang jasmani dan rohani, yang pribadi dan sosial, bukan saja mempersempit pengertian tentang Injil, melainkan juga menjadikannya tidak utuh, bahkan mengoyak-oyak.

Di dalam pemahaman tentang Injil yang utuh inilah, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia pada Sidang Raya X/1984 di Ambon telah menghasilkan Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG). LDKG adalah dokumen keesaan yang diharapkan dapat menjadi landasan kerja sama di dalam persekutuan, kesaksian, dan pelayanan bagi gereja-gereja di Indonesia.

Di dalam salah satu dokumen yang disebut Pokok-Pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB), kita membaca tentang Pemahaman Tugas Panggilan Gereja:

  • 33. ... Gereja-gereja di Indonesia adalah gereja-gereja dalam perjalanan yang ikut serta dalam tugas panggilan gereja di semua tempat dan di segala zaman untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk sampai ke ujung bumi dan sampai akhir zaman.
  • 34. Dengan demikian, gereja-gereja di Indonesia menegaskan bahwa Injil adalah berita kesukaan yang utuh dan menyeluruh, untuk segenap makhluk, manusia dan alam lingkungan hidupnya serta keutuhannya; bahwa Injil yang seutuhnya diberitakan kepada manusia yang seutuhnya, sebab Injil itu menyangkut keseluruhan kehidupan manusia, tidak hanya kehidupan nanti di surga, tetapi juga kehidupan sekarang di dunia ini; bukan mengenai hanya jiwa atau roh manusia, melainkan juga mengenai keseluruhan keberadaannya, baik sebagai makhluk rohani maupun sebagai makhluk politik, makhluk sosial, makhluk ekonomi, makhluk ilmu dan ilmu dan teknologi, makhluk kebudayaan, makhluk keamanan, dan sebagainya.
  • 35. Dalam kegiatan pengabaran Injil, gereja-gereja di Indonesia berpandangan bahwa Injil seutuhnya adalah untuk seluruh dunia. Sejalan dengan itu, gereja juga memahami bahwa kegiatan pengabaran Injil dilaksanakan oleh gereja melalui seluruh aspek kehidupannya yang dijiwai oleh kuasa Roh Kudus.
  • 36. Oleh karena Injil yang membebaskan dan memperbarui serta mempersatukan itu tidak terlepas dari kenyataan penyaliban Kristus, tindakan pengosongan diri, penjelmaan-Nya, dan ketaatan-Nya (Filipi 2:7-8), maka aspek-aspek ini harus mendasari tindakan pengabaran Injil yang dilaksanakan oleh gereja-gereja. Itu berarti bahwa dalam pelaksanaan pengabaran Injil, gereja-gereja harus memperhitungkan keadaan lingkungan (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama) dengan melaksanakan pendekatan-pendekatan yang lemah lembut dan hormat, dengan hati nurani yang murni (1 Petrus 3:15-16), serta mengembangkan dialog yang konstruktif dengan semua pihak.
Sumber asli:
Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat URL : http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=297&res=jpz
Penulis artikel : Ferdy Suleeman
Tanggal akses : 17 November 2015
Diambil dari:
Nama situs : Situs Paskah Indonesia
Alamat URL : http://paskah.sabda.org/kebangkitan_yesus_memberi_mandat_misioner
Tanggal akses : 26 Februari 2016

PROFIL BANGSA: SUKU KASHMIR DI PAKISTAN

Pendahuluan/Sejarah

Suku Kashmir hidup di Kashmir, suatu wilayah menakjubkan yang terletak di sebelah Barat Pegunungan Himalaya, di sebelah Barat Laut India dan Timur Laut Pakistan. Sayangnya, wilayah ini merupakan wilayah yang sangat disengketakan. Wilayah ini telah menjadi medan pertempuran antara India, Pakistan, dan China sejak terpisahnya India dan Pakistan pada 1947. Ketika India dan Pakistan terpisah, Kashmir diberi pilihan untuk berpihak pada salah satu dari kedua negara tersebut. Karena kelompok yang berkuasa adalah kaum Hindu, mereka memihak pada India. Akan tetapi, kebanyakan masyarakatnya beragama I dan merasa lebih berpihak pada Pakistan. Saat ini, sebagian dari Kashmir dikendalikan oleh India, sebagian oleh Pakistan, dan sebagian yang lain oleh China; dan pertempuran yang sengit masih berlanjut di antara ketiganya. Lebih dari 90 persen wilayah Kashmir adalah pegunungan. Wilayah tersebut mencakup Pegunungan Karakoram, yang memiliki K2, puncak tertinggi kedua di dunia. Sebagian besar wilayahnya tertutup salju dan gletser sepanjang tahun karena ketinggiannya yang ekstrem.

e-JEMMi_19_03_Suku_kashmir.jpg

Seperti Apa Kehidupan Mereka?

Orang-orang Kashmir tinggal di daerah-daerah pedesaan; kira-kira hanya seperlima yang tinggal di kota. Mereka adalah keturunan imigran Indo-Arya dan secara umum memiliki postur tubuh yang tinggi, berkulit cerah, dan memiliki ciri-ciri orang Asia Tengah.

Sebagian besar orang Kashmir adalah petani. Mereka menanam padi, gandum, jagung, jelai, kacang-kacangan, dan buah-buahan seperti apel, persik, dan aprikot. Danau-danau di Kashmir menyediakan banyak ikan dan kastanye air. Domba, kambing, dan lembu berbulu panjang diternakkan di dataran yang lebih tinggi. Ternak-ternak ini menghasilkan kain "cashmere", kain wol halus yang sangat populer juga di dunia Barat. Kaum pria pada umumnya cenderung berladang, dan kaum wanita biasanya tinggal di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Karena kebanyakan desa orang Kashmir terletak di daerah-daerah terpencil, maka pesta-pesta perayaan dan ziarah ke pura-pura merupakan saat-saat untuk menyatukan komunitas-komunitas yang ada. Para penduduk desa senang berkumpul di sekeliling api unggun dan berbagi cerita atau balada rakyat. Mereka juga menikmati musik dan tarian. Kriket dan sepak bola merupakan salah satu dari beberapa olahraga favorit mereka.

Keluarga besar umumnya tinggal bersama. Gaya rumah mereka beragam sesuai ketinggian dataran mereka. Di daerah-daerah pegunungan yang terdapat banyak salju, atap-atap rumah berbentuk segitiga dan curam. Rumah-rumah di daerah lembah pedesaan biasanya memiliki tempat penyimpanan untuk gabah, makanan ternak, bahan bakar, kayu, dedaunan, arang, dan kotoran kering. Bahan-bahan tersebut diperlukan ketika musim dingin semakin parah. Rumah-rumah biasanya terbuat dari batu, bata, jerami, dan balok kayu.

Orang-orang Kashmir merupakan masyarakat yang sangat ramah dan suka menjamu tamu-tamunya dengan minum teh. Makanan mereka hampir sama dengan orang-orang India yang lain. Kayu, kotoran, dan minyak tanah merupakan sumber bahan bakar utama untuk memasak.

Selain bercocok tanam, banyak orang Kashmir adalah perajin mebel kayu, karpet wol, dan baju hangat yang andal. Perkembangan industri sangat terbatas di Kashmir, tetapi jumlah hutan kayu dan sungai yang banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan pembangkit listrik tenaga air. Pariwisata juga merupakan industri yang penting meskipun sudah menurun beberapa tahun terakhir karena kekacauan di wilayah tersebut.

Apa Kepercayaan Mereka?

Sebagian besar orang Kashmir adalah orang-orang M Suni yang taat, yang mengikuti kode etik yang ketat. Mereka yakin bahwa Alkitab salah karena bertentangan dengan Al-Quran. Mereka yang berpindah memeluk agama Kristen dipandang sebagai orang-orang yang tidak bermoral dan bobrok; orang-orang Kristen di daerah ini sering dianiaya. Banyak orang Kashmir telah mendengar tentang Yesus Kristus, tetapi mereka memandang-Nya hanya sebagai seorang nabi dan guru.

Pakistan adalah sebuah negara yang didirikan untuk tujuan tertentu, untuk membangun negara yang terpisah bagi kaum M India. Di sana, I bukan sekadar agama; I adalah cara hidup. Kata "Allah" dipercaya memiliki kuasa adikodrati dan digunakan untuk menangkal atau menyembuhkan segala jenis masalah atau penyakit.

Apa Kebutuhan Mereka?

Saat ini, hanya ada sedikit orang-orang Kashmir yang percaya di wilayah ini. Kubu I atas mereka hanya akan dapat dirobohkan melalui doa.

Pokok-Pokok Doa

  1. Mintalah kepada Roh Kudus untuk memberikan hikmat dan dukungan kepada lembaga-lembaga misi yang sekarang ini sedang bekerja di antara orang-orang Kashmir.
  2. Berdoalah agar Allah memberikan keberanian kepada orang-orang percaya Kashmir untuk membagikan Injil kepada orang-orang mereka sendiri.
  3. Mintalah Allah untuk membebaskan orang-orang Kristen di daerah Kashmir dari penganiayaan.
  4. Berdoalah untuk keefektifan film-film tentang Yesus di antara orang-orang Kashmir.
  5. Mintalah agar Allah membangkitkan tim-tim pendoa yang akan mulai meruntuhkan tembok-tembok melalui penyembahan dan doa syafaat.
  6. Berdoalah supaya Allah memberikan kepada orang-orang yang berharga ini pewahyuan tentang siapa Yesus sebenarnya: Tuhan dan Kristus mereka.
  7. Mintalah kepada Tuhan untuk melahirkan gereja Kashmir yang berjaya demi kemuliaan nama-Nya! (t/Odysius)

Sumber: Bethany World Prayer Center

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs : Joshua Project
Alamat URL : https://joshuaproject.net/people_groups/12558/PK
Judul artikel : Kashmiri in Pakistan
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 21 Oktober 2015

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda publikasi e-JEMMi.

e-JEMMi Emailmisi@sabda.org
Facebooksabdamisi
Twitter@sabdamisi

Redaksi: Mei, Ayub. T, S. Setyawati, dan Elly
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org