Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/19

e-JEMMi edisi No. 19 Vol. 12/2009 (14-5-2009)

Strategi Pelayanan Kota

 
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Relokasi: Strategi untuk Saat Ini
SUMBER MISI: Breakthrough Urban Ministries (BUM)
DOA BAGI MISI DUNIA: Asia Tengah, Uganda
DOA BAGI INDONESIA: Misi Bagi yang Miskin

______________________________________________________________________

     SAFETY IS NOT THE ABSENCE OF DANGER, BUT THE PRESENCE OF GOD
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Mengatur dan memiliki strategi dalam melaksanakan pelayanan misi 
  apa pun, termasuk bagi orang miskin, amatlah penting. Mengapa? 
  Karena strategi yang baik dan alkitabiah sangat membantu kita dalam 
  melaksanakan Amanat Agung Kristus dengan benar dan bijaksana. 

  Artikel yang kami sajikan dalam edisi e-JEMMi minggu ini diharapkan 
  dapat memberikan gambaran bagi kita semua mengenai bagaimana 
  menjalankan strategi yang baik dalam melaksanakan pelayanan misi 
  bagi orang miskin. Kami yakin Anda akan mendapat berkat.

  Selamat melayani, Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/
  http://misi.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                  RELOKASI: STRATEGI UNTUK SAAT INI

  Sikap kita terhadap orang miskin adalah ujian penting akan kesetiaan
  kita terhadap Injil.

  "Roh Tuhan ada pada-Ku," kata Yesus, "oleh sebab Ia telah mengurapi 
  Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia 
  telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang 
  tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan 
  orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan 
  telah datang." (Lukas 4:18-19)

  Gereja, sebagai Tubuh Kristus di bumi, dituntut untuk menjalankan 
  misi Kristus. Apa yang dilakukan Yesus adalah teladan bagi kita, 
  mandat alkitabiah kita untuk menyampaikan Kabar Baik bagi kaum 
  miskin.

  Saat Yesus memberi hadiah kepada mereka yang telah setia melakukan 
  firman Tuhan pada hari penghakiman, mereka akan berkata, "Tuhan, 
  bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, 
  atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat 
  Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau 
  telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?" Lalu Yesus akan 
  menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang 
  kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina 
  ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Matius 25:37, 38, 40). 
  Belas kasihan mereka terhadap orang miskin dan mereka yang tertekan 
  adalah wujud alami iman mereka.

  Di sisi lain, mereka yang tidak melakukan Injil akan celaka. 
  Orang-orang sok suci yang tidak tahu malu ini akan bertanya, "Tuhan, 
  bilamanakah kami melihat Engkau lapar, ... dan kami tidak melayani 
  Engkau?" (Matius 25:44)

  Menjadi gereja adalah menjadi kelompok yang pertama.

  Yohanes Pembaptis menyuruh murid-muridnya untuk datang kepada Yesus 
  dan bertanya, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami 
  menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan 
  katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang 
  buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, 
  orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang 
  miskin diberitakan kabar baik" (Matius 11:3-5). Pelayanan-Nya 
  menyaksikan bahwa Yesus Kristus sungguh adalah seorang Mesias. Ujian 
  yang sama berlaku untuk kita saat ini. Apabila seseorang datang ke 
  gereja Anda dan bertanya, "Apakah Kristus ada di sini ataukah kami 
  perlu mencari-Nya di tempat lain?" Apa yang akan menjadi jawaban 
  Anda?

  Ketika saya berbicara di perguruan tinggi dan 
  universitas-universitas mengenai pelayanan terhadap orang-orang 
  miskin, para murid sering kali bertanya, "Bagaimana dengan orang 
  kaya?"

  Yesus sudah pasti tidak membuat batasan dalam Amanat Agung. Kita 
  harus memberitakan Injil kepada semua orang. Namun Yesus, baik oleh 
  perkataan dan perbuatan, menunjukkan bahwa orang miskin memiliki 
  tempat istimewa dalam rencana Tuhan. Perjanjian Lama dan Perjanjian 
  Baru secara konsisten menyuarakan betapa Tuhan sangat perhatian 
  kepada orang-orang miskin (Mazmur 35:10; Amsal 29:7, 31:8-9; 
  Pengkhotbah 4:1; Galatia 2:10; 1 Yohanes 3:17).

  Sebagai alat Tuhan di dunia, kita memiliki tanggung jawab untuk 
  memberi perhatian kepada orang miskin. Anda tidak bisa berada dan 
  seharusnya tidak ada dalam anggota administrasi kepresidenan jika 
  Anda tidak berkomitmen melakukan filosofi presiden tersebut. Jika 
  Anda tidak memiliki komitmen itu, program-programnya tidak akan 
  dapat berjalan dengan lancar. Sama halnya, Anda juga tidak dapat 
  menjalankan program Tuhan secara efektif kecuali Anda sepikir dengan 
  Kristus. Untuk dapat memiliki pikiran Kristus, kita perlu memunyai 
  belas kasihan terhadap orang miskin. Ini berarti memiliki belas 
  kasihan yang khusus bagi yang tidak memiliki hak dalam berpendapat, 
  untuk yang tak terpelihara dalam masyarakat, dan mewujudkan belas 
  kasihan itu dalam tindakan.

  Apakah kita akan membawa Injil kepada orang miskin atau tidak, tidak 
  akan menjadi permasalahannya; ini merupakan ujian yang akan 
  mengungkapkan apakah gereja setia terhadap misi Kristus.

  Lalu bagaimana kita mewartakan Kabar Baik kepada orang miskin? 
  Sekali lagi, Yesus adalah teladan kita. "Firman itu telah menjadi 
  manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat 
  kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai 
  Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran" (Yohanes 
  1:14). Yesus berelokasi/pindah. Dia tidak turun ke dunia seminggu 
  sekali dan kembali lagi ke surga. Dia meninggalkan takhta-Nya dan 
  menjadi manusia sehingga kita dapat melihat kehidupan Allah 
  tercermin melalui hidup-Nya.

  Paulus mengatakan bahwa kita perlu bersikap seperti Yesus ketika Dia 
  merendahkan Diri: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh 
  pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang 
  walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah 
  itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah 
  mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan 
  menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia 
  telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati 
  di kayu salib." (Filipi 2:5-8)

  Yesus itu sama dengan Allah, namun Dia melepaskan status-Nya itu dan 
  menjadi seorang pelayan. Dia menjadi seperti manusia. Dia datang dan 
  tinggal bersama kita. Dia disebut Imanuel -- "Tuhan beserta kita". 
  Inkarnasi adalah relokasi-Nya yang paling mulia.

  Inkarnasi tidak hanya berarti relokasi; relokasi juga adalah 
  inkarnasi. Artinya, Allah tidak hanya menempatkan diri-Nya di antara 
  kita dengan menjadi manusia, tetapi ketika sebuah persekutuan orang 
  percaya itu berelokasi dalam sebuah komunitas, inkarnasi Kristus 
  menguasai komunitas tersebut. Kristus, sebagai Tubuh Kristus, 
  sebagai Gereja-Nya datang dan tinggal di tengah-tengahnya.

  Menempatkan diri/berelokasi di antara orang miskin jauh dari wajah 
  materialisme di perkotaan. Untuk dapat berelokasi di antara 
  orang-orang miskin, kita akan dipaksa untuk berhadapan dengan 
  nilai-nilai yang kita miliki. Apakah kita telah menerima nilai-nilai 
  dunia yang mobilitasnya semakin meningkat? Atau apakah kita telah 
  menerima nilai-nilai dari Tuhan seperti yang ditunjukkan dalam 
  kehidupan Yesus Kristus? Itulah permasalahannya.

  Saat saya berbicara di berbagai negara, beberapa orang sangat sulit
  menerima ide relokasi yang saya ungkapkan. Mereka bertanya, "Apakah
  semua orang harus berelokasi?"

  Saya menjawab, "Hanya mereka yang terpanggil yang harus berelokasi." 
  Lalu saya menambahkan, "Tetapi jikalau Anda menanyakannya dengan 
  nada marah, maka Anda bisa saja menjadi yang terpanggil. Jikalau 
  Anda merasa kesulitan dengan hal ini, Tuhan mungkin sedang memanggil 
  Anda."

  Apabila Anda menentang ide untuk berelokasi, Anda harus bertanya, 
  "Mengapa saya tidak ingin pergi dan tinggal di antara orang miskin 
  dan melarat di bumi?" Tanyakanlah pertanyaan itu pada diri Anda 
  sendiri beberapa kali. Apa yang nantinya menjadi jawaban Anda akan 
  menjadi alasan mengapa Anda harus pergi.

  Apabila Anda memiliki anak, Anda mungkin akan menjawab, "Anak-anak 
  di lingkungan tersebut tidak akan mendapatkan pendidikan yang baik." 
  Maka, itulah yang menjadi alasan mengapa Anda harus pergi. Anda baru 
  saja mendapatkan suatu alasan! Untuk berpindah ke lingkungan miskin, 
  kebutuhan mereka akan menjadi kebutuhan Anda. Keluarga-keluarga 
  dalam komunitas itu memerlukan orang lain untuk ikut merasakan dan 
  memerhatikan apa yang menjadi kebutuhan mereka, seolah-olah itu 
  adalah kebutuhan mereka sendiri, untuk melakukan sesuatu guna 
  memperbaiki kualitas pendidikan.

  Anda mungkin dapat memulai suatu program pengajaran, taman bermain, 
  program belajar musim panas, atau bahkan sekolah dasar. Metode apa 
  pun yang Anda akan pilih, metode itu akan berkembang saat Anda 
  berelokasi.

  Saya tidak meminta Anda untuk mengorbankan anak-anak Anda. Tuhan 
  memberikan anak-anak itu bagi kita. Mereka membutuhkan pendidikan 
  yang baik. Jika mereka tidak dapat memperolehnya di sekolah umum, 
  carilah alternatif lain. Di sisi lain, jangan meremehkan pendidikan 
  yang mereka dapat saat belajar di sekolah yang berlokasi di mana 
  Anda mungkin akan berelokasi. Meningkatnya pengertian anak-anak 
  mengenai kebutuhan dan budaya di lingkungan tersebut dan hubungan 
  persahabatan yang mereka bentuk, bisa jadi memenuhi apa pun yang 
  tidak mereka dapat secara akademis.

  Mungkin Anda tidak mau pindah ke tempat itu karena tingkat 
  kriminalnya. Tetapi itulah mengapa Anda perlu pergi ke sana. Anda 
  baru saja menemukan alasan lain. Pergilah dan kenalilah penduduknya, 
  bantu mereka mengerti alasan apa yang membuat mereka melakukan 
  tersebut. Ketika Anda sudah berelokasi, ketika Anda sudah menjadi 
  bagian mereka, Anda sudah ada pada posisi yang tepat untuk membantu 
  mereka. 

  Masyarakat dalam lingkungan kesukuan mungkin tidak menyukai polisi. 
  Bentuklah sebuah kelompok pengawas lingkungaan. Sponsori lokakarya 
  pencegahan tindakan kriminal. Bangun hubungan kerja sama yang 
  positif dengan polisi. Undang kepala polisi atau opsir polisi untuk 
  menjadi pembicara di gereja atau kelompok komunitas. Melalui surat 
  kepada departemen kepolisian, puji mereka yang melakukan tugasnya 
  dengan baik; bertanggungjawablah terhadap mereka yang tidak 
  melakukan tugas mereka dengan baik. Ajak polisi untuk terlibat dalam 
  setiap masalah yang ada dalam komunitas itu.

  Dahulu, lingkungan kami tinggal adalah salah satu tempat yang 
  memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi, atau mungkin yang 
  tertinggi. Selama setahun terakhir, kehadiran komunitas dan usaha 
  kami dalam mencegah terjadinya tindakan kriminal telah mengurangi 
  tingkat kejahatan di lingkungan tersebut.

  Tetapi Anda bertanya, "Bisakah seorang Kristen dari desa menginjili 
  mereka yang merupakan penyakit masyarakat tanpa menjadi salah satu 
  dari mereka?"

  Lalu saya menjawab, "Mengapa Anda beranggapan mereka memiliki mental 
  yang sejahtera?" Mereka menjadi seperti itu karena "para ahli" di 
  luar sana telah menciptakan program-program yang membuat mereka 
  terbelakang dan tidak memanusiakan mereka. Ya, usaha terbaik kita 
  untuk menjangkau orang-orang dari luar akan mendukung mereka. Usaha 
  terbaik kita akan secara psikologis dan sosial merusak mereka. Kita 
  harus hidup di antara mereka. Kebutuhan mereka harus menjadi 
  kebutuhan kita.

  Keputusan untuk berelokasi adalah keputusan yang besar, keputusan 
  yang diambil karena didasari oleh ketaatan akan panggilan Tuhan. 
  Relokasi itu tidak mudah. Hal ini lebih dari sekadar berpindah 
  rumah. Hal ini membutuhkan persiapan matang dan pengertian yang 
  jelas tentang apa yang harus dilakukan setelah berpindah. Dan 
  meskipun setiap pelayanan akan secara unik dibentuk oleh talenta tim 
  pelayanan dan kebutuhan-kebutuhan suatu komunitas, strategi dasar 
  ini, dengan sedikit variasi, dapat menuntun proses relokasi, di mana 
  pun itu. 

  Lakukan pekerjaan sukarela dengan melayani orang yang miskin. 
  Carilah pelayanan yang sudah ada di lingkungan atau area di mana 
  Anda dapat melayani selama beberapa waktu di sana sebagai 
  sukarelawan. Ini adalah cara yang bagus untuk dapat melihat 
  kebutuhan komunitas tersebut secara langsung, untuk dapat menangkap 
  visi tentang apa yang dapat dilakukan, untuk melihat bagaimana Tuhan 
  dapat memaksimalkan karunia-karunia yang ada pada Anda untuk 
  melayani orang miskin. Hal ini memberi kesempatan yang sangat baik 
  bagi Tuhan untuk mengklarifikasi atau mengonfirmasi apa yang Dia 
  ingin Anda lakukan.

  Bagikan visi Anda dengan gereja Anda. Sementara Anda mempersiapkan 
  diri untuk pelayanan Anda, Anda bisa mendidik gereja Anda juga. 
  Mintalah gereja Anda untuk mensponsori kelompok pelayanan Anda 
  sebagai misi penjangkauan jika memungkinkan. Keterlibatan gereja 
  Anda dalam pelayanan Anda dapat membantu mereka menangkap visi yang 
  lebih besar dalam pelayanan kepada orang miskin.

  Bentuklah tim pelayanan Anda. Setahun atau 2 tahun sebelum Anda 
  berencana pindah ke lokasi sasaran, bentuklah sebuah tim yang 
  terdiri dari beberapa keluarga di mana Tuhan telah memanggil mereka 
  untuk terlibat dalam pelayanan ini, dan juga mereka yang memiliki 
  kesamaan komitmen untuk menjadikan lingkungan sasaran sebagai rumah 
  Anda dan mereka.

  Bangunlah suasana komunitas Kristen. Ambillah waktu 1 atau 2 tahun 
  ini sebagai persiapan untuk mengizinkan Roh Kudus membentuk Anda dan 
  tim Anda menjadi tim yang terpadu, komunitas Kristen yang kuat. 
  Adakan pertemuan tim secara rutin untuk berdoa, merencanakan, 
  memimpikan, dan untuk saling menguatkan masing-masing anggota tim. 
  Pertimbangkan untuk mengirim dua orang dari tim Anda untuk menerima 
  pelatihan khusus. Tambahan pengalaman menjadi sukarelawan sangat 
  berguna dalam tahap ini.

  Berpindah ke komunitas. Seluruh keluarga di kelompok Anda harus 
  berpindah ke lingkungan yang sama. Bahkan jika Anda mau, tim Anda 
  dapat berpindah dan tinggal dalam satu rumah, atau jika itu tidak 
  praktis, tinggallah dalam dua rumah sebagai cara untuk menumbuhkan 
  rasa kebersamaan.

  Berpindahlah ke sebuah komunitas yang tidak akan tersapu oleh 
  pembaruan kota dalam 10 tahun mendatang. Pengembangan komunitas 
  memunyai tujuan yang bersifat jangka panjang, yaitu peningkatan 
  kondisi komunitas dan kehidupan orang-orang dalam komunitas 
  tersebut. Harus ada juga tempat-tempat yang memungkinkan untuk dapat 
  dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis kecil di komunitas Anda.

  Pergilah ke sana untuk menetap! Perlawanan akan muncul. Harapkan 
  itu. Kekecewaan akan muncul. Bayangkan itu. Masalah apa pun yang 
  datang, bekerjalah melaluinya. Jangan lari dari masalah tersebut. 
  Misalnya, saat pasutri yang pindah ke lingkungan miskin mulai 
  memiliki anak, orang tua mereka sering kali akan menekan mereka 
  supaya keluar dari lingkungan tersebut. Kebanyakan keluarga 
  memutuskan untuk mengingkari komitmen mereka bagi lingkungan yang 
  dilayaninya pada tahap ini. Anggaplah situasi ini sebagai ujian 
  terhadap komitmen Anda. Berkomitmenlah untuk tetap tinggal. Tuhan 
  akan memakai penderitaan Anda untuk "melengkapi, meneguhkan, 
  menguatkan, dan mengokohkan Anda" (1 Petrus 5:10).

  Buatlah kerangka pengembangan komunitas daerah sasaran. Putuskan
  area geografis mana yang akan Anda upayakan untuk mendapatkan
  kembali suasana sebuah komunitas. Dalam komunitas, setiap rumahnya
  berisi satu keluarga, area sasaran Anda mungkin akan seluas sekitar
  enam blok. Dalam area populasi penduduk yang padat dengan banyak
  sekali gedung apartemen, target area Anda akan lebih kecil.

  Carilah pekerjaan, usahakan pekerjaan yang ada di lingkungan
  tersebut. Anda dapat menciptakan pekerjaan jika Anda memunyai
  keahlian untuk itu. Tinggallah dalam komunitas tersebut, meskipun
  Anda harus bekerja di luar lingkungan itu.

  Mulailah sebuah studi Alkitab. Pada waktu pertama kali Anda masuk ke 
  dalam sebuah komunitas, mulailah sebuah studi Alkitab. Akan baik 
  jika Anda dapat mengadakan studi Alkitab di salah satu rumah 
  penduduk. Jika Anda tidak dapat melakukan hal itu, mulailah di rumah 
  Anda.

  Dengarkan apa yang dikatakan penduduk di sana. Setelah Anda 
  berelokasi dan sebelum Anda memulai segala program yang sudah 
  direncanakan, dengarkanlah. Ada sebuah puisi Cina yang mengatakan:

    Hampirilah mereka
    Hiduplah dengan mereka
    Belajarlah dari mereka
    Kasihi mereka
    Mulailah dengan apa yang mereka ketahui
    Bangunlah dari apa yang mereka miliki:
    Namun dari antara pemimpin-pemimpin terbaik
    Ketika tugas mereka sudah selesai
    Tugas mereka tuntas
    Orang-orang akan berkata,
    "Kitalah yang telah melakukannya sendiri."

  Gunakan 1 tahun pertama untuk mendengar dan belajar. Undang 
  orang-orang berkunjung ke tempat Anda, dan jangan pernah menjawab 
  tidak. Jika mereka tidak berkunjung, Anda yang berkunjung ke rumah 
  mereka, terutama mereka yang sedang sakit.

  Bekerjasamalah dengan anak-anak lingkungan itu. Masyarakat menyukai 
  orang-orang yang mencintai anak-anak. Ajaklah pemuda-pemudi ketika 
  Anda bepergian. Tunjukkan kepada mereka bagian lain dari kota 
  melalui sudut pandang Anda.

  Dari semula, tetapkan tujuan untuk menciptakan pemimpin lokal yang 
  dapat mengambil alih pekerjaan Anda dalam waktu 10 tahun. Tugas Anda 
  belum selesai sebelum Anda melakukan hal itu.

  Ajarkan mereka untuk mencintai komunitas mereka. Carilah hal-hal 
  yang baik untuk Anda katakan tentang komunitas itu. Berbicaralah 
  tentang pepohonan. Apabila terjadi banyak tindakan kriminal, 
  berbicaralah mengenai betapa indahnya bila tindakan kejahatan itu 
  tidak terjadi di tempat itu. Selalu bersikap positif. Tentunya fakta 
  bahwa Anda telah memutuskan untuk pindah ke daerah itu adalah 
  pernyataan yang penuh kuasa dan positif untuk mereka.

  Anda tidak akan dapat membuat anak muda menjadi pemimpin untuk 
  komunitas mereka ketika Anda bersikap negatif. Mereka akan bersedia 
  kembali ke komunitas mereka apabila mereka merasa nyaman dengan 
  penduduk komunitasnya, karena mereka mencintai komunitas tempat 
  mereka akan kembali. Mereka harus mencintai komunitas mereka 
  sendiri.

  Bergabunglah atau dirikanlah sebuah gereja di komunitas tersebut. 
  Lakukan ini sebelum Anda memulai suatu program. Semua pelayanan Anda 
  harus berakar di gereja. Gereja tidak akan mengoperasikan setiap 
  program atau pelayanan, tetapi gereja akan menjadi katalisator yang 
  membantu memulainya program-program tersebut.

  Jika ada gereja di tempat itu yang memberitakan Injil, yang 
  pendetanya tinggal di komunitas itu dan memiliki visi untuk 
  mengembangkan lingkungannya, Anda dapat mempertimbangkan gereja itu 
  untuk menjadi pusat kegiatan pelayanan. Atau Anda dapat memulai 
  gereja Anda sendiri di rumah Anda. Saat gereja berkembang, Anda 
  dapat pindah ke ruang bawah tanah sebuah rumah yang lebih luas atau 
  menyewa sebuah gedung. Rencanakan sejak semula untuk tidak memakai 
  terlalu banyak uang untuk membiayai tempat pertemuan. Gunakan uang 
  Anda untuk mengembangkan komunitas.

  Tanggapi kebutuhan-kebutuhan. Hanya setelah Anda tinggal di antara 
  mereka, mengidentifikasi kebutuhan mereka yang terdalam, dan 
  mendirikan sebuah gereja pusat, barulah Anda siap untuk 
  mengembangkan program-programnya. Jangan menyediakan 
  pelayanan-pelayanan untuk penduduk; kembangkan untuk mereka dapat 
  saling melengkapi satu sama lain. Pimpin mereka, tetapi biarlah 
  semua program menjadi milik penduduk tersebut. (t/Hilda)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: With Justice for All
  Judul asli artikel: Relocation: A Strategy for Here and Now
  Penulis: John Perkins
  Penerbit: Regal Books, California 1982
  Halaman: 86 -- 93

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

BREAKTHROUGH URBAN MINISTRIES (BUM)
==> http://breakthroughministries.com/
  Breakthrough Urban Ministries merupakan sebuah organisasi pelayanan 
  yang menunjukkan kasih Allah dengan menyediakan pelayanan holistik 
  yang memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat kota untuk 
  mengatasi kemiskinan, kecanduan, dan isolasi. Bentuk nyata pelayanan 
  organisasi ini yang ada di utara kota Chicago, AS, namun sekarang 
  menjalankan programnya di bagian Barat Chicago ini, antara lain 
  penampungan gelandangan, penjangkauan terhadap pelacur-pelacur 
  jalanan, dan penjangkauan para pemuda dan keluarga. Dalam 
  pelayanannya, BUM memunyai nilai-nilai inti, di antaranya adalah:
  1. menyadari bahwa ini adalah misi Allah, 2. orang-orang yang dilayani adalah individu yang harus dihormati 
     martabatnya sebagai gambar Allah, 3. pembangunan relasi untuk menjadi jembatan yang menghubungkan 
     mereka, 4. kerinduan melihat semua orang mengalami kasih dan pengampunan 
     Yesus Kristus; dan 
  5. pembangunan struktur lingkungan yang mendukung pertumbuhan 
     pribadi. 
  Kunjungi situsnya untuk mengenal organisasi ini lebih jauh.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

A S I A  T E N G A H
  Menurut laporan dari Forum 18 News Service, Kazakhstan dan 
  Kyrgyzstan sedang dalam proses memperkenalkan undang-undang baru 
  yang akan sangat membatasi kebebasan beragama. Parlemen Kazakhstan, 
  pada tanggal 26 November 2008, setuju untuk mengubah undang-undang 
  yang mengatur keagamaan dan peraturan lain, yang untuk pertama 
  kalinya secara eksplisit melarang aktivitas keagamaan yang tidak 
  terdaftar. Ini juga melarang siapa pun membagikan iman mereka tanpa 
  dukungan tertulis dari asosiasi keagamaan terdaftar.

  "Kami akan menghadapi penganiayaan karena undang-undang yang sangat 
  keras ini," kata pendeta YS dari gereja Baptis. Presiden Kazakhstan 
  sekarang harus menyetujui, mengubah atau menolak rancangan 
  undang-undang itu. Pada tanggal 6 November, parlemen Kyrgyzstan 
  secara bulat mengadopsi sebuah undang-undang baru yang menyatakan 
  bahwa organisasi keagamaan apa pun yang ingin memperoleh izin harus 
  memunyai paling tidak dua ratus jemaat. Gereja atau organisasi 
  Kristen apa pun di bagian selatan negara ini jelas tidak mungkin 
  dapat terdaftar atau mendapatkan izin.
  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April
                 2009
  Penulis: Tim KDP
  Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
  Halaman: 11
  Pokok doa:
  * Berdoa bagi gereja Tuhan di Kazakhstan dan Kyrgyzstan agar tetap
    menaruh pengharapan mereka pada Tuhan dan setia mengikut Tuhan
    dan mempertahankan iman mereka di tengah kesulitan yang ada.
  * Doakan untuk Presiden Kazakhstan agar Tuhan memberi hikmat kepada
    beliau dalam mengambil keputusan yang bijaksana terkait dengan 
    masalah undang-undang baru yang mengatur kebebasan beragama di 
    negara tersebut.

U G A N D A
  Di Uganda, beberapa pendeta perlu dilatih dan dididik dalam hal 
  eksegesis dan bidang biblika lain. Mereka -- baik yang pernah 
  mengikuti pelatihan seminari atau tidak, masih kekurangan 
  bahan-bahan untuk dapat mempelajari Alkitab secara intensif. Banyak 
  dari mereka tidak memiliki konkordasi dalam bahasa mereka sendiri, 
  atau bahkan dalam bahasa Inggris.

  AMG International berupaya sekuat tenaga untuk membantu. Reuben 
  Muslime -- yang lahir di Uganda, namun kemudian ke AS untuk 
  mengikuti seminari -- memimpin program AMG di Uganda. Muslime 
  memimpin konferensi pendeta untuk memberikan keterampilan agar para 
  pendeta dapat memimpin jemaat mereka dengan baik.

  "Para pendeta di daerah pedesaan ini memiliki latar belakang dan 
  sumber daya yang sangat terbatas," kata Presiden AMG. "Jadi, kami 
  telah membuat program yang tidak hanya menyediakan perpustakaan 
  dasar bagi para pendeta itu, namun juga berisi pelatihan."

  "Perpustakaan dasar" meliputi bahan-bahan seperti konkordasi dan 
  buku pegangan Alkitab untuk para pendeta dapat menyelami firman 
  Tuhan lebih dalam lagi. Saat mereka lebih mengerti dan memahami 
  Alkitab, mereka diperlengkapi untuk menyingkapkan lebih banyak 
  kebenaran kepada jemaat mereka dan untuk menginjili. AMG membutuhkan 
  bantuan untuk proyek ini. (t/Dian)
  Diterjemahkan dari: Mission News, April 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12568
  Pokok doa:
  * Berdoa bagi AMG International yang membantu penyediaan bahan-bahan
    kekristenan di Uganda, agar Tuhan memberkati usaha mereka,
    sehingga kebutuhan akan bahan-bahan kekristenan di Uganda dapat
    segera tercukupi.
  * Doakan juga untuk pelatihan yang perlu diadakan bagi para pendeta
    di Uganda agar mereka dapat memberitakan kebenaran firman Tuhan
    dengan tepat sehingga jemaat dapat bertumbuh kerohaniannya.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       MISI BAGI YANG MISKIN

  Jumlah orang miskin terbesar di dunia ini terdapat di negara dunia 
  ketiga, seperti India, Bangladesh, Afrika, dan termasuk Indonesia. 
  Ibu Theresa, seorang ibu Katolik, pernah menjadi pahlawan penyelamat 
  bagi orang-orang miskin di India sebelum beliau meninggal. Ia telah 
  memberi contoh kepada banyak misionaris pada zamannya untuk melayani 
  orang-orang yang terbuang, terisolir, dan dijauhkan oleh dunia. Hati 
  seperti Ibu Theresa ini patut menjadi teladan. Hanya mereka yang 
  memiliki hati Kristus dan panggilan dari Allah yang dapat menjadi 
  orang seperti Ibu Theresa ini. Pada saat beliau meninggal, beliau 
  telah meninggalkan kasih sayang yang begitu mendalam bagi 
  orang-orang miskin. Dan oleh karena belas kasihannya, banyak orang 
  miskin yang tidak berpengharapan, tertolong dan menemukan 
  pengharapan itu.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Misi, Diskusi dan Doa
  Penulis: Dr. Makmur Halim
  Penerbit: Gandum Mas, Malang 2000
  Halaman: 63 -- 64

  POKOK DOA:

  1. Berdoalah agar Tuhan mengaruniakan kepada kita hati yang 
     mengasihi orang-orang lemah dan miskin, sehingga kita dapat
     menumbuhkan pengharapan bagi mereka yang tidak berpengharapan.

  2. Berdoalah agar Tuhan memberikan gereja di mana kita beribadah 
     kerinduan untuk mempraktikkan kasih Kristus dengan berbuat 
     sesuatu bagi orang-orang yang lemah dan miskin di sekitar gereja 
     kita.

  3. Berdoalah bagi para misionaris yang sekarang sedang bekerja dan
     melayani orang-orang miskin, khususnya di Indonesia, agar Tuhan
     memberikan kekuatan dalam pelayanan mereka.

  4. Berdoalah agar Tuhan mengirim lebih banyak pekerja yang 
     terpanggil dan terbeban untuk hidup di antara orang-orang miskin
     dan menjadi teladan untuk memuliakan Tuhan.

  5. Berdoa agar Tuhan mengaruniakan kepada kita hati yang mau berbagi
     harta untuk menolong mereka yang berkekurangan tanpa memandang
     ras dan latar belakang.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org