Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/31

e-JEMMi edisi No. 31 Vol. 11/2008 (29-7-2008)

Afar di Djibouti


Juli 2008, Vol.11 No.31
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
PROFIL BANGSA: Afar di Djibouti
SUMBER MISI: Africa Christian Mission (ACM)
KESAKSIAN MISI: Polycarp
DOA BAGI MISI DUNIA: Mongolia, Internasional
DOA BAGI INDONESIA: Selamatkan Anak Kita
STOP PRESS: Situs SOTeRI

______________________________________________________________________

         HEAVEN FOR THE CHRISTIAN IS THE BEST SPELLED "HOME"
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Mengenal lebih dekat budaya dan keadaan suatu bangsa merupakan 
  sebuah langkah awal untuk mengenal lebih dekat apa yang dibutuhkan 
  oleh negara itu dan beban apa yang Tuhan berikan kepada kita untuk 
  berdoa bagi negara tersebut. Nah, Profil Bangsa yang disajikan 
  e-JEMMi bulan Juli 2008 ini memperkenalkan sebuah negara di Afrika, 
  Djibouti, yang ditinggali oleh orang-orang Afar.

  Djibouti mungkin termasuk negara yang tidak banyak dikenal oleh 
  dunia, termasuk Indonesia. Mari pada kesempatan ini kita memberi 
  perhatian khusus kepada negara ini dengan mengetahui keberadaan, 
  kehidupan, dan kepercayaan orang-orang Afar. Biarlah Tuhan yang akan 
  membuka mata rohani kita untuk melihat kebutuhan bangsa ini dan 
  bagaimana kita bisa menyerukan doa bagi mereka. Selamat berdoa.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
PROFIL BANGSA

                          AFAR DI DJIBOUTI

  Orang Afar (Danakil) mengklaim bahwa mereka adalah keturunan anak 
  Nuh, yaitu Ham. Mereka tinggal di Djibouti, negara bagian Afrika 
  Timur, Somalia, Ethiopia, dan Eritrea. Orang Afar dari Djibouti 
  hidup di sepanjang pantai yang berbatasan dengan Ethiopia dan 
  Somalia, dan di daerah padang gurun Danakil yang membentang dari 
  Ethiopia sampai Eritrea. Kadang kala Djibouti disebut "lembah 
  neraka" karena Djibouti memunyai iklim paling panas dan paling 
  kering di dunia.

  Danakil lebih senang disebut Afar karena kata "danakil" dalam bahasa 
  Arab merupakan istilah yang menyebalkan bagi mereka. Afar terdiri 
  dari dua bagian, yaitu Asaemara (berwarna merah), bangsawan yang 
  lebih bermartabat dan berkuasa, yang hidup di sepanjang pesisir; dan 
  Adaemara (berwarna putih), orang biasa yang hidup di pegunungan dan 
  gurun pasir. Danakil adalah orang-orang yang sombong serta 
  menonjolkan kekuatan dan keberanian manusia. Wibawa dapat diperoleh 
  dengan cara membunuh musuhnya.

  SEPERTI APAKAH KEHIDUPAN MEREKA?

  Sebagian besar orang Afar adalah kaum nomaden yang menggembalakan 
  domba, kambing, ternak, dan unta. Beberapa kelompok Asaemara hidup 
  di pantai sebagai nelayan. Akan tetapi, kekayaan seseorang diukur 
  dari banyaknya ternak yang ia miliki. Kaum wanita bertugas 
  memelihara domba, sapi, kambing, serta mengurus tenda. Kaum pria 
  bertugas memelihara unta dan keledai serta membongkar tenda saat 
  tiba waktunya untuk pindah.

  Meskipun kaum Muslim diizinkan memiliki empat orang istri, 
  pernikahan orang Afar biasanya monogami. Paling muda, para gadis 
  boleh menikah saat berusia sepuluh tahun. Pernikahan di antara 
  sepupu pertama itulah yang lebih disukai, khususnya antara seorang 
  pria dengan anak perempuan bibinya. Mereka lebih suka mengadakan 
  upacara pernikahan pada malam bulan purnama, dan uapacara itu harus 
  dihadiri seseorang yang dapat membaca Qur`an.

  Daging dan susu merupakan komponen makanan bagi orang Afar. Susu 
  juga menjadi sesaji yang penting. Sebagai contoh, ketika seorang 
  tamu dijamu dengan susu segar yang hangat untuk diminum, si tuan 
  rumah menyatakan bahwa dia memberikan perlindungan bagi tamunya. 
  Jika seseorang dibunuh ketika ada dalam perlindungan mereka, 
  kematiannnya harus dibalaskan seolah-olah dia termasuk anggota klan 
  tersebut.

  Orang Afar tinggal di tenda-tenda yang dikelilingi oleh semak 
  belukar yang melindungi mereka dari serangan binatang buas atau 
  suku-suku musuh. Gubuk mereka yang berbentuk oval, yang disebut 
  "ari", terbuat dari anyaman pohon palem dan mudah dipindahkan. Pasar 
  harian itu penting bagi masyarakat ini. Beberapa orang berjalan 
  sangat jauh untuk menjual ternak, unta, kambing, domba, mentega, dan 
  alas kaki jerami. Sebaliknya, mereka membeli barang-barang seperti 
  kopi, gula, korek api, dan sabun.

  APA KEPERCAYAAN MEREKA?

  Di awal sejarah mereka, orang Afar sangat dipengaruhi oleh agama 
  Islam. Sekarang pun, Islam masih memeroleh penghargaan yang tinggi. 
  Orang Afar tidak makan daging babi dan jarang minum alkohol. Mereka 
  yang mampu boleh melakukan ibadah umroh ke Mekah. Selain itu, banyak 
  kepercayaan dan adat kebiasaan pra-Islam yang sudah umum berlaku di 
  antara orang Danakil. Mereka percaya bahwa pohon dan semak belukar 
  tertentu memiliki kekuatan yang sakral. Mereka juga memiliki ritual 
  agama yang bermacam-macam, seperti meminyaki tubuh mereka dengan 
  "ghee" (sejenis mentega). Roh-roh orang mati diyakini sangat 
  berkuasa dan "perjamuan makan untuk orang meninggal", yang disebut 
  "rabena", dirayakan setiap tahun. Mereka juga memberi korban tahunan 
  ke laut untuk menjaga keselamatan desa mereka. Banyak orang memakai 
  jimat pelindung dari kulit yang berisi ramuan dan ayat-ayat Qur`an.

  APA YANG MENJADI KEBUTUHAN MEREKA?

  Salah satu masalah yang paling serius di Djibouti adalah musim 
  kemarau. Sayang sekali, sumber-sumber industri dan sumber-sumber 
  alam untuk mengatasi masalah tersebut sangat kurang.

  Sekarang ini, daerah itu berada di bawah tekanan politik yang 
  semakin besar. Sejak Djibouti memeroleh kemerdekaannya pada tahun 
  1977, ketegangan di antara Somalia dan Danakil meningkat. Walaupun 
  orang Somalia merasa menjadi koloni yang terhilang, Djibouti 
  menguasai bagian vital garis rel yang menghubungkan Ethiopia ke luar 
  negeri. Sejak saat itu, keduanya ingin menguasai daerah itu.

  Beberapa orang Afar yang berpindah menjadi pemeluk agama Kristen
  hidup terisolir. Mereka juga ditekan oleh kerabat mereka agar
  kembali menjadi Islam. Mereka memerlukan kuasa Roh Kudus untuk
  memertahankan iman mereka dalam Kristus.

  POKOK DOA

  1. Mintalah kepada Tuhan Yang Empunya tuaian untuk mengirimkan
     pekerja-pekerja tambahan ke tengah-tengah orang Afar di Djibouti.

  2. Berdoalah agar Tuhan memberi hikmat dan pertolongan kepada
     lembaga-lembaga misi di dunia agar menaruh perhatian dengan
     mengirimkan bantuan ke orang-orang Afar.

  3. Mintalah kepada Tuhan untuk mengurapi pemberitaan Injil lewat
     radio kepada suku ini.

  4. Berdoalah agar Tuhan menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang
     sulit dijangkau ini melalui mimpi-mimpi dan
     penglihatan-penglihatan.

  5. Berdoalah bagi sebagian kecil orang Afar yang percaya, dan
     mintalah kepada Tuhan untuk memberi mereka kesempatan menyaksikan
     Kristus kepada orang-orang sebangsanya.

  6. Mintalah Tuhan untuk mengambil alih kekuasaan pemimpin-pemimpin
     rohani dan pengusa-penguasa gelap yang mengikat orang Afar.

  7. Mintalah agar Tuhan membangkitkan tim-tim doa untuk mulai
     membajak ladang melalui pujian penyembahan dan pemulihan.

  8. Mintalah kepada Tuhan untuk melahirkan gereja Afar yang
     berkemenangan bagi kemuliaan nama-Nya! (t/Setyo)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Joshua Project
  Judul asli artikel: Afar of Djibouti
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/peopctry.php

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

AFRICA CHRISTIAN MISSION
==>    http://www.africachristianmission.com
  Berangkat dari kerinduan Dr. Seth Anyomi dan istri untuk membawa 
  keselamatan kepada mereka yang masih terhilang dan yang membutuhkan, 
  didirikanlah ACM pada tahun 1983. ACM memulai pelayanannya dengan 
  penginjilan intensif melalui musik, drama, dan penginjilan dari 
  rumah ke rumah. Tak hanya itu, ACM juga melayani pemulihan rohani 
  dan pelepasan bagi mereka yang sakit dan tertekan. Anak yatim piatu 
  pun dibantu melalui program panti asuhan. Kemudian ada juga misi 
  kesehatan yang dampaknya sangat besar dalam menyelamatkan jiwa, baik 
  secara fisik maupun rohani. Tak ketinggalan, pembangunan gereja juga 
  diupayakan. Semua itu diusahakan untuk satu tujuan, menjangkau semua 
  orang di dunia dan mengenalkan mereka pada Injil dan kuasa-Nya yang 
  dapat mengubahkan segala sesuatu. Selain itu, ACM juga berusaha 
  menyediakan dan menyiapkan misionaris-misionaris yang andal. Untuk 
  itu, ACM bekerja sama dengan Ghana Evangelical Missionary Institute 
  (GEMI) yang berusaha menyediakan pelatihan misionaris lintas budaya 
  yang alkitabiah, kontekstual, dan praktis. Kenali lebih dekat 
  organisasi ini dengan mengunjungi situsnya.

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                             Polycarp
              (Sebuah Contoh Kasih dan Kesetiaan Tuhan)

  "Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
  Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara
  supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh
  hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan
  kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10).

  Ayat ini menyingkapkan pesan Yesus yang ingin disampaikan kepada 
  para pemimpin dan jemaat di Smirna untuk menunjukkan kepada gereja 
  ini bahwa mereka akan mengalami penganiayaan hebat, namun 
  diperintahkan untuk tetap berdiri teguh pada janji-janji Tuhan.

  Pada tahun 168 Masehi, seseorang bernama Polycarp menjadi martir. 
  Polycarp merupakan pemimpin gereja di Smirna dan salah satu murid 
  dari rasul Kristus terakhir, Yohanes. Ia belajar di bawah bimbingan 
  Rasul Yohanes dan lainnya yang telah mengenal Yesus secara pribadi. 
  Jika kita melihat kejadian menjelang kematian Polycarp, kita dapat 
  melihat sebuah contoh kasih dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya. 
  Tuhan menggunakan Polycarp untuk mendemonstrasikan kasih-Nya kepada 
  jiwa-jiwa tersesat.

  Gereja Smirna terasa damai dalam pemerintahan Kaisar Antonius Pius 
  (138 -- 161), tetapi penganiayaan meningkat di sekitar Smirna. 
  Ketika dua belas orang Kristen dimangsakan pada singa, orang-orang 
  menuntut agar Polycarp ditangkap. Mereka menyatakan bahwa Polycarp 
  adalah bapaknya orang Kristen, pemusnah para ilah, mengajar 
  orang-orang untuk tidak memersembahkan korban atau mengadakan 
  pemujaan.

  Saat Polycarp mengetahui bahwa para penganiayanya bersiap-siap 
  menahannya, sahabat-sahabatnya menyembunyikan dirinya di sebuah 
  desa. Namun usaha mereka gagal, para tentara Roma menemukan 
  Polycarp. Polycarp menyambut penangkapnya dengan hangat dan 
  menawarkan mereka makanan. Saat mereka makan, ia minta waktu satu 
  jam untuk berdoa sebelum mereka membawanya untuk dieksekusi. Ia 
  berdoa dengan penuh kesungguhan hati dengan harapan para tentara 
  Roma tesebut tidak membawanya pergi.

  Namun, akhirnya ia dibawa dengan keledai menuju kota ke hadapan 
  Komandan Militer Roma. Tuhan begitu setia kepada Polycarp saat ia 
  berjalan menuju tempat eksekusi. Kehadiran Roh Kudus nyata dalam 
  penderitaan Polycarp. Saat ia memasuki amphitheater, ia mendengar 
  suara dari langit berkata, "Kuatlah, o, Polycarp! Beranilah dalam 
  pengakuanmu dan dalam penderitaan yang menantimu." Sekalipun 
  kekacauan melanda Polycarp, suara Tuhan terdengar jelas sebagai 
  kata-kata yang menguatkan.

  Komandan berusaha membujuk Polycrap untuk menyangkal imannya.
  "Hargailah usiamu yang tua. Bersumpahlah demi ketuhanan kaisar.
  Bertobatlah dan katakanlah, `Persetan dengan orang-orang ateis.`"
  (Orang-orang Kristen disebut ateis karena mereka menolak mengakui
  kaisar sebagai Tuhan). Dengan serius, Polycarp menuding kerumunan
  orang tak percaya dan berkata, "Persetan dengan para ateis!"
  Komandan mendesaknya, "Caci makilah Kristus."

  Para pejabat juga memberinya kesempatan terakhir untuk meyangkal 
  Tuhan, tetapi jawabnya, "Saya sudah melayani Tuhan Yesus Kristus 
  selama delapan puluh enam tahun, dan Ia tidak pernah menyakiti saya. 
  Bagaimana saya dapat mengingkari Raja saya, Raja yang menjaga saya 
  dari segala hal yang jahat sampai sekarang dan menebus saya dalam 
  kesetiaan-Nya?"

  Akhirnya Polycarp diikat pada sebuah tonggak kayu. Sebelum 
  pengeksekusi meyalakan api, ia menaikkan doa terakhir. Setelah itu 
  kobaran api segera mengelilingnya. Namun Polycap tidak terbakar. 
  Sebagai usaha terakhir, si pengeksekusi menusukkan pedang ke jantung 
  Polycarp, hal ini menyebabkan banyak darahnya tertumpah, darah 
  tersebut memadamkan api yang sedang berkobar.

  Kematian Polycarp menunjukkan kepada kita bagaimana Tuhan senantiasa
  memberikan kemurahan bagi mereka yang berada di tengah-tengah
  penganiayaan, bahkan berada dalam kematian. Hal tersebut menunjukkan
  bahwa saat penganiayaan ada di mana-mana, kasih dan kesetiaan-Nya
  tetap mengikat kita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Batu-batu Tersembunyi
  Judul artikel: Polycarp
  Penulis: Jonathan Cederberg
  Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2005
  Halaman: 15 -- 18

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

M O N G O L I A
  Direktur FEBC-Mongolia dan Presiden Wind FM, Bat Tuvshintsengel,
  mengatakan, "Pada dasarnya kami terbeban menjangkau para pendengar
  yang tidak memiliki konsep tentang Tuhan dan tidak memiliki konsep
  tentang keselamatan. Karena di sana kami rindu membangun semacam
  jalan masuk untuk menjangkau mereka bagi Kristus. Kami akan bekerja
  sama dengan gereja-gereja setempat dan mencoba mengajak mereka
  terlibat dalam penyebaran Injil."

  Sejak tahun 1997, sudah ada kegerakan dahsyat atas orang-orang 
  Kristen di Mongolia. Kini, jumlah penduduk Kristen di sana terus 
  bertambah dari yang awalnya tidak ada hingga mencapai lebih dari 
  40.000 jiwa. Tuvshintsengel mengatakan bahwa tantangan semakin 
  nyata. "Gereja memang semakin berkembang luas dalam penginjilan. 
  Namun dalam hal pemuridan, kapasitas kami, misalnya di bidang 
  kepemimpinan, terbilang masih sangat kurang. Oleh sebab itu, gereja 
  menargetkan untuk memuridkan 10% penduduk Mongolia menjadi murid 
  Yesus Kristus sebelum tahun 2020."

  Menurut Tuvshintsengel, radio merupakan kunci untuk usaha ini. 
  "Mongolia memiliki 21 propinsi, jadi ada beberapa titik pusat di 
  mana kami dapat membangun stasiun radio, misalnya stasiun FM. Dengan 
  begitu kami dapat menjangkau kira-kira 80.000 (orang) di 
  masing-masing desa."

  Wind FM mengudara di ibu kota Ulaambaatar, menjangkau lebih dari
  satu juta orang. Tuvshintsengel mengungkapkan bahwa mereka juga
  mengadakan siaran di stasiun radio lain di provinsi Hentij.
  "Sebenarnya kami bekerja bersama dengan gereja lokal sambil
  menyatukan program-program kami. Usaha kami ini mendapat banyak
  respons. Hal itu merupakan sebuah tanda bagi kami untuk melakukan
  hal yang sama di dua puluh provinsi lainnya."

  Tuvshintsengel menggambarkan beberapa respons yang diterima oleh 
  Wind FM. "Kami menerima pertanyaan dari orang-orang yang sangat 
  marah yang bertanya, `Mengapa Anda membicarakan tentang agama 
  asing?` Tapi selanjutnya kami menerima beberapa pesan yang bertanya, 
  `Di mana kami bisa memeroleh Alkitab? Saya ingin masuk ke gereja dan 
  mengujinya.`"

  Meskipun demikian, negara Mongolia bukanlah akhir dari visi mereka.
  Tuvshintsengel mengatakan bahwa Mongolia bagian dalam, yaitu Cina,
  adalah sasaran mereka selanjutnya. "Ada enam juta orang Mongolia
  yang tinggal di Cina yang tidak memiliki kesempatan terbuka untuk
  mendengar Injil. Oleh karena itu, kami ingin menjangkau mereka
  melalui gelombang radio. Saat ini gelombang radio masih sangat
  mendominasi."

  Sekarang sedang dilakukan perekrutan orang Kristen yang dapat
  menyiarkan siaran radio dengan menggunakan dialek Cina. Untuk
  memiliki jam siar di beberapa stasiun radio perlu pendanaan, tapi
  membeli peralatan untuk mendirikan stasiun radio di daerah ini juga
  perlu. (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari: Mission News Network, Mei 2008
  Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11185
  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk gereja-gereja Tuhan di Mongolia yang
    terbeban untuk menjangkau mereka yang belum mengalami kasih
    Kristus. Doakan agar Tuhan menanamkan kerinduan menjalankan misi
    Tuhan Yesus: "Membawa lebih banyak jiwa bagi kerajaan-Nya".
  * Dukung dalam doa program siaran radio dalam dialek Cina sebagai
    media untuk menginjili masyarakat Mongolia secara luas, agar
    Tuhan mencukupkan segala keperluan yang dibutuhkan, baik dana
    maupun sumber daya manusianya.

I N T E R N A S I O N A L
  Posisi utama yang masuk dalam daftar penganiaya orang-orang Kristen 
  dunia versi Open Doors 2008 tahun ini dipegang oleh Korea Utara. 
  Mereka masuk sebagai negara terkejam terhadap orang Kristen selama 
  enam tahun berturut-turut. Kerajaan Arab Saudi ada pada posisi 
  kedua, diikuti oleh Iran. Maladewa berada pada posisi keempat. 
  Urutan kelima diduduki oleh Bhutan yang beranjak naik dari posisi 
  ketujuh tahun lalu karena Somalia dan Yaman mengalami penurunan 
  dalam penganiayaan. Posisi keenam diduduki oleh Yaman. Afganistan 
  naik dari posisi sepuluh ke posisi tujuh. Tahun lalu Laos memberikan 
  sedikit perubahan dalam memberikan kebebasan bagi umat beragama, 
  namun Laos tetap naik dari posisi kesembilan menjadi urutan 
  kedelapan. Dua negara baru yang masuk dalam sepuluh urutan teratas 
  adalah Uzbekistan pada posisi kesembilan dan Cina pada posisi 
  kesepuluh. Tahun lalu Uzbekistan berada pada urutan kesebelas dan 
  Cina pada urutan keduabelas. Islam merupakan agama terbesar di enam 
  negara yang termasuk dalam sepuluh besar tersebut, negara tersebut 
  antara lain: Arab Saudi, Iran, Maladewa, Afganistan, Yaman, dan 
  Uzbekistan. Tiga negara yang menganut paham pemerintahan komunis 
  adalah Korea Utara, Laos, dan Cina. Bhutan merupakan satu-satunya 
  negara dalam daftar sepuluh negara yang mayoritas penduduknya 
  beragama Budha. (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari:
  Judul buletin: Body Life, Edisi Maret 2008, Volume 26, No. 3
  Judul asli artikel: 2008 Persecution List Release
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4
  Pokok Doa:
  * Mari berdoa untuk negara-negara yang masuk dalam daftar negara
    penganiaya orang Kristen, kiranya Tuhan membukakan hati mereka,
    terutama para pemimpin negara-negara itu agar mereka dapat
    melihat kasih Tuhan.
  * Meski begitu, jika memang Tuhan mengizinkan penganiayaan itu
    terjadi, biarlah Tuhan memberi kekuatan supaya iman orang-orang
    Kristen semakin teruji dan nama Tuhan tetap ditinggikan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       SELAMATKAN ANAK KITA

  Pembentukan kepribadian tergantung dari apa yang dilihat, dibaca, 
  dan didengar. Saat menonton televisi, ketiga kegiatan itu berjalan 
  sekaligus. Wali kelas mereka adalah para pemain sinetron, penyanyi, 
  dan presenter. Kurikulum dan silabus utamanya adalah kekerasan. 
  Televisi menjadi buku bergambar. Karena pada umumnya, anak-anak 
  menonton televisi pada saat orang tua tidak ada di rumah atau ketika 
  tontonan "kurang mendidik" itu ditayangkan pada jam-jam utama. Kita 
  prihatin atas asupan gizi lewat televisi sebagai bagian dari 
  pembentukan pengetahuan dan karakter anak. Selama Januari -- Juni 
  2008 dilaporkan, sebanyak 21.872 anak menjadi korban kekerasan fisik 
  dan psikis di lingkungan sosial mereka. Kondisi sosial yang 
  memprihatinkan diperparah oleh meningkatnya jumlah pekerja anak 
  seiring dengan semakin sulitnya kondisi ekonomi dan banyaknya anak 
  putus sekolah. Selain faktor televisi, kebiasaan menonton film 
  bertemakan kekerasan dan keterpurukan ekonomi, kondisi anak-anak 
  kita, terutama di kota-kota besar, semakin memprihatinkan.

  Sumber: Harian Umum Kompas, Rabu, 23 Juli 2008, halaman 6.

  Pokok Doa:

  1. Doakan para orang tua agar Tuhan memberi hikmat kepada mereka
     untuk bisa mendidik anak-anak mereka berdasarkan nilai-nilai
     moral yang baik dan saling menghargai sesama. Dengan demikian
     mereka bisa lebih selektif dalam memberikan izin kepada anak
     untuk hanya menonton acara-acara televisi yang mendidik dengan
     baik.

  2. Doakan agar para pimpinan dan pemilik usaha pertelevisian
     untuk dapat memerhatikan kepentingan mencerdaskan dan mendidik
     bangsa, bukan hanya untuk mencari keuntungan komersial saja.

  3. Berdoa juga untuk para penulis naskah program televisi supaya
     mereka memikirkan nilai-nilai luhur yang harus ditanamkan dalam
     acara-acara yang mereka rancang, bukan hanya sekadar memberikan
     hiburan.

  4. Doakan untuk pemerintah agar mereka lebih tegas dalam memberikan
     rambu-rambu kebijakan pada para pemilik usaha pertelevisian guna
     melindungi rakyat, khususnya anak-anak, dari mengambil 
     nilai-nilai moral yang tidak sehat.

  5. Berdoa untuk para pemimpin masyarakat yang terlibat dalam memberi
     pengarahan kepada masyarakat, pendidik, dan para orang tua agar
     mereka tidak segan-segan memperingatkan bahaya kekerasan dan 
     antimoralitas yang sering terkandung dalam acara-acara televisi.

______________________________________________________________________
STOP PRESS

                            Situs SOTeRI

  SOTeRI adalah singkatan dari Situs Online Teologi Reformed Injili 
  yang merupakan pengembangan (upgrade) dari situs e-Reformed yang 
  sudah dibangun sejak tahun 2001. SOTeRI ini bertujuan untuk menjadi 
  sarana memperkenalkan sistem teologi Reformed dan 
  kegiatan-kegiatannya kepada masyarakat Kristen Indonesia. Selain 
  menyajikan arsip dari semua publikasi e-Reformed, situs ini juga 
  memuat artikel-artikel teologi lain yang juga memiliki corak 
  pengajaran teologi Reformed yang Injili. Informasi situs-situs lain 
  yang serupa (sealiran), baik yang berbahasa Indonesia maupun 
  berbahasa Inggris, juga dapat Anda temui di situs ini.

  Melalui SOTeRI ini, Anda juga bisa mendaftar untuk berlangganan 
  publikasi e-Reformed. Selain itu, situs ini juga menyediakan 
  fasilitas untuk mengirimkan komentar. Dengan demikian, pengunjung 
  dapat berinteraksi dengan mengirimkan komentar-komentar sehubungan 
  dengan pembahasan artikel-artikel yang ada di dalamnya. Nah, 
  fasilitas ini tentu sangat menarik karena kita semua bisa ikut 
  terlibat menjadi bagian dari situs ini. Kami berharap kehadiran 
  SOTeRI ini dapat menjadi berkat bagi Anda.

  ==>  http://reformed.sabda.org/

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org