Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/20

e-JEMMi edisi No. 20 Vol. 09/2006 (16-5-2006)

Wanita dalam Penginjilan

 

                                                 Mei 2006, Vol.9 No.20
******************************  e-JEMMi  *****************************
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
**********************************************************************
** SEKILAS ISI **

 <*> EDITORIAL
 <*> ARTIKEL MISI       : Siapa Memberi Makan Yesus dan Para
                          Murid-Nya?
 <*> SUMBER MISI        : OM FeatureLine, Action International
                          Ministries
 <*> DOA BAGI MISI DUNIA: Thailand, Internasional, Belarusia
 <*> DOA BAGI INDONESIA : Dukungan Untuk Misi Negeri
 <*> SURAT ANDA         : Perlu Kiriman e-JEMMi Edisi Sebelumnya
______________________________________________________________________

                   "ADA SUATU CARA UNTUK MENGETAHUI
          APAKAH MISI KITA DI DUNIA SUDAH SELESAI ATAU BELUM.
        JIKA KITA MASIH HIDUP, ARTINYA MISI KITA BELUM SELESAI"
                                                        -Richard Bach-
______________________________________________________________________
** EDITORIAL **

  Pembaca kekasih,

  Tentunya Anda masih ingat dengan pesta demokrasi yang kita ikuti
  beberapa tahun yang lalu. Bahkan saat ini di tempat Anda mungkin
  sedang mempersiapkan Pilkada. Salah satu yang tidak bisa dilupakan
  dari kegiatan ini adalah kampanye yang melibatkan simpatisan dari
  masing-masing partai. Para simpatisan ini turut andil atau bisa
  dibilang punya peran tersendiri untuk mendukung calon dari
  partainya.

  Semasa penginjilan-Nya, Tuhan Yesus juga memiliki simpatisan!
  Siapakah mereka? Pernahkah Anda berpikir dari mana asalnya biaya
  yang diperlukan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya selama mengabarkan
  Injil? Dari mana mereka dapat membeli beberapa ketul roti dan
  beberapa ekor ikan untuk mengisi piring mereka?

  Seperti yang kita ketahui, ketika memulai pelayanan-Nya, Tuhan Yesus
  sudah tidak mengerjakan pekerjaan yang diwarisi oleh Yusuf, ayah-
  Nya. Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes tidak melaut lagi
  sejak mengikut Yesus. Matius juga berhenti menjadi pegawai bea
  cukai. Dan bagaimana pun juga, Tuhan Yesus tidak mengadakan mujizat
  untuk setiap jam makan mereka. Lalu siapa yang memberi makan Tuhan
  Yesus dan murid-murid-Nya selama itu? Alkitab menyebutkan peranan
  Maria Magdalena, Marta, Yohana, dan Suzana. Mereka inilah wanita-
  wanita yang melayani Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dengan apa yang
  mereka punya. Untuk mengetahui lebih lengkap, silakan baca artikel
  yang kami sertakan dalam edisi minggu ini. Selamat membaca!

  Redaksi e-JEMMi,
  Lisbet
______________________________________________________________________
** ARTIKEL MISI **

             SIAPA MEMBERI MAKAN YESUS DAN PARA MURID-NYA?
             =============================================

  Umumnya, tidak banyak orang yang menulis dan membicarakan keperluan
  sehari-hari Yesus dan rombongan-Nya. Padahal kita mengetahui bahwa
  Yesus tidak mengadakan mujizat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
  sehari-hari. Kita cenderung membahas bagaimana Yesus memberi makan
  ribuan orang dengan makanan yang terdiri dari lima ketul roti dengan
  dua ekor ikan. Pada kesempatan lain, orang banyak datang berbondong-
  bondong begitu mereka mendengar Yesus berada di sebuah kota atau di
  sebuah tempat. Kita tidak pernah bertanya-tanya, dari mana gerangan
  Yesus memperoleh makanan pagi, siang, dan petang. Narasi dalam Kitab
  Suci menyebutkan bahwa Yesus makan di rumah orang berdosa (Zakheus
  sang pemungut cukai) atau mampir di rumah Lazarus, sahabat-Nya itu
  dan diberi makan oleh Maria dan Marta.

  YESUS BERJALAN KAKI SEHINGGA TIDAK PERLU BIAYA?

  Barangkali, cara yang paling efektif untuk mengabarkan Injil pada
  zaman itu ialah dengan berjalan kaki agar tidak ada yang
  terlewatkan. Yesus jarang mengumpulkan orang supaya datang kepada-
  Nya. Orang berbondong-bondong menjumpai-Nya karena mereka ingin
  mendengarkan pengajaran yang disampaikan-Nya, sebuah pengajaran yang
  lain daripada yang selama ini mereka dengarkan dari pejabat di Bait
  Allah. Yesus berbicara dan berkhotbah, bahkan ketika membacakan ayat
  Kitab Suci pun Ia amat berbeda daripada ahli Taurat dan orang
  Farisi. Ia amat berkuasa. Pembacaan ayat yang Ia lakukan amat
  menarik dan menyentuh hati mereka. Suara-Nya yang lembut menyejukkan
  hati yang resah.

  Salah satu teologi penggembalaan yang dilakukan oleh Yesus ialah
  teologi penggembalaan individual. Ia bercakap-cakap dengan individu,
  muka dengan muka. Ia tidak menggunakan bahasa yang sulit, bahkan
  memberikan perumpamaan yang sangat sederhana untuk mengajarkan ihwal
  pengajaran yang sulit. Melalui perumpamaan, pelajaran yang sulit
  disederhanakan. Kalangan rakyat jelata sampai kalangan elit dapat
  memahami pelajaran yang disampaikan-Nya.

  ORANG-ORANG TERBUANG MENJADI PENUNJANG ROMBONGAN YESUS

  Sebuah kelompok yang terorganisasi harus ditunjang oleh biaya yang
  cukup. Yesus membuat kelompok dua belas orang, lalu ada lagi
  kelompok tujuh puluh, dan mungkin ada yang lebih besar lagi.
  Bagaimana mereka mengatur diri tanpa biaya yang jelas? Salah satu
  sumber informasi yang dapat kita peroleh ialah catatan yang dibuat
  oleh Lukas dalam Lukas 8:1-3. Coba kita perhatikan dengan saksama.

  "Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota
  dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas
  murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan
  yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit,
  yaitu Maria yang disebut Magdalena yang telah dibebaskan dari tujuh
  roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Suzana, dan banyak
  perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu
  dengan kekayaan mereka."

  Ini merupakan narasi penting bagaimana peranan wanita yang melayani
  rombongan Yesus dalam penginjilan. Merekalah yang mendukung dan
  memberi serta menyediakan makanan dari hari ke hari untuk rombongan
  itu. Khususnya mengenai Maria Magdalena, ia memiliki simpati yang
  khusus kepada Yesus, sebuah simpati yang tulus karena ia merasakan
  sentuhan Roh Kudus dalam dirinya sejak roh-roh jahat diusir dari
  dalam dirinya. Bayangkan, tujuh roh jahat pernah menguasai dirinya
  yang membuat ia menderita dan membuat orang takut kepadanya dan
  menjauhinya. Perempuan yang tadinya dianggap sebagai perempuan jahat
  yang paling menakutkan sekarang sudah dibebaskan dan merasakan damai
  yang luar biasa di dalam hidupnya. Ia berterima kasih kepada Yesus.
  Ia melihat ada kuasa kemuliaan yang menguduskan dirinya.

  Ia benar-benar merasa bahwa Yesus itulah Mesias sehingga ia mengabdi
  sepenuh hati untuk membantu-Nya dalam penginjilan. Ia merasa tidak
  ada lagi orang yang memerhatikan dirinya. Dalam Yesus, ia menemukan
  kedamaian hati yang sejati. Roh yang telah memperbudaknya selama
  beberapa waktu amat menyengsarakan dirinya. Kini ia sudah lepas
  dari kuasa kegelapan itu dan ia masuk ke dalam suasana hati yang
  terang dan jiwa yang bersih. Ia merasakan suasana surga dalam
  kelepasannya.

  Yohana, seorang wanita yang juga istri bendahara Herodes, merasa
  yakin bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikannya dan menaruh
  simpati kepada Yesus lalu menyerahkan kekayaannya untuk membiayai
  perjalanan Yesus dan rombongannya. Mereka dengan sukarela meluangkan
  waktunya, menyediakan makanan untuk rombongan itu. Yohana tentu saja
  mempertaruhkan kedudukan suaminya dengan bersimpati kepada Yesus,
  yang justru musuh penguasa agama dan pemerintahan. Ia berani
  menanggung risiko demi keyakinannya kepada Mesias yang dijanjikan
  itu. Selain Yohana, ada pula Suzana dan sejumlah perempuan yang lain
  yang "melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka".

  DI BAWAH KAKI SALIB GOLGOTA MEREKA BERANI BERDIRI

  Sementara dua belas murid Yesus tidak berani menampakkan diri saat
  Yesus ditangkap dan disalibkan di Golgota, kaum perempuan ini tidak
  memedulikan diri mereka dan tidak takut ditangkap atau dituduh
  sebagai pengikut Yesus. Yudas sudah menggantung diri. Petrus dan
  kawan-kawannya entah ke mana. Hanya Yohanes yang masih muda itu yang
  berdiri di bawah salib Golgota, menyaksikan derita Yesus dan
  menangis melihat tangan dan kaki-Nya yang mengucurkan darah. Dahi-
  Nya yang luka dan kepala-Nya yang terkulai sambil meneriakkan puncak
  derita pada hembusan napas terakhir. Benarlah, bahwa perempuan-
  perempuan itu tidak hanya menyediakan makanan bagi Yesus dan
  rombongan-Nya. Mereka dengan sepenuh hati turut merasakan derita.
  Derita batin Yesus menjadi derita batin mereka. Dengan setia mereka
  menjadi saksi kematian Yesus. Simaklah berita yang disampaikan
  Yohanes dalam Yohanes 19:25.

  "Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, istri
  Klopas dan Maria Magdalena."

  Merekalah saksi hidup bahwa Yesus benar-benar mati di kayu salib.
  Mereka mengikuti peristiwa penyaliban itu mulai dari kota Yerusalem,
  mulai dari pengadilan sampai perjalanan pilu menuju bukit Golgota di
  luar tembok Yerusalem. Mereka mau melayani Yesus dan berbagi
  perasaan dengan-Nya, menyertai Dia sampai ke bukit derita itu.
  Sebuah pengabdian yang tidak ada taranya.

  Orang yang benar-benar menjadi sahabat sejati ialah orang yang
  menaruh simpati ketika sahabatnya menanggung derita, tidak
  meninggalkannya. Mereka berada di sana dan turut merasakan kepedihan
  hati Yesus. Dalam sunyi, Yesus disertai ibu-Nya dan perempuan yang
  telah dibebaskan-Nya dari kuasa kegelapan. Tidak mudah berada di
  bawah kaki salib. Di sana banyak pengolok-olok dan orang-orang yang
  menghina Yesus. Di sana berkumpul musuh-musuh Yesus yang menghina
  dan membunuh-Nya.

  Perempuan-perempuan ini bukan hanya pelayan Tuhan, tetapi mereka
  juga pemberani yang siap menanggung risiko apa pun. Mereka tidak
  malu mengakui Yesus di depan musuh-musuh-Nya. Bukankah ini merupakan
  sebuah keberanian yang luar biasa? Bukankah ini merupakan kekuatan
  moral bagi Yesus? Hati Yesus sedih ketika melihat perempuan-
  perempuan itu menangisi diri-Nya. "Tangisilah dirimu," kata Yesus
  dari salib di tengah-tengah derita yang dialami-Nya. Ibu Yesus
  merasa sedih melihat Putranya disalibkan tanpa salah. Kepada murid
  yang dikasihi-Nya Yesus memberi pesan agar merawat ibu-Nya untuk
  hari-hari berikutnya.

  Maria Magdalena pastilah meneteskan air mata karena harus
  menyaksikan kematian Mesias, Penebus, yang telah melepaskannya dari
  perhambaan roh-roh jahat. Perpisahan dan kematian ini sangat
  memilukan hati para perempuan itu. Mereka tidak membayangkan begitu
  tragisnya kematian Guru mereka itu.

  DI KUBURAN YESUS PADA PAGI HARI ITU

  Sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk membawa wangi-wangian ke
  kuburan, baik waktu baru meninggal dan beberapa hari kemudian.
  Peristiwa yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, yang
  menggentarkan penduduk kota Yerusalem dan desa sekitarnya, belumlah
  lepas dari ingatan orang. Perhatikanlah kisah berikut ini setelah
  Yesus tiga hari di kubur.

  "Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih
  gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa
  batu telah diambil dari kubur .... Tetapi Maria berdiri dekat kubur
  itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu
  (Yoh. 20:1,11)."

  Tugas pelayanan bukan saja pada waktu masih hidup, tetapi juga pada
  waktu kematian. Maria Magdalena begitu peduli. Mungkin sepanjang
  malam ia sukar tidur. Itulah sebabnya ia "pagi-pagi benar ketika
  hari masih gelap" sudah berangkat ke kubur. Ia merasa kecewa karena
  kubur telah kosong. Ia menjadi bingung. Bagaimana mungkin? Bukankah
  batu kubur itu telah disegel oleh penguasa Romawi? Tidak seorang pun
  dapat membuka pintu kubur itu.

  Ia benar-benar bingung. Siapa gerangan yang mencuri mayat-Nya?
  Itulah pikiran yang timbul dalam benaknya. Ketika ada orang yang
  berdiri di dekat kubur itu, dalam samar cahaya pagi, dalam remang-
  remang, ia menyangka bahwa orang itulah yang mengambil mayat Yesus.
  Ia tidak tahu bahwa Guru yang dikasihinya sedang berdiri dan
  menyaksikannya. Kisah berikutnya ditutup dengan berita yang
  mengejutkan. "Janganlah engkau menyentuh Aku, sebab Aku belum pergi
  kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan
  katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-
  Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu (Yoh. 20:17)."

  Maria Magdalena merasa amat terhibur. Yesus tidak mati. Guru yang
  dilayaninya selama ini, yang disaksikannya mati di bukit Golgota,
  sudah bangkit. Ia pergi dan memberitahukan peristiwa itu kepada
  murid-murid yang lain. Dan sejak itu, perempuan-perempuan itu
  menjadi pemberita Injil bahwa Yesus sudah bangkit dan naik ke tempat
  Bapa-Nya di surga, menyediakan tempat yang indah bagi mereka.

  Siapa yang mau mengikuti jejak perempuan-perempuan perkasa ini?

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul majalah: Sahabat Gembala, Januari 2004
  Judul artikel: Siapa Memberi Makan Yesus dan Para Murid-Nya?
  Penulis      : Wilson Nadeak
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman      : 44 - 48

______________________________________________________________________
** SUMBER MISI **

 OM FeatureLine
==>     http://www.om.org                                          [1]
==>     http://www.om.org/features/                                [2]
==>     http://www.om.org/opportunities                            [3]
  Tim OM adalah salah satu organisasi misi yang membuka kesempatan
  luas bagi anak muda untuk terlibat dalam pelayanan kapal misi[1].
  Salah satu fasilitas yang disediakan oleh situs ini adalah bagian
  feature[2] yang memuat cerita-cerita dan feature dari seluruh dunia
  -- Turki, Hungaria, Moldova, dan masih banyak lagi. Sementara itu,
  OM Headlines menyajikan berita yang dirangkum dari seluruh dunia.
  Nah, bagi Anda yang tertarik untuk bergabung dengan tim ini, temukan
  tempatmu di ladang Tuhan karena ratusan kesempatan telah tersedia
  sekarang[3]!

 ACTION INTERNATIONAL MINISTRIES
==>     http://www.actionintl.org/
  ACTION adalah sebuah organisasi misi nondenominasi yang mengutus
  misionaris ke pusat-pusat urbanisasi di Asia, Amerika Latin, dan
  Afrika. Para misionaris ACTION memberitakan Injil dan kasih Kristus
  kepada anak-anak yang mengalami pelecehan termasuk keluarga mereka
  melalui pelayanan-pelayanan praktis, khususnya untuk menjangkau para
  keluarga miskin. Strategi pelayanan ACTION terbagi menjadi tiga
  bagian, yaitu penginjilan, pemuridan, dan pengembangan.

______________________________________________________________________
** DOA BAGI MISI DUNIA **

* THAILAND
  CHIANG MAI, Thailand: Meski kecelakaan sudah menjadi hal biasa bagi
  orang Prai, tiga kecelakaan yang terjadi di sana telah menarik
  perhatian banyak orang.

  Sekitar seminggu yang lalu, misionaris David dan Fran Jordan
  mendengar bahwa Lut, seorang Prai beragama Kristen, terluka dalam
  sebuah kecelakaan sepeda motor. Bajunya tersangkut rantai sepeda
  motor; dia jatuh dan terseret sejauh beberapa meter dengan jemari
  dan sikunya masuk ke rantai itu. Masih banyak orang Prai yang
  mengendarai sepeda motor kecil yang seringkali sudah bobrok di jalan
  pegunungan untuk pergi ke sawah atau mengunjungi tetangga mereka.
  "Jika Anda melihat mereka mengendarai motor itu, memacunya di
  jalanan bukit yang curam dan meluncur ke turunan tajam, Anda bisa
  melihat bahwa `olahraga ekstrim` sudah menjadi bagian dari
  keseharian mereka," tulis Fran. Keengganan untuk memerhatikan faktor
  keselamatan dan lingkungan seringkali menjadi penyebab utama dalam
  banyak peristiwa kecelakaan.

  Di hari yang sama, seorang Kristen suku Prai mendapatkan luka di
  sepanjang perutnya saat motornya yang tidak memiliki rem terperosok
  ke jurang dan kabelnya menjerat tubuhnya, sementara beberapa bagian
  lain menggores dan memutuskan otot tendonnya. Orang-orang pun mulai
  membicarakan hal itu. "Beberapa orang mengatakan kalau orang-orang
  Kristen itu tidak dilindungi karena ditinggalkan oleh roh mereka,"
  tulis Fran Jordan. "Hal ini akan menimbulkan keraguan pada mereka
  yang masih belum dewasa imannya, yang saat ini belum mendalami
  Alkitab secara konsisten." Namun, ada juga orang Kristen suku Prai
  yang memakai kesempatan ini untuk melayani satu sama lain, untuk
  berdoa dan bertumbuh dalam iman mereka. Nute, seorang pemuda
  Kristen Prai yang mengajar baca-tulis, secara sukarela menunggui Lut
  di rumah sakit dan membantu merawatnya.

  E-Shy, seorang guru Alkitab Prai, telah pulih dari kecelakaan yang
  baru ia alami dan harus menghabiskan sebulan lagi untuk melatih
  tubuhnya. Selama penyembuhannya, ia menghabiskan banyak waktu untuk
  mendoakan orang-orang Prai di desa tempat ia dan suaminya melayani.
  Sementara itu, Tate, menantu Lut yang sama-sama Kristen, telah
  mengalami kemajuan besar dalam membaca selama menjalani terapi fisik
  atas kecelakaan yang membuatnya lumpuh. "Ia terus mendengarkan kaset
  pengajaran Alkitab dan sering melakukan kontak telepon dengan kami
  dan orang Kristen Prai lainnya," tulis Fran. "Kami sangat bersyukur
  atas perawatan dan latihan yang ia terima, dan kami tahu bahwa Tuhan
  memakai doa-doa Anda untuk menguatkan dan menyemangatinya."
  [Sumber: New Tribes Mission, Mei 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan tim NTM yang melayani orang-orang Prai agar sungguh-sungguh
    menjadi alat yang luar biasa di antara suku ini. Doakan agar
    mereka beroleh hikmat saat memberitakan Injil kepada orang-orang
    Prai yang masih percaya pada roh-roh, juga agar mereka dapat
    menguatkan orang Prai yang baru percaya.
  * Doakan agar orang-orang percaya Prai memandang semua kejadian yang
    menimpa mereka dengan cara pandang Tuhan sehingga dapat memberi
    dampak bagi mereka yang masih meragukan kekuatan Tuhan.

* I N T E R N A S I O N A L
  Internasional -- Air minum yang aman adalah komoditas yang kurang
  dihargai di negara berkembang. Inilah misi pelayanan yang dilakukan
  Lifewater International. "Ada milyaran masyarakat tanpa air sehat.
  Jika ada sedikit saja yang memahami kondisi kemiskinan mereka dan
  mengidentifikasikannya dengan kemiskinan seluruh dunia, hal ini
  tentunya akan sangat berpengaruh bagi mereka," ujar Dan Stevens dari
  Lifewater. Ia mengatakan bahwa proyek `Significant Sacrifice` yang
  diadakan selama empat puluh hari menjelang Paskah mengajarkan
  berbagai hal tentang puasa dengan tujuan. "Air minum yang sehat
  adalah langkah pertama pengembangan masyarakat untuk mewujudkan
  beberapa jenis kesejahteraan masyarakat, dan ini bersifat
  transformatif dalam kesehatan dan kesejahteraan. Ketika orang
  memahaminya dan bersama-sama datang sebagai suatu komunitas, kami
  akan membicarakan kuasa dan transformasi dalam Kristus Yesus."
  Sejumlah gereja terlibat dengan kampanye-kampanye yang masing-masing
  mampu menggalang rata-rata 1.500 dolar, dan dana itu akan langsung
  diteruskan untuk pelayanan ini.
  [Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Mengucap syukur atas perhatian dan pelayanan Lifewater
    International kepada kebutuhan air masyarakat dunia. Berdoa agar
    melalui pelayanan yang mereka lakukan, banyak orang dapat melihat
    kepedulian Kristus pada kebutuhan setiap orang tanpa memandang
    status.
  * Mari memohon hikmat bagi orang-orang yang bertanggung jawab dalam
    mengelola dana hasil kampanye gereja-gereja agar dapat langsung
    meneruskannya kepada pelayanan ini.

* B E L A R U S I A
  Belarusia -- Dua puluh tahun berlalu sejak bencana nuklir di Ukraina
  menimbulkan musibah di daerah bekas wilayah Uni Soviet tersebut.
  Global Aid Network, disingkat GAiN USA, sejak dua belas tahun telah
  membantu panti asuhan dan rumah sakit-rumah sakit di negara yang
  telah ditinggalkan sekitar 60% rakyatnya setelah kejatuhan negeri
  itu. Duane Zook dari GAiN telah diundang untuk memperingati kejadian
  tersebut di Belarusia. Ia mengatakan bahwa tujuan akhirnya bukan
  hanya untuk membantu secara fisik. "Apa yang kami lakukan adalah
  menjalin kerja sama yang erat dengan gereja di sana untuk membantu
  mereka membuka pintu kepada masyarakat di sana serta menyatakan
  kasih dan kebaikan Tuhan." Meski baru-baru ini telah terjadi
  perubahan politik, GAiN USA tetap terus bekerja di sana. "Tekanan
  terhadap gereja memang terjadi, namun dalam kunjungan saya yang
  terakhir, permintaan terus berdatangan -- untuk melanjutkan
  penempatan orang Amerika, melanjutkan pemberian bantuan -- dan
  melanjutkan pelayanan di negara itu." GAiN membutuhkan ahli
  kardiologi dan onkologi untuk membantu pelayanan outreach mereka.
  [Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur atas perlindungan dan pemeliharaan Tuhan selama dua
    belas tahun kepada GAiN USA. Doakan agar mereka semakin
    bersukacita dan berhikmat dalam pelayanan yang mereka lakukan.
  * Doakan pula agar GAiN USA dapat menjalin kerjasama yang baik dan
    erat dengan gereja-gereja lokal di Rusia, juga agar kasih Allah
    dapat dinyatakan kepada mereka yang belum percaya.

______________________________________________________________________
** DOA BAGI INDONESIA **

                      DUKUNGAN UNTUK MISI NEGERI
                      ==========================

  Lewat pokok-pokok doa berikut ini, kami mengajak Anda semua untuk
  mendukung pelayanan misi Indonesia yang dikerjakan baik di dalam
  maupun di luar negeri.

  * Doakan setiap orang yang rela dan siap dipanggil untuk menjadi
    misionaris bagi suku-suku terabaikan di negara lain, agar mereka
    dapat diutus ke tempat panggilannya.

  * Ada banyak halangan yang selalu merintangi mereka yang sudah
    dipanggil. Diharapkan jemaat-jemaat di Indonesia dan jemaat-jemaat
    berbahasa Indonesia di luar negeri mau mendukung (1 Tawarikh 29:9-
    14), mendoakan (Kolose 4:3), dan mengutus para pekerja lintas
    budaya (Kisah Para Rasul 13:1-3) dengan sukacita menanggapi
    panggilan TUHAN untuk berbagi dalam pelayanan lintas budaya.

  * Situs e-MISI (http://www.sabda.org/misi/) yang dikelola oleh
    Yayasan Lembaga SABDA menyediakan berbagai informasi seputar misi.
    Berbagai artikel, kesaksian, dan renungan mengenai misi. Informasi
    dari ladang misi dapat Anda temukan pada bagian "Doa" dan "Lintas
    Budaya". Doakanlah agar pelayanan ini boleh terus eksis dan dapat
    membagikan berbagai hal di bidang misi.

  * Doakan pula OM Indonesia (Obor Mitra, Operation Mobilisation) yang
    masih mencari orang-orang yang siap diutus ke ladang TUHAN di
    berbagai belahan dunia. Alamat surat: PO Box i-195 UKSW, Salatiga
    50711A.

  * Badan Pengutus Lintas Budaya (BPLB) mengutus tenaga PI untuk
    merintis jemaat baru di Asia Timur. Mari mendukung pengutusan ini
    di dalam doa.

  * Zending WEC INDONESIA siap mengutus para misionaris kepada suku-
    suku terabaikan di negara-negara lain untuk memperkenalkan Kristus
    kepada mereka sekaligus merintis jemaat-jemaat baru. Mereka juga
    menerbitkan majalah Terang Lintas Budaya setiap dua bulan sekali
    dengan berita yang menarik dan informasi yang luas dari ladang
    penginjilan di luar negeri.

______________________________________________________________________
** SURAT ANDA **

  >From: Dina Rahayuni <narani_(at)>
  >Terima kasih atas kiriman jemmi 18. Kalau boleh saya ingin
  >memperoleh penerbitan sebelumnya. Tuhan Yesus memberkati

  Redaksi:
  Kami telah mengirimkan edisi sebelumnya ke mailbox Anda. Kiranya
  melalui setiap edisi e-JEMMi yang Anda terima, Anda boleh mengetahui
  tentang pelayanan misi di berbagai negara dan tergerak untuk
  mendoakannya atau bahkan terjun dan terlibat di dalamnya.

  Untuk edisi-edisi e-JEMMi yang lain bisa diakses di situs SABDA.org:
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/misi/arsip/        [Arsip JEMMi]

______________________________________________________________________

** URLS Edisi Ini **

* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* New Tribes Mission                               http://www.ntm.org/
______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
______________________________________________________________________
                   Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Endah
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf e-MISI dan Staf Redaksi    :           < staf-misi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan              :   < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org >
Untuk berhenti                  : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan    :       < owner-i-kan-misi(at)xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :           http://www.sabda.org/misi/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :           http://www.sabda.org/ylsa/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
**********************************************************************

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org