Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/39

e-JEMMi edisi No. 39 Vol. 7/2004 (28-9-2004)

Paul Yonggi Cho

======================================================================
><> ><>                     Buletin e-JEMMi                    <>< <><
                   Edisi September 2004, Vol.7 No.39
======================================================================
SEKILAS ISI:

 o [Editorial]
 o [Tokoh Misi]         : Paul Yonggi Cho
 o [Profil/Sumber Misi] : Yoido Full Gospel Church of Korea,
                          The JESUS Film Project
 o [Doa Bagi Misi Dunia]: Irak, Internasional, dan Israel
 o [Doa Bagi Indonesia] : Umat Kristiani di Pulau Nias
 o [Surat Anda]         : Bagaimana Mengakses bagian Lintas Budaya
                             dalam Situs e-MISI?
 o [URLs Edisi Ini]

**********************************************************************
 Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan
dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan
mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai
penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks.
**********************************************************************

~~ EDITORIAL ~~

  Salam sejahtera,

  Pada edisi terakhir tema PERSEKUTUAN KELOMPOK KECIL, Redaksi ingin
  menampilkan ulasan tentang Paul Yonggi Cho dan gereja Yoido Full
  Gospel Church, yang terkenal dengan gereja selnya. Konsep tentang
  kelompok sel yang diterapkan oleh Pendeta Cho di gerejanya telah
  mengilhami banyak gereja di seluruh dunia. Gereja-gereja yang
  menerapkan sistem kelompok sel atau disebut gereja sel, antara lain
  Church of Praise di Singapura, gerakan Hope of God di Thailand,
  Eglise Prostestante Baptiste Oeuvres et Mission di Afrika, ICHTHUS
  Fellowship di Inggris, St. Mary´s Baptist Church di Australia, New
  Hope Community Church di Portland, GBI Keluarga Allah di Indonesia,
  dan masih banyak lagi gereja-gereja lainnya. [Sumber: Buku "Ke Mana
  Kita Harus Melangkah?", oleh Ralph W. Neighbour,Jr., Metanoia,
  Jakarta, 1997.]

  Anda ingin tahu bagaimana Paul Yonggi Cho merintis gerejanya dan
  bagaimana ia memulai kelompok sel di gerejanya? Silakan simak Kolom
  Tokoh Misi untuk mengetahui jawabannya. Untuk melengkapi informasi
  ini, kami sajikan juga review singkat tentang Situs Yoido Full
  Gospel Church, yang akan menolong Anda mengenal "Bapak Gereja Sel"
  ini.

  Selamat melayani.

  Redaksi Buletin e-JEMMi

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
                   "Mendekatkan diri kepada Kristus
                membuat kita semakin serupa dengan-Nya."
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=

~~ TOKOH MISI ~~

                           PAUL YONGGI CHO
                           ===============

  Pertumbuhan dari pergerakan rohani tercepat di dunia saat ini adalah
  gereja injili di Korea -- sebuah gereja yang telah menetapkan
  sasaran untuk mengirimkan 10.000 misionaris lintas budaya di akhir
  tahun 1980-an. "Setiap hari di Korea Selatan rata-rata ada sepuluh
  gereja membuka pintunya untuk menampung gelombang petobat baru yang
  terus bertambah." Diperkirakan ada satu juta orang yang diubahkan
  menjadi Kristen setiap tahun -- suatu tingkat pertumbuhan yang
  memperlihatkan bahwa orang Kristen Korea akan mencapai separuh dari
  populasi penduduk Korea di akhir abad ini.

  Misionaris di Korea mulai bekerja pada tahun 1880-an dan hampir pada
  saat itu ada respon yang baik -- tidak seperti yang dihadapi oleh
  umat Katholik Roma pada dua dekade sebelumnya. Salah satu alasan
  untuk hal ini kemungkinan adalah penggunaan istilah Hananim untuk
  Tuhan dalam bahasa Korea, dengan menghindari istilah yang diambil
  dari China yang digunakan oleh umat Katholik. "Penggunaan istilah
  Hananim," menurut Don Richardson, "adalah sangat tepat untuk misi
  Protestan di Korea! Mereka melakukan penginjilan di rumah-rumah,
  kota-kota, dan di desa-desa. Kaum misionaris Protestan memulai
  dengan memastikan kepercayaan orang Korea pada Hananim. Dengan
  membangun dasar seperti itu, orang Protestan tidak mengganggu sifat
  alamiah antipati orang Korea untuk tunduk pada kekuatan ketuhanan."

  Dua gereja Protestan terbesar di dunia saat ini berada di Korea.
  Yang terbesar dari kedua gereja tersebut adalah Full Gospel Central
  Church dengan pendetanya Paul Yonggi Cho. Beliau telah melihat
  pertumbuhan yang sangat pesat. Dulu berawal dari ibadah di bawah
  tenda dan berkembang menjadi jemaat yang berjumlah lebih dari
  270.000 jemaat. Full Gospel Central Church mempekerjakan lebih dari
  300 pendeta tetap dan mengadakan tujuh kali kebaktian setiap Minggu
  di auditorium utama dan kapel di sebelahnya yang menampung kira-kira
  30.000 orang. Terlepas dari jumlah tersebut, pelayanan Cho sendiri
  sangatlah mengesankan. Penginjilan adalah tujuan utamanya dan dia
  telah memberikan strategi penginjilannya ke seluruh dunia.

  Cho dilahirkan di lingkungan keluarga Budha pada tahun 1936 selama
  masa kekuasaan Jepang atas Korea. Dia menderita TBC ketika masih
  kecil, dan beberapa orang memperkirakan dia tidak akan bisa bertahan
  sampai dewasa. Kondisi fisiknya yang lemah menarik perhatian seorang
  wanita Kristen yang mulai mengunjungi dia. Melalui kesaksian wanita
  itu, Cho diubahkan. Pada saat pertobatannya, Cho mulai berpikir dan
  bergumul tentang kerinduannya untuk dapat melayani Tuhan. Pada
  tahun-tahun selama pertumbuhan rohaninya, dia mulai meletakkan dasar
  untuk melakukan pelayanan Kristen secara penuh.

  Paul Yonggi Cho lulus dari sekolah Alkitab Assemblies of God pada
  1958. Dia mulai merintis "gereja tenda" di luar Seoul. "Dengan
  dibantu oleh calon ibu mertuanya (Jashel Choi) dan misionaris John
  Hurston, Pendeta Cho, yang masih menderita TBC, memberikan pelayanan
  mengenai iman, harapan, dan kesembuhan kepada kaum miskin dan
  teraniaya. Dalam enam tahun, jumlah jemaat gereja itu mencapai 2000
  orang, namun Pendeta Cho mengalami kelelahan baik secara fisik dan
  mental. Dia pingsan ketika melayani ibadah pada tahun 1964 dan sejak
  itu dia merasa bimbang, apakah dia dapat kembali melanjutkan
  pelayanannya sebagai pendeta. Bagaimana mungkin seorang pendeta yang
  lemah seperti itu dapat memimpin jemaat yang begitu besar? Jika dia
  tetap mengambil peran sebagai pemimpin pendeta itu sama saja artinya
  dia menggali kubur sendiri. Pasti ada jalan keluarnya.

  Selama masa penyembuhannya, Tuhan berbicara kepadanya melalui kisah
  Musa pada Keluaran 18:13-26. Dari pesan itulah dia mendapatkan ide
  untuk membagi gerejanya menjadi kelompok sel dan setiap kelompok itu
  akan dipimpin oleh orang yang berkompeten. Rencana itu tidak
  langsung disetujui begitu saja oleh jemaat dan anggota majelis.
  Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jemaat bertumbuh pesat dan
  tanggung jawab penggembalaan tidak dapat diberikan sepenuhnya kepada
  Pendeta Cho.

  Konsep kelompok sel ini membuka kesempatan bagi Full Gospel Central
  Church untuk menciptakan suasana gereja dalam kelompok-kelompok
  kecil dan sekaligus jemaat tetap bisa menikmati suasana ibadah raya.
  Meskipun kelompok kecil, keanggotaan diberikan setelah seseorang
  memenuhi persyaratan tertentu. Seorang petobat baru harus mengikuti
  katekisasi selama tiga bulan sebelum dia diterima menjadi anggota
  sebuah kelompok sel. Bahkan keanggotaan itu hanya diberikan selama
  12 bulan. Setiap tahun para anggota dievaluasi dan para anggota yang
  tidak aktif tidak diperbolehkan mengikuti pelayanan lagi.

  Pertumbuhan Full Gospel Central Church bukanlah satu-satunya
  prioritas utama bagi Pendeta Cho. Pada tahun 1982, hampir 100
  "gereja anak" didirikan. Pendeta Cho mengirimkan ribuan pekerjanya
  ke berbagai tempat untuk membuka pelayanan baru. Korea merupakan
  langkah awal dari program Pendeta Cho untuk terlibat dalam
  penginjilan dunia. Gereja pusat telah mengirimkan para misionarisnya
  pada tahun 1972 dan pada dekade berikutnya, lebih dari 100
  misionaris full-time yang mengikuti pelatihan di seminari telah
  dikirim ke Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia di mana
  sekolah-sekolah Alkitab telah didirikan untuk melatih para petobat
  baru.

  Melihat perkembangan misionaris selama satu dekade tersebut, Pendeta
  Cho membuat tujuan untuk meningkatkan jumlah misionaris. Menurutnya,
  pelayanan misi adalah tujuan utama dari pertumbuhan gereja. Hal
  tersebut merupakan strategi pertumbuhan gerejanya. Dalam rangka
  menyebarkan strategi pertumbuhan gerejanya itu, Pendeta Cho
  mendirikan Church Growth International. Pendeta Cho melakukan
  perjalanan secara ekstensif untuk mengadakan seminar di berbagai
  negara. Dia mendorong para pendeta untuk menerapkan prinsip-prinsip
  kelompok selnya di gereja mereka masing-masing.

  Diterjemahkan dan diringkas dari salah satu artikel di:
  Judul Buku: From Jerusalem to Irian Jaya -- A Biographical History
                   of Christian Missions
  Penulis   : Ruth A. Tucker
  Penerbit  : The Zondervan, Corporation, Grand Rapids, Michigan, 1983
  Halaman   : 455-458

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~

 YOIDO FULL GOSPEL CHURCH OF KOREA
==>     http://www.rickross.com/groups/yonggichoyoido.html  [1]
==>     http://www.fgtv.or.kr/n_english/index.asp           [2]
  Pada halaman [1] situs ini, Anda bisa mendapatkan informasi tentang
  Yoido Full Gospel Church of Korea yang dikumpulkan oleh The Rick A.
  Ross Institute. Ada banyak informasi yang bisa Anda temukan, antara
  lain tentang pengaruh Shamanism bagi Kekristenan Pentakosta di
  Korea, Sejarah tentang Paul Yonggi Cho, dan Latar Belakang Yoido
  Full Gospel Church. Jika Anda ingin mengunjungi situs resmi dari
  Yoido Full Gospel Church, silakan klik URL [2] tersebut di atas.

 JESUS FILM PROJECT
==>     http://www.jesusfilm.org/
==>     http://www.jesusfilm.org/updates/languages.html
==>     http://www.jesusfilm.org/languages/
==>     http://www.greatcom.org/indonesian/jesusfil.htm (versi Ind.)
  The JESUS Film Project adalah salah satu bentuk pelayanan dari
  Campus Crusade for Christ International. Proyek ini mempunyai
  kerinduan untuk memutar Film YESUS kepada setiap penduduk dunia
  dalam bahasa yang mereka mengerti. Film YESUS adalah film yang
  paling banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di sepanjang
  sejarah dunia. Sarana ini menjadi salah satu alat PI yang sangat
  ampuh pada zaman sekarang. Campus Crusade memperkirakan sudah ada
  ratusan juta orang yang mengambil keputusan untuk menerima Yesus
  Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Bergabunglah dengan jutaan
  orang yang telah menyaksikan dan mengalami Kasih Yesus setelah
  menyaksikan Film YESUS.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~

 I R A K
  Situasi keamanan di Irak banyak mempengaruhi lingkungan gereja-
  gereja Kristen di Irak. Banyak anggota gereja yang meninggalkan
  negaranya mengungsi ke negara lain. Di lain pihak, ada pula
  pertambahan anggota di tempat-tempat yang relatif lebih aman karena
  pengungsian penduduk dari daerah yang kurang aman.

  Jemaat gereja di kota Baghdad merupakan jemaat terbesar. Mereka
  masih memiliki anggota sebanyak 235 keluarga dan ratusan anak-anak.
  Di tengah-tengah situasi keamanan yang genting ini, Tuhan tetap
  bekerja dan sebuah persekutuan kecil di kota Suleymania mulai
  terbentuk.

  Pada saat ini, gereja memiliki peranan yang cukup penting di Irak.
  Karena alasan keamanan, penduduk Irak tidak berani bepergian jauh-
  jauh, sehingga satu-satunya tempat aman dimana anak-anak mereka bisa
  memberi pendapat, pendidikan, dan perlindungan adalah dengan
  mengirimkan mereka ke gereja. Beberapa gereja di Baghdad, Mosul, dan
  Kirkuk juga telah mendirikan klinik untuk memberi pengobatan kepada
  kaum miskin tanpa memandang agama mereka.

  Atas inisiatif pemimpin-pemimpin Agama yang moderat, hampir semua
  gedung gereja mendapat perlindungan dari militia lokal. Karena hal
  ini, konsentrasi jumlah penduduk di sekitar gereja juga meningkat
  karena banyak keluarga yang tinggal di dekat gereja membuka rumah
  mereka untuk menampung keluarga-keluarga lain.

  Keselamatan orang-orang Kristen di Irak menjadi terancam karena
  mereka memberi tempat tinggal bagi misionaris dari Barat dan dari
  Korea yang datang membanjiri negara mereka setelah pasukan sekutu
  berhasil menduduki kota Baghdad. Tindakan ini dianggap oleh
  kelompok-kelompok non-Kristen militan sebagai pengkhianatan akan
  negara dan bahkan dituduh sebagai mata-mata. Namun demikian Tuhan
  menjawab doa-doa orang Kristen di seluruh dunia dengan memberi
  keberanian kepada seorang uskup tinggi dari gerakan Shiite yang
  mengeluarkan sebuah fatwa bahwa "Orang-orang Kristen Irak adalah
  warga negara yang setia dan berhak mendapat perlindungan seperti
  yang diterima oleh orang-orang Muslim yang baik."  Deklarasi ini
  mendapat dukungan dari perkumpulan cendikiawan Islam Sunni.
  [Sumber: Middle East Reformed Fellowship newsletter, Edisi 4/Vol.17]
  Pokok Doa
  ---------
  Mari kita doakan untuk:
  * Keselamatan dan perlindungan bagi orang-orang Kristen di Irak dan
    para misionaris dari Barat yang saat ini melayani di Irak.
  * Naikkan syukur untuk fatwa yang telah dikeluarkan oleh uskup
    tinggi dari gerakan Shiite yang juga didukung oleh perkumpulan
    cendekiawan Islam Sunni. Berdoa supaya melalui fatwa ini orang-
    orang Kristen lebih mendapat perlindungan dan kebebasan.

 I N T E R N A S I O N A L
  Proyek Film YESUS dari Campus Crusade for Christ baru-baru ini
  menandatangani sebuah perjanjian dengan DAWN Ministries untuk
  menggabungkan kekuatan dalam sebuah proyek untuk pemuridan bangsa-
  bangsa. Dengan dimulainya kerja sama ini, Paul Eschleman, direktur
  dari proyek Film YESUS, mendapatkan visi bahwa 12 juta gereja baru
  akan didirikan di seluruh dunia. "Ini merupakan suatu pengembangan
  yang sangat menyenangkan dan penting dalam pelayanan-pelayanan
  kami." kata Steve Steele dalam DAWN Report terbaru. "Kami sedang
  berusaha untuk menghubungkan para direktur nasional Film YESUS
  dengan para tim perintis gereja di berbagai negara dan di setiap
  kesempatan-kesempatan misalnya dalam kongres dan seminar yang
  menekankan pada perintisan gereja.

  Sebelum menandatangani kontrak kerja sama tersebut, sebuah proyek
  percobaan di India menunjukkan bahwa pemutaran Film YESUS dapat
  dihubungkan dengan jaringan perintisan gereja. "Dengan kerja sama
  ini, kita tidak hanya mampu untuk menolong pemirsa Film YESUS untuk
  menjadi petobat baru, tetapi kita juga sekaligus membantu mereka
  untuk membangun jemaat baru," demikian kata Steele. "Sekitar 10.000
  gereja baru telah didirikan dalam waktu 16 bulan. Tuaian menjadi
  lebih besar setelah mereka mendengar Injil didukung dengan
  tersedianya tempat dimana mereka dapat dimuridkan."
  [Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-484, September 2004]
  Pokok Doa
  ---------
  Mari kita doakan untuk:
  * Kerja sama antara DAWN Ministries dan Campus Crusade for Christ
    agar bisa terlaksana sehingga lebih mengefektifkan pelayanan PI
    dan perintisan gereja di berbagai wilayah di dunia.
  * Visi untuk mendirikan 12 juta gereja baru di seluruh penjuru dunia
    bisa terealisasi. Bersyukur untuk 10.000 gereja baru yang telah
    berhasil dirintis.

 I S R A E L
  Jakob Damkani telah melakukan penginjilan di jalan-jalan yang ada di
  Israel selama bertahun-tahun. Tujuannya adalah menjangkau orang-
  orang Yahudi dengan berita Injil. Tentu sudah dimaklumi bahwa
  penginjilannya itu seringkali ditolak. Kami telah mendengar beragam
  laporan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, telah ada keterbukaan
  baru untuk Injil di Israel, terutama diantara para tentara. Musim
  panas ini, sekelompok orang Kristen memuji Tuhan dengan diiringi
  gitar di depan para tentara Israel di sebuah pos tentara di Golan
  Heights. Para tentara itu akan pergi menjalankan suatu misi
  bersenjata yang berbahaya, Beberapa diantara tentara itu meneteskan
  air mata ketika orang-orang Kristen itu memuji dan menceritakan
  tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ron, komandan tentara itu,
  mengatakan, "Terima kasih atas kedatangannya. Kalian telah sangat
  menolong. Kalian dapat memberkati Israel lebih lagi -- kami sungguh
  membutuhkan sukacita dan pengharapan dalam Yesus yang telah kalian
  beritakan." (Trumpet of Salvation)
  [Sumber: FridayFax, September 24, 2004]
  Pokok Doa
  ---------
  Mari kita berdoa untuk:
  * Usaha penginjilan yang dilakukan di Israel untuk menjangkau para
    penduduk Yahudi bagi Kristus.
  * Para tentara yang mempunyai kerinduan untuk semakin mengenal
    Yesus. Mereka bisa bertemu dengan orang-orang yang tepat untuk
    memuridkan mereka.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI INDONESIA ~~

 Umat Kristiani di Pulau Nias
  ----------------------------
  Pada tanggal 27 September 2004, umat Kristen di Pulau Nias merayakan
  139 tahun masuknya Injil di Pulau Nias. Diperkirakan, 95% penduduk
  di Pulau Nias beragama Kristen. Namun, saat ini kehidupan rohani
  gereja dan umat Kristen lebih cenderung menjadi adat kebiasaan.
  Nilai-nilai Kristiani mulai memudar, dan hal ini semakin didorong
  lagi dengan kemiskinan dan kebodohan yang masih menjadi masalah
  utama masyarakat Nias. Kiranya, momentum peringatan tersebut
  menggugah masyarakat Nias untuk hidup berdasarkan Injil yang
  menyelamatkan dan mentransformasikan hidup manusia.
  [Sumber: Kalender Jaringan Doa Nasional, Edisi September 2004]

  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukurlah atas kasih Tuhan yang telah mengirimkan hamba-Nya,
    yaitu Pdt. L. Denninger (27 September 1865), seorang misionaris
    Injil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) dari Jerman, untuk
    memberitakan Injil di Pulau Nias, sehingga banyak jiwa yang
    diselamatkan.

  * Doakan agar Injil dipegang teguh dan menjadi pedoman yang mengubah
    hidup masyarakat Nias dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-
    hari.

  * Berdoa agar Allah memberikan hikmat dan kebijaksanaan pada
    pemerintah Nias untuk mengentaskan penduduknya dari masalah
    kemiskinan dan kebodohan.

  * Doakan untuk kehidupan beribadah di gereja agar bisa ditingkatkan
    lagi, tidak hanya menjadi adat kebiasaan namun sekaligus menjadi
    tempat dimana penduduk Nias bisa belajar tentang Injil dan mereguk
    kasih dan kedamaian sejati di dalam Kristus.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ SURAT ANDA ~~

  Dari: Imanuel Gomer <imanuel-gomer@>
  >Syalom,
  >Nama saya Imanuel saya bergereja di Gki Nurdin, saya tertarik
  >dengan web misi SABDA dan saya ingin mengenal lebih jauh pelayanan
  >lintas budaya tetapi kendalanya ialah pada bagian lintas budaya
  >tersebut tidak dapat di buka, saya sudah cobah menghubungi adminnya
  >tetapi sampai saat ini belum juga mendapat jawaban. Apakah bisa
  >membantu? Terima Kasih
  >Salam dan Kasih
  >Imanuel Gomer

  Redaksi:
  Maaf untuk keterlambatan kami memberikan informasi yang Anda
  butuhkan. Untuk bisa mengakses halaman Lintas Budaya dalam Situs
  e-MISI, Anda memerlukan password yang bisa diperoleh dengan
  mengirimkan informasi mengenai:
  * Nama Anda
  * Gereja Anda
  * Alamat Gereja Anda
  * Nama Pendeta Anda
  * Jabatan Pelayanan Anda
  * Alasan Anda ingin berkunjung ke halaman tersebut
  Silakan mengirimnya ke alamat: <staf-misi@sabda.org>

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ URLS Edisi Ini ~~

* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* FRIDAY FAX                          http://www.cmd.org.nz/fridayfax/
* Trumpet of Salvation              http://www.trumpetofsalvation.com/


_____________________________ DISCLAIMER ____________________________
Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak
Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Situs YLSA                                  http://www.sabda.org/ylsa/
______________________________________________________________________
Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan:
Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>,
atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org>
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Djoko, Tesalonika, dkk.
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk berhenti,   kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk Situs e-MISI                          http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip Buletin e-JEMMi       http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________ 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org