Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/9 |
|
e-JEMMi edisi No. 09 Vol. 11/2008 (26-2-2008)
|
|
Februari 2008, Vol.11 No.9 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL PROFIL BANGSA : Tajik di Afganistan ARTIKEL MISI : Panggilan Istimewa DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, Tonga, Iran DOA BAGI INDONESIA : Gereja-Gereja yang Mendukung Pelayanan Misi ______________________________________________________________________ GOD NEVER PROMISES WHAT HE WILL NOT PROVIDE ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Afganistan merupakan salah satu negara yang masuk dalam daftar negara yang paling melarang kebebasan beragama, khususnya agama Kristen. Di negara ini tidak terdapat gereja dan jumlah orang Kristen hanya 0,01%. Di negara ini masih banyak terjadi tindakan anarki dan pemerintah pusat tidak mengendalikan seluruh negara. Kekerasan masih sering terjadi karena golongan radikal masih aktif dan sering melakukan perlawanan. Undang-undang yang mengatur kebebasan beragama masih ditentang karena hukum syariah adalah hukum negara ini. Meskipun ada jaminan kebebasan beragama bagi kaum minoritas, kelompok mayoritas sering melanggar hukum mereka sendiri. Oleh karena itu, orang-orang Kristen harus sangat berhati-hati. Konsekuensi dari tidak adanya kebebasan beragama di negara ini adalah pembatasan/pelarangan praktik ibadah (khususnya orang Kristen). Jika melanggarnya, mereka akan mendapat sanksi berat, seperti pemenjaraan, penyiksaan, bahkan pembunuhan tanpa diadili. Mari berdoa bersama untuk negara ini, minta belas kasihan Tuhan untuk memulihkan Afganistan. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ PROFIL BANGSA TAJIK DI AFGANISTAN =================== Populasi terbesar suku Tajik yang ada di luar tanah air Afganistan adalah di wilayah Tajikistan, yang terletak di utara Afganistan. Lebih dari 25% populasi Afganistan adalah orang Tajik. Hal tersebut membuat suku Tajik menjadi suku terbesar kedua di Afganistan. Sejak abad ke-4, bukti sejarah menunjukkan bahwa Tajik adalah suku paling kuno di antara suku-suku Asia Tengah yang masih bertahan keberadaannya hingga sekarang. Subetnis Mediteranian dari ras Kaukasia, suku Tajik modern adalah keturunan dari orang-orang Persia. Orang-orang yang bertubuh tinggi langsing, berkulit kuning langsat dengan mata biru atau hijau, serta rambut yang sering kali berwarna merah dan pirang, yang kemudian menikah dengan orang-orang Turki dan Mongol, menghasilkan orang-orang dengan mata berbentuk oval dan berujung lancip serta berambut hitam lurus -- orang Tajik. Istilah Turki kuno, Tajik, adalah sinonim dari Persia. Mereka selalu menuturkan bahasa Persia (atau bahasa Dari di Afganistan) yang diadopsi penutur bahasa Persia lain di Asia Tengah. Sering kali, mereka menyebut diri mereka dengan nama lembah kampung halaman daripada Tajik. Mereka tinggal di lingkungan pegunungan yang luas dan subur, yang disebut Panjsher Valley, bagian utara Kabul, di mana para petani dan penggembala miskin tinggal di rumah beratap datar yang terbuat dari batu bata lumpur atau batu. Saat persedian air melimpah, desa ini bisa menghasilkan buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian hasil panen yang terbaik. Ahmad Shah Masoud, salah seorang pemimpin yang terkemuka di Taliban, yang dibunuh pada 2001, berasal dari desa itu. Ada juga sekelompok kecil suku Tajik yang tinggal di provinsi Herat di bagian barat yang berbatasan dengan Iran. Lalu ada juga kelompok komunitas Tajik yang lebih besar dan lebih berpendidikan, yang tinggal di Kabul, di mana mereka telah merasakan kesuksesan ekonomi dan pengaruh politik. Di antara suku Tajik yang tinggal di kota itu juga terdapat para pedagang dan pengrajin yang sangat berbakat. Karena hubungan kekerabatan dalam keluarga besar suku Tajik dekat, orang Tajik yang tinggal di kota dikenal sangat menjaga hubungan baik dengan keluarga mereka di desa. Mereka yang sebelumnya adalah suku, telah meninggalkan struktur organisasi yang ketat sejak dahulu. Namun demikian, tradisi budaya mereka masih dijaga dan diperhatikan -- tradisi yang tetap bertahan meski didera invasi selama berabad-abad, oleh orang-orang Arab kuno sampai para pejuang Taliban yang kini ada. Salah satu tradisi sosial adalah keramahtamahan yang luar biasa -- keramahtamahan antarorang Afganistan. Menerima tamu dianggap sebagai suatu kehormatan -- kesempatan untuk makan hidangan-hidangan istimewa. "Osh", makanan spesial yang dipersiapkan para pria Tajik, yang dibuat dari nasi, daging kambing, merica, dan sayuran, dan mungkin dihidangkan dengan roti tipis bundar yang dibakar dengan campuran beberapa tepung, buah, yogurt (susu masam kental), dan teh. Bahkan petani miskin sekalipun menyambut tamu dengan menghidangkan teh, roti, dan yogurt. Dipaksa menganut agama Islam oleh Arab pada abad ke-7, 99% orang Tajik Afganistan kini beragama Islam. Tradisi agama mengharuskan adanya ritual untuk memperingati beberapa tahap penting kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Doa hafalan diucapkan setiap hari, dan di beberapa komunitas, praktik gaib, guna-guna, dan ritual animistis masih memiliki tempat dalam hidup masyarakat. Tradisi artistik kuno dan dihormati seperti puisi, cerita rakyat, karya seni, musik, dan tarian menggambarkan dan menjaga nilai-nilai budaya Tajik. Kekreatifan mereka diwujudkan dalam benda-benda seperti karpet yang menawan, keramik, kostum yang kaya dengan sulaman, topi, serta perhiasan pria yang berwarna terang. Pada masa lalu, Tajik melukis langit-langit luas yang terbuat dari kayu di masjid dan istana, juga mendekorasi buku. Sering kali mereka menuliskan puisi berbahasa Persia di langit-langit dan buku itu. Pakaian adat orang Tajik Afganistan tidak terlalu spesial, para pria membalut topi bersulam dengan ikat kepala dan para wanita memakai syal dan kerudung. Masyarakat Tajik didominasi oleh pria, namun wanita tidak dikenakan terlalu banyak peraturan ketat di tempat kerja dan masyarakat (kecuali di bawah pemerintahan Taliban) daripada wanita di komunitas Islam yang lain. Namun demikian, kehidupan pribadinya mirip, para wanita bergantung pada para pria. Wanita tidak berhak untuk mendapat warisan. Pernikahan orang Afganistan biasanya diatur, dan kata "cerai" hanya boleh dicetuskan oleh suami yang memutuskan hubungan pernikahan dengan mengatakan "saya menceraikanmu" sebanyak tiga kali. Kenyamanan yang dirasakan komunitas Tajik pada masa lalu entah bagaimana telah terkikis oleh ketidakstabilan keadaan yang kini sedang terjadi. Namun demikian, identitas nasional yang kuat dan sifat mereka yang pekerja keras akan memberikan suku Tajik hidup yang lebih baik sementara Afganistan membangun ulang. Apakah kepercayaan mereka? Sebanyak 99% orang Tajik adalah orang Islam. Sebagian besar dari mereka adalah Islam Sunni Mazhab Hanafi, namun ada juga yang adalah Islam Shia Ismaili yang tinggal di daerah pegunungan yang terpencil. Islam meresap dalam setiap aspek kehidupan mereka. Ritual kelahiran, pubertas, pernikahan, dan kematian, semua itu dilakukan dalam upaya mengamalkan agama mereka. Mereka patuh mengulang doa hafalan lima kali sehari. Selain agama Islam, spiritisme (kepercayaan pada roh-roh halus yang menyertakan ilmu gaib dan guna-guna) juga tersebar luas di antara masyarakat Tajik. Apakah yang mereka butuhkan? Tajik banyak mengalami perang dan percekcokkan dalam komunitas mereka. Tanah mereka terus-menerus diinvasi selama berabad-abad oleh Arab, Yunani, Mongol, Persia, Turki, Rusia, dan Inggris. Sangat sulit untuk menerobos agama Islam. Pertobatan menjadi Kristen akan membuat mereka "dilempar" dari keluarga mereka. Karena itu orang-orang Tajik, meski hangat dan ramah, menjadi semakin takut terhadap orang asing. Orang Tajik berbahasa Persia "Dari", sebuah bahasa yang berasal dari Raja Darius (disebutkan dalam Kitab Daniel). Sayangnya, hanya sekitar 10% dari seluruh orang Tajik yang bisa membaca. Pokok Doa ========= * Mohon kepada Tuhan agar memulihkan kedamaian politik dan kestabilan keamanan di Afganistan. * Mohon agar Tuhan mengirimkan pelayan-pelayan Kristen yang fasih berbahasa Dari sehingga mereka bisa melayani orang-orang Tajik. * Doakan agar para misionaris dan pelayan Kristen yang melayani di Pakistan dapat menjadi saksi yang efektif bagi orang-orang Tajik yang dibuang oleh keluarga mereka. * Doakan agar mereka mengerti bahwa mereka perlu mencari kebenaran yang sejati yang hanya bisa mereka dapatkan dengan pengenalan pada Yesus Kristus. * Doakan agar tersedia dana untuk membantu daerah-daerah miskin sehingga dapat membantu kebutuhan pokok mereka. * Doakan agar segera ada gereja lokal yang kuat yang ada di antara orang-orang Tajik Afganistan. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs: Joshua Project Penulis : Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.joshuaproject/peopctry.php ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI PANGGILAN ISTIMEWA ================== Mendapatkan kepercayaan adalah suatu kehormatan; terlebih lagi jika pemberinya istimewa. Kepada Yesaya, Tuhan bersabda, "Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yesaya 49:7b) Sesuai dengan rancangan-Nya yang kekal, Tuhan menghendaki agar berita keselamatan disampaikan kepada segala bangsa. Karena itu Yesaya tidak hanya diutus untuk melayani suku Yehuda atau Israel saja, tetapi segala bangsa (Yesaya 49:7a). Yohanes memahami keuniversalan berita Injil ketika ia berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa isi dunia." (Yohanes 1:29) Begitu juga Lukas, "Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa." (Lukas 24:47) Tidak keliru, perintah untuk membawa Injil kepada segala bangsa memang harus disebut Amanat Agung (Matius 29:19-20). Tetapi tugas penyebarluasan berita keselamatan di dalam Kristus merupakan panggilan, dan bukan sekadar alternatif, "Aku membuat engkau." Di sini ketaatan menjadi keharusan. Paulus tahu persis akan hal ini, dan ia menanggapinya dengan meninggalkan semuanya demi menggenapi tugas ini: "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku sekarang kuanggap rugi karena Kristus." (Filipi 3:7) Buah ketaatan Paulus nyata sekali; Injil menerobos Asia, masuk ke Eropa, "ujung bumi" pun dicapai. Maka bukan suatu kebetulan jika Lukas menerapkan mandat penugasan Yesaya ini kepada Paulus (Kisah Para Rasul 13:47). Tepat sekali, Paulus telah membuka hidupnya, sehingga di dalam dirinya, rancangan agung ilahi ini menemukan realisasinya secara utuh. Nasib dan masa depan dunia ditentukan di dalam berita ini. Karena itu, Iblis berjuang keras untuk menggagalkan panggilan ini dengan beragam cara. Intinya, ia akan membelokkan ketaatan itu kepada yang lain. Yang paling populer, mengimbau kita untuk hidup baik dan kaya dalam kebajikan, berusaha menjadi garam dan terang. Teknik lain, ia menjebak kita dengan kesibukan (yaitu pelayanan, atau kegiatan gerejawi) pengganti yang memang terlihat masuk akal, berguna, dan memuaskan, kecuali dalam pandangan Tuhan. Kenyataannya, ketaatan dalam pemberitaan Injil merupakan kebutuhan yang teramat mendesak. Bangsa-bangsa masih menantikan datangnya berita keselamatan, bahkan dengan kerinduan yang jauh lebih mencekam daripada yang diungkapkan oleh wanita Makedonia itu (Kisah Para Rasul 16:9). Paling tidak, apakah tanggapan kita terhadap 16 hingga 20 ribu suku bangsa dunia ini, yang masih tersembunyi dari Injil? Bukankah keadaannya tidak berbeda jika kita sejenak menoleh ke sekeliling? Apakah yang telah kita lakukan bagi sepuluh kelompok suku di sekeliling kita ini, di mana berita Injil masih berupa pengharapan? Jutaan jiwa tengah berbaris menuju neraka. Kesadaran inilah yang menggerakkan William Carney untuk melupakan kenikmatan Eropa dan dengan berani menantang kehidupan keras di India. Dengan motivasi yang sama, Adoniram Judson menyerahkan hidupnya untuk Myanmar, Hudson Taylor untuk bangsa Cina. Bukankah karena alasan yang sama, maka Nomensen, Lyman, dan Munson bahkan telah mengorbankan nyawanya demi menuntun suku Batak kepada pengenalan terhadap anugerah keselamatan dalam Kristus? Daftar tokoh-tokoh iman yang telah menempuh lorong ini masih dapat diperpanjang. Benar, jika rumah kita tengah dilanda amukan api memang tidak ada waktu untuk menghiasi dindingnya dengan lukisan kesayangan. Tiba waktunya untuk mengerahkan semua potensi guna melaksanakan panggilan mendesak ini. Kita harus mulai dengan sumber daya terpenting -- doa. Pengalaman Zinzendorf dan gereja Moravia menjadi contoh klasik, doa mampu mengerjakan banyak perkara dalam penginjilan sedunia. Marilah kita genangi dunia yang sesat ini dengan kuasa dari surga melalui doa dan permohonan. Kita minta agar Tuhan mengutus pekerja-pekerja pergi ke ladang-Nya. Juga, agar pintu pemberitaan terbuka di mana-mana (Kolose 4:3), dan agar Ia berkenan menggunakan semua sarana yang tersedia untuk menuntun banyak jiwa kepada pertobatan. Berikutnya dana kita. Kita terlalu bersemangat mendanai bermacam-macam program, kecuali penginjilan. Termakan bujukan dunia, kita habiskan uang kita untuk membeli benda-benda yang hanya memuaskan nafsu. Akibatnya, kita tidak melihat pengumpulan dana untuk penginjilan sedunia sebagai prioritas. Jika mau, kita dapat mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Barangkali ini berarti suatu panggilan untuk mengatur kembali prioritas penggunaan penghasilan. Mungkin juga keharusan untuk mengubah gaya hidup. Bila kita rela mendisiplin diri, tidak ada alasan untuk tidak dapat melakukan lebih banyak lagi demi penyebarluasan Injil ke seluruh dunia. Di samping itu, kesatuan dan kerja sama harus semakin dipupuk dan dikembangkan. Bukan waktunya lagi untuk bersikeras menekankan perbedaan; sebaliknya, kita harus lebih memusatkan pada kesamaan. Demi suksesnya kesaksian Injil, kita harus bersedia bergandengan tangan dengan semua orang percaya, apa pun latar belakang gereja, suku, budaya, atau batasan lainnya. Kita sedang berada di tengah medan perjuangan; jangan sampai keliru dalam menandai siapa "musuh" kita sebenarnya. Marilah kita amalkan prinsip Kristus yang satu ini, "Sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." (Lukas 9:50) Kristus telah menetapkan kita untuk menjadi terang kepada segala bangsa. Usahakan agar cahaya-Nya semakin cemerlang. Diambil dari : Judul buku : Sepadan dengan Panggilan Allah Judul bab : Hidup sebagai Seorang Pelayan Judul artikel: Panggilan Istimewa Penulis : Petrus Maryono Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta 2002 Halaman : 53 -- 56 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N T E R N A S I O N A L Menjelang akhir tahun, Fred Palmerton dari Christian Resources International (CRI) mengatakan bahwa banyak orang percaya kuatir menunggu kiriman Alkitab, buku-buku renungan, dan bahan untuk anak-anak. "Saya benar-benar prihatin melihat banyak orang di seberang lautan yang tidak bisa mendapat Injil Tuhan. Mereka menunggu dan bertanya-tanya, `Apakah CRI memunyai uang untuk mengirimiku buku?`" CRI melayani melalui komunitas Kristen di Amerika Utara. Mereka menerima sumbangan buku-buku bekas dan mengirimkannya kepada para misionaris dan pendeta lokal di luar negeri untuk melengkapi mereka dalam melayani. Tetapi saat ini mereka terhambat oleh kurangnya dana. "Yang paling diperlukan sekarang adalah dana pengiriman tumpukan buku yang ada di perpustakaan kami. Telah ada banyak kontainer yang menunggu untuk dikirim ke India, Ghana, Sri Lanka, Liberia, dan Afrika Selatan." Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2007 Selengkapnya : http://www.MNNonline.org/article/10635 Pokok doa --------- * Doakan CRI yang melayani komunitas Kristen di Amerika Utara, agar Tuhan menjadikan mereka saluran berkat dengan membagikan buku-buku bekas yang penting untuk pelayanan di berbagai negara di Afrika. * Doakan agar Tuhan ikut campur tangan karena pengiriman buku-buku tersebut saat ini tertunda akibat kurangnya dana. Biarlah Tuhan mendatangkan para donatur untuk memenuhi kebutuhan ini. T O N G A Beberapa organisasi bekerja sama untuk mendistribusikan satu salinan Kabar Baik kepada setiap anak di Kerajaan Tonga. Kerajaan ini terletak di antara Hawai dan Selandia Baru, dan terdiri atas 176 pulau. Negara ini adalah negara Kristen yang taat dan Hari Sabat di sana dinyatakan sebagai hari sakral dalam Undang-Undang Tonga. Awal tahun ini, Menteri Pendidikan mengesahkan "Book of Hope" dan menyetujui pendistribusiannya ke seluruh sekolah dan lembaga pendidikan di Tonga. Setelah diadakan pelatihan pada bulan Maret, penjangkauan terhadap seluruh negara itu mulai dilakukan. Tujuannya adalah untuk mendatangi setiap pulau-pulau berpenghuni untuk memastikan agar setiap anak di Kerajaan Tonga mendapatkan firman Tuhan. Diterjemahkan dari: Judul buletin: Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10 Halaman : 1 Pokok doa --------- * Doakan program penjangkauan anak-anak di Tonga, agar Tuhan memberi hikmat, kekuatan, dan kesabaran sehingga penyelenggaraan dapat berlangsung dengan baik. * Berdoalah untuk Kerajaan Tonga, agar pengenalan mereka akan Tuhan semakin bertambah dan Tonga bisa menjadi berkat untuk negara-negara yang berada di sekitar mereka. * Doakan juga agar aparat pemerintah dapat memberikan suasana aman selama program pembagian "Book of Hope" ini diadakan. I R A N Seorang wanita Kristen yang menjalankan bisnis jahit-menjahit, secara sukarela mengajar tiga gadis bagaimana menjahit. Selama percakapan, dia bercerita tentang iman Kristennya dan mulai mengajar mereka tentang kekristenan. Tetapi satu dari tiga gadis itu adalah dari keluarga Muslim. Ia merasa kecewa dengan apa yang dilakukan wanita itu. Akhirnya toko penjahit wanita itu dirusak, peralatan-peralatannya dihancurkan, dan dia dipukuli serta diancam akan dibunuh. Wanita tersebut kemudian dibawa ke pengadilan dan seorang hakim mengatakan bahwa para jaksa penuntut memiliki hak untuk memberatkannya. Wanita itu akhirnya harus pindah demi keselamatannya. Diterjemahkan dari: Judul buletin: Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10 Halaman : 3 Pokok doa --------- * Doakan untuk penjahit Kristen yang dianiaya karena membagikan kabar keselamatan bagi mereka yang masih terhilang. Kiranya Tuhan menumbuhkan benih firman Tuhan yang telah ditaburkan, walaupun untuk sementara kelihatannya mendapat penolakan. * Berdoa untuk keselamatan penjahit Kristen ini, karena hidupnya terancam. Biarlah Tuhan terus memeliharanya dan pencobaan ini semakin menguatkan imannya. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA GEREJA-GEREJA YANG MENDUKUNG PELAYANAN MISI =========================================== Mengapa banyak gereja-gereja, khususnya di Indonesia yang kurang peduli terhadap pelayan misi? Salah satu alasan yang sering digunakan adalah tidak tersedianya atau kurangnya dana untuk membiayai para pekerja misi yang terlibat secara langsung di lapangan. Sebagian besar dana gereja biasanya digunakan untuk mendukung fasilitas-fasilitas, membeli alat-alat musik yang canggih, dan membiayai kegiatan-kegiatan internal gereja, sedangkan untuk pelayanan misi tidak masuk dalam prioritas utama. Sudah saatnya gereja lebih mementingkan kebutuhan misi, sudah saatnya gereja bangkit dan keluar dari "daerah amannya" dan berubah menjadi gereja yang misioner, gereja yang lebih mementingkan apa yang menjadi kerinduan Allah, yaitu membawa lebih banyak jiwa bagi kerajaan-Nya. Pokok Doa --------- 1. Berdoalah untuk gereja-gereja di Indonesia supaya mereka dapat melihat kebutuhan ladang misi sebagaimana Allah melihatnya. Dengan pandangan ini, gereja-gereja dapat bergerak untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatannya ke arah misi. 2. Visi dan misi gereja sering tergantung pada pemimpin-pemimpinnya. Karena itu doakan agar Tuhan sendirilah yang menyentuh para pemimpin gereja dengan kasih kepada jiwa-jiwa yang terhilang supaya mereka memimpin gereja bukan untuk sekadar menjalankan kepentingan jemaat saja, tetapi panggilan Allah untuk gereja-Nya. 3. Berdoalah agar setiap gereja di Indonesia yang belum memiliki pelayanan misi bisa terlebih dahulu memberikan dukungan bagi yayasan misi lainnya melalui doa, dana, dan daya. 4. Doakan untuk gereja-gereja yang telah mengirim utusan Injil/ misionaris ke ladang misi, agar mereka dengan setia mendukung pelayan-pelayan Tuhan ini dengan sepenuh hati dan terus memerhatikan perkembangan pelayanan mereka. 5. Berdoa untuk gereja-gereja yang ingin mengembangkan pelayanan misi, kiranya mereka memiliki motivasi yang murni untuk Tuhan, sehingga nantinya dapat mendidik jemaatnya untuk melihat misi Tuhan dan gereja untuk dunia yang terhilang. 6. Berdoalah agar jemaat gereja yang telah disentuh dengan kasih Tuhan dapat menjadi motivator untuk misi Allah di dunia, sehingga banyak orang percaya dapat terlibat dalam pelayanan misi. _____________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi : < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |