Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/6 |
|
e-JEMMi edisi No. 6 Vol. 13/2010 (9-2-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI 1: Mendalami Konsep "People Group" Antarnegara dan Antarbangsa ARTIKEL MISI 2: Mengadopsi Salah Satu Suku SUMBER MISI: Christian Aid Mission DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, Iran DOA BAGI INDONESIA: Pembobolan Mesin ATM ______________________________________________________________________ THE HAPPINESS OF YOUR LIFE DEPENDS ON THE QUALITY OF YOUR THOUGHT ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Memahami dan mengetahui suatu informasi dengan jelas merupakan tindakan yang sangat penting bagi seseorang yang ingin menatalayani pekerjaan Tuhan, terlebih lagi jika pelayanan itu merupakan pelayanan menuju ke luar "dinding" gereja, misalnya melayani mereka yang termasuk kelompok "People Group/Focus Group". Banyak pandangan dan konsep keliru tentang kelompok ini yang mengakibatkan orang Kristen tidak menyadari bahwa lingkungan tempat tinggal mereka merupakan ladang pengutusan yang berpotensial untuk dikerjakan. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang pelayanan kepada "People Group/Focus Group" menyebabkan orang Kristen tidak mengetahui bagaimana cara memulai atau terlibat di dalamnya. e-JEMMi edisi kali ini akan memberi Anda sebuah gambaran yang kami harapkan dapat membantu Anda memahami konsep "People Group/Focus Group" dan bagaimana Anda dapat melibatkan diri di dalamnya. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://misi.sabda.org/ http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI 1 MENDALAMI KONSEP "PEOPLE GROUP" ANTARNEGARA DAN ANTARBANGSA Perang dingin di antara dua negara adikuasa Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dulu menjadi topik hangat di halaman-halaman surat kabar, layar TV, radio, dan media massa lainnya, telah berakhir dengan pecahnya Uni Soviet menjadi beberapa negara terpisah. Tidak seorang pun menyangka bahwa Uni Soviet dapat runtuh dalam sekejap. Negara dibangun dan diruntuhkan, kerajaan timbul dan tenggelam. Sebetulnya, sepenting apakah batasan negara itu? Apakah maksudnya ketika Yesus mengatakan "jadikan semua bangsa murid-Ku"? Apakah maksud-Nya ketika Ia menyebut "bangsa"? Di dunia saat ini, kata "bangsa" sering diasosiasikan sebagai "negara" atau "batasan politik", berbeda dengan konsep di dalam Alkitab. Kata "bangsa" yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, "ethnos", bukan hanya berarti "negara" tetapi juga "kelompok etnik" (bahasa Inggris: "ethnic group"), atau "kelompok orang/golongan" (bahasa Inggris: "people"). Di dalam Perjanjian Lama, konsep yang sama dapat ditemukan. Kata "gam" yang ditulis sekitar 1821 kali mengacu pada kelompok orang, sebuah suku, atau sebuah keluarga, seperti yang terdapat di Ulangan 4:6 dan Ulangan 28:37. Kata yang lain, "mishpahgheh" ditulis 267 kali, dan kebanyakan digunakan untuk menunjuk keluarga, kaum, atau kerabat seperti yang terdapat di Kejadian 12:3. Jadi, "bangsa" yang dimaksud Alkitab bukanlah negara atau batasan politik, melainkan kelompok etnik atau kelompok masyarakat tertentu. Bahkan pada beberapa ayat Alkitab, bukan hanya "bangsa" yang disebutkan, melainkan lebih terperinci lagi yaitu: suku, bahasa, dan kaum (Wahyu 5:9, 10:11). Sehubungan dengan konsep ini, maka ayat yang mengatakan, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya" (Matius 24:12) akan berbicara lain. Artinya, walaupun gereja sudah ada hampir dalam semua negara di dunia, tetapi tugas kita sebagai orang Kristen masih jauh dari selesai. Kita tidak dapat tinggal diam dan menunggu kedatangan Tuhan yang kedua kali, karena masih banyak suku bangsa yang belum mendengar Injil, walaupun di negara mereka sudah ada orang Kristen atau gereja. Salah satu sebab banyak suku bangsa yang belum mendengar Injil ialah karena Injil hanya disebarkan ke salah satu kelompok masyarakat di dalam negara itu dan tidak menembus kelompok masyarakat lainnya. Seperti kita ketahui, masyarakat hidup berkelompok-kelompok menurut kesamaan yang menyatukan mereka. Contoh ekstrem ialah sistem kasta di India. Donald McGavran lahir di India, kedua orang tuanya menjadi utusan di negara tersebut. Selama puluhan tahun gereja yang didirikan oleh orang tua McGavran tidak membuahkan hasil yang memuaskan karena orang-orang dari berbagai kasta tetap tidak rela berbaur di dalam satu gereja. Menyadari hal ini, McGavran kemudian mendirikan gereja untuk setiap kasta. Kesensitifannya akan kelompok-kelompok masyarakat inilah yang membuat McGavran dikenal sebagai pelopor di bidang pengutusan dunia. Penduduk dunia terdiri dari puluhan ribu kelompok masyarakat yang berskala lebih kecil dibanding suatu negara. Setiap kelompok memunyai kebudayaan, kebutuhan, dan bahasa tersendiri. Oleh sebab itu, pekerjaan penginjilan di dunia mulai didefinisikan sebagai penginjilan kepada kelompok masyarakat karena di dalam kelompok-kelompok inilah Injil dapat disebarkan tanpa mengalami kesulitan yang disebabkan karena mereka tidak mengerti atau tidak menerima perbedaan yang ada. Istilah misiologi dalam bahasa Inggris untuk kelompok-kelompok masyarakat ini adalah "people group", yang memiliki definisi "sekelompok individu yang menganggap diri mereka sebagai kelompok yang memunyai kesamaan yang menyatukan mereka, entah karena bahasa, agama, latar belakang etnik, tempat tinggal, pekerjaan, tingkat sosial atau kasta, situasi, ataupun kombinasi faktor-faktor tersebut". Contoh "people group": * Orang Ambon (kesamaan latar belakang etnik). * Pelajar Indonesia di Los Angeles (kesamaan bahasa, keadaan, pekerjaan, dan lokasi). * Para pengungsi Vietnam di Hong Kong (kesamaan etnik, situasi, dan lokasi). Konsep "people group" ini terdapat dalam Wahyu 7:9-10, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba". Orang-orang yang menghadap takhta Allah bukan hanya wakil-wakil dari suatu bangsa, tetapi juga dari kelompok yang lebih kecil, yang disebut suku, yang di dalamnya terdapat kaum, juga setiap suku atau kaum yang memunyai bahasa berbeda. Belum semua "people group" di dunia terjangkau oleh Injil. "People group" yang belum memunyai jemaat Kristen dengan jumlah yang cukup untuk penginjilan dalam "people group" tersebut tanpa bantuan orang luar atau utusan asing disebut sebagai suku terabaikan (bahasa Inggris: "unreached people group"). Menurut statistik, di dunia ini ada 11.000 suku terabaikan dan 251 di antaranya berada di Indonesia. Namun, jumlah ini hanya mencakup "people group" yang sudah ditemukan. Di luar ini masih banyak "people group" yang belum diketahui keberadaannya. "People group" bukan hanya sekadar istilah, tetapi merupakan konsep berpikir yang penting dalam pengutusan. Pada bulan April 1993 lalu, di Colorado Springs, AS, organisasi-organisasi pengutus di Amerika, para pakar pengutusan, dan gereja-gereja menyelenggarakan konferensi untuk membicarakan perkembangan keadaan "people group" di dunia dan bertukar informasi. Tidak ketinggalan IHO juga mengirimkan wakilnya untuk hadir. Hasil konferensi ini adalah daftar yang paling mutakhir dari semua suku terabaikan di dunia. Hasil yang lebih penting adalah peningkatan kerja sama antarorganisasi misi dan gereja dalam menjangkau suku terabaikan di dunia, salah satunya dengan cara membuat basis data informasi, yang diberi nama "People Information Network" (Jaringan Informasi Kelompok Orang), mengenai semua suku terabaikan yang sudah diketahui agar supaya informasi tersebut dapat digunakan bersama-sama. Tuan rumah konferensi ini adalah "Adopt-A-People Clearinghouse", organisasi yang bertugas untuk mengumpulkan data mengenai "people group", dan menjadi perantara untuk gereja-gereja yang ingin mengadopsi salah satu "people group" yang ada. Maksud adopsi ialah gereja tersebut berdoa secara khusus (bahasa Inggris: "intercessory prayer") untuk suku terabaikan tersebut, bekerja sama dengan misionaris atau organisasi misi yang melayani "people group" itu, dan bila perlu memberikan bantuan keuangan agar "people group" itu dapat dijangkau. Dari sisi spiritual, organisasi misi "AD 2000" (2000 Masehi) dan "Beyond Movement" (Melampaui Gerakan) bekerja memobilisasi gereja-gereja di seluruh dunia untuk berdoa. Gerakan ini diketuai oleh Luis Bush, pakar misiologi di Amerika. Bulan Oktober 1994, "AD 2000" menjadi sponsor doa seluruh dunia di Korea Selatan. Mobilisasi doa untuk suku terabaikan juga dilakukan oleh "Global Prayer Digest" (Berita Doa Global), literatur bulanan yang memuat cerita mengenai suku terabaikan dan daftar doa khusus untuk mereka. Setiap bulan literatur ini mengulas suku terabaikan dari satu negara, bulan berikutnya dari negara lain, yang semuanya bekerja sama untuk menjangkau suku terabaikan. APA YANG KITA BISA LAKUKAN? Pertama-tama, kita harus mengenali dan bersikap awas terhadap suku terabaikan: siapa mereka, di mana mereka tinggal, dan bagaimana keadaan mereka. Kita mulai belajar melihat dengan kacamata "people group" untuk dapat mulai memikirkan apa saja kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menjangkau mereka. Kita mulai memikirkan apa yang kita bisa lakukan supaya "people group" tersebut dapat dilayani. Misalnya, Anda tinggal di Batam, dan karena tidak ada bus umum, Anda naik taksi setiap hari. Pernahkah Anda berpikir untuk bertanya dari mana asal para sopir taksi? Hampir 90% supir taksi di Batam adalah orang Minang. Dan pernahkah Anda menyadari supir-supir taksi yang Anda temui setiap hari termasuk orang-orang yang terabaikan? Jika Anda sudah melihat dengan kacamata ini, Anda dapat mencari tahu adakah supir taksi yang cinta Tuhan, yang bisa dilibatkan sebagai jembatan untuk membentuk persekutuan supir Minang, yang kemudian dapat menjadi berkat bagi orang Minang di tanah asal mereka. Kedua, kita dapat berperan aktif dalam menjadi sponsor pekerja yang melayani suku terabaikan atau kita sendiri terjun langsung melayani salah satu suku terabaikan di tempat mereka berada. Di dunia ini ada sekitar 2,5 miliar orang yang belum terjangkau oleh Injil. Namun, dalam penginjilan kita tidak menargetkan untuk menginjili 2,5 miliar orang ini, tetapi menembus 16.750 "people group" yang tersembunyi. Jika kita mengirimkan satu utusan untuk setiap "people group", paling sedikit kita memerlukan 16.750 orang. Tetapi kenyataannya, usaha menembus ladang baru (misi garis depan) melibatkan jutaan orang, dan membutuhkan lebih dari satu utusan atau sepasang suami istri untuk melayani satu "people group". Para utusan baru sangat dibutuhkan, bukan hanya yang datang dari negara Barat, tetapi juga yang dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Adakah harapan? Mungkinkah tugas besar ini terlaksana? Jika kita melihat gambaran besarnya, apa yang kita kerjakan ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari gerakan Roh Allah yang melanda seluruh dunia. Gereja-gereja di seluruh dunia yang tidak rela ketinggalan harus melibatkan diri dalam gerakan ini. Seperti kata Ralph Winter dalam tulisannya "The Task Remaining" (Tugas yang Tersisa), "Tugas ini besar, namun tidak terlalu besar untuk gereja di seluruh dunia. Kita berada di dalam era yang baru. Saat ini tiap-tiap gereja lokal di dunia harus melibatkan diri dalam usaha menembus ladang baru (garis depan)." Menurut banyak pemimpin Kristen di seluruh dunia, pada akhir abad ke-20 ini kita menghadapi masa penuaian terbesar di sepanjang sejarah. * Tahun 1900, di Korea tidak ada gereja Protestan dan Korea dinyatakan sebagai negara yang tidak mungkin dimasuki. Tetapi, saat ini 30% orang Korea adalah orang Kristen dengan 7.000 gereja. Bahkan, dari 20 gereja-gereja terbesar di dunia, hampir setengahnya terdapat di Korea. * Setiap hari sekitar 28.000 menjadi Kristen di China. Padahal, tahun 1950 China tertutup untuk utusan asing dan hanya ada 1 juta orang percaya. Saat ini diperkirakan ada 60 juta orang Kristen di China. * Di Afrika, 20.000 orang menjadi percaya setiap hari di Afrika. Pada tahun 1900 hanya ada 3% orang Afrika yang Kristen, tetapi saat ini jumlah tersebut naik sampai sekitar 40%. * Sekitar 3.500 gereja baru dibuka setiap minggu di dunia, dan sekitar 70.000 orang menjadi Kristen setiap hari di seluruh dunia. Melihat gambaran yang sangat optimis tersebut, penjangkauan suku terabaikan bukanlah hak yang tak terjangkau. Seperti resolusi "Adopt-A-People Consultation", 1993 di Colorado, AS, yang meyakini, "Ini dapat terlaksana. Ini harus terlaksana. Ini akan terlaksana!" Amin. Diambil dari: Judul majalah: Harvester, Edisi Juli -- Agustus 1993 Judul artikel: Antar-Negara dan Bangsa, Mendalami Konsep People Group Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Indonesia Harvest Outreach Halaman: 18 -- 19 ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI 2 MENGADOPSI SALAH SATU SUKU Definisi adopsi: 1. Mengangkat anak orang lain dan mengesahkan sebagai anak sendiri; memelihara orang lain seperti anak sendiri. 2. Mengambil keputusan untuk mempelajari, mendoakan, dan melayani salah satu suku yang belum mengenal kasih Allah. 3. Membuat satu komitmen formal, sebagai gereja, atau jemaat setempat, atau yayasan, untuk mendoakan, mengutus, serta mendukung pelayanan lintas budaya dan melayani salah satu suku yang belum terjangkau. Mengapa mengadopsi salah satu suku? 1. Karena Allah mengasihi semua suku bangsa. Allah tidak hanya mengasihi beberapa suku saja, tetapi mengundang semua suku bangsa untuk menerima keselamatan (hidup kekal) yang dijanjikan dan digenapi melalui Tuhan Yesus Kristus. 2. Karena banyak suku yang tidak dapat dilayani oleh pelayanan biasa. Pola pelayanan yang kontekstual, disesuaikan dengan bahasa daerah setempat, ciri budaya suku tersebut, dan situasi dan kondisi di tempat tersebut. Kita harus lebih mementingkan ciri budaya suku itu daripada ciri budaya gereja kita sendiri untuk "memenangkan sebanyak mungkin" (1 Korintus 9:19-23). 3. Untuk menciptakan kemitraan yang konstruktif dan mengurangi persaingan. Setiap suku memerlukan berbagai macam pelayanan pemuridan, pelayanan sosial, dan pelayanan gerejawi di seluruh wilayahnya. Namun, kadang kala muncul persaingan yang tidak konstruktif. Suatu kemitraan daerah dapat menjadi forum komunikasi antarpelayanan dan sebagai saluran berbagi sumber-sumber pelayanan, misalnya data mengenai budaya, terjemahan, dan buku cetakan. Kemitraan di lapangan harus dimulai dengan kemitraan doa di gereja dan jemaat setempat. Bagaimana caranya mengadopsi salah satu suku? 1. Mendoakan berbagai suku sebelum berkomitmen sebagai kelompok yang akan mengadopsi satu atau dua suku. 2. Menentukan bentuk adopsi yang cocok bagi kelompoknya sendiri pada saat ini * Mendoakan. Masing-masing dari kita bisa mulai berdoa syafaat bagi suatu suku. * Mendukung pelayanan dana, Alkitab, traktat yang kontekstual, pelatihan, dll.. * Mengutus pelayan lintas budaya, dan perjalanan misi. * Mulai mempelajari, mendoakan, mengunjungi, dan melayani suku. "I will give you every place where you set your foot, as I promised Moses." (Jos. 1:3, NIV) Tiga cara komitmen adopsi. 1. Mengadopsi untuk Berdoa. Allah kita bekerja melalui doa syafaat umat-Nya. Membuat komitmen untuk berdoa syafaat adalah keputusan serius. Hal-hal yang didoakan antara lain, siapa dan di mana suku itu berada, berbagai ciri budaya setempat, kebutuhan jasmani dan rohani, dan hambatan pelayanan tertentu 2. Mengadopsi untuk Mendukung. Jika belum siap mengutus pelayan, orang Kristen dapat mendukung pelayanan dalam bentuk dana, bahan pelatihan, atau tenaga kerja. 3. Mengadopsi untuk Mengutus Pelayan. Suku-suku ini belum dijanngkau oleh karena pola pelayanan yang biasa tidak efektif di dalam lingkup budaya yang begitu berbeda. Jadi harus ada kemitraan/kerja sama di dalam proses mempersiapkan dan mengutus calon pelayan lintas budaya. Seorang pelayan lintas budaya adalah seorang yang dewasa di dalam Kristus, mampu mengajar, mampu menyesuaikan diri dengan budaya setempat, dan berpengalaman dalam kerja sama tim secara efektif. Diambil dari dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Duta, Edisi Khusus Desember 1997 Judul artikel: Mengadopsi Salah Satu Suku Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Gereja Kasih Karunia Indonesia (GEKARI), Jakarta 1997 Halaman: 5 -- 6 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI CHRISTIAN AID MISSION ==> www.christianaid.org Mungkin ada beberapa lembaga yang memakai nama Christian Aid, namun mereka tidaklah berkaitan satu sama lain. Christian Aid Mission merupakan lembaga pengutus yang pertama kali memelopori pentingnya seorang pribumi melayani kaumnya yang seetnik. Prinsip ini tetap dipertahankan Christian Aid Mission hingga sekarang. Lembaga yang didirikan sejak 1952 ini telah melayani delapan ratus lembaga pengutus lokal di 120 wilayah di dunia. Ada sekitar tiga ribu utusan lokal yang diperlengkapi dan dibantu oleh CAM. Lewat situs ini kita dapat melihat CAM lebih dekat dan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA H A I T I Persediaan logistik bantuan masih terhambat di bandara utama Haiti. Pasukan internasional tetap menjaga keamanan hukum di Port-au-Prince. Lalu, mengapa ada kekisruhan? RS dari "Baptist Haiti Mission" mengatakan bahwa pemerintah sedang tidak aktif karena banyak bangunan dan dokumen yang hancur lebur. Selain itu, banyak aparat pemerintah yang hilang atau terbunuh. Namun, rumah sakit BHM masih berdiri. Mereka memunyai generator yang nyaris kehabisan bahan bakar. Tetapi, Allah menjawab doa mereka. "Kita bisa mendapatkan sedikit bahan bakar diesel, dan kita memunyai sistem filter air untuk memasak, minum, serta untuk keperluan rumah sakit." RS mengatakan bahwa pada saat ini para staf berpartisipasi untuk menolong dengan senang hati dan berusaha meringankan beban mereka. "Kami memunyai sekitar 80 tempat tidur di rumah sakit dan ada sekitar 300 pasien yang memenuhi kamar ekstra dan lorong-lorong RS pada saat yang bersamaan." Regu penolong menganggap masa-masa krisis ini membuka banyak pintu bagi penginjilan. "Masyarakat tidak melihat adanya pertolongan dari voodoo. Namun, mereka melihat bagaimana organisasi Kristen memberikan logistik bantuan dan juga memberikan perhatian kepada orang di segala penjuru dunia. Kami ingin mengikuti tindakan-Nya. Kami menjangkau mereka di dalam nama Kristus dan menolong orang yang membutuhkan." (t/Uly) Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13768 Pokok doa: * Mengucap syukur untuk keberadaan organisasi-organisasi Kristen di Haiti pascagempa beberapa waktu lalu, yang telah memberikan bantuan dan menjadi berkat bagi orang-orang di Haiti. Doakan agar melalui pelayanan mereka semakin banyak orang yang rindu untuk mengenal Kristus secara pribadi. * Berdoa juga untuk upaya pemberitaan Kabar Baik yang dilakukan oleh organisasi Kristen di Haiti; doakan agar Tuhan menjamah hati setiap orang yang mereka injili sehingga mereka mau membuka hati mereka untuk Injil. I R A N Karena ketegangan yang semakin memburuk di Iran, DH dari SAT-7, Satelit televisi penginjilan Kristen untuk daerah Timur Tengah dan Afrika Utara memanggil orang-orang percaya untuk menjadi penengah dalam situasi ini. "Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk Iran agar orang-orang Kristen dilindungi, agar situasi seperti ini segera ditindaklanjuti, dan agar setiap orang lebih mendapatkan kebebasan di negara ini." Dalam musim panas tahun ini, beribu-ribu orang turun membanjiri jalan untuk memprotes pemilihan umum pada bulan Juni. Pada hari Minggu, terjadi bentrokan hebat antardemonstran mahasiswa dan aparat keamanan. Dalam tragedi ini, penduduk Iran yang dilanda keputusasaan mendapatkan ketenteraman saat menyaksikan tayangan saluran televisi SAT-7. "Mereka mencari pengharapan, jawaban. Dalam hal ini, SAT-7 PARS mampu menjadi saluran yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menyentuh dan mengubah hidup mereka." SAT-7 PARS menyiarkan doa-doa untuk keamanan dan juga menayangkan Injil yang menguatkan para penonton. DH meminta Anda untuk terus berdoa untuk orang percaya di Iran. "Iran adalah negara yang membutuhkan banyak doa untuk stabilitas negaranya. Doakan juga saudara-saudara Kristen dan gereja-gereja agar bisa kembali aktif." (t/Uly) Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13596 Pokok doa: * Tekanan dan aniaya yang menimpa orang-orang percaya di Iran sudah bukan rahasia publik lagi. Doakan agar Tuhan melindungi umat-Nya di Iran dan memampukan mereka untuk tetap mengasihi dan mengampuni pihak-pihak yang telah menganiaya mereka. * Mengucap syukur untuk keberadaan SAT-7 di Iran yang telah memberkati dan membantu orang percaya di Iran untuk belajar firman Tuhan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA PEMBOBOLAN MESIN ATM Kasus pembobolan mesin ATM yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab beberapa waktu lalu, sempat membuat masyarakat Indonesia panik, khususnya bagi mereka yang menggunakan kartu ATM. Kasus pembobolan itu sendiri diduga melibatkan jaringan internasional. Hingga kini aparat berwajib masih terus mengumpulkan bukti-bukti untuk pengusutan kasus ini. (Dari berbagai sumber) Pokok doa: 1. Doakan pihak berwajib yang berupaya mengusut kasus pembobolan mesin ATM tersebut, agar Tuhan memampukan mereka menyelesaikan masalah ini. 2. Kiranya Tuhan membuka jalan dalam setiap upaya pengumpulan bukti-bukti untuk menangkap pihak-pihak yang melakukan tindak kriminal ini. Berdoalah agar sehingga proses pengumpulan bukti-bukti itu dapat berjalan dengan lancar. 3. Mengucap syukur atas upaya pihak berwajib yang telah menangkap beberapa pelaku pembobolan ATM. Doakan agar melalui penangkapan ini, pelaku-pelaku yang lain dapat segera diamankan. 4. Doakan masyarakat Indonesia pengguna kartu ATM, agar Tuhan menolong mereka untuk tidak panik dan terus berhati-hati dalam melakukan transaksi lewat ATM. 5. Doakan juga pihak perbankan yang berupaya untuk melindungi dan meningkatkan keamanan para nasabah, terkait masalah yang menimpa institusi ini beberapa waktu lalu. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |