Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/51 |
|
e-JEMMi edisi No. 51 Vol. 10/2007 (18-12-2007)
|
|
Desember 2007, Vol.10 No.51 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL RENUNGAN NATAL : Sambutlah Kedatangan-Nya PROFIL BANGSA : Natal di Jepang SUMBER MISI : Cobb Christmas Inc. KESAKSIAN MISI : Mukjizat Natal DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, Haiti, Amerika Serikat DOA BAGI INDONESIA : Kesempatan Penginjilan Selama Natal ______________________________________________________________________ IF YOU HAVE JESUS ON THE INSIDE YOU CAN STAND ANY KIND OF TROUBLE ON THE OUTSIDE ______________________________________________________________________ EDITORIAL Damai sejahtera Allah menyertai kita, Hari Natal akhirnya tiba. Biarlah persiapan yang sudah kita lakukan selama beberapa minggu ini boleh menyiapkan hati kita untuk bersukacita menyambut perayaan akan kedatangan-Nya. Nah, menemani perayaan Natal ini, kami ingin mengajak Anda untuk melihat negara Jepang. Sebagian besar penduduk Jepang adalah orang-orang non-Kristen. Namun, tahukah Anda bahwa perayaan hari Natal ternyata bukanlah hal yang baru bagi orang-orang Jepang. Ingin tahu lebih lanjut tentang sejarah kekristenan di Jepang? Simaklah artikel sajian kami minggu ini. Selain itu, kami juga menyajikan Renungan dan Kesaksian Natal untuk Anda nikmati. Kiranya para pembaca e-JEMMi dapat merayakan Natal dengan hati yang penuh kasih dan mulut yang penuh pujian. Untuk Anda semua ketahui, sajian edisi 51 ini adalah sajian terakhir e-JEMMi untuk tahun 2007. Kami baru akan menjumpai Anda lagi pada minggu pertama tahun 2008. Nah, melalui kesempatan ini, izinkan kami, segenap Redaksi e-JEMMi, mengucapkan: SELAMAT HARI NATAL 2007, SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU 2008! Kasih Tuhan kiranya menyertai Anda sampai Maranatha! Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ RENUNGAN NATAL SAMBUTLAH KEDATANGAN-NYA ======================== Oleh: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kedatangan Kristus ke dunia adalah untuk memberitakan kabar baik tentang keselamatan yang Allah berikan secara cuma-cuma kepada manusia. Kabar baik ini disampaikan kepada seluruh umat manusia yang saat ini sedang sekarat karena mereka sedang menuju kepada kebinasaan kekal. Natal adalah sirine darurat yang mengingatkan manusia untuk mendengar bahwa ada harapan bagi mereka; harapan keselamatan kekal dalam Yesus Kristus. Dia datang untuk membawa manusia keluar dari kebinasaan kekal. Namun, betapa menyedihkan karena perayaan Natal saat ini justru sering digunakan dunia untuk menyesatkan manusia. Perayaan Natal menjadi perayaan yang mengingatkan manusia akan indahnya kenikmatan dunia sehingga manusia tidak lagi mendengar sirene berita kedatangan-Nya. Natal justru mengundang manusia untuk menyambut kedatangan kenikmatan dunia. Mata dan hati manusia dikelabui sehingga tidak lagi melihat datangnya bahaya kebinasaan kekal. Akankah kita ikut terseret dengan penyesatan dunia? Tidak! Mari kita luruskan pandangan kita kepada perayaan Natal yang menyambut kedatangan Tuhan, bukan pada datangnya kenikmatan dunia. Sambutlah Dia dengan membuka hati lebar-lebar supaya Dia lahir, tidak hanya di dunia ini, tapi juga di dalam hati kita. Ketika Dia lahir dalam hati kita, kekosongan jiwa kita yang paling dalam akan terisi dengan sukacita karena kita mengenal Dia dan mengenal jalan keselamatan yang melepaskan kita dari kebinasaan kekal. Selamat menyambut kedatangan-Nya dan rayakan kelahiran-Nya dalam hati kita. ______________________________________________________________________ PROFIL BANGSA NATAL DI JEPANG =============== Secara umum, hari raya Natal di Jepang kalah pamornya dibandingkan dengan hari raya Tahun Baru. Di sana, Tahun Baru dianggap lebih penting daripada hari Natal. Tetapi meskipun hari Natal juga diperingati dengan cukup meriah di Jepang, baik dengan tukar-menukar kado, makan malam bersama, maupun memasang pohon Natal, semua itu hanya didasari pada rasa ketertarikan pada tradisi negara-negara Barat dalam merayakan Natal; bisa dikatakan mereka hanya ikut-ikutan. Selain itu, toko-toko yang ikut memeriahkan Natal di Jepang hanya menggembar-gemborkan Natal dan menjual ornamen-ornamen Natal. Natal dirayakan, tidak lain hanya untuk alasan komersial saja. Dan yang paling ironis, meski perayaan Natal di Jepang bisa dikatakan meriah, tidak banyak orang Jepang yang mengerti makna Natal yang sesungguhnya. NATAL DAN TAHUN BARU DI JEPANG ------------------------------ Natal diperkenalkan di Jepang oleh para misionaris. Selama bertahun-tahun, yang merayakan Natal hanyalah orang-orang Jepang yang bertobat dan mengaku Yesus sebagai Juru Selamat. Namun begitu, kini suasana Natal di Jepang sangat meriah dan menyita perhatian hampir seluruh negeri. Tukar-menukar kado merupakan tradisi lama orang-orang Jepang. Toko-toko yang ada di Jepang memanfaatkan momen Natal untuk kepentingan komersial -- sama dengan yang dilakukan toko-toko di negara-negara Barat. Selama beberapa minggu sebelum Natal, toko-toko di sana mengembar-gemborkan Natal. Toko-toko itu memajang pernak-pernik Natal dan hadiah yang cocok untuk pria, wanita, dan terutama anak-anak. Dengan jumlah satu persen penduduk yang beragama Kristen, sedikit sekali orang Jepang yang benar-benar memahami makna Natal. Kisah bayi Yesus yang lahir di palungan memang menarik bagi gadis-gadis cilik di Jepang karena mereka memang menyukai segala sesuatu yang berkenaan dengan bayi. Saat Natal, banyak orang yang mengenal palungan untuk pertama kalinya karena biasanya bayi Jepang tidak tidur di palungan. Banyak tradisi Barat dalam merayakan Natal yang diadopsi oleh orang Jepang. Memang sudah merupakan kebiasaan orang Jepang untuk mencari sesuatu yang menarik dari negara-negara Barat dan kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang kental dengan khas Jepang. Selain tukar-menukar kado, keluarga-keluarga Jepang juga makan kalkun pada hari Natal, dan bahkan ada pohon Natal di beberapa tempat umum. Mereka menghias rumah mereka dengan pohon cemara, dan puji-pujian Natal dikumandangkan dengan sukacita di beberapa rumah. Sering kali, sebuah ranting juga digantung di langit-langit rumah. Krans Natal digantung di depan pintu sebagai simbol keberuntungan. Di Jepang, ada tuhan atau pendeta yang disebut "Hoteiosho" -- versi lain Sinterklas. Ia digambarkan sebagai pria tua baik hati yang memanggul tas besar. Beberapa rumor mengatakan bahwa ia memunyai mata di bagian belakang kepalanya. Penting bagi anak-anak untuk bersikap baik saat tersiar kehadiran Hoteiosho. Tahun Baru merupakan hari raya terpenting dalam kalender Jepang. Pada malam Tahun Baru, seluruh rumah dibersihkan dari atap sampai lantai bawah. Seluruh rumah dihiasi untuk menyambut hari itu. Saat segala sesuatu telah bersih dan rapi, seisi rumah memakai pakaian yang paling bagus, sering kali mereka memakai baju nasional Jepang -- kimono. Kemudian, kepala keluarga berjalan mengelilingi rumah sambil diikuti seisi rumah untuk mengusir roh-roh jahat. Ia melempar buncis kering ke setiap sudut rumah agar roh-roh jahat keluar dari rumah dan keberuntungan masuk ke rumah. Seluruh keluarga pergi ke kuil Shinto, menepukkan kedua tangan mereka untuk menarik perhatian tuhan mereka dan memohon peruntungan. Sering kali, kesialan-kesialannya dibakar, namun variasi kebiasaan itu tergantung pada kuil dan tuhannya. SEJARAH KEKRISTENAN DI JEPANG ============================= Sebelum kekristenan masuk ke negara yang sekarang disebut Amerika Serikat, kekristenan telah masuk ke negara Jepang. Agama Kristen pertama kali diperkenalkan di Jepang pada abad ke-16 oleh kaum Jesuit dan kemudian oleh para misionaris Fransiskan. Pada akhir abad itu, kira-kira ada 300.000 orang Jepang yang dibaptis. Sayangnya, situasi yang menjanjikan itu mulai ditentang oleh kelompok misionaris lain dan intrik-intrik politik yang datang dari pemerintah Spanyol dan Portugis, serta partai-partai politik pemerintahan Jepang sendiri. Akibatnya, orang-orang Kristen ditindas. Korban pertamanya adalah 6 biarawan Fransiskan dan 20 orang petobat yang disalib di Nagasaki pada 5 Februari 1597. Setelah adanya toleransi terhadap orang-orang Kristen yang hanya berlangsung selama beberapa waktu, banyak orang Kristen yang ditangkap, dipenjara, atau dianiaya dan dibunuh; dan gereja pun terpaksa bergerak di bawah tanah pada 1630. Meski begitu, saat Jepang kembali membuka diri kepada negara-negara Barat 250 tahun setelah peristiwa tersebut, ternyata komunitas Kristen Jepang masih bertahan di bawah tanah, tanpa pendeta dan Injil; mereka bertahan hanya dengan instruksi sederhana mengenai iman mereka, tetapi dengan iman yang teguh percaya bahwa Yesus adalah Juru Selamat mereka. Gereja mulai bertumbuh lagi setelah Komodor Perry membuka negara Jepang dengan armadanya dari Amerika. Misionaris tumpah ruah ke Jepang. Namun demikian, selama Perang Dunia II, oleh karena curiga dengan orang-orang Kristen dan orang-orang Barat, pemerintah Jepang menggiring orang-orang Kristen ke Nagasaki. Sungguh ironis, negara yang paling bertanggung jawab untuk menginjili orang-orang Jepang, malah menjatuhkan bom nuklir di Nagasaki dan membunuh banyak orang Kristen. Meski begitu, masih ada orang-orang Kristen yang berdedikasi di Jepang, dan gereja pun terus bertumbuh. (t/Dian) Diterjemahkan seperlunya dari: Nama situs : Central Valley Christian School`s Judul artikel: Christmas In Japan Penulis : Ted Boswell Alamat URL : http://www.cvc.org/christmas/japan.htm Pokok Doa: ---------- 1. Doakan penduduk Jepang yang merayakan Natal meskipun kurang mengerti makna Natal yang sesungguhnya; doakan agar pada perayaan Natal tahun ini, Kristus sungguh hadir di antara mereka dan menyentuh hati mereka yang paling dalam. 3. Puji Tuhan! Ucapkanlah syukur untuk benih pahlawan iman yang mati di Jepang karena Kristus bertahun-tahun yang lalu. Biarlah benih ini boleh terus bertumbuh dan menjadi kesaksian yang hidup bagi banyak orang Jepang lain. 2. Doakan orang-orang Kristen Jepang yang telah percaya kepada Kristus, kiranya Roh Kudus mengobarkan terus kerinduan mereka untuk menginjili keluarga dan rekan-rekan di sekitar mereka yang mereka kasihi. 4. Berdoa untuk satu persen orang Kristen yang ada di Jepang, kiranya iman mereka tetap berakar di dalam Dia yang memberikan kehidupan baru di mana pun mereka berada. 5. Doakan organisasi-organisasi misi yang ada di Jepang supaya mereka terus berkarya menjangkau banyak orang yang belum mengenal Kristus. 6. Doakan pula orang-orang Jepang dalam gaya hidup mereka yang banyak menimbulkan stres akibat jam kerja yang sangat panjang. Berdoalah agar di tengah kejenuhan hidupnya, mereka bisa menemukan Tuhan. ______________________________________________________________________ SUMBER MISI COBB CHRISTMAS, INC. ==> http://www.cobbchristmas.net/ Cobb Christmas, Inc. merupakan organisasi nonprofit yang mulai dioperasikan pada 1963 oleh The Center for Family Resources (kemudian dikenal sebagai Cobb County Emergency Aid Association, Inc.). Misinya tidak lain adalah untuk membantu keluarga-keluarga miskin dan berpenghasilan rendah di Cobb County dengan memberikan pengalaman liburan Natal tak terlupakan kepada anak-anak mereka. Penerima bantuan haruslah warga Cobb County yang memiliki penghasilan rendah dan memunyai anak-anak berusia di bawah delapan belas tahun yang masih bergantung pada orang tua. Dengan semua relawan yang melayani di sana, pada tahun 2006 lalu, Cobb Christmas telah membantu 1.385 keluarga yang terdiri atas 3.884 anak-anak dan 1.962 orang dewasa dengan memberikan makanan serta mainan. Apakah Anda terinspirasi dengan pelayanan mereka? Segera saja kunjungi situsnya. ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI MUKJIZAT NATAL ============== Kisah nyata ini terjadi pada malam Natal, saat Perang Dunia I pada 1914, tepatnya di front perang bagian barat Eropa. Pada saat itu, tentara Perancis, Inggris, dan Jerman saling baku tembak. Pada malam Natal yang dingin dan gelap itu, hampir setiap prajurit merasa bosan dan muak dengan berperang, apalagi setelah berbulan-bulan mereka meninggalkan rumah mereka, jauh dari istri, anak, maupun orang tuanya. Pada malam Natal, biasanya mereka berkumpul bersama seluruh anggota keluarga masing-masing, makan bersama, bahkan menyanyi bersama di bawah pohon terang di hadapan tungku api yang hangat. Berbeda dengan malam Natal saat itu, di mana cuaca di luar sangat dingin dan salju pun turun dengan lebatnya, mereka bukannya berada di antara anggota keluarga yang mereka kasihi, malah berada di antara musuh yang setiap saat bersedia menembak mati siapa saja yang bergerak. Tiada hadiah yang menunggu selain peluru dari senapan musuh, bahkan persediaan makanan pun berkurang jauh sehingga hari itu pun hampir seharian mereka belum makan. Pakaian basah kuyup karena turunnya salju. Biasanya, mereka berada di lingkungan dan suasana yang hangat dan bersih, tetapi kali ini mereka berada di dalam lubang parit, seperti layaknya seekor tikus, jangankan bisa mandi dan berpakaian bersih, tempat di mana mereka berada saat itu basah dan becek penuh dengan lumpur. Mereka menggigil kedinginan. Rasanya tiada keinginan yang lebih besar saat itu selain rasa damai untuk bisa berkumpul dengan orang-orang yang mereka kasihi. Seorang tentara yang terkena tembakan merintih kesakitan, sedangkan tentara lainnya menggigil kedinginan, bahkan pemimpin mereka -- yang biasanya keras dan tegas -- entah mengapa pada malam itu tampak sangat sedih, terlihat air mata turun berlinang di pipinya, rupanya ia teringat akan istri dan bayinya yang baru berusia enam bulan. Kapankah perang akan berakhir? Kapankah mereka bisa pulang kembali ke rumah masing-masing? Kapankah mereka bisa kembali memeluk orang-orang yang mereka kasihi? Dan, sebuah pertanyaan besar pula, apakah mereka bisa pulang dengan selamat dan berkumpul kembali bersama istri dan anak-anaknya? Entahlah .... Tak sepatah kata pun terdengar. Suasana malam yang gelap dan dingin terasa hening dan sepi sekali, masing-masing teringat dan memikirkan keluarganya masing-masing. Selama berjam-jam mereka duduk membisu. Tiba-tiba dari arah depan di front Jerman, cahaya kecil muncul dan bergoyang, cahaya tersebut tampak semakin nyata. Rupanya, seorang prajurit Jerman telah membuat pohon Natal kecil yang diangkat ke atas dari parit tempat persembunyian mereka sehingga tampak oleh seluruh prajurit di front tersebut. Pada saat yang bersamaan, terdengar alunan lembut suara lagu "Stille Nacht, heilige Nacht" (Malam Kudus). Pada awalnya lagu tersebut hanya sayup-sayup terdengar, namun semakin lama, lagu yang dinyanyikan tersebut semakin jelas dan keras terdengar. Hal itu membuat para tentara yang mendengarnya merinding dan merasa pilu karena teringat akan anggota keluarganya yang berada jauh dari medan perang. Ternyata seorang prajurit Jerman yang bernama Sprink yang menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang sangat indah, jernih, dan merdu. Sebelum dikirim ke medan perang, prajurit Sprink adalah seorang penyanyi tenor opera yang terkenal. Rupanya, keheningan dan kegelapan suasana pada malam Natal itu telah mendorongnya untuk melepaskan emosi dengan menyanyikan lagu itu. Walaupun ia menyadari bahwa dengan menyanyikan lagu tersebut, prajurit musuh bisa mengetahui tempat persembunyian mereka. Ia menyanyikan lagu Malam Kudus tersebut bukan di tempat persembunyiannya, melainkan berdiri tegak, bahkan keluar dari persembunyiannya sehingga dapat terlihat jelas oleh semua musuhnya. Melalui lagu tersebut, ia ingin menyampaikan kabar gembira sambil mengingatkan kembali makna Natal, yaitu berbagi rasa damai dan kasih. Untuk hal ini, ia bersedia mengorbankan jiwanya, ia bersedia mati ditembak oleh musuhnya. Namun apa yang terjadi, apakah ia ditembak mati? Tidak! Entah mengapa, seakan-akan mukjizat terjadi, sebab pada saat yang bersamaan, semua prajurit yang berada di situ, satu demi satu keluar dari tempat persembunyiannya masing-masing, dan mereka mulai menyanyikannya bersama. Bahkan, seorang tentara Inggris, musuh besar Jerman, turut mengiringi mereka menyanyi sambil meniup dua bagpipes (alat musik Skotlandia) yang dibawanya khusus ke medan perang. Dengan perasaan terharu, mereka turut menyanyikan lagu Malam Kudus. Hujan air mata tak dapat dibendung -- air mata mereka yang berada jauh dari orang tua, anak, calon istri, kakak, adik, dan sahabat mereka. Tadinya lawan sekarang menjadi kawan. Sambil saling berpelukan, mereka menyanyikan lagu Malam Kudus dalam bahasa masing-masing. Perasaan damai dan sukacita benar-benar mereka rasakan. Setelah itu, mereka meneruskan menyanyi bersama lagu "Adeste Fideles" (Hai Mari Berhimpun). Mereka berhimpun bersama, tidak ada lagi perbedaan pangkat, derajat, usia, maupun bangsa, bahkan perasaan bermusuhan pun lenyap. Mereka berhimpun bersama musuh mereka, yang seharusnya saling tembak, saling bunuh, namun dalam suasana Natal itu mereka bisa berkumpul dan menyembah, memperingati Sang Bayi, Sang Juru Selamat. Rupanya, inilah mukjizat Natal yang benar-benar membawa suasana damai di malam yang suci ini. Doa: Aku sangat berharap, kiranya melalui tulisan ini, kita dapat membagikan kasih dan kedamaian kepada orang lain, serta mengajak kita semua untuk merenungkan kembali makna Natal. Apabila di antara kita masih menyimpan luka batin, marilah kita mengambil kesempatan pada hari Natal ini untuk saling memaafkan dan mendoakan satu sama lain, dan biarlah damai Kristus bertakhta di hati kita. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9). Ya, Tuhan, Engkau menyinari malam suci ini dengan cahaya damai-Mu. Ajarilah kami untuk melihat kedamaian yang seharusnya kami cari, kedamaian yang seharusnya kami jaga, dan kedamaian yang harus kami bagi. Semoga hari ini dan setiap hari, menjadi seperti hari Natal, seperti Engkau mengilhami diri kami untuk membawa damai dan pengampunan bagi semua orang yang kami jumpai. Terima kasih untuk kelahiran-Mu di dunia ini Tuhan Yesus, kelahiran-Mu membawa keajaiban bagi dunia ini dan bagi hidup kami. Segala pujian, hormat, dan syukur kami naikkan bagi-Mu, Yesus Kristus, Sang Raja. Amin. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku : My Favourite Christmas Judul artikel: Mukjizat Natal Penulis : Mang Ucup Penerbit : Gloria Cyber Ministries Halaman : 52 -- 59 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N T E R N A S I O N A L Internasional (MNN) -- Isilah Natal dengan membeli hadiah Natal melalui Food for the Hungry`s Christmas Catalog. Matt berkata, "Natal membuka peluang untuk memberi sesuatu yang semua orang inginkan, yakni melayani dan membantu orang-orang miskin di seluruh dunia." Anda dapat berkunjung ke katalog itu guna mencari hadiah untuk diberikan kepada seseorang di luar negeri. Hadiah berupa mainan sampai perlengkapan sekolah ada dalam katalog itu. Mustahil mengirim hadiah seperti itu tanpa bantuan pihak ketiga seperti Food for the Hungry. Bahkan, Anda bisa menyertakan kartu pribadi untuk orang yang Anda beri hadiah. "Lebih baik memberi daripada menerima" adalah panggilan orang Kristen, terutama saat Natal. "Yesus meminta kita untuk mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri sendiri, dan saya rasa itu tidak hanya berarti bahwa kita harus memberi hadiah saat Natal, tapi lebih kepada bagaimana kita dapat melayani sesama di dalam nama-Nya. `Sesama` itu tidak lain adalah orang miskin dan mereka yang hidup di garis kemiskinan di seluruh dunia." Diterjemahkan dari: Mission News, Oktober 2007 Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10581 Pokok Doa --------- * Doakan agar Food for the Hungry dapat menjadi saluran bagi orang-orang percaya untuk dapat meneladani dan memiliki sikap mengasihi terhadap sesama, seperti yang telah Yesus ajarkan. * Masih banyak orang yang mengalami kesusahan, yang membutuhkan pertolongan dan perhatian kita. Doakan agar dalam perayaan Natal ini, sebagai orang yang telah diselamatkan, kita memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan tersebut. H A I T I Haiti (MNN) -- Pemilihan umum di Haiti ditunda lagi di tengah upaya untuk mereformasi perundang-undangan di negara tersebut. Meski suasana telah relatif aman untuk beberapa saat, ada kekhawatiran bahwa penundaan tersebut akan menimbulkan kekacauan. Namun, kekacauan yang terjadi pada masa lalu diharapkan tidak memengaruhi pesta Natal tahunan "For Haiti with Love". Roselin berkata, "Ada sekitar lima ratus orang yang akan kami beri beras, kacang-kacangan, dan daging ayam, dan juga mainan baru untuk anak-anak. Kota ini telah merencanakan sebuah pesta sejak bulan Januari awal tahun ini. Roselin mengatakan, kegiatan ini merupakan acara tahunan yang cukup penting bagi orang-orang yang kami layani. Sebelum mereka makan, mereka menyanyi dan berdoa, dan kami menceritakan tentang kelahiran Yesus dan memperlihatkan kepada orang-orang tentang cinta kasih Tuhan. Doakan semoga semuanya berlangsung dengan tenang. Diterjemahkan dari: Mission News, Oktober 2007 Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10567 Pokok Doa --------- * Doakan agar pemilihan umum di Haiti dapat berjalan dengan lancar. Doakan juga agar pemimpin yang terpilih memiliki rasa takut akan Tuhan dan memerhatikan kepentingan rakyat di negara tersebut. * Berdoalah untuk aparat keamanan di Haiti, supaya dapat menjaga keamanan, khususnya menjelang Natal, agar acara "For Haiti with Love" dapat berjalan lancar dan lima ratus orang bisa mendapat bantuan. A M E R I K A S E R I K A T AS (MNN)-- Sebuah gereja yang sedang berkembang di Amerika Utara telah mengganti konsumerisme dengan belas kasih di hari Natal, dan kegiatan ini disebut dengan "Advent Conspiracy". Stan dari Living Water International (LWI) berkata bahwa konspirasi itu terjadi saat koalisi pendeta menyadari ancaman terbesar terhadap gereja Amerika. "Konsumerisme mungkin merupakan salah satu ancaman terbesar bagi gereja-gereja di Amerika; konsumerisme menyimpangkan ajaran kekristenan. Ironisnya, konsumerisme justru terjadi pada saat Natal. Orang-orang yang ikut budaya konsumerisme lebih fokus untuk menerima hadiah, yang dibeli dari uang tabungan, daripada memberi." Stan juga mengatakan bahwa organisasi seperti LWI menemukan cara memanfaatkan uang itu untuk mengasihi dengan cinta kasih Tuhan. "Kita cenderung merayakan Natal dengan berbelanja di mal. Akan seperti apa jadinya jika kita menggunakan dana belanja itu untuk mendanai proyek air bersih? Bandingkan pemborosan yang digunakan untuk membeli hadiah Natal dengan kebutuhan pokok akan air bersih." Diterjemahkan dari: Mission News, Oktober 2007 Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10553 Pokok Doa --------- * Doakan agar setiap orang percaya di Amerika memiliki rasa belas kasih terhadap sesama. Doakan juga agar setiap orang percaya bisa lebih bijaksana dalam merayakan Natal dan tidak memboroskan uang mereka untuk hal-hal yang duniawi. * Berdoalah agar orang-orang percaya bertobat dari budaya konsumerisme Natal yang marak terjadi saat ini. Doakan juga agar gereja-gereja dapat belajar untuk membawa jemaatnya lebih memedulikan kebutuhan mereka yang sedang dalam kekurangan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA KESEMPATAN PENGINJILAN SELAMA NATAL =================================== Dunia mengenal Natal sebagai peringatan di mana Juru Selamat umat Kristen yang bernama Yesus dilahirkan. Banyak orang mengetahui hal ini. Namun sayang, sebagian besar dari mereka menganggap bahwa perayaan Natal hanyalah sekadar sebuah hari raya bagi orang Kristen saja. Pernahkah terpikir dalam benak Anda untuk menjadikan acara Natal ini sebagai acara perkunjungan ke rumah-rumah orang non-Kristen sambil memperkenalkan kasih Kristus? Pokok Doa --------- 1. Doakan agar setiap orang percaya dapat menjadikan momen Natal tahun ini bukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk memikirkan bagaimana memperkenalkan makna kelahiran Kristus bagi mereka yang belum mengenal-Nya. 2. Doakan agar perayaan Natal dapat diampaikan dengan cara-cara kreatif sehingga mereka yang belum mengenal Kristus dapat ikut disentuh oleh kasih Kristus. 3. Kristus datang untuk mereka yang terhilang. Oleh karena itu, doakan agar pelayanan-pelayanan sosial yang diadakan pada saat Natal ini dapat lebih terfokus dalam membagikan berita keselamatan daripada hanya sekadar memberikan hadiah berupa benda-benda. 4. Doakan agar setiap keluarga yang merayakan Natal boleh ingat akan anggota-anggota keluarga mereka masing-masing yang (mungkin) belum di dalam Tuhan agar mereka pun dijangkau untuk mendapat anugerah keselamatan. 5. Berdoalah agar pemimpin-pemimpin Kristen dapat memberikan teladan dalam menjangkau orang lain dengan lebih banyak memberi daripada menerima, khususnya pada suasana Natal ini. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Yulia Oeniyati, Dian Pradana, dan Novita Yuniarti Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi : < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://ylsa.sabda.org/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |