Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/50 |
|
e-JEMMi edisi No. 50 Vol. 9/2006 (19-12-2006)
|
|
Desember 2006, Vol.9 No.50 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI : Misionaris Wanita Lajang: "Warga Kelas Dua" SUMBER MISI : Christian Women Today, Priceless Woman DOA BAGI MISI DUNIA: Venezuela, Amerika, Mongolia DOA BAGI INDONESIA : Para Wanita SURAT ANDA : Akses Situs e-MISI ______________________________________________________________________ BELAJAR ALKITAB MEMBUAT KITA BIJAK; MEMERCAYAINYA MEMBUAT KITA AMAN; MELAKUKANNYA MENJADIKAN KITA SUCI ______________________________________________________________________ EDITORIAL Imanuel! Dalam tradisi Yahudi, wanita dianggap sebagai golongan masyarakat kelas dua, mengingat peran utama dipegang oleh pria. Bahkan wanita dianggap tidak punya hak untuk berbicara. Pandangan ini masih melekat sampai hari ini; tidak hanya di kalangan orang Yahudi, tapi juga hampir di seluruh dunia. Meski demikian, Alkitab memaparkan peranan penting kaum wanita dalam keluarga, masyarakat, termasuk sejarah keselamatan. Banyak wanita yang terlibat dalam pelayanan Yesus. Hal ini jelas menepis anggapan bahwa kaum wanita tidak berkesempatan untuk berkarya. Lebih jauh lagi, keselamatan yang Ia anugerahkan ternyata telah menghasilkan perubahan dan pertumbuhan iman yang luar biasa. Alhasil, banyak wanita yang terdorong untuk terlibat dalam pelayanan, termasuk penginjilan. Nah, para wanita, bergiatlah dalam melayani Tuhan. Siapkan diri Anda untuk ambil bagian dalam Amanat Agung dan turut serta dalam perjamuan-Nya. Selamat melayani dan selamat Hari Ibu! Tuhan memberkati! Redaksi e-JEMMi, Lisbet ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI MISIONARIS WANITA LAJANG: "WARGA KELAS DUA" =========================================== Sejak dahulu, wanita sudah memiliki peran dalam dunia penginjilan. Dari zaman Perjanjian Baru, gereja mula-mula dan zaman Abad Pertengahan, sampai ke periode misi modern, pelayanan wanita sangat luar biasa. Para istri Moravia bahkan sangat menonjol dan berdedikasi terhadap dunia pelayanan, seperti juga para istri misionaris (misalnya, Adoniram Judson dan Hudson Taylor). Namun, ada juga para istri yang setia melayani meski sebenarnya tidak menyukai apa yang mereka lakukan. Kita tidak akan pernah tahu berapa jumlah istri yang tetap setia melayani meskipun itu bukanlah yang mereka ingini. Edith Buxton, dalam bukunya "Reluctant Missionary" (Misionaris yang Enggan), mengisahkan perjuangan dan ketidakbahagiaannya menjalani kehidupan sebagai seorang misionaris asing sebelum akhirnya ia mengetahui bahwa pelayanan ini adalah kehendak Tuhan; serta Pearl Buck yang mengisahkan tahun-tahun penuh ketidakbahagiaan yang dijalani ibunya sebagai istri seorang misionaris di Cina, sebelum akhirnya dia dapat menerima pekerjaannya. Sebaliknya, ada jauh lebih banyak wanita lajang yang merasa bahwa Tuhan memang menginginkan mereka bekerja di ladang misi. Mereka merasa tertantang dengan adanya tuntutan yang besar di dunia luar. Para istri, dengan segala tanggung jawab rumah tangga dan anak yang harus dirawatnya, tentu tidak sanggup menanggung beban ini. Walaupun publik menentang mereka berkecimpung dalam ladang misi, pada awal tahun 1820-an, satu per satu wanita lajang mulai merambah ke luar negeri. Wanita lajang berkebangsaan Amerika (bukan janda) pertama yang menjadi misionaris asing adalah Betsy Stockton. Ia adalah seorang wanita kulit hitam dan bekas budak yang pergi ke Hawaii pada tahun 1823. Ia bergabung dengan American Board dan mereka setuju untuk mengirimnya ke luar negeri, namun hanya sebagai pembantu lokal untuk pasangan misionaris lain. Terlepas dari rendahnya posisi itu, Betsy dianggap memiliki kemampuan untuk mengajar sehingga diizinkan untuk merintis satu sekolah. Menanggapi kebutuhan akan seorang guru wanita lajang, Chyntia Farrar yang berasal dari New Hampshire, bertolak ke Bombay pada tahun 1820-an. Ia melayani dengan setia selama 34 tahun di bawah naungan badan Marathi Mission. Diskriminasi terhadap wanita lajang menyebabkan munculnya konsep baru tentang misionaris asing, yaitu "lembaga wanita". Persepsi ini pertama kalinya muncul di Inggris dan dengan cepat menyebar sampai ke Amerika. Sampai tahun 1900, ada lebih dari empat puluh kelompok misi wanita di AS. Karena adanya "lembaga wanita" ini, jumlah wanita lajang di ladang misi meningkat pesat, bahkan melampaui jumlah misionaris pria. Di Provinsi Shantang, Cina, data statistik yang berkaitan dengan Lembaga Baptis dan Presbytarian menunjukkan ada 79 wanita berbanding 46 pria. Pada dekade selanjutnya, perbandingan itu meningkat menjadi 2:1. Dalam bukunya, "Western Women in Eastern Lands" (Wanita Barat di Tanah Timur) yang diterbitkan tahun 1910, Helen Barret Montgomery mengisahkan langkah mengagumkan yang dilakukan para wanita di dunia penginjilan. "Benar-benar cerita yang mengagumkan .... Kami memulai semua ini dalam ketidakberdayaan, namun kini kami dikuatkan. Pada tahun 1861, hanya ada seorang misionaris bernama Miss Marston di Burma. Tahun 1909 ada 4.710 misionaris wanita lajang, 1.948 di antaranya berasal dari AS. Tahun 1861 hanya ada satu organisasi wanita, namun telah berkembang menjadi 44 pada tahun 1910. Pendukungnya semula hanya beberapa ratus, tapi kini mencapai sedikitnya dua juta orang. Dana yang tersedia awalnya hanya dua ribu dolar dan tahun 1982 meningkat menjadi empat juta dolar. Dan kalau awalnya hanya ada seorang guru, pada awal tahun Yobel mencapai 800 guru, 140 dokter, 380 penginjil, 79 perawat, 5.783 wanita pengajar Alkitab dan pembantu asli (native). Dari 2.100 sekolah, ada 260 sekolah tinggi dan sekolah asrama. Ada 75 rumah sakit dan 78 apotek .... Ini suatu prestasi yang patut dibanggakan para wanita. Namun, ini hanyalah permulaan yang sederhana dari apa yang bisa dan yang mampu dikerjakan wanita, di saat kegerakan siap dimulai." Namun, apa yang sebenarnya mendorong para wanita lajang itu sehingga rela meninggalkan keluarga dan tanah airnya, bahkan hidup dalam kesulitan, kesendirian, dan pengorbanan? Tampaknya alasan terbanyak adalah karena kecilnya kesempatan bagi wanita lajang untuk melayani sepenuh waktu di tanah air mereka. Pelayanan Kristen dianggap sebagai pekerjaan pria. Beberapa wanita dari abad ke-19, seperti Catherine Booth, mencoba terjun ke dalam dunia yang didominasi oleh para pria ini, namun juga mendapat tentangan. Wanita lainnya bekerja di dunia sekuler. Florence Nightingale misalnya, sangat rindu untuk melayani Tuhan dalam pelayanan Kristen, tapi tidak mendapat kesempatan. Itulah alasan mengapa ladang misi menjadi wadah bagi para wanita yang ingin melayani Tuhan. Selain itu, ladang misi juga penuh dengan pelayanan dan semangat yang menyala-nyala. Wanita dari golongan miskin pun bisa terangkat statusnya melalui karier misionaris ini. Namun, pengaruh yang paling kuat adalah feminisme. Masuknya wanita Amerika ke dalam dunia misi, menurut R. Pierce Beaver, dianggap sebagai gerakan feminis pertama di Amerika Utara. Meski sebagian besar misionaris wanita bukan penganut feminisme, usaha mereka untuk menyelami dunia pria adalah bukti adanya rasa kesetaraan antara wanita dan pria yang sedikit banyak dibantu oleh perkembangan "lembaga wanita". Wanita lajang memiliki kesempatan unik yang tidak dapat dilakukan pria. Injil bisa menembus ke dalam budaya dan agama kuno adalah karena pekerjaan wanita (meskipun tak dapat disangkal juga bahwa di beberapa daerah, wanita hanya bisa bekerja bila sudah ada pria yang memulainya terlebih dulu). Selain itu, wanita juga tidak terikat tanggung jawab terhadap keluarga. Menanggapi kebebasan tersebut, H. A. Tupper, sekretaris Southern Baptist Foreign Mission Board (Lembaga Misi Baptis Selatan) menyurati Lottie Moon pada tahun 1879, "Pekerjaan seorang wanita lajang di Cina setara dengan dua pria yang sudah menikah." Namun, karena merasa kesepian, tekanan, dan kondisi yang buruk, banyak misionaris wanita lajang yang menyerah dan meninggalkan ladang misinya. Wanita memang lebih unggul di hampir semua aspek dunia misionaris, tapi dalam bidang medis, pendidikan, dan penerjemahan, kemampuan mereka sangat berpengaruh. Rumah sakit dan sekolah kedokteran adalah dua di antara banyak hasil yang diraih, termasuk di antaranya salah satu sekolah medis terbaik di dunia yang berlokasi di Vellore, India. Mereka juga mendirikan banyak sekolah lainnya, termasuk sebuah universitas di Seoul, Korea, dengan jumlah mahasiswa yang mencapai delapan ribu orang. Kitab Injil untuk pertama kalinya diterbitkan dalam ratusan bahasa asing. Namun, jika ada satu generalisasi yang bisa ditarik dari misionaris wanita dan pelayanannya, itu adalah tekad mereka untuk merintis pelayanan yang sulit. "Semakin sulit dan berbahaya suatu pelayanan, rasio wanita dibanding pria akan semakin tinggi," tulis Herbert Kane. Keunikan wanita dalam dunia pelayanan adalah mereka umumnya lebih mudah mengakui kelemahan dan menerima kritikan. Mereka juga lebih mewakili kehidupan pelayanan seorang hamba Tuhan. Lottie Moon, Maude Carys, dan Helen Roseveares memberikan pemahaman tentang kehidupan misi modern kepada para murid. (t/Lanny) Bahan diringkas dan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : From Jerusalem to Irian Jaya Judul asli : Single Woman Missionaries: "Second-class Citizens" Penulis : Ruth A. Tucker Penerbit : Academie Books, Grand Rapids, Michigan 1983 Halaman : 231 -- 234 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI CHRISTIAN WOMEN TODAY ==> http://www.christianwomentoday.com/ Situs Christian Women Today menyediakan berbagai sumber referensi tentang kehidupan wanita Kristen. Lewat situs ini Anda bisa mendapatkan hal-hal penting bagi pertumbuhan iman dan pembimbingan kepada orang lain. Berbagai artikel yang tersaji tidak hanya menyajikan hal-hal yang relevan dengan pergumulan hidup kaum wanita, namun sampai kepada soal "ministry training". Nah, bagi Anda para wanita, silakan berkunjung ke situs yang menawarkan banyak artikel berbobot tentang kehidupan sehari-hari, kolom para profesional, ruang rumpi (chat room), renungan harian, "newsletter", "Bible Studies", dan pelatihan bagi pendoa dan penginjil ini. PRICELESS WOMAN ==> http://www.pricelesswoman.com/ Tujuan dari situs Priceless Woman adalah untuk memberitakan kelahiran baru (Yohanes 3:3), khususnya bagi para wanita. Situs ini menyediakan sumber-sumber yang dapat mendorong para wanita untuk bertumbuh ke arah Kristus; meningkatkan kualitas rohani; menolong untuk dekat kepada Allah; dan membimbing mereka dalam tugasnya sebagai seorang pribadi, istri, serta ibu. Anda bisa menemukan "Bible studies", "newsletter", tautan ke berbagai situs dan artikel Kristen, serta kesaksian. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA V E N E Z U E L A Venezuela -- Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang memenangkan pemilihan umum ulang, kini mendapat beragam tanggapan dari orang-orang Kristen. Trans World Radio (TWR) menyiarkan program agama Kristen di Venezuela. Jim dari TWR mengatakan, ketika satu organisasi misi diusir keluar dari perkampungan suku tahun lalu, TWR justru mengalami suatu pertumbuhan. Kepedulian Chavez terhadap dunia pendidikan mendorong stasiun radio untuk menyiarkan program anak-anak. "Banyak stasiun radio yang kurang menyajikan dan menghasilkan program untuk anak-anak. TWR sudah menawarkan program untuk anak-anak bernama Pedrito el Pulpo, untuk disiarkan di stasiun radio umum." Chavez membutuhkan pendidikan tentang moral di sekolah-sekolah negeri. "TWR diberi wewenang untuk masuk ke dalam sekolah-sekolah negeri dengan menggunakan bahan dari program radio anak-anak, mengadakan pertunjukan boneka, dan memberikan Alkitab serta undangan. [Sumber: Mission Network News, Desember 2006] Pokok Doa: ---------- * Mari bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Venezuela kepada TWR untuk menggunakan bahan program anak mereka ke sekolah-sekolah umum. Kita juga patut bersyukur karena TWR bisa memberikan Alkitab pada kesempatan tersebut. * Program anak oleh TWR ini merupakan kesempatan berharga bagi saudara-saudara kita di TWR untuk memperkenalkan Kristus yang membawa damai. Berdoalah agar program ini dapat terus berlanjut. A M E R I K A Suatu "political correctness" tengah melanda suasana Natal di AS. Keadaan tersebut ditunjukkan oleh tulisan-tulisan "selamat liburan", "selamat Natal", atau "damai di bumi" yang dipajang di toko-toko. Hal ini jelas mengaburkan makna Natal yang sejati. Sebaliknya, American Tract Society (ATS) menegaskan bahwa Yesus merupakan alasan dari segenap perayaan tersebut dan kebenaran inilah yang sedang mereka perjuangkan. Fern dari ATS berkata, "Kami memiliki kartu ucapan seukuran kartu nama. Di satu sisinya tertulis, `Selamat Natal` dengan kutipan ayat, `Seorang Juru Selamat telah lahir`. Ketika Anda membaliknya, tulisan `Selamat berlibur` telah dicoret dengan tanda `no` di depannya, lengkap dengan alamat situs www.KeepMerryChristmas.com." Situs tersebut menunjukkan makna Natal yang sesungguhnya, berita Injil. Fern menambahkan bahwa dengan kartu ini, orang-orang Kristen yang sangat pemalu sekalipun dapat menjadi saksi mata dalam masa Natal ini. Kartu ini bahkan bisa disimpan dalam saku, dompet, ransel punggung, ataupun tas pinggang. Dan setiap kali Anda ingin mengucapkan `Selamat Natal`, berikan saja kartu ini dan saya jamin bahwa Roh Kudus akan segera bekerja." [Sumber: Mission Network News, Desember 2006] Pokok Doa: ---------- * Berdoalah agar orang-orang di Amerika dapat menemukan makna Natal yang sejati dan bisa sungguh-sungguh melibatkan Tuhan Yesus sebagai fokus utama dalam setiap perayaan Natal. * Natal merupakan peristiwa kedatangan Tuhan Yesus yang pertama. Ia datang untuk mewartakan kabar sukacita kepada segenap suku bangsa. Berdoalah bagi saudara-saudara kita di Amerika, termasuk seluruh orang percaya yang merayakan Natal, agar memiliki keberanian dan hikmat untuk mewartakan Kristus pada Natal kali ini. M O N G O L I A "Saya memerlukan waktu dua tahun agar merasa yakin bahwa seseorang sudah diselamatkan," ucap seorang pastor Mongolia kepada misionaris Jim dan Lianne. "Orang-orang Mongolia sudah memercayai perdukunan -- penyembahan roh pohon, air, api, dan sebagainya -- selama ratusan tahun," tulis Jim. "Penyembahan tersebut diatasnamakan dalam suatu ajaran agama sehingga menyebabkan orang Mongolia berpikir bahwa mereka dapat mengendalikan para dewa. "Banyak orang yang berpikir bahwa satu-satunya Allah, pencipta semesta alam, dapat dikendalikan dan diatur dengan cara yang sama seperti mengendalikan para dewa." Mereka bisa saja rajin datang ke gereja, bahkan memberi kesaksikan mengenai pekerjaan Tuhan dalam hidup mereka setiap Minggu. "Namun setelah dua tahun, jika Yesus tidak memberkati, mereka akan berpindah agama atau tidak beragama sama sekali," tulis Jim. "Penduduk Mongolia umumnya miskin. Mereka berpikir bahwa berkat Tuhan seharusnya dalam hal finansial atau kekayaan." Meskipun begitu, ada juga orang Mongolia yang memahami keselamatan. "Seorang wanita sangat mensyukuri anugerah keselamatan dari Allah dan dia mulai menulis lagu-lagu penyembahan," tulis Jim dan Lianne. "Misionaris di sana mengabarkan bahwa mereka sampai tidak sanggup untuk terus merekamnya karena begitu cepatnya dia menulis lagu," sambungnya lagi. "Saya telah menyaksikan salah seorang teman bersaksi kepada seorang supir taksi dengan sangat wajar, seolah bernafas saja -- sama sekali tidak merasa canggung," tulisnya. "Saya juga melihat saudara-saudari kita dalam Kristus menangis ketika menceritakan beban mereka akan orang tua, pasangan hidup, dan anak-anak yang belum bertobat. Kristus sedang mengubahkan hidup orang-orang di Mongolia!" [Sumber: New Tribes Mission, Desember 2006] Pokok Doa: ---------- * Sikap apatis penduduk lokal dalam menerima firman Allah terkadang dapat menyurutkan semangat para hamba Tuhan yang sedang memberitakan firman kepada mereka. Bawalah tim NTM yang sedang melayani di antara orang Mongolia dalam doa, * Ucapkanlah syukur kepada Bapa atas keberanian sebagian orang percaya di Mongolia untuk bersaksi tentang Yesus kepada setiap orang yang belum mengenal nama-Nya. * Berdoalah agar orang-orang percaya di Mongolia dapat mengabarkan Injil kepada sanak keluarga dan kerabat mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA PARA WANITA =========== * Banyak ibu rumah tangga yang tidak hanya mengerjakan urusan rumah tangga, tapi juga berkarier di luar. Berdoalah supaya para ibu tersebut tidak menelantarkan keluarga mereka, tapi dapat membagi waktu antara karier dan keluarga. * Ibu rumah tangga juga punya peran penting dalam membentuk generasi yang takut akan Tuhan. Doakan mereka agar menjadi ibu yang bijaksana dalam mendidik anak-anak. * Ada banyak wanita lajang yang melayani, entah sebagai misionaris ataupun sebagai hamba Tuhan. Adakalanya mereka merasa kesepian dan membutuhkan keberadaan pasangan hidup. Doakan agar Roh Kudus menjadi penghibur sejati dalam hati mereka. Berdoalah agar Tuhan berkenan menyediakan pasangan hidup bagi mereka, sebagai pendamping dalam pelayanan memberitakan firman Allah. * Doakanlah para wanita yang menjadi istri hamba Tuhan agar selalu setia mendampingi pelayanan suami mereka. * Doakan pula para janda yang menjadi ibu dari anak-anak mereka agar diberikan kesabaran, bergantung pada Allah dan berhikmat dalam membesarkan anak yang menjadi anugerah Allah. ______________________________________________________________________ SURAT ANDA >From: Deasy Natalia <deasy.natalia(at)xxxx> >Dear Bapak/Ibu Admin E-Misi, >Saya lihat berapa bulan terakhir ini doa untuk kota tidak bisa >diakses, lalu hari ini ternyata doa untuk suku juga tidak bisa >diakses. Apakah saya bisa mendapat datanya by email (terutama kota >Aceh, Papua, Kalimantan Barat, Mataram) ? karena saya memerlukannya >sebagai bahan pokok doa untuk persekutuan. Sebelumnya terima kasih >banyak. > >Best Regards >Deasy Syalom Deasy, Beberapa bulan terakhir memang kami menutup akses ke Doa Bagi Kota dan bagian-bagian yang ada kaitannya dengan lintas budaya untuk alasan keamanan. Selain itu, data-data di bagian itu juga sudah tidak cocok dengan perkembangan zaman sekarang. Akan tetapi, apabila Anda ingin mendapatkan pokok-pokok doa bagi suku, silakan isi formulir di bawah ini dan kembalikan kepada kami <staf-misi(at)sabda.org>. Kami akan mengirimkan "username" dan "password" kepada Anda untuk bisa masuk ke bagian Lintas Budaya yang terdapat di situs e-MISI. Nama Anda: Gereja Anda: Alamat Gereja Anda: Nama Pendeta Anda: Jabatan Pelayanan Anda: Alasan Anda ingin berkunjung ke halaman ini: ______________________________________________________________________ URLS Edisi Ini Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ New Tribes Mission http://www.ntm.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Lisbet, Lanny Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI ---- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi: < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |