Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/1999/5 |
|
e-JEMMi edisi No. 5 Vol. 2/1999 (5-2-1999) |
|
---------------------------------------------------------------------- Jurnal Elektronik Mingguan Misi (JEMMi) Vol.2 No.5 Pebruari 1999 ---------------------------------------------------------------------- SEKILAS ISI: o [SEPUTAR MISI] - Belgrade, Tiongkok, Ghana, Martirnya Graham Staines o [GEREJA TERANIAYA] - Dipukuli keluarga karena iman, Update on Persecution o [BADAN/SUMBER MISI] - Mission '99 ---------------------------------------------------------------------- Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org ____________________ === SEPUTAR MISI === B E L G R A D E *** Ambasador Nigeria juga seorang Ambasador Tuhan *** Cuplikan berita berikut ini disampaikan oleh Mark Albrecht dari Worldwide Evangelical Fellowship's Religious Liberty Commission, seusai percakapannya dengan Ezekiel G. Dimka, yang adalah seorang Ambasador dari negara Nigeria yang bertugas di Yugoslavia. "Setelah saya lahir baru sebagai orang Kristen, saya telah mewakili negara saya di sini, di Belgrade sejak tanggal 1 Mei 1991. Saya telah telah mewakili Nigeria sebagai seorang Diplomat di beberapa negara sejak tahun 1965. Saya pernah tinggal di Bonn, Nairobi, Ottawa, Islamabad, Canberra dan London, dan berbagai tempat lainnya lagi. Saya mulai menjabat sebagai Ambasador tahun 1984, pada waktu bertugas di Lusaka, Zambia, dan kemudian pindah ke sini di Belgrade sejak tahun 1991. Seorang Ambasador Kristen pada dasarnya berperan ganda: Ia harus berusaha untuk terbuka mengenai keKristenannya dan selain itu juga menjalin hubungan yang erat dengan bermacam-macam badan pemerintahan. Seorang Ambasador yang 'Injili', tidak selalu disambut dengan baik di suatu negara di mana gereja yang ortodoks mempunyai pengaruh yang besar. Peran utama seorang ambasador adalah diplomatis, dan karena itu ia memiliki hubungan kerja yang erat dengan kementrian luar negeri. Saya menganjurkan agar seorang ambasador menyatakan imannya secara terbuka; pejabat-pejabat pemerintah lainnya tidak harus mencontoh agamanya, tetapi setidaknya mereka akan menghormati keyakinan iman anda. Ambasador merupakan wakil dari pimpinan pemerintahan negaranya, dan selayaknya dihormati oleh negara tuan rumah. Berarti posisi ini dapat dipakai untuk memohon petisi bagi kebebasan beragama bila diperlukan. Seorang ambasador perlu memahami dan menghargai hal-hal yang sensitif dan tabu dari negara tuan rumahnya, dan karena itu membutuhkan kebijaksanaan dan pimpinan Tuhan (Yakobus 1:5). Masalah-masalah yang timbul dari konflik antara dua tugas ini dapat diselesaikan dengan mudah bila kita bersandar pada kuasa Allah melalui Roh KudusNya. Bersama dengan Tuhan, segala sesuatu bisa dilakukan! Seorang ambasador, memiliki kesempatan untuk mengadakan banyak perjalanan di negara tuan rumahnya. Karena itu, saya mempunyai banyak hubungan dengan gereja-gereja setempat, juga tentunya dengan pejabat-pejabat pemerintah setempat. Dengan demikian, saya mengetahui adanya masalah-masalah tertentu yang dihadapi oleh orang-orang Kristen di sana, dan saya bisa menggunakan hubungan diplomatis dan organisasi2 untuk menyadarkan atau meningkatkan kesadaran dunia internasional akan situasi yang ada. Sebagai orang Kristen saya sering mendapat kesempatan untuk bicara di gereja-gereja untuk memberi penghiburan pada orang-orang Kristen setempat. Saya pribadi menjadi jemaat di gereja Pantekosta di Belgrade, di mana saya menjadi pengkotbah awam di sana, dan saya mendapat undangan untuk berkotbah secara rutin dari bermacam-macam gereja di seluruh negeri, bahkan dari negara-negara tetangga. Bila kebebasan beragama di negara tersebut sangat terbatas, seorang ambasador yang Kristen seharusnya menyediakan kantornya untuk dipakai sebagai tempat berbakti, pemahaman Alkitab dan lain-lain. Menurut hukum, kantor kedutaan dan rumah tinggal ambasador berada di bawah kekuasaan negara asalnya, dan pada umumnya mendapat kekekebalan diplomatis. Contohnya, suatu persekutuan Kristen sudah memakai apartemen saya (untuk berbakti) sejak tahun 1991. Di Yugoslavia, orang-orang Kristen Injili masih sering dianggap sebagai ajaran sesat atau bahkan dihibungkan dengan ajaran setan, selalu dianggap sebagai penyebab dari terkucilnya negara ini secara politik. Beberapa gereja-gereja Injili telah diserang dan orang-orang Kristen - termasuk saya sendiri - dikecam oleh media. Saya berharap untuk tidak hanya menjadi seorang ambasador yang baik bagi negara saya, tetapi juga untuk menjadi ambasador bagi Kristus. Saya percaya bahwa kemuliaan dalam segala sesuatu adalah milik Allah. Karena Dialah, maka saya dipilih sebagai ambasador di Belgrade dalam masa-masa sulit ini. Bilamana mungkin saya akan mengusahakan kebebasan beragama di Yugoslavia, terutama bagi para kaum Injili yang mengalami tekanan. Orang-orang Kristen di negara lain perlu berdoa untuk Yugoslavia, dan perlu berkunjung ke negara ini untuk melihat sendiri kenyataan yang ada dan untuk memberi penghiburan pada orang-orang Kristen di negara ini. Alamat email saya adalah nigeria@eunet.yu ". Sumber: Mark Albrecht <MarkAlbrecht@xc.org> - FridayFax 29 Jan 1999. T I O N G K O K *** Gereja mendirikan sekolah atas permintaan pemerintah *** Aparat pemerintah di suatu kota di Tiongkok mendengar kabar akan adanya acara Natal yang diadakan di gereja yang tidak resmi, yang telah menarik banyak orang. Mereka memanggil pemimpin-pemimpin gereja tersebut dan memberitahu mereka bahwa petugas pemerintah telah memperhatikan bahwa mereka telah mengajar Alkitab tanpa menimbulkan kerusuhan politik. Dengan gembira, mereka meminta pemimpin gereja itu untuk mengajar Alkitab juga di desa-desa sekitarnya "supaya masyarakat tidak memusuhi negara". Tentu saja ia setuju dan segera menyusun program pemuridan untuk melatih 103 orang pemimpin persekutuan gereja, yang kemudian memenangkan 1.300 orang dan menjadi anggota gereja-gereja yang baru didirikan. Sumber: Advance Newsletter - Edisi Nopember 1998 http://www.brigada.org/ atau <subscribe-advance-newsletter@XC.Org> G H A N A *** Pertobatan seorang Dukun *** "Sebagai seorang dukun, John Darku sudah terbiasa menggunakan jimat dan menuang bensin ke patung Vudu, dan bahkan ia juga sudah biasa mengorbankan manusia kepada roh-roh", demikian tulis James Owusu yang bekerja untuk Africa Village Mission di Accra, Ghana. John Darku yang berusia 60 tahun, dan telah mempraktekkan Vudu dan ilmu sihir Afrika selama 39 tahun, sekarang sudah bertobat dan menjadi seorang Kristen. Setelah menyatakan imannya secara umum, ia membakar semua barang- barang Vudu dan mesbahnya. "Mungkin sulit untuk anda pahami, namun itu merupakan suatu kesaksian yang sangat kuat bagi para penduduk desa yang telah mengenal dukun ini selama bertahun-tahun. Sebagai akibatnya, banyak penduduk yang juga memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus", lapor Owusu. Sumber: James Owusu, Village Missions International. Fax (+1)-830-997-0952, E-mail vmiusa@ktc.com - Dari FridayFax 29 Jan 1999. M A R T I R N Y A G R A H A M S T A I N E S Berita besar mengenai misi selama beberapa minggu terakhir ini adalah mengenai meninggalnya misionaris dari Australia, Graham Staines. Bersama kedua orang anak laki-lakinya, ia dibakar hidup-hidup oleh sekelompok geng ketika sedang tidur di dalam mobil wagon-nya, di luar sebuah desa di negara bagian Orissa, di Timur Laut India. Satu hal yang menyolok dari kejadian ini adalah pernyataan dari Gladys Staines bahwa ia tidak memiliki rasa dendam atau sakit hati terhadap orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan tersebut, karena ia telah memaafkan mereka. Banyak berita disebarkan di Internet mengenai detil kejadian tersebut yang juga menyoroti pelayanan Evangelical Missionary Society di Orissa dan keterlibatan pelayanan Graham Staines di sana selama 30 tahun. Sumber: CMDnet 31/1/1999. ________________________ === GEREJA TERANIAYA === *** Dipukuli keluarga karena iman *** Seorang penginjil mendapati seorang wanita Kristen di negara yang ketat menjaga masuknya pengaruh-pengaruh asing. Wanita yang berusia 20 tahun ini berlumuran darah yang keluar dari kuping dan hidungnya akibat pukulan-pukulan yang dilakukan oleh keluarganya yang bukan orang percaya. Kendati ia dipukuli, wanita ini tetap beriman teguh. ** Berdoalah agar Tuhan menguatkan dan menghiburnya. ** Doakan juga agar kesaksian imannya menyentuh keluarganya dan orang-orang lain juga demi Kristus. Sumber: Advance Newsletter - Edisi Januari 1999 http://www.brigada.org/ atau <subscribe-advance-newsletter@XC.Org> *** Update on Persecution *** Edisi Januari 1999 dari "Update on Persecution" (Laporan mengenai Penganiayaan) yang dikeluarkan oleh World Evangelical Fellowship <http://www.worldevangelical.org>, kini telah tersedia. Dokumen yang memuat pembahasan topik-topik secara luas ini memuat berita-berita dari Maldives, India, Kongo, Sudan, Indonesia, Sri Langka, Pakistan, Eropa, Rusia, Israel, Laos dan Tiongkok. Untuk mendaftarkan diri anda untuk menerima dokumen ini, kirimkan pesan anda ke Kathi Graham <Religious-Liberty@xc.org>. Tahukah anda bahwa Hari Doa Internasional (IDOP) yang akan datang, akan diadakan pada tanggal 14 Nopember 1999. Sumber: CMDnet 24/1/99. _________________________ === BADAN/SUMBER MISI === *** Laporan dari Mission '99 *** Setiap tiga tahun sekali TEMA (The European Mission Association) menggadakan kongres pemuda di Eropa. Pertemuan yang terakhir diadakan pada bulan Januari tahun ini, dan yang menjadi tema kali ini adalah *Misi*. Mission '99 merupakan peristiwa unik dalam sejarah gereja- gereja Injili di Eropa. Kongres ini merupakan perayaan misi antar berbagai kultur budaya yang berbeda yang ditujukan untuk memberi visi pada para pemuda-pemudi untuk membawa Injil ke segala pelosok dunia. 7000 kawula muda (sebagian besar berusia 20 tahunan) datang menghadiri kongres ini dari 38 negara di Eropa, dan beberapa dari 21 negara di Timur Tengah, Afrika, Asia dan Amerika. Pertemuan yang berlangsung selama 4 hari ini mencapai sukes luar biasa. Sebuah laporan resmi telah dikeluarkan dan bisa didapati dengan mengirim pesan ke <BobHall@xc.org>. CMDnet 31/1/99 ___________________________ === URL/LINK Edisi ini: === mailto: The Embassy of Nigeria (in Yugoslavia) <nigeria@eunet.yu> mailto: Mark Albrecht <MarkAlbrecht@xc.org> mailto: Village Missions International <vmiusa@ktc.com> mailto: Kathi Graham <Religious-Liberty@xc.org> mailto: Bob Hall <BobHall@xc.org> mailto: Advance NewsLetter <subscribe-advance-newsletter@XC.Org> World Evangelical Fellowship < http://www.worldevangelical.org > ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Bahan-bahan disadur dengan izin dari: 1) FRIDAYFax (DAWN - Eropa), < http://www.cmd.org.nz/ > CMDNet Update (Center for Mission Direction - Selandia Baru) 2) Advance Newsletter (Brigada) < http://www.brigada.org/ > Sumber-sumber misi lain di Internet bisa anda dapatkan di: < http://www.sabda.org/Sumber/Sumber.htm Misi > ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Masalah, pertanyaan, tanggapan dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke: Rudy Kurniadi <kurry@iname.com>, atau Staf e-MISI <owner-i-kan-misi@xc.org> _I-KAN__________________________________________________________e-MISI_ 'Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"' (Yesaya 6:8)
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |