Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/49 |
|
e-JEMMi edisi No. 49 Vol. 12/2009 (14-12-2009)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL NATAL: Lagu Natal Kenang-Kenangan Bethlehem SUMBER MISI: whychristmas?com KESAKSIAN MISI: Kisah Mahal pada Hari Natal DOA BAGI MISI DUNIA: Mauritania, Pakistan DOA BAGI INDONESIA : Hari Anti Korupsi ______________________________________________________________________ WHEN TROUBLES CALL ON YOU, CALL ON GOD ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Sesaat lagi, orang-orang Kristen akan merayakan hari Natal. Berbagai persiapan untuk menyambut hari tersebut cukup menyita waktu sebagian orang Kristen sehingga membuat mereka lupa akan arti dan makna Natal yang sebenarnya. Kita cenderung merayakan Natal dengan perayaan yang hanya mementingkan hal-hal yang fana, seperti makanan dan hiburan, yang bahkan menelan biaya yang tidak sedikit. Mari kita fokuskan hati dan pikiran kita kepada Kristus dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya. Mari mengingat kembali apakah arti Natal yang sesungguhnya, mari kita siapkan diri dan hati untuk menerima kelahiran bayi Kristus di hati kita dan di hati mereka yang membutuhkan. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL NATAL LAGU NATAL KENANG-KENANGAN BETHLEHEM Letak desa Bethlehem tidak jauh dari kota Yerusalem. Sejak dahulu, desa itu menempati kedudukan yang istimewa dalam sejarah. Daud, raja terbesar pada zaman Alkitab, berasal dari Bethlehem. Beberapa abad setelah masa pemerintahan Raja Daud, Nabi Mikha menyampaikan firman Tuhan: "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala" (Mikha 5:1). Para ahli Taurat masih ingat akan nubuat itu dari masa ke masa. Ketika orang Majus datang menghadap Raja Herodes di Yerusalem, ahli-ahli Taurat menjelaskan bahwa desa Bethlehem adalah satu-satunya tempat yang paling tepat untuk mencari Raja yang baru lahir itu. Benar, Bethlehem adalah tempat kelahiran Tuhan Yesus. Di antara lagu-lagu Natal umat Kristen, ada satu lagu pilihan yang secara khusus mengingatkan kita akan desa Bethlehem. Hal ini wajar, karena lagu Natal itu diciptakan berdasarkan pengalaman pengarangnya sendiri ketika ia sedang berada di desa yang bersejarah itu. Anak yang Gembira Phillips Brooks lahir di kota Boston, negara bagian Massachusetts, pada tahun 1835. Sejak kanak-kanak, ia memunyai sifat yang ramah dan gembira, sehingga banyak orang menyukainya. Ayah ibunya tahu bila Phillips sudah bangun di pagi hari karena dari kamar Phillips mereka dapat mendengar ia menyanyi. Ayah dan ibu Brooks memberi dorongan agar anak-anak mereka menghafalkan nyanyian-nyanyian rohani. Pada hari Minggu sore, biasanya mereka mengulangi lagu-lagu yang sudah mereka hafalkan. Ketika Phillips tamat SMA, ia sudah dapat menyanyikan dua ratus nyanyian rohani di luar kepala. Pendeta yang Setia Phillips Brooks kuliah di universitas, kemudian di sekolah tinggi teologi. Ia menerima panggilan untuk menjadi hamba Tuhan. Setelah ditahbiskan pada tahun 1859, ia mulai melayani sebagai gembala sidang di kota besar Philadelphia. Setelah 10 tahun di Philadelphia, ia pindah ke sebuah gereja besar di Boston, kampung halamannya. Selama 22 tahun, ia berkhotbah setiap minggu. Jemaat membludak sampai di luar gedung. Karena itu perlu dibangun tempat kebaktian yang baru. Selama tahun-tahun itu, Pendeta Brooks beberapa kali ditawari kedudukan yang terhormat sebagai mahaguru dan pendeta mahasiswa di sebuah universitas yang besar. Namun, ia menolak tawaran-tawaran itu. Ia terus melayani sebagai gembala sidang. Dua tahun sebelum akhir hidupnya, Phillips Brooks menjadi uskup dari aliran gerejanya. Selama memegang jabatan itu, ia membina serta menggembalakan jemaat-jemaat di seluruh negara bagian Massachusetts. Pengkhotbah yang Luar Biasa Phillips Brooks adalah seorang pengkhotbah yang lain daripada yang lain. Perawakannya saja sudah cukup mengesankan: tingginya hampir 2 meter, wajahnya ganteng, matanya bercahaya. Bila sedang berkhotbah, ia berbicara dengan kecepatan rata-rata 250 kata per menit -- terlalu cepat untuk dapat dicatat, sekalipun oleh seorang sekretaris yang pandai menulis steno! Pada masa hidup Phillips Brooks, ada banyak orang Kristen Amerika yang ragu-ragu terhadap Alkitab. Tetapi, Pdt. Brooks dengan gamblang mengkhotbahkan Injil tentang kasih Allah dalam Yesus Kristus. Tidak mengherankan bila orang banyak berkerumun untuk mendengarkan khotbahnya! Hingga kini, di kota Boston masih ada patung yang melambangkan keberhasilan Phillips Brooks sebagai pengkhotbah. Di belakang patung orang yang tinggi besar itu, berdiri patung Kristus, dengan satu tangan memegang salib, dan yang lainnya memegang bahu Pdt. Brooks. Pencinta Anak-Anak Phillips Brooks melajang seumur hidupnya. Namun, ia mencintai anak-anak. Ia mendorong para anggota gereja agar mereka mendukung kegiatan sekolah minggu dan koor anak-anak. Di ruang kerjanya, di antara buku-buku kesarjanaan dan kumpulan khotbah, selalu ada beberapa boneka dan mainan. Benda-benda itu ditaruh di situ untuk putra-putri anggota gereja bila mereka mampir untuk menemuinya. Perjalanan ke Bethlehem Pada tahun 1865, Phillips Brooks meninggalkan tanah airnya selama beberapa bulan. Para anggota gerejanya membiayai perjalanannya ke beberapa negara. Salah satunya ialah negara tempat Tuhan Yesus lahir. Selama bepergian, Pendeta Brooks tidak pernah melupakan anak-anak. Ia menulis surat kepada keponakan-keponakannya, dan dengan sangat menarik menceritakan pengalamannya. Untuk lebih jelas lagi, berikut ini cuplikan dari surat Phillips Brooks yang mengisahkan pengalamannya pada malam Natal tahun 1865: "Sesudah makan siang, kami menunggang kuda dari Yerusalem ke Bethlehem. Perjalanan itu memakan waktu kira-kira 2 jam. Sebelum malam tiba, kami kembali melewati padang rumput. Kata orang, di tempat itulah para gembala itu berada pada zaman dahulu. Ada sebidang tanah yang dipagari; di dalamnya ada sebuah gua. Ketika kami lewat, ada gembala-gembala yang sedang menjaga kawanan domba, ada juga yang sedang menggiring ternaknya ke dalam kandang." Pada malam hari itu juga Pdt. Brooks kembali lagi ke desa Bethlehem. Ada sebuah gereja kuno yang konon dibangun tepat di atas tempat kelahiran Yesus. Phillips Brooks menghadiri kebaktian Natal di gereja yang bersejarah itu. Kebaktian tersebut berlangsung dari pukul 10:00 malam sampai pukul 3:00 pagi! Pada Waktu Latihan Koor Tiga tahun berlalu. Kali ini perayaan Natal juga sudah dekat. Phillips Brooks sibuk di ruang kerja di gerejanya. Di ruang kebaktian, koor anak-anak sedang berlatih untuk acara hari Minggu menjelang tanggal 25 Desember. Pendeta Brooks menyukai suasana hari Natal. Ia pernah menulis dua syair berkenaan dengan saat-saat yang penuh sukacita itu. Sejenak ia duduk mendengarkan suara anak-anak. Ia teringat akan kunjungannya ke Bethlehem 3 tahun yang lalu. Tiba-tiba ia menyisihkan Alkitab dan catatan khotbahnya. Di atas sehelai kertas kosong, ia mulai menulis -- cepat sekali. Penanya terus menari-nari di permukaan kertas sampai terbentuk sebuah syair Natal yang indah. Lalu ia segera berdiri dan berjalan menuju pintu ruang kebaktian. Orang yang sedang memimpin paduan suara anak-anak di situ adalah Lewis H. Redner. Walau ia seorang awam, dalam banyak hal, kisah hidupnya mirip dengan riwayat Pendeta Brooks. Ia lahir di Philadelphia pada tahun 1830, dan menjadi seorang makelar tanah/bangunan yang sangat sukses. Sama seperti Phillips Brooks, Lewis Redner juga melajang. Ia tinggal dengan keluarga kakak perempuannya; ia juga mencintai anak-anak. Selama 19 tahun, ia menjadi kepala sekolah minggu di gerejanya. Jumlah murid yang hadir meningkat dari 36 orang menjadi 1.000 orang lebih. Bapak Redner juga mahir di bidang musik. Ia melayani sebagai pemimpin paduan suara dan pemain orgel di empat gereja di kota Philadelphia. Kepada orang awam yang berbakat itulah Phillips Brooks memberikan kertas yang berisi syair itu. "Ini lagu Natal yang sederhana," kata pendeta yang berperawakan tinggi itu. "Apakah Pak Redner dapat mengarang musiknya?" Lewis Redner mengangguk, lalu memasukkan kertas itu ke dalam kantongnya. Karena pada hari-hari menjelang Natal itu ia teramat sibuk, kertas itu tetap berada di kantongnya dan nyaris terlupakan. Lagu dari Surga Akhirnya malam Minggu tiba. Hari berikutnya koor anak-anak akan mempersembahkan acara musik di gereja. Dalam keadaan sangat letih, Lewis Redner pergi tidur. Di tengah malam ia terbangun. Seolah-olah ia mendengar melodi sebuah lagu yang baru. Nada itu menggema dalam hatinya ... bagai melodi yang turun langsung dari surga! Ia melompat dari tempat tidurnya dan mencatat not-not yang sangat indah itu sebelum pudar dari ingatannya. Pagi-pagi benar Lewis Redner bangun. Ia melengkapi melodi baru itu dengan syair karangan Phillips Brooks -- lengkap dengan empat suara. Setelah selesai; dibawanya ke gereja. Dalam waktu singkat, ia berhasil mengajarkan lagu itu kepada koor anak-anak. Maka pada hari Minggu pagi itu untuk pertama kalinya terdengar alunan "Lagu Natal Kenang-Kenangan Bethlehem", yang kini menjadi Lagu pilihan di seluruh dunia. Lagu baru itu dicetak dalam bentuk lembaran, kemudian menjadi populer di kota Philadelphia. Entah apa sebabnya, tidak ada yang memperkenalkan lagu itu di luar kota asalnya. Bahkan ketika dimuat dalam sebuah buku nyanyian rohani pada tahun 1874, lagu Natal itu tidak banyak menarik perhatian orang. Baru beberapa tahun kemudian, sebelum Pdt. Brooks meninggal pada tahun 1893, lagu Natal karangannya itu akhirnya menjadi terkenal. Dan sebelum Bapak Redner meninggal pada tahun 1908, lagu itu sudah mulai diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Tidak lama setelah Phillips Brooks meninggal, seorang gadis berumur 5 tahun bertanya kepada ibunya, mengapa ia tidak lagi melihat temannya yang tinggi besar itu. Dengan lembut ibunya menjelaskan bahwa Pdt. Brooks sudah meninggal. Anak perempuan itu memandang ibunya dengan mata yang berkaca-kaca. "Oh, Mama," katanya, "alangkah senangnya para malaikat di surga!" Memang kepulangan seorang hamba Tuhan yang setia menimbulkan sukacita di surga. Tetapi ada juga sukacita di dunia selama suara anak-anak di seluruh dunia menyanyikan "Lagu Natal Kenang-Kenangan Bethlehem". Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kisah Nyata di Balik Lagu Pilihan Judul artikel: Lagu Natal Kenang-Kenangan Betlehem Penyusun: Andreas Sudarsono dan Doreen Widjana Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Bandung 2007 Halaman: 182 -- 188 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI whychristmas?com ==> http://www.whychristmas.com/ Situs Natal whychristmas?com adalah situs menarik yang menyediakan berbagai macam bahan dan bacaan seputar Natal. Situs yang dipenuhi oleh gambar-gambar cerah dan menarik ini memiliki empat bagian utama, yakni: Tradisi-tradisi Natal, Perayaan-perayaan Natal di Seluruh Dunia, Kisah-kisah Kelahiran Yesus, dan Aktivitas-aktivitas Seputar Natal. Situs berbahasa Inggris yang dibangun oleh James Cooper, seorang Kristen dari Britania Raya, ini merupakan salah satu situs Natal di internet yang paling sering dikunjungi sejak November 2000. Selain itu, situs yang ditujukan untuk anak-anak di seluruh dunia maupun orang-orang dewasa yang memiliki pertanyaan-pertanyaan seputar Natal ini juga tidak memiliki iklan dan murni didanai oleh donasi para pengunjungnya. Oleh karena itu, situs ini aman untuk dikunjungi seluruh keluarga. Selamat berkunjung. ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI KISAH MAHAL PADA HARI NATAL K, seorang Yordania berumur 23 tahun, bergembira pada saat menyambut mendekatnya hari Natal tahun 2002 lalu. Tahun itu merupakan Natal pertama baginya sebagai orang Kristen. K telah meninggalkan "agama lain" pada awal tahun 2002, dan Natal memberikan sesuatu yang sangat berarti baginya. Ketika dia masih seorang "agama lain", Natal hanya merupakan hari raya bagi kaum kafir. Tetapi bagi dia sekarang, Natal merupakan hari kelahiran Penyelamatnya, Anak Allah, Yesus Kristus. K bersukacita meskipun karena iman barunya dia harus membayar suatu harga: dia diasingkan oleh keluarganya, mereka menendangnya keluar dari rumah. Teman kerjanya memberitahukan kepada bos K bahwa dia sudah bukan seorang "agama lain". Hasilnya, K dipecat dari pekerjaannya dan bahkan dia menghadapi waktu-waktu sulit pada saat hari Natal sudah akan mendekat. Pada suatu sore di musim dingin, K dan seorang temannya mengendarai mobil dari Amman, Yordania, ke desanya K. Hujan rintik-rintik membasahi kaca depan mobilnya pada saat dua orang bersahabat ini berbicara mengenai teman-teman, keluarga, dan hadiah-hadiah. Sekitar 20 menit di perjalanan, percakapan mereka tiba-tiba terhenti ketika sebuah mobil mendahului mobil mereka. Ketika mobil tersebut melewati mereka, K melihat dua orang penembak duduk di kursi belakang. Dia terkejut pada saat mereka mulai menembaki mobilnya. Ajaibnya, K dan temannya dapat lolos tanpa terluka, tetapi mereka akhirnya menemukan 12 lubang di badan mobilnya akibat terjangan peluru. "Kami tahu Tuhanlah yang menolong, bukan kehebatan kita mengendarai mobil yang melepaskan kita dari bahaya." K telah mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan seperti kucing-kucingan sejak percobaan penembakan yang dilakukan terhadapnya pada hari Natal itu. Salah satu peristiwa yang baru saja menimpanya, yang terjadi pada pertengahan tahun ini, adalah pada saat K sedang berjalan-jalan di desanya. Sebuah taksi mengejar dan menabraknya, dan dia jatuh di trotoar. Setelah itu taksi tersebut melindas tangan kiri K. K pingsan; ia tersadar di rumah sakit dan menemui tangan kirinya patah akibat peristiwa tersebut. K sadar bahwa keluarganya ada di balik beberapa penyerangan yang hampir merenggut nyawanya. Seorang teman mendorongnya untuk bertemu dengan ayahnya, jadi K menghubungi keluarganya dan mengatur pertemuan pada malam hari. Pada saat makan malam bersama, K meminta agar ayahnya menjelaskan kenapa dia melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. "Jika kamu terus berjalan di dalam kekristenan, aku akan bersiap untuk membunuhmu!" teriak ayah K. "Kamu bukan anakku jika kamu tidak kembali ke `agama lain!`" "Kamu bukan seorang ayah yang mengasihi jika kamu mencoba membunuhku," kata K. K meninggalkan keluarganya malam itu, menyadari bahwa akan ada percobaan pembunuhan lagi terhadap dirinya. Sekarang dia sedang bersembunyi; tidak bekerja dan tinggal dengan seorang teman. Dia menolak untuk meninggalkan iman Kristennya. "Selagi aku hidup, aku tidak akan menolak Yesus, karena akhirnya aku menemukan kedamaian di dalam dasar jiwaku." "Bagaimana aku dapat meninggalkan Seseorang yang telah memberikanku kedamaian?" K mengatakan dia ingin mengetahui lebih dalam mengenai Kristus, dan dia ingin menginjili orang-orang dari "agama lain". "Banyak orang Kristen takut untuk bersaksi mengenai Yesus kepada orang-orang beragama lain, tetapi aku mengasihi mereka dan aku tidak takut, karena Tuhanlah yang menciptakan mereka." Dia berkata hatinya dibesarkan dengan cerita-cerita penganiayaan Paulus dan Stefanus. "Seperti Paulus dan Stefanus, aku juga mengalami penganiayaan, dan setiap kali aku menghadapai penganiayaan, Yesus selalu menolongku." K mengatakan bahwa pada masa-masa sulitnya, dia selalu mengingat ayat favoritnya di Alkitab, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11:28). Semoga saudara dari Yordania yang seiman dengan kita ini disegarkan oleh Roh Allah dan dikuatkan melalui doa-doa keluarga Kristennya di seluruh dunia. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November -- Desember 2003 Judul asli artikel: Kisah Mahal di Hari Natal Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 8 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA M A U R I T A N I A Chris (39 tahun), seorang pekerja bantuan Kristen berkebangsaan Amerika yang tinggal di Mauritania, ditembak dan terbunuh pada 23 Juni di ibu kota Mauritania, Nouakchott. Dua hari kemudian, TV Aljazerah menerima pernyataan lewat audio dari kelompok tertentu yang menyatakan bahwa dua laskar mereka, pada hari Selasa pagi pukul 08.00, berhasil membunuh seorang kafir Amerika, Chris. Chris bekerja bagi sebuah organisasi nonpemerintah di Mauritania yang memberi pelatihan dan memperlengkapi mantan narapidana dengan berbagai pengetahuan untuk bisa kembali ke masyarakat. Ia juga mengawasi sebuah program pinjaman mikro yang membantu perkembangan usaha kecil. Ia, istrinya, dan keempat anaknya telah tinggal di Mauritania selama 7 tahun lebih. Lebih dari 100 orang menghadiri ibadah kematiannya di Cleveland, Tennessee, tempat ia dibesarkan. Di ibadah itu, ayahnya berkata, "Pengharapan terbesar keluarga kami adalah Chris tidak akan mati sia-sia, tetapi melalui kematian jasmaninya, ribuan orang akan terus ditantang untuk bergabung dengannya dalam membagikan kasih Allah." Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November - Desember 2009 Judul asli artikel: Mauritania: Pekerja Organisasi Bantuan Kristen Dibunuh Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 11 Pokok doa: * Doakan keluarga Chris, agar Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan, serta agar mereka tetap setia dalam melayani Tuhan. * Berdoa bagi para pekerja asing di Mauritania, agar Tuhan terus menguatkan mereka dan melindungi mereka selama bertugas dan melayani di Mauritania. P A K I S T A N Orang-orang Kristen di desa Bahmaniwala di Punjab, Pakistan, diserang oleh orang-orang agama lain pada 30 Juni setelah seorang Kristen difitnah menghujat agama lain. Pada 29 Juni, ketika S (38 tahun) dan putranya sedang dalam perjalanan pulang dengan traktornya, mereka meminta seorang dari agama lain dan keponakannya (yang dilaporkan sedang mabuk) untuk memindahkan sepeda motor mereka yang menghalangi jalan. Hal ini membuat mereka marah. Karena merasa diperintah oleh orang kafir, 2 orang pria itu menarik S turun dan memukulinya. Kemudian sore harinya sekelompok orang agama lain berjumlah sekitar 20 orang menyerang keluarga S dan merusak rumahnya. Traktornya hancur dan saudara-saudaranya mengalami luka bacok yang serius. Pria agama lain itu lalu melapor pada polisi setempat dan mengatakan fitnah kepada pemimpin agama setempat, bahwa S telah melakukan penghujatan. Keesokan harinya, seorang pemimpin agama lain menggunakan alat pengeras suara menyerukan orang-orang agama lain untuk menyerang orang-orang Kriaten. Sore itu, lebih dari 500 orang agama lain, melucuti dan merusak lebih dari seratus rumah orang Kristen, membakar kendaraan, dan menyerang orang Kristen. Listrik dan air juga diputus. Lusinan orang Kristen terluka, termasuk wanita dan anak-anak yang dilaporkan disiram dengan air keras. Salah seorang wanita hamil yang dipukul, mengalami keguguran. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November -- Desember 2009 Judul asli artikel: Pakistan: Gerombolan "Agama Lain" Menyerang Orang Kristen Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 11 Pokok doa: * Berdoa bagi para korban kekerasan di Pakistan, agar Tuhan menyembuhkan dan memulihkan keadaan mereka dari trauma yang dialami. Doakan juga agar Tuhan memberi penghiburan kepada mereka. * Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada orang percaya di Paskistan dalam menghadapi tekanan yang dengan sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Kiranya Tuhan memberikan hati yang penuh pengampunan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA HARI ANTI KORUPSI Unjuk rasa yang berlangsung serentak di sejumlah kota di Indonesia untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia, Rabu (9/12), berlangsung relatif damai. Hal ini menggambarkan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya memberantas korupsi. Secara substansial, kejahatan korupsi telah menyengsarakan masyarakat Indonesia. POKOK DOA: 1. Mengucap syukur karena isu akan adanya aksi demonstrasi besar-besaran yang dikhawatirkan berujung pada kericuhan tidak terjadi, dan demonstrasi berlangsung dengan aman. 2. Doakan agar Hari Anti Korupsi Sedunia tahun ini dapat membawa dampak positif bagi warga negara Indonesia, sehingga dapat bekerja dengan lebih baik dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, seperti kejahatan korupsi. 3. Doakan juga upaya pemerintah dalam memberantas kasus korupsi di Indonesia, agar Tuhan memberi kesadaran, hikmat, dan keberanian sehingga mereka dapat mengambil tindakan yang benar. 4. Berdoa agar setiap masyarakat Indonesia dapat menopang kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi dan dapat bersikap tegas serta tidak memberikan kesempatan kepada siapa pun melanggar hukum yang berlaku. 5. Doakan agar pemerintah berani menindak tegas setiap mereka yang melakukan korupsi dan tidak terpengaruh oleh imbalan yang akan diberikan. Sebaliknya, mereka memiliki hati yang takut akan Tuhan. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |