Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2003/49 |
|
e-JEMMi edisi No. 49 Vol. 6/2003 (10-12-2003)
|
|
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=* Jurnal Elektronik Mingguan Misi (JEMMi) Desember 2003, Vol.6 No.49 *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=* SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Kesaksian Misi] : Tukang Pos yang Menyelamatkan Natal o [Profil/Sumber Misi] : Blessings International, The Gideons International o [Doa Bagi Misi Dunia]: Rusia, Amerika Serikat, India o [Doa Bagi Indonesia] : Sekolah Pelatihan Penyiapan Penuai o [Surat Anda] : Terima kasih atas Responnya o [URLs Edisi Ini] *********************************************************************** Anda diijinkan mengutip/mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia). Thanks. *********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Salam sejahtera. Kita telah memasuki minggu kedua di bulan Desember. Pasti di antara Anda sudah ada yang mengikuti ibadah ataupun merayakan Natal. Fakta terbesar yang kita pelajari saat Natal adalah MEMBERI. Dibalik kisah tentang kelahiran Yesus, kita bisa melihat bagaimana kasih Allah yang sangat luar biasa besarnya bagi kita semua, manusia yang berdosa. Dia rela mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Bagaimana kita bisa belajar dari Bapa yang secara tulus mau memberi ini? Saat kita meninjau hidup pribadi kita masing-masing, apakah kita sudah bersedia memberi dengan tulus? Apakah kita masih suka pilih-pilih orang yang akan kita beri? apakah kita masih menganggap bahwa memang sudah menjadi kewajiban orang Kristen untuk memberi? apakah kita sudah memberi segala sesuatu yang telah Allah percayakan kepada kita kepada mereka yang membutuhkan, sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah? atau apakah kita di bulan Natal ini sedang mengharapkan pemberian dari orang-orang lain sebagai balas jasa? apakah kita sudah memberi dengan perasaan sukacita? Oleh karena itu, saat kita merayakan Natal -- saat dimana keinginan untuk memberi dan saling berbagi berada di puncak tertinggi -- kita sekaligus bisa mengevaluasi kegiatan memberi yang biasa kita lakukan. Mari kita gunakan semangat dan kegembiraan Natal ini untuk bisa memberi dengan sukacita. Redaksi e-JEMMi ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ KESAKSIAN MISI ~~ TUKANG POS YANG MENYELAMATKAN NATAL =================================== Malam Natal adalah peristiwa meriah di rumah Schow di Cardston, Alberta, Kanada. Tradisi sungguh-sungguh terasa ketika kedelapan anaknya yang berusia 3 sampi 16 tahun mondar-mandir untuk membantu ibu mereka, Ingeborg, dalam persiapan masa Natal. Ibuku, Ruth baru berumur 8 tahun pada saat itu. Tetapi, ia masih ingat kejadian itu sampai saat ini. Biasanya, Natal selalu dilengkapi dengan Schow Danish fudge dan toffee. Schow Danish fudge adalah sejenis permen coklat yang lunak dari Denmark dan dibuat oleh keluarga Schow, sedangkan toffee adalah sejenis permen yang dibuat dari gula dan mentega. Toffe terbuat dari permen yang lentur dan bisa ditarik. Di tengah-tengah kegembiraan, tiba-tiba pintu belakang terbuka dengan suara keras. Angin yang sangat dingin berhembus masuk dan salju pun menyerbu ke dalam dapur yang nyaman. Sidney, 15 tahun, baru saja kembali dari tugasnya yakni mengantar koran. Ia sangat kedinginan dan akhirnya ia merasa senang karena berada di kehangatan rumah keluarga. Rex mengangkut arang dan kayu yang terakhir ke dalam rumah supaya tungku keluarga tetap menyala sepanjang malam. Tungku kami terbuat dari besi tuang. Musim salju 1927 adalah musim salju yang paling dingin yang pernah terjadi di kota kecil ini. Depresi membuat keluarga-keluarga berjuang untuk menghemat dan pandai menggunakan akal. Keluarga Schow memiliki beberapa ekor sapi dan ayam. Ini bisa membantu keluarga Schow untuk menyediakan susu, telur, krim, dan mentega. Persediaan makanan pun bisa tersedia bagi mereka. George Schow adalah orang yang mempunyai bakat sebagai tukang kayu. Bahkan, ia bisa membuat perasan keju dari bahan kayu sehingga keluarganya dapat membuat keju untuk keperluan sendiri. Pada senja hari, anak-anak berkumpul di sekeliling piano untuk menyanyikan lagu-lagu Natal. Mereka menantikan kedatangan ayah mereka, George, dari tempat kerjanya sambil memperhatikan jalannya waktu. Ayah mereka adalah seorang tukang pos yang bertugas mengantar surat-surat ke banyak kelompok kecil masyarakat di sekitar Cardston, misalnya Leavitt, Mountain View, Glenwood, dan Hillspring. Tetapi, George akan pulang cepat karena ini adalah malam Natal. Ia selalu memasang pohon Natal bila ia sampai di rumah. Untuk mempersiapkan Natal, anak-anak telah merangkai pop-corn dalam jumlah banyak dan menggunting bintang-bintang kecil yang indah terbuat dari kertas untuk digantung di pohon. Mereka membantu ibu mereka untuk memasang lilin-lilin berwarna yang indah di jepitan pohon. Lilin-lilin itu siap untuk dipasang di dahan-dahan yang kuat. Sesuai harapan, George pulang lebih awal dari pekerjaannya. Ia merasa senang telah selesai mengantarkan surat-surat pada hari itu. Ia lelah dan begitu kedinginan sehingga seluruh badannya terasa sakit. Tetapi, cinta yang meluap-luap dari keluarganya segera menghangatkan tubuh dan jiwanya. Betapa ia mencintai Natal! Dengan bantuan Sidney dan Rex, ia segera memaku papan-papan silang ke dasar pohon secara hati-hati. Kemudian, mereka mendirikannya di ruang keluarga. Tanpa hiasan pun, pohon itu kelihatan bagus sekali! Ketika anak-anak menghias pohon, George diam-diam menggiring istrinya ke dapur untuk menjauhi hiruk-pikuk kegembiraan. Kelihatannya, George dalam kesukaran. Ia berbagi cerita dengan Ingeborg tentang peristiwa-peristiwa terakhir yang terjadi ketika ia bekerja pada hari itu. Ketika sedang menuju ke rumah, ia diberitahu tentang kereta api malam yang mengantar sepuluh peti barang antaran ke stasiun. Semua peti itu ditujukan untuk satu keluarga yang tinggal di Hillspring. Namun, karena hari sudah malam dan hampir gelap, pengantaran peti itu harus ditunda sampai sehari sesudah Natal. Jarak tempuh ke Hillspring memang sangat jauh, terutama pada saat badai salju sedang berlangsung. Kepala rumah tangga keluarga yang sedang menunggu kiriman itu adalah Mr. Jeppson. Selama satu minggu, setiap hari Mr. Jeppson pergi ke stasiun untuk mencari tahu apakah ada paket yang tiba dari keluarga mereka di Amerikat Serikat. George tahu bahwa keluarga ini mempunyai beberapa anak dan sedang mengalami masa yang sulit. Untuk yang terakhir kali, Mr. Jeppson datang kembali ke stasiun pada Malam Natal. Ia putus asa dan terus mencari tahu tentang peti-peti itu. Ia pulang dengan tangan hampa dan sangat sedih. Rupanya, keluarga Jeppson menulis ke sanak-saudara mereka agar mereka mengirim apa pun untuk Natal. Barangkali, kirimannya bisa berupa selimut kain tua yang sudah usang untuk menghangatkan mereka atau sedikit uang untuk membeli arang. George dan Ingeborg adalah orang yang taat pada agama dan mereka mempunyai iman yang besar. Mereka berlutut dan berdoa dengan tenang untuk hal itu. Sesudah berdoa, mereka saling memandang dan mereka tahu apa yang harus dilakukan. Peti-peti itu harus diantarkan malam itu juga! Tetapi, Ingeborg mempunyai sebuah permintaan. George harus membawa Sidney, putra mereka yang tertua. George hanya dapat melihat dengan satu mata karena suatu peristiwa yang diderita pada awal hidup perkawinan mereka. Dengan penglihatannya yang terbatas, pengantaran di siang hari tidak menjadi masalah. Tetapi, daya tangkap di malam hari merupakan suatu tantangan yang sangat berat baginya, terutama dalam keadaan badai salju. George memanggil Sidney dan ia menerangkan situasi yang terjadi. Sidney tidak ragu-ragu sedikit pun. Ketika mereka bersiap-siap untuk pergi, anak-anak yang lain diberi tahu tentang perjalanan itu. Mereka membantu menyiapkan beberapa hal, misalnya membuat sandwich dan mengisi termos-termos. Anak-anak yang kecil mengisi kantong ayah mereka dengan kacang dan permen yang bisa mereka makan selama perjalanan. Secara diam-diam, semua anggota keluarga khawatir karena mereka akan terpisah pada waktu Natal. Setelah kereta salju dipasang, keluarga itu berkumpul untuk berdoa. Dengan iman yang besar, mereka melihat kereta salju itu menghilang secara cepat di malam yang bersalju. Dalam sekejap mata, George dan Sidney tiba di stasiun. Mereka mengangkut peti itu dan berangkat ke Hillspring. Mereka meletakkan tungku panas di bawah kaki agar badan mereka hangat. Selain itu, mereka memakai selendang untuk membungkus sekeliling wajah mereka. Mereka pun menghadapi badai salju di Malam Natal itu. Ketika badai salju mengamuk, anak-anak di rumah menggantung kaos kaki mereka. Kemudian, mereka menyampaikan doa-doa mereka dan bergegas ke tempat tidur. Mereka berharap bisa bertemu ayah dan kakak mereka pada pagi dini hari di hari Natal. Sementara itu, perjalanan kereta salju terus berlanjut dan menembus malam. Mereka membutuhkan waktu 8 jam perjalanan untuk mencapai rumah keluarga Jeppson. Selama perjalanan, mereka sering merasakan pengawalan khusus dan perasaan damai menyelimuti perjalanan itu. Mereka percaya bisa mencapai tujuan dengan selamat. Akhirnya, mereka lega karena bisa melihat cahaya di rumah keluarga Jeppson. George mengetuk pintu pelan-pelan pada dini hari di pagi Natal. Ia tidak kelihatan baik karena salju telah mengubah napasnya seperti es. Ini membuat bunga-bunga es beku menggantung pada selendang di sekeliling wajahnya. Ketika istri Mr. Jeppson membuka pintu, ia menjerit karena melihat penampilan George yang mengejutkannya. George menerangkan tujuan kedatangannya dan peti- peti itu dibawa masuk ke rumah. Melihat situasi rumah yang kosong, pasti keluarga Jeppson tidak akan merayakan Natal tanpa kedatangan peti-peti itu. Mata Bu Jeppson bercahaya ketika mereka mengeluarkan selimut-selimut baru, sarung tangan, sepatu, mantel, dan pakaian- pakaian lain untuk anak-anak. Selain itu, mereka juga mendapat ham dan bacon, buah-buahan, selai, dan segala macam permen. Mereka mengeluarkan terigu dan gula, kacang, dan bumbu-bumbu, bahkan boneka-boneka kecil untuk anak-anak. Di dalam paket kiriman juga disertakan surat kecil. Surat itu berisi informasi kepada keluarga Jeppson bahwa penduduk di sekeliling lembah telah mengadakan bazar untuk menyumbangkan semua barang kepada keluarga itu. Mereka mengajukan permintaan sederhana yakni selimut-selimut tua itu bisa berubah menjadi bantuan dan cinta yang melimpah dari ratusan orang yang peduli. George dan Sidney meninggalkan keluarga Jeppson yang sangat berbahagia. Mereka berterima kasih sedalam-dalamnya dan memulai perjalanan panjang untuk pulang ke rumah. Mereka berangkat dengan tungku yang hangat di kaki mereka dan beban yang ringan di kereta salju mereka. Ketika matahari terbit di atas rumah keluarga Schow, anak-anak bergegas memeriksa kaos kaki mereka. Mereka juga ingin melihat apakah ayah dan kakak mereka sudah pulang. Anak-anak terus mengawasi jendela sambil menunggu kembalinya ayah dan kakak mereka. Akhirnya, tepat sesudah makan siang, Paul melihat kereta salju yang tidak asing lagi dan semua lari menyongsong kedatangan George dan Sidney. Dalam keadaan lelah tetapi bahagia, George dan Sidney terhuyung-huyung masuk ke dalam rumah dan mereka semua saling berpelukan. Keduanya bercerita tentang keluarga Jeppson dan betapa pentingnya isi peti-peti itu bagi keluarga Jeppson. Mereka membutuhkannya tidak hanya untuk Natal, tetapi juga untuk kelangsungan hidup mereka selama musim dingin. Selain itu, George dan Sydney juga bercerita tentang perlindungan dan pengawalan yang diberikan oleh Tuhan sepanjang perjalanan. Air mata cinta dan terima kasih memenuhi mata George ketika ia memeluk keluarganya erat-erat. Mereka betul-betul diberkati. George mencoba membayangkan kembali kebahagiaan yang dialami oleh keluarga Jeppson pada hari Natal itu. "Pengiriman paket khusus" yang menjadi mujizat Natal ini tak akan pernah dilupakan oleh keluarga Jeppson maupun keluarga Schow. Sumber: Judul Buku : The Magic of Christmas Miracles (Koleksi Kisah Nyata Terbaru yang Sangat Memberikan Inspirasi) Judul Artikel: Tukang Pos yang Menyelamatkan Natal Penulis : Gayla Woolf Holt Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2002 Halaman : 77 - 83 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ BLESSINGS INTERNATIONAL ==> http://www.blessing.org/ Organisasi "Blessings International" melayani klinik dan rumah sakit di 130 negara berkembang dengan mengirimkan obat-obatan dan peralatan rumah sakit. Pelayanan utama "Blessing International" yang menggunakan sarana kapal ini adalah mendukung tim medis jangka pendek yang mengantarkan obat-obatan dari "Blessing International" ke negara-negara yang menjadi tujuan dari pelayanan ini. Tujuan dari pelayanan "Blessings International" adalah menyediakan vitamin dan obat-obatan bagi para pasien yang membutuhkan di klinik dan rumah sakit di negara-negara berkembang dan memberikan pengharapan bagi anak-anak dan orang dewasa yang hidup dalam kemiskinan. Berdoa agar melalui pelayanan ini banyak penduduk yang dilayani mempunyai kesempatan untuk mengenal kasih Allah. THE GIDEONS INTERNATIONAL ==> http://www.gideons.org/ Salah satu bentuk pelayanan organisasi "The Gideons International" adalah membagikan Alkitab dalam Perjanjian Baru secara gratis di hotel-hotel, sekolah-sekolah, rumah sakit, penjara-penjara, dan tempat-tempat lain yang biasa dituju/dikunjungi banyak orang. Organisasi ini telah melakukan pelayanan di 175 negara. Setiap tahunnya lebih dari 1 juta copy Alkitab dibagikan kepada banyak orang di banyak tempat. Tidak terhitung jumlah jiwa yang telah diubahkan, mengalami transformasi hidup, dan hidupnya terberkati melalui Alkitab-alkitab yang diletakkan oleh para pekerja The Gideons di berbagai tempat tersebut. Btw, mungkin hal ini bisa memberi kita ide untuk memberikan hadiah Alkitab kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkannya. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ R U S I A Sebuah badan misi sedang bekerja melayani untuk memberitakan Injil kepada anak-anak Rusia yang termasuk dalam kelompok orang terabaikan. Menurut Slavic Gospel Association (SGA), anak-anak itu menjadi alasan bagi SGA untuk membuat sebuah proyek Natal khusus dengan nama Immanuel's Child. Melalui proyek ini, gereja-gereja lokal bekerja sama dengan gereja-gereja di Rusia untuk memberikan harapan kepada anak-anak miskin ini. Perwakilan SGA mengatakan, "Hadiah-hadiah ini menarik anak-anak untuk ikut beribadah di gereja. Kesempatan itu kami gunakan untuk memberitakan Injil. Gereja-gereja bisa mendata nama-nama dan keluarga mereka. Lalu gereja-gereja ini bisa memulai suatu sistem follow-up selama setahun ke depan dimana anak-anak tersebut dilibatkan dalam setiap program yang diadakan. Anak-anak ini diundang Sekolah Minggu dan banyak dari anak-anak ini yang memberikan respon. Anak-anak yang merespon dimuridkan dan dimantapkan dasar keyakinan mereka." Perwakilan ini juga mengatakan bahwa pelayanan outreach kepada anak-anak ini diharapkan semakin berkembang. "Injil semakin maju diberitakan, dan melayani anak-anak ini merupakan salah satu cara efektif bagi gereja-gereja untuk menjangkau Rusia. Kami percaya bahwa Allah telah membangkitkan generasi anak-anak ini untuk mempunyai kerinduan mendengar Firman- Nya." Sumber: Mission Network News, January 20th, 2003 * Doakan pelayanan Slavic Gospel Association dalam menjangkau anak- anak terabaikan di Rusia. Doakan agar Allah memberikan hikmat dan bijaksana bagi organisasi ini untuk mencari sarana-sarana yang efektif untuk melaksanakan misi penginjilan mereka. * Berdoa untuk anak-anak yang dilayani Slavic Gospel Association agar benih-benih yang tertanam dalam hati mereka bisa tumbuh subur seiring dengan pertambahan usia mereka. Mereka bisa menjadi saksi- saksi Kristus yang dapat memenangkan keluarganya. A M E R I K A S E R I K A T Para penghuni penjara menerima pernyataan kasih dari umat Kristen di Amerika Serikat. Wakil dari Crossroad Bible Institute (CBI) mengatakan bahwa program CBI untuk "Christmas Send A Card" (Mengirimkan Satu Kartu Natal) telah meraih sukses besar. "Kami menerima 11.800 kartu yang dapat kami kirimkan kepada para narapidana. Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada kelompok-kelompok studi Alkitab, kelas-kelas Sekolah Minggu, keluarga, tetangga, dan segenap gereja yang telah turut berpartisipasi dalam program ini. Para narapidana juga sangat bersukacita dengan kartu-kartu tersebut." CBI telah mensuplai materi-materi kursus korespondensi Alkitab kepada ribuan narapidana setiap tahunnya. Perwakilan CBI juga mengatakan bahwa para napi membutuhkan dukungan. Oleh karena itulah, CBI ingin terus melanjutkan program pengiriman kartu ini. "Pada musim semi ini, kami merencanakan untuk bekerja sama dengan Prison Fellowship. Kami akan mengadakan program kartu Paskah. Setiap orang yang berpartisipasi bisa menandatangani kartu-kartu yang dikirimkan, memasukkannya ke dalam amplop, dan mengirimkannya ke CBI." Sumber: Mission Network News, February 6th, 2003 * Bersyukur atas kartu-kartu Natal yang telah terkirim bagi para narapidana ini. Berdoa agar melalui kartu-kartu ini, para napi bisa merasakan perhatian dan kasih Allah dalam hidup mereka. * Doakan supaya para napi bisa diubahkan hidupnya sehingga saat dibebaskan nanti, mereka tidak mengulangi perbuatan jahat mereka lagi. I N D I A Indian Bible School tengah bersiap-siap untuk meluluskan para muridnya. Semenjak didirikan 25 tahun yang lalu, sekolah Alkitab Hope Givers International di India Utara telah siap-siap untuk meluluskan salah satu kelas terbesarnya pada bulan Februari lalu. Perwakilan dari Bible Pathway Ministries mengatakan bahwa Hope Givers International yang juga merupakan 'saudara pelayanannya' saat ini sedang melakukan persiapan untuk mengutus 2000 pendeta baru menuju ke ladang pelayanan. "Kami mengutus para lulusan baru ini dan membekali mereka dengan Alkitab "Best of Bible Pathway", versi King James, yang baru saja diterbitkan sebagi hadiah kelulusan mereka. Alkitab ini akan mereka bawa ke mana pun mereka pergi." "Kemungkinan besar mereka (lulusan baru ini) akan pergi melayani di Delhi bulan Desember nanti. Dengan demikian mereka bisa melayani di sana saat Natal dirayakan. Sungguh merupakan suatu sukacita saat mengetahui bahwa Kabar Baik akan segera tiba di Delhi. Alkitab ini dibawa dan diberikan oleh para pendeta baru yang juga akan mulai merintis berdirinya gereja-gereja baru serta menceritakan kepada banyak orang tentang kisah Natal." Sumber: Mission Network News, November 6th, 2003 * Bersyukur atas 2000 lulusan baru yang telah siap diutus untuk melayani di India. Berdoa agar Allah terus memantapkan kerinduan pelayanan mereka dan membekali mereka dengan kasih pelayanan yang tulus. * Doakan untuk pelayanan baru yang akan mereka rintis di India. Berdoa supaya mereka bisa menjalin relasi dengan para penduduk yang membuka kesempatan untuk merintis berdirinya gereja-gereja baru di wilayah ini. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ Info dari SP3 (Sekolah Pelatihan Penyiapan Penuai) -------------------------------------------------- SP3 (Sekolah Pelatihan Penyiapan Penuai) adalah sekolah pelatihan yang dikhususkan bagi setiap orang yang mempunyai kerinduan untuk menjadi penuai jiwa-jiwa. Sampai saat ini SP3 yang ada di Bandung ini sudah memasuki tahun ke-5. Pelatihan di SP3 dilaksanakan di Lembang Bandung dengan penyampaian materi di kelas selama 4 bulan. Setelah itu diadakan pengutusan yang akan mengirim para peserta pelatihan ke suku-suku yang terabaikan di seluruh Indonesia. Pada tanggal 13 Desember 2003 akan diadakan seleksi SP3 secara serentak di seluruh Indonesia. Pokok Doa --------- * Berdoa untuk seleksi SP3 angkatan VI pada 13 Desember 2003 yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia agar dapat berjalan dengan baik. * Berdoa supaya Allah terus menguatkan hati dan komitmen para peserta pelatihan SP3 angkatan VI untuk melayani ke wilayah- wilayah yang sama sekali baru bagi mereka. Doakan agar mereka semakin jelas melihat panggilah Allah bagi hidup mereka. * Doakan untuk program pendidikan dan pelatihan yang akan dimulai bulan Februari 2004 supaya dapat diikuti banyak orang Kristen yang rindu untuk melayani suku-suku terabaikan di Indonesia. [Kiriman dari: Irfan] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ SURAT ANDA ~~ Dari: "Tarja Sumantri" <h-t.sumantri@> >Hallo Redaksi e-Misi! >Terima kasih untuk respon positipnya. Mari kita terus bekerja >"selama hari masih siang" untuk Dia yang telah bekerja sampai mati >dan bangkit untuk kita. Indonesia penuh kemulian Kristus Yesus. >Salam, Hendry Sumantri Redaksi: Kami setuju dengan ajakan Anda. Kami dan juga Anda akan semakin giat bekerja dengan setiap pelayanan yang telah dipercayakan kepada kita masing-masing demi kemuliaan nama-nya. Selamat melayani! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ URLS Edisi Ini ~~ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ * What in the World http://www.cmd.org.nz/what/ _____________________________ DISCLAIMER ____________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari macam-macam pihak. Copyright(c) 2003 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |