Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/47

e-JEMMi edisi No. 47 Vol. 13/2010 (23-11-2010)

Bagaimana Melatih Para Pekerja

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Bagaimana Melatih Para Pekerja Awam
SUMBER MISI: Experience Mission (EM)
DOA BAGI MISI DUNIA: India, Bangladesh
DOA BAGI INDONESIA: Korban Tsunami Mentawai

______________________________________________________________________

       GOD ALWAYS GIVES US WHAT WE ASK FOR OR SOMETHING BETTER
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Masih dengan tema bulan Agustus, yaitu Melatih Pekerja Awam, edisi
  e-JEMMi minggu ini mengupas lebih luas bagaimana cara melatih para
  pekerja awam.

  Cara yang ideal melatih pekerja awam dalam pelayanan apa pun
  haruslah dimulai dengan doa, karena Kristuslah yang memanggil dan
  mengirim para pekerja tersebut. Perencanaan bertahap yang
  terperinci dan terkoordinasi akan menolong para pekerja awam belajar
  sedikit demi sedikit tugas-tugasnya sampai dia bisa memegang
  tanggung jawab penuh.

  Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

  Redaksi Tamu e-JEMMi,
  Yonathan Sigit
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/
  http://misi.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                 BAGAIMANA MELATIH PARA PEKERJA AWAM

  Latihan untuk pekerja awam harus bertumpu pada doa. Pekerjaan ini
  haruslah merupakan pekerjaan rohani dengan Tuhan yang empunya tuaian
  sebagai Pemimpinnya.

  Kalau Allah yang memimpin, berlaku suatu kemerdekaan yang kudus.
  Tidak ada yang membosankan. Kehadiran-Nya membawa kepenuhan
  sukacita. Di bawah pimpinan-Nya, laki-laki dan perempuan yang semula
  tidak diketahui bakatnya, berkembang menjadi saksi-saksi Injil,
  utusan Injil, pendeta, dan guru.

  Oleh karena itu, setiap orang harus memunyai dasar berdoa yang kuat.
  " ... mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian agar mengirimkan
  lebih banyak pekerja" (Lukas 10:2). Setiap orang harus mengajak
  orang lain untuk berdoa bersama. Sementara Allah memimpin, mereka
  mempersiapkan diri untuk mengambil langkah iman yang pertama, maka
  kursus latihan yang pertama diumumkan.

  Mereka harus berusaha agar semua orang percaya di daerah itu
  mengetahui proyek ini, mengerti tujuannya, dan apa saja yang dapat
  dicapai. Untuk mendapatkan kerja sama sepenuhnya dari semua pihak,
  penting bahwa sekolah itu merupakan suatu usaha proyek kerja sama
  para utusan Injil dan pimpinan setempat.

  Sejak mula-mula perlu dipilih sebuah tempat pertemuan yang sesuai.
  Jika ada sebuah gedung gereja setempat, tentu tempat ini dapat
  dipakai atau mungkin sebuah rumah atau gudang kosong. Jika cuaca
  mengizinkan, beberapa kelas dapat diadakan di bawah pohon-pohon yang
  rindang.

  Administrasi sekolah dapat dikerjakan secara sederhana atau pun
  secara rumit tergantung dari keadaan. Susunan staf yang disebut di
  bawah ini sangat penting, walaupun seorang dapat merangkap dua atau
  lebih jabatan, jika sekolah itu kecil.

  1. Seorang direktur yang menjalankan sekolah itu membagikan
     tugas-tugas kepada para pekerja dan mengawasi pelaksanaan tugas
     itu.

  2. Seorang kepala sekolah yang membantu dalam perencanaan
     mengunjungi kelas-kelas, membantu para guru dan siswa.

  3. Seorang panitera yang bertugas mencatat secara tepat setiap
     kemajuan siswa sampai ia lulus.

  4. Seorang pustakawan yang mencatat buku-buku yang dipinjamkan,
     membagi buku-buku kepada para siswa untuk bacaan mereka pada masa
     tenggang waktu antara dua kursus, mencatat pula kemajuan para
     siswa dalam hal membaca Alkitab harian.

  5. Guru-guru yang khusus mengajar di kelas, tapi mereka harus juga
     bersedia memberikan bimbingan dan penyuluhan di waktu-waktu lain.

  Sekolah yang melatih pekerja awam ini harus mengatur waktu kursus,
  mata pelajaran yang diajarkan, dan menyediakan ruang kelas. Bahan
  pelajaran yang diajarkan di sekolah harus dapat membimbing siswa ke
  arah pola pengembangan yang logis. Kursus-kursus harus disesuaikan
  dengan pelaksanaan tanggung jawab siswa-siswanya. Di daerah
  pedesaan, kursus selama satu minggu dapat diadakan pada waktu tidak
  ada kegiatan bertani. Untuk di kota, kursus-kursus yang diadakan
  pada waktu malam atau akhir minggu akan lebih praktis.

  Sekolah harus disesuaikan dengan perluasan wilayah. Sekolah harus
  menambah ruangan untuk belajar dengan pelayanan Kristen yang
  praktis. Kerja praktis mencakup: kunjungan ke tempat-tempat lain,
  pengabaran Injil di tempat terbuka, membagi-bagikan traktat,
  memperdengarkan rekaman mengenai Injil dan kesaksian, mensponsori
  pertemuan-pertemuan doa, menggembalakan jemaat, mengajar Sekolah
  Minggu, kesaksian pribadi, dan kegiatan pemuda. Para siswa
  mengerjakan semua ini pada waktu mereka tidak bersekolah. Pada waktu
  mengikuti kursus, kesempatan harus diberikan kepada mereka untuk
  memberikan laporan mengenai pengalaman mereka dalam pelayanan
  Kristen. Hal ini akan menolong mereka merasakan pentingnya pelayanan
  mereka bagi Kristus. Mendengar kisah bekerjanya Roh Kudus yang
  dialami mereka masing-masing akan mengilhami mereka untuk lebih giat
  bersaksi. Setiap siswa harus belajar menurut tingkatannya. Hal ini
  tentu menuntut adanya pembagian kelas agar tidak ada hambatan bagi
  yang sudah maju dan menghindarkan rasa dikejar-kejar bagi yang
  lambat. Kami telah melihat adanya kemajuan dalam hal kemampuan pada
  siswa-siswa yang mula-mula kelihatan terbelakang. Kehadiran yang
  teratur diselingi dengan pekerjaan pelayanan Kristen yang praktis
  menimbulkan gairah untuk belajar. Para siswa memiliki kesempatan
  untuk menguji apa yang telah mereka pelajari dan mencatat
  bidang-bidang di mana mereka memerlukan lebih banyak pengetahuan.

  Kredit-kredit yang telah diperoleh para siswa di kelas harus
  dicatat. Di samping itu juga, penting untuk menilai mereka dalam
  tugas pelayanan mereka. Selain untuk mendorong mereka agar lebih
  giat belajar, ijazah perlu diberikan sebagai tanda akhir pendidikan.
  Dua tahun adalah waktu yang cukup singkat untuk mendidik mereka.
  Mereka akan berusaha mencapai hasil yang lebih baik, bila mereka
  diberikan tanda penghargaan. Menurut pengalaman kami, waktu latihan
  selama dua tahun dengan penghargaan yang sewajarnya atas
  keberhasilan mereka adalah waktu yang cukup untuk melatih

  orang-orang yang taraf hidupnya masih sederhana. Ada satu aspek
  praktis lainnya: berhubung siswa-siswa kami adalah para pekerja yang
  selalu berhubungan dengan orang-orang lain, maka ijazah akan
  menambah kepercayaan mereka dalam menghadapi orang-orang itu.

  Di daerah di mana banyak orang masih buta huruf, siswa-siswa perlu
  dipersiapkan dulu agar mereka dapat membaca. Jika hal ini tidak
  dapat dilakukan secara terpisah dari sekolah latihan, maka perlu
  diadakan dulu kursus pemberantasan buta huruf selama 1 tahun tanpa
  diberikan kredit.

  Bila seorang siswa baru dapat membaca, maka sesuai dengan
  kemampuannya ia dapat mengikuti pelajaran pada bagian kursus Alkitab
  untuk tingkat pemula atau kursus Alkitab tingkat dasar. Setelah
  menyelesaikan kursus Alkitab tingkat dasar ini, seorang dapat
  melanjutkan pelajaran pada kursus Alkitab tingkat lanjutan. Menurut
  pengalaman kami, banyak yang masih ingin melanjutkan pendidikan
  mereka setelah mereka menyelesaikan kursus Alkitab tingkat lanjutan
  ini. Ada juga di antaranya yang dapat melanjutkan pendidikannya di
  Sekolah Alkitab. Sebagian lagi mungkin lebih baik lagi dengan
  mengikuti pendidikan tingkat sarjana untuk pekerja awam.

  Tingkatan-tingkatan seperti di atas hanya sekali-kali untuk menilai
  hasil para siswa dalam ruang lingkup yang lebih luas. Tujuan kami
  adalah menghasilkan pekerja-pekerja, bukan para sarjana. Sering
  terjadi bahwa mereka yang memperoleh angka terbaik di kelas pada
  kenyataannya paling sedikit bekerja untuk pelayanan Kristen.
  Sebaliknya, mereka yang dengan susah payah menyelesaikan pelajaran
  berhasil sebagai saksi-saksi kaum awam.

  Itulah sebabnya kami mengusulkan tiga ukuran untuk menilai seorang
  siswa:

  1. Kehadiran di kelas dan nilai ujian-ujian.

  2. Laporan-laporan mengenai buku yang dipersiapkan pada masa
     tenggang waktu antara dua kursus.

  3. Kerja praktik dalam pelayanan yang dilakukan pada masa tenggang
     waktu antara dua kursus.

  Meskipun seorang siswa kurang pandai di dalam kelas, tetapi bila ia
  menunjukkan usaha yang jujur dalam penyusunan laporan mengenai buku
  yang dibacanya dan melakukan kerja praktik yang baik dalam
  pelayanan, ia dapat mengumpulkan cukup banyak angka untuk dapat
  lulus.

  Fleksibilitas adalah cara yang terbaik untuk menilai siswa. Bukan
  maksudnya untuk mengakibatkan kemunduran, tetapi fleksibilitas
  dilakukan untuk merangsang kemajuan siswa. Misalnya, ada orang-orang
  yang mendaftar karena hatinya tergerak untuk menyelamatkan orang
  yang tersesat, tetapi mereka tidak memunyai dasar pendidikan
  sebelumnya. Mungkin angka pelajaran mereka pada kursus pertama
  sangat rendah dan mereka menjadi patah semangat. Dalam hal ini perlu
  sekali dinilai semangat hati mereka dan mendorong mereka supaya mau
  meneruskan pendidikannya. Dengan seringnya mereka hadir dan semakin
  mengenal cara mengajar dan sifat-sifat gurunya, mereka akan mulai
  mengerti. Lambat laun mereka dapat mengikuti. Angka-angka mereka
  makin meningkat. Seorang siswa yang mula-mula kelihatan tak ada
  harapan mungkin berubah menjadi seorang pekerja Kristen yang
  berharga di ladang Tuhan.

  Di Sarangani kami menggunakan cara berikut ini untuk menilai
  pekerjaan para siswa:

  Satu kredit setiap satu pelajaran setiap hari untuk mencapai 30
  kredit selama satu minggu mengikuti kursus. Lima kredit untuk
  laporan mengenai buku yang dibuat pada masa tenggang waktu antara
  dua kursus dan lima kredit untuk pembacaan Alkitab. (Selain harus
  membaca buku dan membuat laporan mengenai buku yang dipinjam, setiap
  siswa diharapkan dapat membaca tamat Alkitabnya selama 1 tahun).

  Sepuluh kredit untuk kerja praktik dalam pelayanan Kristen pada masa
  tenggang waktu antara dua kursus. Jumlah kredit yang dapat dicapai
  setiap triwulan: 50.

  Jika tidak hadir di kelas tidak diberi kredit. Untuk mengesahkan
  kredit tugas lapangan, setiap siswa harus menghadiri dua pertiga
  dari jumlah waktu pelajaran dalam setiap kursus.

  Untuk lulus dari kursus Alkitab tingkat dasar atau kursus Alkitab
  tingkat lanjutan, kami tetapkan 300 kredit. 200 di antaranya adalah
  dari kehadiran di kelas. Karena seorang siswa yang cakap dapat
  menyelesaikan kursus ini dalam waktu 1 tahun dari jangka waktu 2
  tahun yang ditetapkan, maka angka kelulusan sebenarnya hanya 50%.

  Mereka yang mengajar pada suatu program pekerja awam akan memerlukan
  bakat dan kemampuan yang dibutuhkan pada pengajaran biasa. Di
  samping itu, ada bermacam-macam teknik khusus untuk pendidikan yang
  khas ini.

  Tiap mata pelajaran harus dipandang dari segi menyeluruh atau
  berdasarkan pengalaman dan pengamatan. Analisa secara terperinci
  sedapat mungkin dihindarkan karena umumnya para siswa tidak dapat
  mengingat terlalu banyak hal-hal kecil. Tetapi, ini tidak berarti
  meniadakan pelajaran tentang prinsip-prinsip analisa atau pemahaman
  beberapa bagian Alkitab secara analitik yang sangat penting.

  Tujuan utama pendidikan ini ialah kualitas, bukan kuantitas. Yang
  penting bukanlah berapa banyak yang telah dipelajari seorang siswa,
  tetapi sejauh mana ia telah mengerti apa yang telah dipelajarinya.
  Pikirannya dapat diumpamakan sebuah ruang gelap yang kemudian
  diterangi dengan membuka jendela-jendela. Ia berkenalan dengan
  macam-macam kebenaran yang baru baginya, yang dapat ditelitinya di
  kemudian hari bila diperlukan.

  Kesabaran terhadap mereka yang kurang memuaskan dalam ujian-ujian,
  tetapi memiliki tekad untuk melayani Tuhan sepenuhnya, biasanya
  lambat laun akan diberkati dengan pertumbuhan mental dan rohani yang
  nyata. Seorang pria di antara orang-orang lulusan pertama Institut
  Sarangani, sebelumnya mengalami kegagalan dalam kursus pertama yang
  diikutinya, tetapi kami mendorongnya untuk terus belajar dan sedikit
  demi sedikit angka-angkanya bertambah naik, sehingga akhirnya lebih
  tinggi daripada batas yang ditetapkan untuk lulus. Ia menjadi
  pekerja awam pertama yang terlatih, yang diakui secara sah oleh
  Gereja Nasional Filipina sebagai seorang pejabat resmi. Dewasa ini
  ia menjadi guru di Institut Sarangani. Allah secara luar biasa telah
  memakainya untuk menjadi seorang pendeta, seorang penginjil, dan
  pelopor pendiri gereja-gereja baru.

  Bersikaplah positif. Usahakanlah agar para siswa selalu mau bekerja
  keras dan berikanlah penghargaan semestinya terhadap hasil pekerjaan
  para siswa.

  Usahakanlah penggunaan bahasa yang sama antara Anda dan para siswa.
  Bagaimanapun juga penggunaan dua bahasa yang berlainan akan membawa
  hasil yang kurang baik. Dengan sering mengajukan pertanyaan dan
  mengadakan diskusi dapat diselidiki sampai di mana pengertian para
  siswa. Sebelum dapat menyatakan kembali sesuatu dalam ungkapan
  bahasanya sendiri, siswa itu belum mengerti sepenuhnya.

  Pergunakanlah kapur dan papan tulis untuk menerangkan pelajaran.
  Catatlah ringkasan pelajaran, kalimat-kalimat kunci, dan kata-kata
  yang asing. Pergunakanlah peta, grafik, dan alat-alat peraga lainnya
  untuk memperjelas kebenaran yang hendak dikemukakan dalam pelajaran.
  Berilah contoh-contoh yang jelas. Bilamana mungkin, sebaiknya
  ambillah contoh dari lingkungan hidup para siswa sendiri. Penjelasan
  yang termudah dari orang yang tahu kepada orang yang tak tahu ialah
  melalui serangkaian ilustrasi.

  Sesuaikanlah alat-alat yang ada bilamana perlu, tetapi pertimbangkan
  juga dengan pengalaman pribadi Anda.

  Sering-seringlah mengulangi. Perkuatlah reaksi dari setiap siswa
  dengan memanggil mereka secara pribadi untuk menjawab pertanyaan.
  Perkataan mendidik berasal dari bahasa Latin yang berarti menarik
  keluar bakat yang ada di dalam diri si anak didik itu.

  Setiap hari ikutilah jadwal yang sudah disusun. Jangan sampai
  tertinggal.

  Sediakan waktu agar Anda lebih saling mengenal dengan para siswa
  pada setiap sebelum pelajaran dimulai. Catatlah nama dan tempat asal
  mereka. Carilah keterangan tentang apa yang telah mereka lakukan
  untuk Kristus. Pergunakanlah daftar nama-nama ini untuk mengajak
  mereka semua, supaya ikut serta dalam setiap kegiatan setiap hari.

  Pada pembukaan umumkanlah nama kursus dan terangkanlah secara
  singkat maksudnya. Ceritakanlah bagaimana sejarahnya dan
  perkembangannya sampai sekarang dan bagaimana pengetahuan ini dapat
  membantu pelayanan mereka dikemudian hari. Terangkanlah
  definisi-definisi singkat dan latihlah mereka untuk mengulanginya.

  Ajarkanlah agar para siswa dapat membuat catatan. Berikanlah contoh
  cara melakukannya pada setiap siswa baru. Tunjukkanlah kepada mereka
  hal-hal yang harus mereka catat. Pastikanlah bahwa mereka telah
  mengerti dan mencatat definisi-definisi yang penting dan mengerti
  akan hal itu.

  Suatu ringkasan singkat dapat dibagikan kepada para siswa, walaupun
  hal ini bukan merupakan suatu keharusan.

  Menguji secara cepat dengan metode memilih salah dan benar setiap
  hari, memaksa para siswa untuk terus belajar dan dapat juga
  memberikan petunjuk apakah mereka mengerti atau tidak. Mintalah agar
  siswa yang pandai membantu mereka yang lemah setelah pelajaran
  selesai.

  Siapkanlah para siswa untuk menghadapi ujian akhir. Bila waktu ujian
  tiba, para siswa sudah harus siap dengan pengetahuan yang telah
  mereka terima. Hindarilah penggunaan pertanyaan jebakan atau
  pertanyaan yang meragukan. Jangan menggunakan ungkapan yang tak
  pernah diajarkan.

  Periksalah hasil ujian dengan segera dan bagikanlah kembali kepada
  para siswa sebelum mereka pulang. Jika waktu memungkinkan,
  tuliskanlah catatan-catatan yang membantu.

  Para calon yang akan mengikuti latihan pekerja awam, yang datang
  dari desa atau ladang, mungkin memiliki bayangan yang kabur mengenai
  program latihan ini. Ia harus diyakinkan bahwa:

  1. Kristus telah memanggil beberapa orang untuk menjadi pendeta,
     guru, utusan Injil atau saksi untuk pergi melayani sampai ke
     bagian terpencil di dunia ini.

  2. Secara pribadi ia ikut ambil bagian dalam rencana Tuhan untuk
     gereja.

  3. Melayani Tuhan menuntut pengabdian yang sungguh-sungguh.

  4. Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang firman Allah adalah
     suatu keharusan.

  5. Pengetahuan yang cukup di bidang-bidang lain pun perlu.

  6. Mengetahui teknik-teknik penginjilan, memimpin kebaktian,
     mempersiapkan khotbah, administrasi Sekolah Minggu dan kunjungan
     keluarga, akan membantunya untuk melakukan pekerjaan lebih baik.

  7. Ada keuntungan dan kesukacitaan dalam persaingan dan kegiatan
     sekolah.

  8. Melayani dalam suatu organisasi wilayah sebagai seorang pekerja
     Kristen adalah pekerjaan yang agung dan mulia.

  Diambil dari:
  Judul buku: Melatih Pekerja Awam
  Judul buku asli: Training Lay Workers
  Judul artikel: Bagaimana Melatih Para Pekerja Awam
  Penulis: Byron W. Ross
  Penerjemah: Drs. Harso
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman: 15 -- 22

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

EXPERIENCE MISSION (EM)
==> www.experiencemission.org

  Experience Mission (EM) adalah kegerakan misi jangka pendek yang
  didirikan oleh Chris Clum pada tahun 2003. Satu tahun kemudian,
  perjalanan misi pertama mereka di empat lokasi internasional dan
  domestik yang berbeda. Misi EM yaitu menyebarkan kasih Kristus
  dengan menghubungkan orang bersama-sama dari berbagai latar
  belakang dan budaya, membentuk pemimpin-pemimpin, dan membantu
  mereka yang hidup dalam masyarakat yang belum berkembang dengan
  sumber daya dan dukungan yang memampukan mereka untuk mencapai
  komunitas mereka sendiri dan aktif berpartisipasi dalam memperluas
  dunia. Untuk menjalankan misi mereka, EM membagi pelayanan misi
  mereka dalam tiga bagian: pengerahan relawan, pengembangan
  kepemimpinan, pemberdayaan masyarakat. (DIY)

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N D I A

  Pada tahun 2008, ST sangat marah kepada gereja Kristen di desanya,
  sehingga dia bergabung dengan massa yang mencoba menghancurkan
  bangunan gereja. ST memanjat atap gedung itu dan merusak salibnya.

  Saat ini, ST pergi ke gereja setiap Minggu. Dia pergi untuk
  menyembah Yesus dalam gedung yang sama yang dulunya ingin
  dihancurkannya.

  ST adalah bagian dari amukan massa yang merusak Orissa, India, pada
  bulan Agustus 2008. Mereka membakar gereja-gereja, menyerang
  orang-orang Kristen dan membakar rumah mereka. Ketika penyerangan
  selesai, 75 orang Kristen meninggal dan setidaknya 75.000 menjadi
  tunawisma.

  Saat ini, pelayan Tuhan yang didukung oleh GFA membangun kembali pos
  pelayanan di Orissa. Bangunan gereja telah diperbaiki dan 197 orang,
  termasuk ST menghadiri ibadah penyembahan di gereja yang sedang
  dibangun. Kenyataannya, seluruh keluarga ST memilih untuk menjadi
  pengikut Kristus. Salib yang dirusak ST dari gedung itu telah
  diganti dan menjadi simbol yang bersinarkan pengampunan kepada semua
  -- termasuk ST -- yang masuk dan mengikutinya. (tUly)

  Nama buletin: Body Life, Edisi Oktober 2010, Volume 28, No. 10
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: India: Orissa Persecutor Turned Worshiper
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 3

  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk pertobatan yang bisa dialami oleh ST dan
    keluarganya. Doakan agar iman mereka bertumbuh dan semakin dewasa
    di dalam Tuhan.
  * Doakan juga agar melalui pertobatannya ST bisa memberi dampak dan
    menjadi berkat bagi teman-teman lainnya, sehingga mereka juga bisa
    mendengar berita pengampunan Kristus.

B A N G L A D E S H

  Para ekstremis menangkap delapan orang Kristen Chakma, jemaat gereja
  Baptis di Chittagong Hill Tracts, Bangladesh, selama empat hari pada
  bulan Agustus. Para ekstremis menahan beberapa pria -- pendeta,
  sekretaris gereja, pemimpin desa, dan lima jemaat gereja -- di kuil
  mereka dan memaksa agar mereka meninggalkan imannya.

  Selama penangkapan orang-orang Kristen itu, para ekstremis memaksa
  orang-orang untuk mengadopsi gaya hidup dan penyembahan kepada agama
  mereka. Orang-orang Kristen harus memakai jubah, mencukur kepala
  mereka, berlutut di hadapan patung mereka, dan membersihkan kuil.
  Para ekstremis mengancam orang-orang percaya dengan pukulan-pukulan
  keras dan dengan kematian jika mereka berusaha kabur.

  Para istri diperintahkan untuk membawa makanan dua kali sehari.
  Para ekstremis mengancam para wanita dengan hukuman yang berat atau
  ancaman mati jika mereka menolak mematuhi permintaan mereka untuk
  menyembah patung. Para wanita perlu menunduk kepada patung, membawa
  makanan untuk patung itu, dan memberi makan pendeta-pendeta mereka
  sebelum diizinkan memberi makan suami-suami mereka.

  Orang-orang Kristen dikabarkan bahwa mereka akan dikurung di kuil
  selama 7-15 hari, tetapi setelah empat hari dalam tahanan, mereka
  dibebaskan dengan perintah agar mereka tetap memeluk agama mereka.

  "Mereka tidak diizinkan untuk berdoa kepada Yesus dan juga membaca
  Alkitab, namun dalam hati mereka mengatakan bahwa mereka tetap
  sebagai orang Kristen." (tUly)

  Nama buletin: Body Life, Edisi Oktober 2010, Volume 28, No. 10
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: Bangladesh: Buddhist Extremists Capture, Release
                      Christians
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4

  Pokok doa:
  * Mengucap syukur karena saudara-saudara kita yang ditahan selama
    beberapa hari di Bangladesh tetap teguh mempertahankan imannya.
    Doakan agar kesaksian hidup mereka, bisa menguatkan sesama tubuh
    Kristus di Bangladesh.
  * Doakan juga bagi mereka yang telah menganiaya umat percaya di
    Bangladesh, agar Tuhan memampukan mereka untuk bisa melihat bahwa
    Kristus sangat mengasihi mereka.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       KORBAN TSUNAMI MENTAWAI

  Pengungsi korban Tsunami yang dikonsentrasikan di kilometer 37 Pulau
  Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, beberapa hari
  terakhir ini tidak mendapat makan dan minum yang cukup. Salah satu
  penyebabnya lagi-lagi adalah minimnya koordinasi di lapangan. Di
  kawasan itu setidaknya ada 500 pengungsi, termasuk anak-anak dan
  balita. Akibat jumlah konsumsi yang sangat terbatas, maka mereka
  memprioritaskan anak-anak terlebih dahulu untuk mendapatkan jatah
  makanan. Itu pun tidak semua anak kebagian. Stok air mineral bahkan
  habis total. Tak sedikit anak balita yang menangis kelaparan. Mari
  kita berdoa agar pertolongan datang dari Tuhan saja.

  Sumber: Kompas, Jumat, 19 November 2010, Halaman 24

  POKOK DOA:

  1. Doakan agar Tuhan menggerakkan masyarakat luas yang mampu
     memberikan bantuan transportasi kepada para regu penolong
     sehingga semua bantuan dan kebutuhan makanan bisa sampai kepada
     para korban Tsunami di Pulau Pagai Selatan dan Kabupaten
     Mentawai.

  2. Sementara menunggu bantuan dari luar daerah, doakan agar
     para pengungsi bisa bertahan dan tangan Tuhan terus terulur
     menolong memelihara dengan kuasa-Nya yang dari atas.

  3. Berdoa bagi para wanita yang bekerja di dapur umum (yang memasak
     makanan untuk para korban), agar Tuhan memberi hikmat bijaksana
     sehingga dapat memanfaatkan apa saja yang bisa dimakan untuk
     mereka dapat bertahan hidup.

  4. Doakan juga agar Tuhan memberi hikmat kepada penduduk setempat
     untuk terus berusaha membuka jalan bagi pendistribusian bahan
     pangan ke daerah ini, baik lewat darat, air maupun udara.

  5. Berdoa agar Tuhan menggerakkan hati para pengungsi untuk terus
     bersemangat dan menjaga kesatuan untuk saling menolong dan
     mendorong satu dengan yang lain.

  6. Doakan agar hikmat Tuhan mendorong para pengungsi untuk menjaga
     kebersihan di tempat pengungsian, sehingga bisa meminimalkan
     penyebaran kuman penyakit.

  7. Berdoa agar di tengah kesempitan dan kesulitan yang mereka
     hadapi Tuhan terus menghibur dan menguatkan iman mereka.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org