Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/46 |
|
e-JEMMi edisi No. 46 Vol. 14/2011 (22-11-2011)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI KESAKSIAN MISI: PAKISTAN: SALEEMA DAN RAHEELA SUMBER MISI: LIVE PRAYER Shalom, Menjadi utusan Injil bukan berarti kita harus pergi mendatangi suku-suku terasing di tempat-tempat terpencil, lalu memberitakan Kabar Baik kepada mereka. Setiap orang percaya diutus untuk membagikan kasih Kristus kepada tetangga, saudara, ataupun kenalan yang kita temui. Pembaca sekalian bisa belajar dari membagikan Injil kepada orang lain melalui Kesaksian Misi di Pakistan yang kami muat dalam edisi minggu ini. Simak juga pelayanan misi online yang dijalankan Live Prayer dalam Sumber Misi. Kiranya Anda mendapat inspirasi melalui sajian kami minggu ini. Mari tetap semangat mengabarkan Kabar Baik. Tuhan Yesus memberkati. Redaksi Tamu e-JEMMi, Mahardhika Dicky Kurniawan < http://misi.sabda.org/ > KESAKSIAN MISI: PAKISTAN: SALEEMA DAN RAHEELA "Aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus." (Filemon 1:6) "Jika kamu berjanji menanggung salibmu, hidupmu akan penuh dengan duri, pegunungan, dan kesulitan," demikian kata seorang remaja Pakistan dengan suara yang tegas. Saleema, seorang Kristen yang hidup di Pakistan, yang didominasi oleh umat "agama lain", membagikan imannya dengan seorang teman sekolahnya, Raheela, yang kemudian menerima Kristus. Keluarga Raheela yang sangat marah, menuntut Saleema karena "menobatkan seorang `agama lain`", sebuah tuntutan yang bisa mengakibatkan hukuman mati di Pakistan. Saleema dan pendetanya ditahan, dan orang tuanya diinterogasi dan dipukuli oleh polisi. Saleema dianiaya selama dalam penahanan polisi, namun ia tidak mau mengingkari imannya. Malahan, ia menyanyikan dengan perlahan lagu-lagu rohani, dengan harapan bisa menarik yang lain kepada Kristus. Raheela kabur dari rumah, namun keluarganya dapat mengejarnya. Saat mereka menawarkannya kesempatan terakhir untuk mengingkari imannya dan kembali ke agama semula, ia menolaknya. Karena "kejahatannya", keluarganya sendiri menghukum mati Raheela. Saleema menjalani sidang dengar pendapat pengadilan yang sangat panjang. Keluarga Raheela menyalahkannya karena kematian anak perempuan mereka. Sebenarnya tuntutannya kalah, namun hidup Saleema tidak sama lagi. Ia dipaksa pindah ke bagian lain dari Pakistan, karena takut jika kelompok "agama lain" radikal akan membunuhnya. Namun duri, gunung, dan kesulitan tidak memadamkan imannya. Sesungguhnya, ia memang mempersiapkan diri melayani sebagai utusan Injil. Ia berkata, "Tak masalah betapa besar gunungnya, Yesus akan menolong saya untuk mengatasinya!" Para utusan Injil sering disalahartikan sebagai semacam kelompok khusus, pasukan unik dalam angkatan bersenjata Tuhan yang bertindak demi kepentingan kita. Namun sebenarnya, setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi utusan Injil. Beberapa pekerjaan Tuhan bisa paling berharga terjadi di sekitar meja dapur, saat minum kopi, di rumah tetangga, dll.. Hati misi kita tetaplah sama di mana pun misi membawa kita. Kita terikat untuk membagikan kasih Kristus. Bagi beberapa orang, membagikan iman mereka dengan sahabat-sahabat terdekat merupakan perbuatan pribadi yang heroik. Bagi lainnya, keragaman konteks budaya akan membentuk ladang misi mereka. Ukuran misi kita bukanlah sesuatu yang penting. Motivasilah yang diperlukan. Seberapa beranikah Anda mau pergi membagikan Kabar Baik Kristus kepada orang yang membutuhkan? Pokok doa: 1. Doakan setiap orang percaya di mana pun mereka berada (termasuk di Pakistan), agar memiliki hati yang rindu membagikan Kabar Baik Kristus dan berani melangkah untuk membagikan kasih Kristus dalam setiap kesempatan. 2. Doakan "Raheela-Raheela" lain yang baru saja mengalami pertobatan namun mendapat tentangan dari keluarga besarnya, supaya mereka tetap teguh beriman kepada Kristus. Diambil dari: Judul asli buku: Extreme Devotion Judul buku: Devosi Total Penulis: The Voice of the Martyrs Penerjemah: Fintawati Raharjo, Irwan Haryanto Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2005 Halaman: 12 SUMBER MISI: LIVE PRAYER Situs Live Prayer dibuat dengan satu tujuan, yaitu menjadi tempat berkunjung bagi orang-orang yang memunyai kerinduan berdoa 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Keseluruhan misi Live Prayer adalah untuk membagikan kasih dan harapan bagi orang-orang yang terluka. Sebagai organisasi Kristen, Live Prayer yakin bahwa semua permasalahan yang kita hadapi, memiliki hanya satu jawaban, yaitu hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Selain melayani melalui doa, Live Prayer juga menawarkan Renungan Harian yang dikirim langsung melalui email secara cuma-cuma. Di samping Renungan Harian (teks), terdapat pula renungan harian versi audio dan Miracle Center, yang dapat menolong orang membangun iman dan memperoleh pemulihan dalam setiap pergumulan yang mereka hadapi. Jika Saudara sedang memunyai pergumulan dan ingin didukung dalam doa, silakan kirim permohonan doa melalui email. (DIY) ==> www.liveprayer.com "YOU CANNOT TOUCH YOUR NEIGHBOUR`S HEART WITH ANYTHING LESS THAN YOUR OWN" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |