Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/45 |
|
e-JEMMi edisi No. 45 Vol. 13/2010 (9-11-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Pelatihan Untuk Para Pekerja 1 SUMBER MISI: International Christian Mission DOA BAGI MISI DUNIA: Turki, Spanyol DOA BAGI INDONESIA: Tsunami dan Gempa Bumi di Mentawai ______________________________________________________________________ GOD GRADUATES SAME RARE SCHOLARS FROM THE SCHOOL OF LONELINESS ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Sebelum kita diperhadapkan dengan tugas-tugas yang harus kita kerjakan, maka sebaiknya kita melakukan persiapan yang matang terlebih dahulu. Sama halnya ketika kita masuk dalam ladang penginjilan, kita perlu persiapan yang matang, baik dari segi pengalaman, pengetahuan, khususnya kerohanian kita. e-JEMMI edisi 45 dan 46, secara khusus akan mengupas tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk terjun dalam ladang misi. Kiranya pengetahuan yang kita dapatkan ini dapat memupuk semangat kita untuk semakin rindu terjun ke ladang pelayanan misi. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati. Redaksi Tamu e-JEMMi, Yonathan Sigit http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI PELATIHAN UNTUK PARA PEKERJA Metode pengajaran yang dipakai Yesus saat melatih para murid sama dengan metode yang digunakan oleh Roh Kudus untuk mempersiapkan para pengabar Injil gereja mula-mula. Yesus mengajar teori melalui penerapannya. Dia mengajak para murid melayani, lalu dia memakai pengalaman mereka untuk mengajarkan prinsip-prinsip rohani yang harus menjadi patokan prosedur mereka. Dia memakai pangalaman mereka sebagai landasan pengajaran-Nya. Di samping itu, Dia mendorong mereka meninggalkan semua harta benda mereka dan mengikuti-Nya dalam perjalanan iman. Mereka hidup, bekerja, dan belajar untuk bergantung pada Tuhan yang melengkapi setiap kebutuhan mereka. Saat menyiapkan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan Injil, kita harus mencari prinsip-prinsip utama berdasarkan firman Allah dengan pikiran yang jernih. Kita perlu menyatakan metode pengajaran dan tujuan yang ingin kita capai dengan jelas. Ada dua faktor mendasar yang perlu menjadi pertimbangan: 1. Perlengkapan dasar bagi semua jenis pelayanan rohani ada dua, yaitu panggilan Allah dan kemampuan menggunakan karunia Roh. Perlengkapan tersebut tersedia bagi semua anggota gereja. 2. Setiap anggota gereja dipanggil Allah untuk menjadi saksi nyata dalam bidang pelayanan. Tidak ada pemisahan jemaat yang melayani dan jemaat yang tidak melayani. Sistem gereja modern menciptakan sistem pembagian seperti pelayan dan jemaat biasa, namun gereja Perjanjian Baru tidaklah demikian. Semua anggota gereja adalah imamat bagi Allah. Kedua hal inilah yang merupakan landasan gereja. Jika orang-orang terpilih tidak memunyai perlengkapan dasar, maka pelatihan yang diberikan kepada mereka akan sia-sia. Jika mereka gagal memahami arti penting bersandar pada perlengkapan dasar tersebut, maka pekerjaan mereka akan rapuh. Walaupun demikian, panggilan Allah dan karunia Roh saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang pekerja yang efisien. Ada empat hal yang Anda butuhkan saat melatih karunia Roh Anda: 1. Pemahaman yang mendalam tentang firman Allah, 2. Pengalaman rohani pribadi, 3. Pengalaman mempergunakan karunia Roh, dan yang terpenting 4. Perjalanan yang setia bersama Roh, karena jika roh kering dan haus tidak ada pengetahuan maupun pengalaman apa pun yang akan memberikan kekuatan spiritual. Paulus menulis kepada Timotius, "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang." (1 Timotius 4:12-15). Pengetahuan dan pengalaman kita pun semakin bertambah lewat kesetiaan kita melatih karunia-karunia Roh. Alhasil, keahlian dalam pelayanan akan berkembang dengan pesat. Dalam gereja Perjanjian Baru terdapat banyak bentuk pelayanan. Gereja-gereja memunyai pendeta dan guru; ada beberapa yang melayani orang percaya, yang lain melayani orang yang tidak percaya; ada yang melayani anak dan pemuda, yang lain melayani yang dewasa; ada juga yang memiliki karunia melayani secara pribadi dan berkunjung ke rumah-rumah; ada yang menjadi penatua gereja dan diakon, yang lain disebut penginjil yang merintis gereja baru. Semua ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang dapat diperoleh dari pelayanan nyata. Jemaat Perjanjian Baru menyediakan pelayanan yang memadai. PERSIAPAN UNTUK PERINTISAN GEREJA Ada satu pelayanan yang membutuhkan pengalaman pelayanan yang lebih luas, yaitu pelayanan seorang penginjil atau misionaris atau perintis gereja. Seorang yang melayani di bidang itu harus memunyai pengalaman dalam merintis gereja-gereja baru. Kita telah mempelajari bagaimana para perintis gereja Perjanjian Baru dipanggil dan dipersiapkan. Kita mempelajari persiapan dasar Paulus, Barnabas, Timotius, Titus, Silas, dan yang lainnya dalam pelayanan jemaat lokal. Pada awalnya, mereka melewati beberapa tahun pelayanan aktif dalam jemaat lokal. Di sana mereka belajar melayani dengan karunia Roh, berdoa, dan juga mencari bimbingan Roh Kudus. Saat melayani dalam gereja yang aktif, tokoh-tokoh tersebut belajar tentang struktur, kesulitan, masalah, dan bahaya dalam gereja. Kemudian mereka belajar cara mengatasinya. Karena mereka mengabarkan Injil kepada orang-orang yang sudah maupun yang belum diselamatkan. Mereka semakin mahir mendekati dan akrab dengan berbagai macam orang. Saat mereka menjalani semua ini, mereka tidak hanya mempelajari doktrin agama, tetapi mereka juga belajar tentang kebenaran rohani dalam pelayanan. Setelah masa persiapan mereka selesai dan panggilan pelayanan mereka sudah jelas, mereka bergabung dengan para penginjil yang berpengalaman dan mereka dapat memperoleh kecakapan yang mereka perlukan. Perlengkapan yang dibutuhkan pelayan dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Pemahaman yang menyeluruh akan firman Tuhan. 2. Pengalaman melayani Injil kepada orang percaya dan yang tidak percaya. Pelayanan seperti ini membutuhkan kecakapan melebihi pelayanan dasar karena dia perlu tahu bagaimana cara memerhatikan dan mengajar orang percaya baru. 3. Pemahaman mendalam tentang organisasi, perlengkapan rohani, prosedur, pelayanan, dan masalah jemaat. Dia harus memiliki pengetahuan tersebut, agar dia dapat merintis gereja secara aktif serta dapat mengatur dan menasihati penatua dan diaken gereja tersebut. 4. Pengalaman pribadi berdoa dalam roh. 5. Pengalaman pribadi dibimbing oleh Roh kudus. 6. Iman untuk terus melangkah maju ke depan dan memercayai Allah yang memenuhi setiap kebutuhan dunia dan spiritual. 7. Pengalaman pribadi berjalan bersama Roh, kemenangan melawan daging, konflik dengan kekuatan Iblis, dan kemenangan yang di raih oleh iman, sehingga kehidupannya akan menjadi teladan tentang kebenaran rohani yang diajarkannya kepada orang yang baru percaya serta gereja-gereja. KELEMAHAN DARI METODE MODERN Setelah memahami prinsip dan tujuan dari tugas kita, kita dapat memahami masalah yang kita hadapi saat ini. Kita menghadapi satu kesulitan besar yang tidak ditemukan dalam Perjanjian Baru. Kesulitan tersebut muncul dari pola gereja masa kini yang sangat berbeda dengan pola gereja Perjanjian Baru. Pola gereja tersebut tidak cukup untuk mempersiapkan para pelayan. Demikian juga dengan sekolah teologi ataupun sekolah alkitab modern. Sejarah sekolah teologi muncul pada pertengahan abad kedua. Para filsuf sekaligus teolog gereja mula-mula, seperti Klemens dan Origenes percaya bahwa, mereka berhasil menyatukan kekristenan dan filsafat. Mereka mendirikan sekolah-sekolah -- pada awalnya di Aleksandria, kemudian bertumbuh di Kaisarea dan tempat-tempat lain. Di sekolah-sekolah tersebut mereka mengajarkan sistem mereka kepada generasi muda. Kemudian, murid-murid sekolah itu menyebarkan pengajaran mereka ke gereja. Pengajaran ini memberi gereja celah untuk keluar dari fondasi struktur dan doktrin yang dibangun oleh para rasul. Biasanya seminari dan sekolah alkitab bertujuan untuk mengajarkan praktik serta doktrin yang mendalam. Akan tetapi, sekolah-sekolah teologi modern selalu memunyai kecenderungan untuk melibatkan kearifan duniawi dalam mengungkapkan kebenaran rohani. Mereka menafsirkan kebenaran rohani itu menurut standar manusia dan pemikiran pada masa itu. Mereka juga mengurangi kebenaran itu agar terdengar masuk akal dan memutarbalikkannya, agar dapat dicerna oleh sistem filsafat yang agamawi. Fakta-fakta tersebut, seperti yang disaksikan oleh sejarah dan masa kini harus benar-benar diperhatikan dengan saksama. Kita harus menghindari hal-hal yang dapat mengurangi kerohanian kita. Walaupun hal-hal tersebut tampaknya menguntungkan untuk sementara waktu, harga yang harus dibayar nantinya terlampau mahal. Ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan juga. Dari segi praktisnya, pelatihan saat ini tidak menghasilkan buah yang memuaskan. Banyak orang menganggap lulusan teologi belum dipersiapkan sungguh-sungguh dari segi kerohanian atau pengetahuan tentang misi mereka. Tentunya, ini adalah salah satu masalah besar yang dihadapi para hamba Tuhan. Pengetahuan mereka tentang manusia sangat sedikit. Bahkan, mereka nyaris tidak belajar untuk memahami diri mereka sendiri. Pengetahuan mereka tentang masalah-masalah praktis dalam penginjilan dan gereja sangat kurang. Mereka tidak cukup berpengalaman dan dewasa secara rohani. Meskipun demikian, acapkali para lulusan menjadi sombong menganggap diri mereka lebih hebat dari yang lain. Mereka menjadi ambisius, bukan untuk mencari ladang penginjilan baru, melainkan menyiapkan posisi kependetaan yang nyaman dengan pendapatan yang tetap. Sering kali ketika mereka diutus ke luar, mereka berkecil hati dan gagal atau biasa-biasa saja dalam pelayanan mereka. Banyak misionaris dan pendeta yang diutus sebagai pelayanan menyadari kurangnya persiapan mereka. Para lulusan sekolah modern memang dipersiapkan secara khusus untuk melaksanakan tugas mereka. Mereka mungkin telah mempelajari firman Allah, tetapi pengalaman rohani pribadi dan pengetahuan mereka masih kurang. Pandangan mereka tentang panggilan mungkin salah dan tidak alkitabiah. Mereka menganggap suatu panggilan sebagai pekerjaan, alih-alih pelayanan bercorak Perjanjian Baru. Mereka mungkin rindu menjadi pengkhotbah, guru, dan anggota organisasi yang sukses agar mendapatkan penghargaan, gereja yang baik, dan pendapatan yang baik. Semua hal di atas menyingkapkan kelemahan yang cukup serius, yang dulunya dihindari oleh metode Perjanjian Baru. Seluruh masalah pelatihan ini perlu ditinjau ulang dengan cermat sesuai dengan praktik Perjanjian Baru, sehingga kita bisa kembali ke metode yang sesuai dengan tujuan Allah dan menghasilkan buah yang ranum seperti yang dikehendaki-Nya. PENCAPAIAN DAN KELEMAHAN SEKOLAH ALKITAB Kami telah menyebutkan kelemahan-kelemahan metode modern ini. Walaupun demikian, ada juga pencapaian-pencapaian yang diraih oleh beberapa Sekolah Alkitab. Berkat Allah juga menyertai pekerjaan mereka. Beberapa sekolah memiliki standar rohani yang cukup tinggi dan pengajaran yang luar biasa. Mereka mengajarkan firman Tuhan kepada ribuan kaum muda. Pengajaran adalah salah satu pelayanan yang mendasar -- dan yang paling penting -- dalam gereja. Sudah menjadi keinginan Allah bahwa orang yang memiliki karunia Roh untuk mengajar perlu menggunakannya di dalam pelayanan. Ketika umat Allah berkumpul bersama dalam kurun waktu tertentu dan mempelajari rangkaian firman Allah, hal itu merupakan kegiatan yang baik dan bermanfaat. Semua orang yang menyampaikan firman Tuhan dengan cara apa pun memang perlu memunyai pemahaman yang menyeluruh tentang Alkitab. Oleh karena itu, ketika Sekolah Alkitab menawarkan pelayanan dalam bidang pengajaran, maka pelayanan tersebut juga merupakan pelayanan yang alkitabiah. Allah memerintahkan pelayanan dalam pengajaran. Lalu, di manakah kelemahan Sekolah-sekolah Alkitab modern? Menurut kami, kelemahan tersebut terkait dengan empat prinsip dasar berikut: 1. Pengajaran yang kita berikan belum cukup. Kita mungkin memberikan kelas-kelas doktrin dan isi Alkitab, tetapi sebenarnya kita hanya sedikit menyentuh hal-hal penting mengenai tatanan gereja Perjanjian Baru, karunia Roh, iman, doa, dan bimbingan Roh Kudus. 2. Klaim kita terhadap pelayanan pengajaran terlalu berlebihan. Anggapan bahwa kelas pendalaman Alkitab saja cukup untuk menyiapkan murid masuk ke dalam pelayanan adalah anggapan yang salah. Pelayanan di bidang pengajaran memang menjadi bagian penting dalam mempersiapkan pekerja, tapi perlengkapan rohani dan pengalaman kita juga sama pentingnya. Prinsip ini sudah pasti diketahui oleh Tuhan kita dalam cara-Nya mempersiapkan murid-murid-Nya. 3. Kita memisahkan siswa dari hubungannya dengan kehidupan gereja dan pelayanan dan hubungannya dengan kehidupan dunia luar. Hal ini menjauhkan siswa dari pengalaman dan pengetahuan yang penting. Alhasil, pengetahuan yang siswa dapatkan terbatas pada pengetahuan teori. Ingatlah bahwa gereja lokal adalah dasar pelatihan pelayan Perjanjian Baru. 4. Kita gagal menekankan pentingnya pertumbuhan iman pribadi dan memastikan hal-hal yang diperlukan untuk hal itu tersedia. Karena para murid dipisahkan jauh dari kehidupan gereja dan dunia, mereka kehilangan kesempatan terbaik untuk memperoleh pengalaman rohani pribadi. Padahal, mereka perlu sekali memahami penerapan praktis iman dan doa dalam pelayanan. Mempelajari bagaimana cara mendoakan permasalahan, mencari bimbingan Roh Kudus, dan menang atas pekerjaan Iblis. Pada kenyataannya, para murid diajarkan tentang doa, tetapi doa yang tidak memiliki kegunaan praktis. Mereka menyaksikan Sekolah Alkitab mereka tidak dijalankan berlandaskan doa. Tuhan kita tidak hanya mengajarkan teori tentang doa, iman, serta bimbingan dan kekuatan Roh kepada para murid-Nya, namun Dia juga mengajarkan cara menerapkan kebenaran-kebenaran tersebut. PENTINGNYA PENGALAMAN Apakah tujuan yang sesungguhnya dari pelayanan dalam pengajaran? Kita setuju bahwa tujuan kita bukanlah semata-mata menanamkan pengetahuan. Jika kita hanya menanamkan pengetahuan saja, maka tujuan utama kita belum tercapai. Tujuan sesungguhnya adalah manifestasi penuh kehidupan Kristus dalam kehidupan seseorang yang menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya. Pengetahuan itu penting, tetapi tidak peduli sebesar apa pun pengetahuan kalau tidak dihidupi, pengetahuan itu sama saja dengan mati. Allah tidak pernah menganggap bahwa pengetahuan saja sudah cukup untuk mempersiapkan hamba-hamba-Nya; Dia menuntut bukti yang hidup. Jadi, tujuan yang sesungguhnya dari pelayanan dalam pengajaran adalah menerjemahkan pengetahuan dalam tindakan dan buah roh kita. Untuk mencapainya, pendidikan dan prakteknya perlu berjalan bersamaan. Pengalamanlah yang menjadi dasar persiapan para murid dan rasul Paulus serta pengikutnya. Teori perlu diterapkan dan diambil dari penerapannya sehari-hari. Kita perlu mengakui kelebihan persekutuan dan kedisiplinan Sekolah-sekolah Alkitab yang dikelola dengan baik. Sekolah dapat menyediakan kondisi yang nyaman untuk belajar dan bersekutu. Akan tetapi, Tuhan kita tidak hanya memberikan kita kesempatan untuk belajar Alkitab, tetapi dia juga melatih mereka untuk turut aktif dalam pelayanan. Yesus mengutus para murid-Nya untuk mempraktekkannya; mereka hidup dan bekerja dalam kondisi pelayanan aktif. Dia tidak melatih mereka bekerja sama sebagai suatu komunitas siswa, tapi Dia ingin mereka berkumpul bersama dalam pelayanan. Dia rindu mereka pergi melayani dan rindu mereka berdiri sendiri dan hanya bergantung pada Allah dalam segala situasi. Dia mengajak mereka bergabung dengan-Nya dalam pelayanan dan dalam kehidupan iman. Metode "pengasingan diri" hanya akan memisahkan siswa dari dunia dan kenyataan. Metode ini tidak ampuh untuk mengajarkan mereka cara bertahan melawan dosa dan serangan setan. Metode ini tidak dapat membangun karakter yang diperlukan oleh seorang rohaniwan. Mengasingkan diri dalam kurun waktu yang lama tidaklah baik. Pengasingan diri biasanya membuat seseorang tidak cocok menghadapi kehidupan yang normal. Pengasingan diri melumpuhkan separuh karakter lain manusia. Kondisi ini biasanya membuat orang tergantung, mendambakan kesenangan, dan berpandangan egois. Tuhan kita melatih murid-murid-Nya dengan pengajaran yang keras. Mereka berjalan bersama-Nya melewati jalan berdebu seraya menyaksikan kehidupan-Nya. Kehidupan-Nya itu mengajarkan mereka tentang penyangkalan diri dan kerja keras. Paulus dan rekan-rekan penginjilnya dipersiapkan dengan cara yang sama. Pelatihan seperti ini menghasilkan karakter-karakter yang diperlukan dalam penginjilan: orang-orang yang kuat imannya, bersedia pergi tanpa punya tempat untuk meletakkan kepalanya, pergi sendirian ke ujung dunia dengan Tuhan, menahan keinginan, menghadapi bahaya, penganiayaan, kebencian, dan kematian agar jiwa-jiwa dapat diselamatkan dan gereja dapat dirintis di seluruh dunia. Mereka adalah manusia-manusia dengan pengetahuan rohani yang dalam dan pengalaman yang luas; mereka bukan orang yang lemah, takut akan kesukaran, jijik pada kemiskinan, dan menginginkan kenyamanan dan keamanan. Mereka bukan orang-orang tidak berpengalaman yang belum pernah menghadapi cobaan dan yang belum tahu cara melakukan pekerjaan. Dan kemungkinan akan gagal ketika diutus untuk melakukan pekerjaan-Nya. Mari kita mengingat bahwa hanya pengalaman Kalvari saja yang dapat mempersiapkan kita dalam pelayanan Kalvari. Hanya orang yang bersedia merasakan Kalvari mau mengikuti pelayanan Kalvari. Orang-orang seperti inilah yang sangat dibutuhkan saat ini. Memisahkan siswa dari kehidupan gereja dan dari lingkungan pelayanan merupakan kesalahan serius. Seseorang yang dipersiapkan untuk penginjilan dan perintisan gereja memerlukan gereja serta ladang penginjilan. Hal itu tidak berarti bahwa pusat pembelajaran Alkitab perlu dikurangi. Tetapi kita memerlukan pelatihan murid yang memadai. Orang-orang yang mengenyam pendidikan Alkitab juga perlu memahami dengan jelas bahwa walaupun pendidikan Alkitab itu penting, hal itu belumlah cukup untuk membekali pelayanan mereka. Perlu ditekankan bahwa kita tidak dapat menyelesaikan tujuan kita dengan menaikkan standar pendidikan saja. Walaupun hal-hal seperti gelar dan pencapaian akademis berharga dalam bidang pendidikan, namun mereka bukanlah perlengkapan pelayanan; mereka tidak dapat memberikan kekuatan rohani atau menghasilkan buah rohani. Jika Tuhan kita tidak menggunakan hal-hal semacam itu dalam menyelesaikan tujuan-Nya, maka kita pun tidak memerlukannya. (tUly) Diterjemahkan dari: Judul buku: The New Testament Order for Church and Missionary Judul artikel: The Training of The Worker Penulis: Alex Rattray Hay Penerbit: The New Testament Missionary Union Canada Halaman: 480 -- 488 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI INTERNATIONAL CHRISTIAN MISSION ==> http://www.icmission.net International Christian Mission, yang didirikan oleh Khoo Hin Hiong, merupakan kegerakan interdenominasi orang-orang percaya yang bertujuan melatih para pendeta, pengabar Injil, guru-guru, dan rasul-rasul mengenai kebenaran Yesus Kristus. Tujuannya adalah agar pelayanan mereka menjadi efektif. Untuk itu, ICM melatih dan mendayagunakan orang-orang, serta membuat bahan-bahan pelatihan (tersedia dalam 20 bahasa) -- program ini dikenal dengan nama Church Planting Institute (CPI). Setelah mendapat pelatihan yang cukup, maka ICM akan mengirim satu tim ke daerah tertentu dan melatih para pemimpin menjadi lebih efektif dalam menjangkau jiwa-jiwa. Melalui situs mereka, Anda bisa memberikan pertanyaan, komentar serta mendukung pelayanan mereka melalui doa dan dana. (DIY) ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA T U R K I Seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu 2000 tahun yang lalu, Yesus mengirimkan surat lewat rasul Yohanes kepada lima gereja yang berkembang di Turki. Pusat kekristenan kuno yang terletak di kota Istanbul masa kini. Saat ini, jemaat-jemaat tersebut telah lenyap dan pengikut Kristus hanya tinggal 0;1 persen dari populasi Turki. Orang-orang Kristen ini sering menghadapi diskriminasi, kekerasan, ancaman, dan batasan kalau mereka tidak memiliki izin mengadakan pertemuan. Orang yang berpindah ke agama Kristen menderita pelecehan sosial dan kekerasan dari keluarga serta tetangga mereka. Karena alasan ini, Turki menduduki peringkat 35 dalam daftar "World Watch" [daftar negara di dunia yang mengalami penganiayaan terhadap orang Kristen, Red.]. Untuk mendukung gereja dan penyebaran Injil di antara orang-orang yang berbahasa Turki, SAT-7 telah meluncurkan SAT-7 TURK, saluran TV dalam bahasa Turki. Melalui tayangan itu, banyak orang Kristen Turki yang terisolasi satu dengan yang lain bisa mendapatkan pengajaran, pelatihan, dan dukungan. Tayangan ini juga dirancang untuk menunjukkan iman Kristen kepada orang-orang Turki yang belum percaya. Saat ini, saluran TV itu hanya dapat menayangkan 4 jam acara setiap harinya. SAT-7 ingin meluaskan liputan sampai 24 jam penuh. Untuk mencapai tujuan ini, sebuah yayasan anonim telah bermurah hati menawarkan memberikan sumbangan dua kali lipat (maksimal 350.000 dolar AS) nominal sumbangan yang diberikan oleh setiap penyumbang untuk saluran televisi itu. Artinya, setiap sumbangan akan menjadi , setiap 0 akan menjadi 0, dan seterusnya. SAT-7 akan menggunakan donasi itu untuk mengembangkan sumber-sumber siaran televisi, menambah jumlah waktu siaran satelit, dan meluaskan liputan sampai 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Saat liputan mereka selesai diperluas, SAT-7 akan meraih tujuan mereka, yaitu menjangkau orang-orang berbahasa Arab, Farsi, dan Turki -- pada dasarnya seluruh Timur Tengah -- dengan tayangan televisi Kristen. (tUly) Sumber: Mission News, Oktober 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14832] Pokok doa: * Doakan untuk orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan di negara Turki, supaya Tuhan menguatkan iman percaya mereka, sehingga mereka tidak kendor imannya. * Bersyukur karena Tuhan sudah membuka jalan untuk penginjilan melalui media televisi di negara Turki, sehingga lebih banyak orang yang belum mengenal Tuhan dapat mendengar dan menerima Kristus. S P A N Y O L Karena meningkatnya kecemasan akan teror Al-Qaeda terhadap sasaran mereka di Eropa, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga AS di Eropa. Jepang dan Inggris juga mengeluarkan peringatan serupa untuk warga mereka saat menggunakan kendaraan umum atau mengunjungi daerah-daerah wisata bagi para turis. JN, seorang misionaris dari The Evangelical Alliance Mission (TEAM), mengatakan bahwa, "Banyak orang-orang Eropa yang khawatir bahwa situasi dapat berubah menjadi buruk sewaktu-waktu. Penemuan tentang kegiatan-kegiatan teroris tersebut sangatlah mengganggu". JN mengatakan bahwa, perasaan gelisah ini membuka kesempatan langka untuk penginjilan. "Kejadian ini membuka jalan bagi kita untuk membicarakan hal-hal spiritual serta iman dan masa depan. Tetapi yang lebih penting, untuk membicarakan Yesus Kristus dan damai sejahtera yang ditawarkan-Nya". Banyak misionaris mengatakan bahwa mereka sulit melayani di Eropa karena terkadang hanya ada segelintir kesempatan untuk membagikan Injil. JN mengatakan bahwa, "Mereka sudah tidak memikirkan gereja lagi. Kami berdoa agar Allah mau memulai atau terus bekerja dalam hati orang-orang dan menunjukkan kepada mereka bahwa Dia masih hidup, Dia sedang bekerja, dan Dialah Pencipta. Pintu-pintu komunitas dari agama lain juga sedang terbuka. Dan pikiran dan keinginan kami adalah bekerja di antara orang-orang yang beragama lain di Eropa" Ia juga meminta agar orang-orang Kristen berdoa untuk pelayanan TEAM. "Doakan agar mata spiritual kami dibukakan, agar kami dapat melihat kesempatan-kesempatan dan memanfaatkannya. Doakan untuk keamanan di sini. Segalanya dapat terjadi". (tUly) Sumber: Mission News, Oktober 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14802] Pokok doa: * Berdoa buat orang-orang Kristen yang ada di daerah Eropa di mana mereka banyak mengalami kegelisahan karena ancaman teroris yang bisa sewaktu-waktu mencelakakan mereka. Doakan agar mereka boleh mengenal Kristus yang mampu memberikan kedamaian yang sejati. * Berdoa agar setiap orang Kristen di Eropa, dibangkitkan kembali iman dan semangatnya dalam pelayanan penginjilan karena kesempatan menginjili sekarang sangat terbuka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA TSUNAMI DAN GEMPA BUMI DI MENTAWAI Senin, 25 Oktober 2010 Tsunami berkekuatan 7;2 SR dengan tinggi ombak 7 meter melanda kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul 22.00 WIB. Episentrum gempa terletak pada kedalaman 10 kilometer, meluluhlantakan pemukiman, infrastuktur jalan, kapal nelayan, dan bangunan apa saja yang ada di sekitar pesisir. Hingga Rabu, 3 November 2010 sedikitnya 498 warga terluka dan 75 warga hilang, 720 rumah hancur, dan 15.097 warga mengungsi. Pemerintah sejauh ini sudah berupaya meringankan warga korban Tsunami. Sumber: Kompas, 30 Oktober 2010, hal. 1 Kompas, 3 November 2010, hal. 1 POKOK DOA: 1. Mengucap syukur untuk upaya pemerintah dalam menangani bencana Tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu. Doakan agar Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah agar penanganan bisa lebih maksimal lagi. 2. Bersyukur untuk perhatian dan bantuan yang diberikan dari negara lain untuk membantu Indonesia. Doakan agar semakin banyak orang yang tergerak hatinya untuk memberikan bantuan, sehingga korban bisa segera ditolong dan dan lokasi bencana bisa dipulihkan. 3. Masih banyak pengiriman bantuan yang terhambat karena kendala cuaca dan transportasi. Doakan supaya Tuhan memberikan cuaca yang baik untuk regu penolong bisa sampai di tempat yang membutuhkan. Doakan juga agar pemerintah bersama rakyat setempat dapat menyediakan alat transportasi yang lebih memadai. 4. Doakan masyarakat Mentawai yang membutuhkan bantuan medis dan logistik tapi belum bisa dijangkau, kiranya Tuhan memberi kekuatan dan perlindungan untuk mereka bisa bertahan sampai bantuan bisa sampai ke mereka. 5. Doakan masyarakat Mentawai yang kehilangan anggota keluarga mereka, agar Tuhan memberi kesabaran dan penghiburan. Doakan juga untuk pemulihan fisik dan psikis masyarakat Mentawai. 6. Berdoa untuk gereja-gereja di seluruh Indonesia agar bersatu menyebarkan kasih Kristus melalui bantuan yang bisa diberikan kepada rakyat Mentawai yang menjadi korban bencana. Doakan agar bantuan-bantuan itu bisa sampai kepada yang membutuhkan. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |