Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/44 |
|
e-JEMMi edisi No. 44 Vol. 11/2008 (10-11-2008)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Memberi dengan Murah Hati SUMBER MISI: Mid India Christian Mission (MICM) DOA BAGI MISI DUNIA: Papua Nugini, Yaman DOA BAGI INDONESIA: Compassion SURAT ANDA: Situs e-MISI Memberkati ______________________________________________________________________ GOD CHASTENING IS NEVER CRUEL BUT CORRECTIVE ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Terlibat dalam pelayanan misi tidak selamanya harus terlibat secara langsung di lapangan. Mungkin Anda atau orang lain di lingkungan gereja Anda memiliki kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan misi, namun tidak mungkin pergi dan bergabung menjadi penginjil di lapangan. Ada hal yang dapat Anda lakukan yang sama pentingnya dalam pelayanan misi, yaitu menopang pelayanan mereka dengan memberikan sumbangan dana. Namun, untuk terlibat menjadi penyumbang dana, ada hal-hal prinsip yang perlu Anda ketahui. Nah, untuk lebih jelasnya, selama bulan November, e-JEMMi mengangkat tema seputar Misi dan Keuangan. Topik yang akan kami bahas meliputi Dasar alkitabiah dalam Memberi, Bagaimana Mengelola Sumber Dana Misi, serta Bagaimana Mencari Dukungan Dana bagi Pelayanan Misi. Simak juga edisi khusus kami, edisi Ulang Tahun e-JEMMi ke-11 yang akan menyajikan artikel singkat seputar pelayanan misi yang kami rangkum dari beberapa bahan edisi e-JEMMi sebelumnya. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI MEMBERI DENGAN MURAH HATI Di Jemaat Makedonia Orang-orang percaya di Yerusalem sedang menderita. Mungkin karena dikucilkan, sebagian dari mereka kehilangan pekerjaan setelah menjadi orang Kristen. Mungkin terjadi kelaparan seperti yang terjadi sebelumnya pada era pemerintahan Klaudius (Kisah Para Rasul 11:28). Apa pun masalahnya, Paulus prihatin dengan kesejahteraan mereka. Ia mendorong jemaat-jemaat di daerah lain untuk memberi sumbangan bagi jemaat Yerusalem. Jemaat di Korintus tergerak untuk terlibat dalam proyek itu ketika mereka pertama kali mendengarnya. Nyatanya, antusiasme awal mereka itulah yang kemudian menginspirasi jemaat di Makedonia untuk memberi dengan sangat murah hati. Sayangnya, jemaat di Korintus tidak melaksanakan apa yang telah menjadi komitmen mereka itu. Karena itu, Paulus mendesak mereka, dalam 2 Korintus 8-9, untuk menyelesaikan kebajikan yang telah mereka mulai. Ironisnya, ia menggunakan teladan jemaat Makedonia, yang tertantang ketika melihat kesediaan jemaat di Korintus untuk memberi, sebagai salah satu cara untuk memotivasi jemaat di Korintus agar membuktikan kesetiaan mereka terhadap janji mereka. Dari teladan jemaat Makedonia yang ada di 2 Korintus 8, dan melalui pengajaran yang lebih langsung di 2 Korintus 9, setidaknya kita bisa mendapatkan delapan prinsip yang menuntun kita untuk memberi. Kedua pasal ini merupakan inti perintah untuk memberi yang ada dalam Perjanjian Baru. Saat kita mempelajari, menerapkan, dan mengajarkan prinsip-prinsip yang ada di kedua pasal itu, kita dan gereja kita akan mengalami sukacita dalam memberi. Akan lebih baik jika Anda membaca 2 Korintus 8-9 terlebih dahulu dan membiarkan Alkitab Anda tetap terbuka di hadapan Anda setelah selesai membacanya. 1. Kita harus memberi dengan kemurahan hati. (2 Korintus 8:2, 9:6-13) Bisakah Anda membayangkan seorang petani kaya hanya menanam sedikit tanaman padi supaya dapat menimbun bijinya yang berharga? Tentu saja tidak. Ia mengetahui bahwa hanya dengan menabur padinya dengan kemurahan hati, maka dia bisa menuai hasil yang berlimpah-limpah. Yesus berbicara mengenai hubungan antara memberi dan menerima dalam Lukas 6:38, yang bunyinya: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Dari perspektif Tuhan, memberi berarti berinvestasi. Semakin besar investasinya, akan semakin besar hasilnya. Ini adalah kebenaran dasar alkitabiah yang tidak dapat kita abaikan: kita menuai apa yang kita tabur. Jemaat Makedonia menabur dengan murah hati. 2. Kita harus memberi dengan kerelaan hati. (2 Korintus 8:12, 9:7) Kita tidak boleh segan atau enggan dalam memberi. Tuhan tidak ingin kita memberi hanya karena kita merasa tidak memiliki pilihan lain. Pemberian kita haruslah pemberian yang disertai kerelaan hati. Ya, Ia ingin kita memberi. Ia tahu bahwa itu baik bagi kita, dan hal itu mencukupkan kebutuhan orang lain. Namun, Ia tidak memuntir tangan kita dan memaksa kita untuk memberi. Meskipun Ia memiliki hak atas segala yang kita miliki, namun Ia tidak menuntut hak-Nya. Ia bukan pemungut cukai. Apakah kita menunjukkan tindakan yang sama di gereja kita? Apakah kita benar-benar peduli agar jemaat gereja kita memiliki kemauan untuk memberi dengan rela hati, ataukah kita sudah berpuas hati selama mereka memberi, meskipun itu dilakukan dengan perasaan enggan? Memberi adalah wujud ketaatan. Ini adalah salah satu wujud pengakuan iman kita yang sejati (2 Korintus 9:13). Namun, ketaatan kita itu tidak didorong oleh hukum, namun oleh anugerah Tuhan (2 Korintus 8:9). Kristus sendiri telah memberikan teladan. Kerelaan hati kita dalam memberi merupakan sebuah respons kasih kita terhadap pengorbanan-Nya. 3. Kita harus memberi dengan sukacita. (2 Korintus 8:2, 9:7) Apa yang Anda rasakan saat memasukkan uang ke dalam kantong persembahan? Sayang? Atau itu membuat Anda bersukacita karena Anda berbagi dengan orang lain? Pada titik ini, kita mungkin akan tergoda untuk berpikir, "Ayolah, Tuhan. Bukankah memberi dengan murah hati dan rela hati itu sudah cukup?" Tidak, menurut 2 Korintus 9:7, itu saja tidak cukup. Tuhan ingin agar kita memberi dengan sukacita. 4. Kita harus memberi dengan antusias. (2 Korintus 8:3-4) Menakjubkan! Jemaat Makedonia jelas-jelas adalah pemenang medali emas ketika mereka memberi. Paulus berkata, "Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus." (2 Korintus 8:3-4) Dalam pandangan mereka, membantu saudara seiman di Yerusalem bukanlah beban, namun merupakan suatu kehormatan. Dan mereka "mendesak dengan segera" agar diperbolehkan berpartisipasi untuk membantu saudara seiman mereka. Bagaimana perasaan Anda apabila situasi seperti itu terjadi di gereja Anda? "Saya mohon, Pak Pendeta, biarkan saya membantu para korban bencana alam." "Pak Pendeta, tolong berikan saya kehormatan untuk memberi dalam mendukung misionaris-misionaris kita." Meski pada awalnya Anda terkejut, Anda akan senang melihat hasrat yang begitu besar untuk memberi. 5. Kita harus memberi dengan penuh pengorbanan. (2 Korintus 8:2-3) Mungkin Anda berpikir bahwa jemaat di Makedonia sangat kaya, dan adalah mudah bagi mereka untuk memberi dengan murah hati, rela hati, sukacita, dan penuh antusias. Tidak juga. Apabila mereka masih hidup sekarang, Anda akan menemukan mereka hidup di daerah miskin daripada di lingkungan berada. Rumah mereka pasti adalah gubuk yang berdiri di atas tanah kotor, bukan rumah mewah di lingkungan elite. Mereka tidak hanya sangat miskin, tetapi juga mengalami "cobaan berat" (2 Korintus 8:2). Kita tidak tahu secara spesifik penderitaan apa yang mereka alami. Namun jujur, akan sangat mudah bagi mereka untuk memerhatikan diri dan kebutuhan mereka sendiri. "Maaf, Paulus. Kami menyadari bahwa orang Kristen yang ada di Yerusalam membutuhkan bantuan, tetapi seperti yang kamu lihat, kami pun miskin. Dan selain itu, kami sedang berada dalam cobaan yang berat." Namun, jemat di Makedonia tidak melakukan hal seperti itu. Mereka adalah pemberi kelas dunia. Meskipun kebutuhan mereka mendesak, mereka memohon agar diizinkan membantu orang-orang percaya yang menderita di Yerusalem. Sungguh sebuah teladan yang luar biasa! Dari kesaksian pengorbanan ini, mereka menunjukkan bahwa memberi adalah suatu kehormatan di mana semua orang Kristen dapat ikut serta, baik yang kaya maupun yang miskin. 6. Kita harus memberi menurut kemampuan kita. (2 Korintus 8:3, 11-12) Sadarkah Anda bahwa tidak ada di dalam 2 Korintus sebuah perhitungan mengenai berapa banyak orang Kristen harus memberi? Selama ini, tidak ada perhitungan tentang seberapa banyak orang Kristen harus memberi dalam Perjanjian Baru. Yang difirmankan kepada kita adalah bahwa kita harus memberi menurut kemampuan kita. Mereka yang memunyai lebih banyak, diharapkan untuk memberi lebih banyak. Mereka yang memunyai lebih sedikit, diharapkan untuk memberi lebih sedikit. Kita tidak bertanggung jawab akan milik orang lain. Kita diajarkan untuk menjadi pengurus yang setia atas apa yang telah Tuhan percayakan pada kita. Dengan kata-kata seperti itu, Paulus mendorong jemaat di Korintus untuk setia kepada janji mereka untuk memberi (2 Korintus 8:11-12). Dalam apa yang menjadi acuan awal pemberian bagi orang percaya di Yerusalem, Paulus menginstruksikan jemaat Korintus: "Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang." (1 Korintus 16:2) Dengan cara ini pula Dr. Luke menggambarkan bantuan yang diberikan kepada jemaat di Antiokhia: "Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea." (Kisah Para Rasul 11:29) Ahli misi, J. Herbert Kane, menulis contoh tentang uang milik John Wesley: Pada masa mudanya, pendapatan tahunannya sebesar 30 poundsterling. Dia hidup dengan 27 poundsterling dan menyumbangkan sisanya. Beberapa tahun kemudian, ketika pendapatannya berlipat kali ganda menjadi 60 poundsterling per tahun, dia terus hidup dengan 27 poundsterling dan menyumbangkan sisanya. Ketika pendapatannya meningkat menjadi 90 poundsterling per tahun, dia tetap hidup dengan 27 poundsterling. Bagi John Wesley, persentase dari pendapatan yang dia sumbangkan meningkat dari 10% menjadi 50% lalu menjadi 70%. Dia menunjukkan kepada kita bahwa memberi menurut kemampuan kita berarti hidup menurut kebutuhan kita, bukan menurut pendapatan kita. 7. Kita perlu memberi berdasarkan apa yang Tuhan miliki. (2 Korintus 8:1-3, 9:8-11) Nah, inilah yang benar-benar menembus batas pemberian kita. Inilah yang menantang kita untuk berpikir melebihi keterbatasan kita. Kita harus memberi berdasarkan apa yang adalah milik Tuhan. Bahasa Yunani, "charis", yang biasanya diterjemahkan "grace" (kasih karunia), muncul sepuluh kali di 2 Korintus 8-9. Dalam beberapa kasus, seperti dalam pasal 8:9, makna dasarnya -- kemurahan hati Tuhan -- mungkin itu yang dimaksudkan. Namun dalam ayat lain, definisi yang lebih baik tentang kasih karunia adalah kuasa Tuhan yang memampukan. Itulah kira-kira makna yang terdapat dalam 2 Korintus 8:1, 9:8, dan 9:14. Oleh karena kuasa Tuhanlah jemaat Makedonia mampu memberi "lebih dari kemampuan mereka" (2 Korintus 8:3). Dan oleh karena berlimpahnya kuasa Tuhan yang memampukan jemaat Korintuslah sehingga mereka berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan" (2 Korintus 9:8). Akronim yang pada umumnya digunakan untuk makna paling dasar dari kasih karunia, kemurahan hati Tuhan, adalah GRACE -- God`s Riches At Christ Expense (Kekayaan Tuhan melalui Pengorbanan Kristus). Untuk makna yang kedua, kuasa Tuhan yang memampukan, mungkin kita bisa menggunakan akronim GRACE -- God`s Resources As Christ Enables (Kuasa Tuhan melalui Kristus yang Memampukan). Itulah yang memungkinkan kita memberi lebih dari kemampuan kita -- tidak hanya memberi menurut kemampuan kita, melainkan menurut kemampuan Tuhan. Ia yang akan menyediakan apa yang kita butuhkan dan memampukan kita untuk "berlimpah dalam kebajikan" (2 Korintus 9:8). Ini karena kita mengambil dari rekening bank Tuhan, bukan hanya dari rekening kita sendiri, sehingga kita dapat menjadi "murah hati dalam setiap kesempatan" (2 Korintus 9:11). 8. Kita harus memberi diri kita terlebih dahulu kepada Tuhan. (2 Korintus 8:5) Akhirnya, di sini kita mendapatkan kunci dari tujuh prinsip yang ada. Alasan mengapa jemaat Makedonia dapat memberi contoh abadi mengenai pemberian kristiani adalah karena, seperti yang ditulis oleh Paulus, "Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah," (2 Korintus 8:5). Oleh karena komitmen mereka kepada Tuhan, mereka memberi dengan murah hati, rela hati, sukacita, dan penuh antusias. Oleh karena mereka menyerahkan diri mereka kepada Tuhan, mereka bisa memberi dengan penuh pengorbanan, menurut kemampuan mereka, bahkan melebihi kemampuan mereka. Mengapa pemberian kita terkadang (sering kali?) tidak dikarakterisasi oleh tujuh prinsip awal tadi? Saya rasa itu karena kita belum menyerahkan hidup kita kepada Tuhan seperti yang dilakukan jemaat Makedonia. Itulah akar permasalahannya, dan masalah ini tidak bisa dipecahkan oleh apa pun kecuali oleh karya spiritual dalam hati setiap umat Allah. Terlihat di surat Paulus kepada jemaat di Roma bahwa orang-orang Korintus meresponi seruan Paulus. Mereka "mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem" (Roma 15:26; band. 2 Korintus 9:2). Mereka menyelesaikan kebajikan yang telah mereka mulai. Dan itu bukan karena Paulus mencambuk mereka dengan peraturan, namun karena dia mengajari mereka mengenai memberi dengan kemurahan hati. Jemaat di Makedonia merupakan teladan yang luar biasa untuk prinsip yang ia coba tanamkan. Di Jemaat Anda Mungkin Anda masih bertanya-tanya, bagaimana supaya jemaat Anda dapat digerakkan untuk memberi bagi misi. Saya percaya 2 Korintus 8-9 mendukung pendekatan berikut ini. Perlihatkan Kebutuhannya Paulus melakukan hal ini. Dia memberitahu jemaat di Makedonia, Galatia, dan Akhaya mengenai kebutuhan jemaat di Yerusalem. Orang-orang biasanya tidak akan meresponi kebutuhan yang tidak mereka ketahui. Ini menggarisbawahi pentingnya mengembangkan visi bagi dunia dalam jemaat Anda. Selalu mengetahui kebutuhan dunia akan membantu kita untuk tidak egois dalam menggunakan apa yang kita miliki. Desak Jemaat untuk Memberi Paulus melakukan ini juga. Kita tidak perlu segan untuk memotivasi orang percaya untuk memberi dengan murah hati. Ibrani 10:24 memerintahkan kita untuk "memertimbangkan bagaimana kita mendorong satu dengan yang lain untuk mengasihi dan berbuat baik". Dan memberi jelas masuk dalam apa yang dimaksud ayat tersebut. Ajarkan Memberi dengan Kemurahan Hati Jelas, Anda akan tetap mendapatkan hasil dengan menggunakan pendekatan lain. Namun saya yakin, pendekatan itu akan memberikan lebih banyak keburukan daripada kebaikan. Tuntunan Tuhan tergambar bagi kita dalam 2 Korintus 8-9. Karena itu, mengikuti pendekatan Paulus, adalah cara mendemonstrasikan hati yang percaya kepada Tuhan -- bahwa jalan-Nya adalah jalan yang terbaik. Butuh waktu untuk mengajar memberi dengan murah hati. Itu disebabkan karena isu-isu riil tidak mudah kelihatan. Kita mau orang-orang memberi kepada gereja. Perhatian Tuhan yang utama adalah supaya kita memberi diri kita terlebih dahulu kepada-Nya. Memberi dengan murah hati, sukacita, dan penuh antusias akan mengikutinya. Jemaat di Makedonia dan Korintus memberi untuk membantu memenuhi kebutuhan material jemaat di Yerusalem. Namun prinsip-prinsip yang ada dalam kejadian itu adalah prinsip-prinsip fundamental bagi orang Kristen dalam memberi. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini dan mengajarkannya di gereja kita, kita akan mengalami sukacita dalam memberi untuk misi. (t/Hilda) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku: The World Beyond Your Walls Judul asli artikel: Grace Giving Penulis: Dean Wiebracht Penerbit: Philippine Crusades, Manila 1992 Halaman : 195 -- 202 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI MID INDIA CHRISTIAN MISSION (MICM) ==> http://midindia.com/ Di antara beberapa pelayanan misi yang khusus menjangkau India, organisasi ini adalah salah satunya. Dimulai oleh Almarhum Dr. Vijai Lall pada 1969, dengan hanya tujuh belas anak di sebuah sekolah, kini MICM menjadi salah satu alat terbesar untuk mewartakan firman Tuhan sampai ke ujung India. Dari letaknya yang strategis di pusat India, organisasi ini tidak hanya menjangkau pusat-pusat kota, namun juga pedalaman-pedalaman untuk membawa orang-orang India ke dalam tangan Tuhan Yesus Kristus. Mereka menjangkau orang India melalui ragam bentuk pelayanan, di antaranya sekolah Alkitab, rumah sakit mata, sekolah dan universitas Kristen, rumah produksi, penerbitan, rumah sakit mental anak-anak, dan pusat rehabilitasi wanita. Semua itu, bersama dengan perintisan gereja di seluruh negara, ditujukan untuk membawa orang-orang India dalam terang kasih perlidungan Allah. Jika Anda ingin mengetahui lebih detail mengenai pelayanan mereka, silakan kunjungi alamat di atas. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA P A P U A N U G I N I Ketika seorang misionaris dari Wycliffe Associates bertanya kepada salah seorang pria dari Papua Nugini tentang mengapa ada delapan ratus bahasa dalam satu suku di pulau yang sama, pria itu dengan cepat menjawab pertanyaan tersebut, "Karena kami saling membenci." Dengan berlalunya waktu dan pengenalan Injil, terjadilah pemulihan yang luar biasa. Namun, penghalang komunikasi di antara masyarakat tetap ada, dan hal itu juga yang membatasi penyediaan Alkitab bagi masing-masing kelompok bahasa. Alkitab adalah kunci untuk menghasilkan murid-murid yang mengenal Tuhan secara pribadi dan yang rindu akan terjadinya pemulihan atas perpecahan yang ada di lingkungannya. Hanya ada kurang dari enam juta jiwa yang tinggal di negara yang terletak di Samudra Pasifik ini, dan sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Pelestarian gaya hidup tradisional dilindungi hukum. Wycliffe Associates berusaha keras untuk menerjemahkan Alkitab di Papua Nugini. Meskipun begitu, para penerjemah terkadang harus mempekerjakan staf pembantu karena di sana hanya ada satu staf pembantu sukarelawan untuk masing-masing penerjemah. Di sini, waktu dan tenaga sangat terkuras, semuanya dikerahkan untuk menyediakan lebih banyak Alkitab. Papua Nugini merupakan lokasi terbesar Wycliffe Associates bagi para sukarelawan. Ada banyak lowongan yang tersedia bagi sukarelawan yang ingin membantu di sana, termasuk guru bahasa Inggris SMU, pengawas perbaikan landasan terbang, manajer cabang pelayanan, perawat, dan bapak/ibu penjaga asrama pemuda. Empat dari posisi-posisi tersebut ada di Ukarumpa, di mana ada tiga ratus keluarga yang sedang melakukan penerjemahan untuk seluruh negeri. Ribuan orang menantikan Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa mereka masing-masing, jadi lowongan apa pun yang terisi nantinya, hal itu bisa mempercepat proses tersebut. Untuk mempelajari lebih banyak tentang lowongan itu atau lowongan-lowongan lain, kirimkan email ke: < web(at)wycliffeassociates.org >. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Mission News Network, Agustus 2008 Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11556/ Pokok doa: * Mengucap syukur atas masuknya Injil dan pemulihan yang terjadi atas masyarakat Papua Nugini. Doakan agar masyarakat di sana dapat mengaplikasikan teladan Kristus untuk saling mengasihi. * Doakan untuk penyedia Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lokal di Papua Nugini, mengingat masyarakat di Papua Nugini perlu belajar lebih dalam firman Tuhan. * Berdoa juga untuk tim Wycliffe Associates yang sedang berupaya menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lokal di Papua Nugini. Doakan untuk tenaga sukarela yang sangat dibutuhkan agar pekerjaan Tuhan ini bisa semakin banyak dikerjakan. Y A M A N Pemerintah Yaman telah menangkap tujuh orang Kristen, termasuk setidaknya seorang petobat baru di provinsi Hodaida, Yaman. Hodaida adalah kota terbesar ketiga di Yaman. Hodaida adalah ibu kota provinsi Hodaida yang terletak di barat pesisir Laut Merah Yaman dan dihuni lebih dari dua juta jiwa. Menurut situs berita Yaman, Sahwa Net, tujuh orang Kristen tersebut dituduh "melakukan kristenisasi dan menyebarkan Alkitab". Surat kabar tidak menjelaskan apakah ketujuh orang tersebut secara resmi diadili di meja hijau berdasarkan dakwaan tersebut. International Christian Concern mengatakan bahwa di antara yang tertangkap itu adalah Daniel (bukan nama sebenarnya), seorang petobat baru. Ketujuh orang itu ditangkap pada pertengahan Juni dan masih berada dalam penahanan menurut laporan pada awal Juli ini. Penangkapan ini menyiratkan sebuah era penganiayaan yang semakin sering terjadi dan sistematis. Mereka menjadi panas karena kampanye media agama mayoritas (asing, teroris, dan lokal) yang menyatakan agama mayoritas di Yaman sedang terancam karena kegiatan misionaris Kristen, dan pada saat rezim Presiden Ali Abdullah Saleh -- yang tidak disukai -- sedang berjuang memertahankan kesatuan negaranya. Tolong doakan untuk keselamatan tujuh orang Kristen yang ditangkap itu dan supaya Tuhan melindungi mereka dari penyiksaan dan berbagai macam bentuk penganiayaan. Tolong doakan juga agar mereka kuat dan berani dalam menghadapi situasi sulit itu, dan agar mereka segera dibebaskan. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Nama buletin: Body Life, Edisi Agustus 2008, Volume 26, No. 8 Nama kolom: World Christian Report Judul artikel: Yemen: Seven Christians Detained Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 1 dan 3 Pokok doa: * Bawalah para tokoh masyarakat Yaman dalam doa agar mereka tidak memusuhi orang-orang Kristen, melainkan mereka bersikap adil kepada orang Kristen di sana, terutama ketujuh orang Kristen yang ditangkap itu. * Berdoalah supaya pintu penginjilan terbuka lebar di Yaman dan Tuhan pun mencurahkan hujan pertobatan bagi penduduk Yaman. * Dukunglah orang-orang Kristen di Yaman dalam doa supaya mereka semakin dikuatkan dan diperlengkapi Tuhan untuk terus memberitakan Injil dan memenangkan jiwa bagi Tuhan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA COMPASSION Compassion merupakan organisasi yang berpusat pada Kristus, yang memfokuskan diri pada pelayanan untuk anak-anak dengan berbasiskan gereja. Yayasan ini hanya bermitra dengan gereja dalam bentuk Pusat Pengembangan Anak (PPA) yang akan dikelola oleh gereja lokal, yaitu dengan cara mensponsori anak dari usia 3 s/d 20 tahun. Pengembangan terhadap anak yang dilakukan meliputi empat aspek bidang pengembangan, yaitu: 1. Spiritual Dengan memberikan nilai-nilai kristiani serta penerapan iman Kristen. 2. Intelektual Dengan memberikan suasana belajar yang kondusif, membantu dalam pendidikan sekolah, serta memberikan dasar-dasar pengetahuan. 3. Fisik Dengan menerapkan gaya hidup sehat, memunyai lingkungan yang sehat, dan gizi yang baik. 4. Sosial Ekonomi Supaya peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya, memiliki rasa percaya diri, memiliki disiplin sejak kecil agar dapat berinteraksi dengan sesama. Sumber: Buletin Transformation Connection Indonesia, Edisi I, Januari 2008 POKOK DOA: 1. Mengucap syukur untuk pelayanan Compassion Indonesia yang peduli terhadap kebutuhan anak-anak, khususnya anak-anak yang secara ekonomi kekurangan karena orang tuanya yang kurang mampu. 2. Doakan agar Tuhan melebarkan pelayanan Compassion, sehingga dapat menjangkau lebih banyak lagi anak-anak yang sangat membutuhkan bantuan. 3. Doakan untuk gereja-gereja lokal yang bermitra dengan Compassion, agar Tuhan memampukan mereka untuk melayani dengan semaksimal mungkin dan mengandalkan Tuhan dalam setiap kebijakan yang diputuskan. 4. Berdoa bagi anak-anak yang telah menerima bantuan dari Compassion, agar mereka semakin mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam segala hal untuk menjadi berkat bagi keluarga dan orang-orang di sekitar mereka. ______________________________________________________________________ SURAT ANDA From: Fredna JM Robot <fredna_robot(at)xxxx> >Terima kasih untuk adanya e-Misi ini, karena dengan demikian saya >diasah untuk mampu mengerti lebih dalam lagi mengenai firman Tuhan. >Terima kasih, menambah wawasan saya dalam bahan mengajar di bidang >keperawatan. seperti Caring dilihat dari sisi firman Tuhan. Terima >kasih, kita semua semakin diberkati dalam TUHAN YESUS Redaksi: Terima kasih untuk kunjungannya di situs e-MISI. Kami sangat bersyukur karena e-MISI bisa membantu Anda untuk mengerti lebih banyak mengenai kebenaran firman Tuhan. O, ya, apakah Anda sudah berlangganan e-JEMMi (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)? Dalam e-JEMMi, kami memiliki artikel seputar misi/kekristenan yang dapat Anda peroleh secara gratis melalui "mailbox" Anda setiap minggunya. Jika Anda belum mendaftar, kami dapat mendaftarkan Anda. GBU. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |