Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/42 |
|
e-JEMMi edisi No. 42 Vol. 9/2006 (18-10-2006)
|
|
Oktober 2006, Vol.9 No.42 _____________________________ e-JEMMi ______________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI : Mencari Kehendak Tuhan SUMBER MISI : Joshua Project, The Glory Story Project DOA BAGI MISI DUNIA: Senegal, Rwanda, Nigeria DOA BAGI INDONESIA : Arus Mudik Lebaran STOP PRESS : Situs SABDA Space SURAT ANDA : Informasi Negara-Negara yang Membutuhkan Tenaga Misionaris ______________________________________________________________________ "KITA MENABUR BENIH TETAPI ALLAH-LAH YANG MENDATANGKAN TUAIAN" ______________________________________________________________________ EDITORIAL Senang berjumpa dengan Anda semua, Salah satu sajian kami yang menarik minggu ini adalah sebuah kesaksian dari seorang yang bergumul untuk melayani sebagai misionaris. Walaupun impian untuk menjadi seorang misionaris sudah lama ada dalam hatinya, namun hal itu baru terwujud setelah beberapa lama kemudian. Butuh kesabaran, ketekunan, dan pengharapan untuk meraih apa yang menjadi impiannya. Silakan baca kisah lengkapnya pada kolom Artikel. Tidak ketinggalan ada beberapa pokok doa penting yang kami harap menjadi pokok doa Anda minggu ini, yaitu berdoa bagi saudara- saudara sepupu kita di Indonesia yang akan merayakan lebaran dalam waktu dekat ini. Juga, berdoa untuk pelayanan dan pergumulan penginjilan di wilayah Senegal, Rwanda, dan Nigeria. Nah, cukup banyak informasi dan kesaksian yang bisa Anda peroleh di Buletin e-JEMMi minggu ini. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membawa setiap pokok doa edisi minggu ini untuk menjadi topik doa kita bersama. Selamat berdoa, Tuhan memberkati. Redaksi e-JEMMi, Lisbet ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI MENCARI KEHENDAK TUHAN ====================== Sejak berjanji di malam Natal, tekad saya untuk kelak menjadi misionaris sudah bulat. Saya yakin saya tidak akan memilih jalan hidup yang lain. Tapi berbagai pertanyaan memenuhi pikiran saya, "Ke mana saya akan pergi? Mungkinkah anak desa seperti saya menjadi misionaris? Bagaimana caranya menjadi misionaris? Akankah keluarga saya mengizinkan saya pergi jauh dari mereka? Gadis Nias tidak boleh jauh dari orang tuanya, dan saya anak perempuan bungsu. Bagaimana caranya mengatakan keinginan ini kepada orang tua saya?" Hati saya berdebar-debar setiap kali memikirkan hal ini. Saya belum dapat membicarakan kerinduan saya kepada orang tua saya. Namun, Tuhan mulai membuka jalan. Setamat SMA, saya diterima di universitas negeri sebagai lulusan PMDK (Program Penelusuran Minat dan Kemampuan), suatu kesempatan langka yang banyak siswa bahkan takut memimpikannya. Tapi saya telah memilih impian lain, impian yang lebih besar. Berita kelulusan itu saya beritahukan kepada orang tua saya. Di saat mereka sedang bersyukur kepada Tuhan, saya katakan juga bahwa hati saya sudah bulat, saya hanya mau masuk ke sekolah teologi. Mereka kecewa tapi saya tidak berani mengecewakan hati Tuhan yang telah memanggil saya. Waktu itu, dua saudara saya sedang kuliah di universitas swasta di Yogyakarta sehingga orang tua saya tidak sanggup lagi menyekolahkan saya. Saya terus berdoa dan menunggu selama dua tahun. Dan ketika akhirnya saya masuk Fakultas Teologia Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, saya merasa telah berada di jalur yang benar. Selagi kuliah di Duta Wacana, saya kembali bertanya-tanya, "Bagaimana caranya menjadi misionaris?" Saya bertanya ke sana-sini, kepada teman-teman kuliah dan dosen, ... buntu! Tidak ada yang dapat memberi petunjuk. Namun, saya tidak menyerah. Saya terus bertanya kepada teman-teman kuliah, "Saya ingin sekali menjadi misionaris, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya. Apakah kamu tahu badan misi yang bisa menerima saya?" Salah seorang teman berkata, "Di dekat rumah kami di Jakarta ada satu badan misi. Namanya OMF. Nanti kalau saya pulang dari liburan, saya akan ambilkan brosurnya." Saya tidak sabar menunggu brosur itu datang. Tapi ketika teman saya itu kembali ke Yogyakarta, ia tidak membawa brosur itu. Ia belum sempat ke kantor OMF. Saya sangat kecewa. Tuhan tidak pernah lupa menyelesaikan apa yang telah dimulai-Nya. Dari takhta-Nya Ia akan menggenapi rencana-Nya. Beberapa bulan kemudian, saat mengambil surat, saya melihat brosur berwarna kuning di dekat keranjang surat. Karena ingin tahu, saya ambil satu, dan alangkah senangnya hati saya melihat bahwa brosur itu adalah brosur OMF. "Ini dia yang saya cari-cari!" seru hati saya girang. Saya langsung menulis surat ke OMF untuk menceritakan kerinduan hati saya menjadi misionaris dan bertanya apakah mereka bersedia menerima saya. Tentu badan misi itu tidak bisa berjanji banyak sebab mereka belum mengenal saya. Karena tidak langsung diterima, saya sangat kecewa dan tertekan. Saya merasa ditolak. Namun, ditolak badan misi bukan berarti ditolak Tuhan. Bila Ia sudah memanggil, Ia akan membuka pintu-pintu yang tanpa celah sedikit pun supaya rencana-Nya digenapi. Saat itu, saya membutuhkan beasiswa untuk kuliah dan saya diminta menemui Ibu A, Direktur Pusat Pengembangan Pribadi Duta Wacana. Saat berkenalan dengan Ibu A, saya terkejut. Ternyata ia anggota OMF! Dalam hati muncul keinginan untuk mengungkapkan kerinduan saya, tapi kemudian niat itu saya batalkan. "Tidak ada gunanya membicarakan hal itu. Saya telah menyurati mereka dan mereka menolak saya." Namun, saya tetap mengingat Ibu A. Sebulan kemudian saya menemuinya dan menceritakan kerinduan saya untuk bergabung dengan OMF "Saya telah menyurati mereka," jelas saya, "tapi saya tidak diterima." "Jangan khawatir," jawabnya, "saya akan mengikuti pertemuan kami di Jakarta. Saya akan berbicara kepada pimpinan di sana." Dua bulan kemudian ia memanggil saya dan berkata, "Anda telah menceritakan keinginan Anda menjadi misionaris. Saya baru mendapat kabar bahwa ada satu kelompok mahasiswa dan orang-orang muda dari Australia, yang akan datang untuk studi tur di Indonesia. Barangkali Anda tertarik untuk ikut." "Ya! Saya ingin ikut!" "Tapi Anda perlu belajar bahasa Inggris," katanya mengingatkan. "Tidak apa-apa. Saya akan belajar," saya meyakinkannya. Saya tidak punya uang untuk kursus bahasa Inggris, maka saya bertanya kepada kakak kelas saya, yang saya tahu bisa berbahasa Inggris. "Saya mau belajar bahasa Inggris, bagaimana caranya?" "Dengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris, hafal kata-katanya dan cari artinya di kamus," jelas kakak itu. Saya langsung melakukannya. Tapi ketika bertemu dengan Ibu A, ia selalu bicara dalam bahasa Inggris, dan saya tidak mengerti sama sekali. Maka, saya bongkar buku pelajaran bahasa Inggris semester pertama saya; saya pelajari kembali dengan tekun. Ketika beliau kembali dari pertemuan OMF di Jakarta, ia memberi saya formulir lamaran menjadi anggota OMF. "Saya sudah bicara dengan pimpinan di sana," katanya menjelaskan, "Anda bisa menuliskan lamaran.". Saya gembira luar biasa! Tapi ketika membaca formulir itu, ternyata semuanya tertulis dalam bahasa Inggris! Ibu A tampaknya memahami kesulitan saya. "Kerjakan apa yang Anda bisa," usulnya. "Saya akan berusaha membantu sebelum Anda mengirimnya." Pada saat hampir bersamaan, ia juga menolong saya mengisi formulir untuk studi tur. Dan beberapa bulan kemudian ia memberi tahu saya, "Pimpinan tur itu adalah Ibu B, ia sahabat dekat saya. Dulu ia lama melayani di Indonesia. Ia bisa berbahasa Indonesia." Hati saya terangkat. "Bagus," pikir saya. "Kalau saya kesulitan berbahasa Inggris, masih ada yang bisa mengerti saya!" Selama lima minggu mengikuti studi tur itu saya mendapat banyak kesempatan untuk mendengar dan berbicara dalam bahasa Inggris. Saya juga banyak belajar tentang pelayanan misi dan OMF. Dari Ibu A dan Ibu B saya belajar untuk semakin mengasihi Tuhan dan pelayanan misi. Mereka berdoa bersama saya untuk mencari pimpinan Tuhan, suatu pengalaman yang sangat menyenangkan. Menjelang lulus dari Duta Wacana, saya merasa perlu memberi tahu orang tua saya bahwa saya akan melayani Tuhan sebagai misionaris di negara lain. Kembali saya berhadapan dengan tugas yang mendebarkan. "Bagaimana tanggapan mereka nanti?" Saya menyurati mereka sambil terus berdoa supaya Tuhan memberi mereka pengertian. Tidak ada tanggapan. Saya menulis beberapa surat lagi, tapi tak satu pun dibalas. Saya sama sekali tidak bisa menebak isi hati orang tua saya. Tapi dua bulan kemudian saya mendapat berita bahwa papa saya sakit keras. Saya menelepon ke rumah pada hari ulang tahunnya. Sesudah mengucapkan selamat ulang tahun, saya berkata, "Papa sedang sakit. Biarlah saya pulang untuk mengurus Papa. Saya bisa menunda penulisan skripsi saya." Sudah lima setengah tahun kami tidak bertemu. Saya rindu sekali untuk pulang ke rumah. Tapi papa menjawab, "Kami telah menyerahkan kau kepada Tuhan, kau harus menyelesaikan kuliahmu." Kemudian saya bertanya, "Kalau saya menjadi misionaris ke luar negeri, menurut Papa bagaimana?" Di gagang telepon saya mendengar suara papa begitu tenang. "Kau adalah persembahan saya kepada Tuhan," ungkapnya. "Bila ini kehendak Tuhan bagimu, pergi dan lakukanlah dengan sungguh-sungguh." Enam hari kemudian papa saya meninggal dunia. Saya sangat sedih. Saya tidak akan pernah melihatnya lagi. Tapi restunya telah menjadi pendorong yang kuat bagi saya untuk melangkah lebih maju di dunia misi. Saya telah diberi tahu bahwa saya perlu dukungan dari gereja asal saya, Banua Niha Keriso Protestan (BNKP). Kebetulan putri Ephorus kami kuliah bersama saya. Sewaktu ia pulang ke Nias untuk praktik tiga bulan, saya memintanya untuk bicara kepada Ephorus kami, ayahnya, tentang kerinduan saya menjadi misionaris. Sekembalinya dari Nias, ia memberi tahu saya bahwa Sinode BNKP tidak keberatan dengan kerinduan saya, dan saya diminta menyurati mereka kalau sudah hampir lulus. Berita tersebut memberi saya semangat, tapi saya masih belum yakin betul. Beberapa bulan kemudian, Ephorus kami datang ke Yogyakarta untuk melihat putrinya dan menghadiri wisuda kami. "Ini kesempatan yang baik untuk bertanya langsung kepadanya," pikir saya. Dengan harap-harap cemas saya mendekatinya dan bertanya, "Apakah BNKP bersedia mengutus saya sebagai misionaris?" Jawabannya sungguh tidak pernah terlintas dalam pikiran saya, "Sinode kita sedang mencari orang yang bersedia diutus sebagai misionaris," jelasnya kepada saya. "Kita akan melakukan pengutusan ini pada ulang tahun ke-130 berita Injil di Nias," tegasnya pula. Sinode BNKP mau mengutus saya! "Oh, Tuhan, terima kasih. Sungguh indah pekerjaan-Mu." Sekembalinya saya ke Nias, sinode meminta saya melayani selama satu setengah tahun sebagai persiapan untuk penahbisan. Kesempatan pelayanan ini menolong saya kembali mengalami kehidupan desa, khususnya setelah enam setengah tahun hidup di kota Yogyakarta. Pada masa ini juga, tidak hanya sekali saya mencoba menampik tangan Tuhan yang ingin segera membawa saya ke ladang misi-Nya. Sering terpikir betapa lebih menyenangkan tinggal di negeri sendiri; ada banyak kemudahan yang bisa saya miliki, tidak perlu bersusah susah mempelajari bahasa lain, tidak perlu mengalami sakitnya perpisahan dengan ibu dan saudara-saudara, lagipula akan lebih mudah untuk menikah. Menikah? Saya merindukannya. Namun, bagaimana dengan sekian banyak jiwa yang belum pernah mendengar tentang kasih dan pengampunan Kristus? "Saya tidak rela membiarkan ribuan jiwa itu mati dalam dosa hanya demi saya bisa bersuami," cetus hati saya. "Mereka terlalu berharga bagi Tuhan. Untuk apa saya menikah bila harus melawan Tuhan yang telah memberi nyawa-Nya untuk saya?" Rasa takut juga beberapa kali hendak menghentikan langkah saya menaati Tuhan. "Sanggupkah saya melakukan tugas ini sendirian, Tuhan?" tanya saya berulang-ulang. Sebagai jawaban, Tuhan membawa Matius 28:18-20 dalam renungan saya. Ayat itu membuat jiwa saya tenang, setenang jawaban Tuhan Yesus, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu, pergilah ... Aku menyertai kamu senantiasa!" Saya menetapkan hati, "Saya akan pergi. Tuhan yang empunya segala kuasa, di surga dan di bumi, akan menyertai saya." Pintu demi pintu telah dibukakan oleh Tuhan. Pertanyaan yang masih tersisa adalah "Ke mana saya akan pergi?" Saya teringat pada buku yang diberikan Ibu B, buku tentang profil suku-suku terbelakang di Filipina. Saya membaca profil suku Mangyan dan "jatuh cinta" kepada mereka. "Mungkin ke sanalah Tuhan mau mengutus saya," pikir saya. Sejak itu, negeri Filipina dan suku terbelakang yang tinggal di pedalaman selalu memenuhi hati dan doa-doa saya. Sumber diambil dari bahan: Judul buku : Sampah Menjadi Persembahan Judul artikel : Mencari Kehendak Tuhan Penulis : Ria Zebua Penerbit : Yayasan Komusikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 2006 Halaman : 14--23 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI JOSHUA PROJECT ==> www.joshuaproject.net/ethen_globalregion.php Situs ini menolong Anda untuk berdoa bagi 849 suku terabaikan di 11 negara yang berada di wilayah Asia Tengah. Pokok-pokok doa telah disajikan beserta dengan profil setiap suku yang membantu Anda mengenal lebih dekat setiap suku yang hendak Anda doakan. Kiranya lewat doa yang kita naikkan Tuhan berbicara kepada mereka dan tersedia Injil dalam bahasa yang paling mereka mengerti agar mereka percaya bahwa Kristus adalah untuk semua bangsa. Silakan berkunjung ke situs ini untuk menjangkau suku-suku terabaikan lewat doa Anda. THE GLORY STORY PROJECT ==> http://www.TheGloryStory.com Apakah Anda termasuk orang yang gemar menyaksikan video kisah-kisah Alkitab? Kini Anda dapat memuaskan kegemaran Anda. Dikemas dalam sekeping DVD, Anda akan dimanjakan dengan tayangan animasi cerita Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu. Tiap kitab akan dikisahkan selama sekitar sepuluh menit dengan total durasi tidak sampai dua jam. Silakan kunjungi situs ini untuk melihat cuplikan video tersebut. Selain DVD, situs The Glory Story ini juga membagikan CD yang berisi gambar-gambar yang dilengkapi dengan teksnya. Dengan demikian, Anda dapat menyampaikan sendiri cerita-cerita Alkitab tersebut. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA S E N E G A L Dalam waktu dekat, para pengajar Alkitab bangsa Budik akan memiliki keseluruhan Perjanjian Baru sehingga dapat digunakan dalam pengajaran Alkitab untuk orang-orang di Senegal. Kali, salah seorang pengajar Alkitab telah melatih masyarakat Budik lainnya untuk mengajar. Dia menolong mereka untuk menjangkau desa- desa lain dan bahkan mulai memuridkan orang-orang yang baru percaya tanpa kitab Perjanjian Baru yang lengkap. Orang-orang percaya ini menggunakan terjemahannya yang terpisah-pisah sembari menunggu Perjanjian Baru itu selesai. Misionaris Ken dan Kathy Satorius saat ini sedang menerjemahkan surat 1 Korintus. Ini adalah bagian terakhir yang perlu diterjemahkan untuk melengkapi Perjanjian Baru dalam bahasa Budik. Adapun misionaris Paul Cheshire akan singgah di Senegal pada bulan Nopember untuk memeriksa surat 1 Petrus yang sudah selesai diterjemahkan. Paul dan Ken akan memeriksa keakuratan dan kejelasan hasil terjemahan kitab itu. Sementara itu, yang akan memeriksa kelaziman bahasa terjemahan adalah penutur asli bahasa Budik. [Sumber: New Tribes Mission, September 2006] Pokok Doa: ---------- * Berdoalah untuk Ken dan Kathy dalam upaya mereka menerjemahkan surat 1 Korintus ke dalam bahasa Budik. * Berdoalah juga untuk orang-orang Budik yang percaya agar terus bertumbuh dan dapat melayani sesamanya dengan sebagian Injil yang tersedia. R W A N D A Rwanda--Rwanda memiliki sejarah yang kelam. Meski demikian, secercah harapan mulai timbul bagi negeri yang masih memiliki kebutuhan akan air minum yang bersih dan sehat ini. Bruce Whitmare dan Living Water International (LWI) menyatakan bahwa mereka berencana untuk bertemu dan membahas rencana penggalian sumur. Rencana itu bertujuan untuk membangun kerja sama dengan seluruh masyarakat. "Selama proses ini berlangsung, kami mengabarkan Injil secara orang per orang. Selain memutarkan film Yesus, kami juga mendorong pastor-pastor lokal untuk datang dan terlibat dalam proyek ini sehingga kami dapat mendukung pekerjaan mereka sekaligus menjangkau komunitas tersebut." Whitmire menjelaskan bahwa mereka bekerja untuk membawa satu pendekatan holistik kepada permasalahan masyarakat. "Tentunya akan muncul suatu transformasi bagi desa tersebut ketika mereka dapat terbebas dari sakit penyakit hanya dengan segelas air bersih. Apalagi bila mereka mengerti bahwa Tuhan yang mengasihi mereka telah mengirim kami; tidak hanya membawa air yang memulihkan tubuh jasmani mereka, tapi juga air rohani yang membawa mereka kepada hubungan pribadi dengan Kristus. [Sumber: Mission Network News, Oktober 2006] Pokok Doa: ---------- * Di tengah-tengah kekelaman sejarah Rwanda, LWI melihat secercah harapan untuk melayani orang-orang Rwanda melalui pengadaan sumber air bersih. Mari naikkan pujian dan syukur bagi Allah yang selalu memerhatikan kebutuhan terdalam umat-Nya. * Berdoalah agar melalui pelayanan ini orang-orang Rwanda mengerti bahwa Allah memerhatikan dan mengasihi mereka. Doakan juga agar lewat pemutaran film Yesus mereka dapat mengenal pribadi Juru Selamat. N I G E R I A Nigeria--Kekerasan bernuansa agama yang terjadi di daerah Jigawa, Nigeria Utara baru-baru ini membuat orang-orang Kristen mengeluh bahwa mereka merasa diperlakukan sebagai warga kelas dua. Jerry Dykstra dari Open Doors menceritakan apa yang terjadi. "Seorang wanita dituduh mengeluarkan komentar berisi hujatan terhadap nabi agama tersebut. Tentu saja hal ini seperti bola salju yang menggelinding menuruni bukit. Seperti hanya menunggu waktu saja saat tiba-tiba yang terjadi adalah orang Kristen mengalami penganiayaan hebat. Polisi pun tidak berbuat apa-apa untuk melindungi umat Kristen." Tidaklah jelas pernyataan keras apa yang menyulut kerusuhan itu. Selama sehari, kerusuhan itu telah menyebabkan 16 gereja dibakar habis, 6 orang Kristen terluka, dan sedikitnya ada 2.000 orang yang kehilangan tempat tinggal. Paska kerusuhan, orang- orang Kristen disarankan untuk membangun kembali tempat tinggal mereka di mana saja. [Sumber: Mission Network News, Oktober 2006] Pokok Doa: ---------- * Berdoalah agar orang Kristen yang tersisih di Nigeria Utara tetap kuat dalam iman mereka dan gereja tidak membalas penyerangan ini dengan menyerang balik kelompok non-Kristen tersebut. Mereka harus bersikap seperti Kristus, meski itu memang tidak mudah. * Doakan supaya kelompok non-Kristen di Nigeria bisa berpikir dan bersikap bijaksana, tidak gampang tersulut dan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan anarkis. Kiranya Roh Kudus melembutkan dan membuka hati mereka agar pikiran dan hati mereka tidak dikuasai oleh kebencian yang tidak beralasan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA ARUS MUDIK LEBARAN ================== Departemen Perhubungan (Dephub) telah mengeluarkan surat edaran kepada Perusahaan Otobus yang isinya mengingatkan agar mematok tarif Lebaran bus non-ekonomi. Dephub terus memantau kewajaran tarif bus non-ekonomi. Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, sejumlah perusahaan jasa transportasi sudah menambah jumlah armadanya. (Dari berbagai sumber) Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur atas kebijakan Dephub untuk memantau kewajaran tarif bus non-ekonomi. Berdoa supaya kebijakan ini bisa menekan lonjakan harga tiket di luar batas kewajaran. * Doakan segenap aparat keamanan yang mengatur ketertiban arus mudik di seluruh pelosok Indonesia. * Berdoa untuk kelancaran arus mudik ke berbagai tempat di Indonesia termasuk tersedianya alat transportasi mudik dan arus balik yang memadai jumlahnya dan dengan tarif yang wajar. * Doakan agar melalui perayaan Ramadhan tahun ini masyarakat semakin meningkatkan rasa kebersamaan dan saling menghargai dari lingkungan yang paling kecil (keluarga). * Berdoa agar momen lebaran ini menjadi sarana agar keluarga, handai taulan, teman dan tetangga untuk lebih saling mengenal dan memperbaiki hubungan. ______________________________________________________________________ STOP PRESS SITUS SABDA Space ================= Apakah Anda termasuk orang yang memiliki kerinduan untuk menjalankan panggilan Anda sebagai orang percaya? Apakah Anda memiliki pengalaman khusus ketika menyatakan kesaksian Anda sebagai seorang Kristen? Bila ya, kini saatnya bagi Anda untuk turut membagikan pengalaman-pengalaman tersebut melalui situs komunitas blogger Kristen "SABDA Space". Situs yang diluncurkan Agustus 2006 lalu ini memiliki dua kategori yang sangat cocok untuk menampung berbagai kesaksian Anda melalui kategori Kesaksian dan Penginjilan. Segeralah mengirimkan kisah- kisah Anda untuk menjadi berkat bagi para pengguna dan pengunjung SABDA Space. Bila Anda belum memiliki akun (account), segeralah mendaftar. Dengan demikian, Anda tidak hanya bisa mengirimkan artikel, tapi juga bisa mengomentari artikel para pengguna lainnya. ==> http://www.sabdaspace.org ==> http://www.sabdaspace.org/kategori/penginjilan ==> http://www.sabdaspace.org/kategori/kesaksian ______________________________________________________________________ SURAT ANDA From: Maikel Kapugu <michaeltim(at)xxxx> --cut-- >kalau bisa, coba masukkan tempat-tempat atau daerah-daerah bahkan >negara-negara yang membutuhkan tenaga MISSIONAR. Sekaligus wadah >atau apa pun namanya yang bisa mensuport para tenaga missionaris >ini. Jujur kita patut malu terhadap para missionar asing. sudah >saatnya kita bangkit dan mencetak para missionar-missionar. >Sebenarnya kalau mau jujur juga, sudah terlalu banyak gereja >di Indonesia yang hanya mementingkan diri sendiri. mencari dana >hanya untuk kebesaran gereja secara lahiriah. Tidak salah, tapi >"sudah menyimpang". Bangun dasar dengan menggalang kesatuan >"KHUSUS" untuk tenaga MISIONAR. Trimakasih Untuk perhatiannya. Redaksi: Amin!! Kami setuju dengan himbauan Anda. Itulah sebabnya salah satu misi dari Publikasi e-JEMMi adalah untuk mendorong masyarakat Kristen untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan misi baik di dalam maupun di luar negeri. Mari kita doakan agar semakin banyak orang Indonesia, terutama gereja-gereja, untuk mau melayani orang lain dan berhenti hanya melayani diri sendiri. Saudara Maikel, salah satu sumber informasi untuk mengetahui negara- negara mana yang membutuhkan tenaga-tenaga misionaris adalah dengan berkunjung ke alamat: ==> http://misi.sabda.org/timotius.php Sedangkan nama lembaga-lembaga/organisasi misi yang siap mengutus orang Kristen ke seluruh dunia dapat Anda lihat di: ==> http://misi.sabda.org/lembaga.php ______________________________________________________________________ URLS Edisi Ini Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ New Mission Tribes http://www.ntm.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Lanny Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi : < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan : < owner-i-kan-misi(at)xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |