Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/39 |
|
e-JEMMi edisi No. 39 Vol. 13/2010 (28-9-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL PROFIL BANGSA: Alas, Indonesia SUMBER MISI: Christian Missions Unlimited (CMU) KESAKSIAN MISI: Siberia: Pavel TOKOH MISI: John Wesley: Penginjil yang Takut Mati DOA BAGI MISI DUNIA: Suriah, Peru DOA BAGI INDONESIA: Penyerangan di Markas Kepolisian ______________________________________________________________________ IF YOU WOULD LIFT OTHERS UP, YOU MUST BE ON HIGHER GROUND YOURSELF ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Mungkin banyak dari kita yang tidak begitu mengetahui tentang suku Alas. Suku Alas merupakan salah satu suku di Indonesia yang terletak di provinsi Aceh. Suku ini memiliki budaya yang cukup unik. Kami mengajak Anda untuk menyimak dan mengenal lebih dekat suku Alas. Selamat membaca. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://misi.sabda.org http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ PROFIL BANGSA ALAS, INDONESIA SIAPAKAH SUKU ALAS? Orang-orang Alas merupakan salah satu rumpun masyarakat yang terletak di wilayah Aceh Tenggara, provinsi Aceh. Wilayah Alas dilalui banyak sungai, termasuk Lawe Alas (Sungai Alas). Mereka tinggal di daerah yang disebut "Tanah Orang Alas". Kata "alas" berarti "tikar yang digunakan untuk duduk atau tidur". Walaupun bahasa dan nama keluarga suku Alas memiliki kesamaan dengan suku Batak, asal usul Alas masih merupakan sebuah misteri. Menurut cerita tradisional, ada sejumlah orang Batak yang menyembah berhala dari tanah Toba pergi ke dataran tinggi di bawah pimpinan kepala suku mereka, Alas. Tradisi dan budaya yang telah lama dipelihara kelompok etnis ini terkadang disamakan dengan Gayo. Selama masa pemerintahan Belanda, struktur pemerintahan menganggap dua wilayah ini sebagai satu bagian (Tanah Gayo dan Alas). Akan tetapi, orang-orang Alas adalah kelompok orang-orang yang unik yang memunyai budaya dan bahasa sendiri yang berbeda dari kebudayaan dan bahasa Gayo. Sejak 1974, wilayah-wilayah Alas dan Gayo telah digolongkan dalam daerah Aceh Tenggara. SEPERTI APA KEHIDUPAN MEREKA? Sebagian besar orang-orang Alas tinggal di wilayah pedesaan. Mereka mencari nafkah dengan berkebun dan memelihara ternak. Wilayah Alas dianggap sebagai lumbung padi di wilayah Aceh. Hasil-hasil pertanian lainnya adalah karet, kopi, dan kemiri (bumbu lokal) serta juga hasil-hasil perhutanan lainnya seperti kayu, rotan, getah dan kemenyan. Lingkungan atau pedesaan-pedesaan Alas disebut "kute". Satu kute biasanya terdiri dari satu klan atau lebih yang disebut "merge". Keluarga-keluarga besar biasanya akan hidup dalam satu rumah dan tunduk kepada otoritas orang tua. Mereka adalah masyarakat patrilineal, yang berarti mereka menarik garis keturunan dari pihak ayah. Kebudayaan mereka menekankan dua jenis hukum. Yang pertama terdiri dari hukum agama yang diberikan Allah dan tidak dapat diubah. Yang kedua terdiri dari hukum-hukum tradisional yang dibuat oleh para pemimpin komuitas dan dapat diubah sesuai dengan waktunya. Menurut adat pernikahan, pertunangan berlangsung dari 1 sampai 3 tahun karena sang pria perlu mengumpulkan mas kawin untuk sang wanita. Ketika sepasang pria dan wanita Alas menikah, mereka tinggal dekat dengan keluarga sang suami. Setelah mereka memunyai anak-anak, keluarga muda tersebut biasanya akan pindah dan tinggal terpisah (jawe) dari orang tua, tetapi mereka tetap tinggal di wilayah yang sama. Pernikahan secara poligami diperbolehkan ketika pasangan suami istri hanya memiliki 1 orang anak atau tidak memiliki anak sama sekali ("adak meu keu dueu"). APA KEPERCAYAAN MEREKA? Biasanya, orang-orang Alas adalah penganut Islam, tetapi mereka masih mencari bantuan dari dukun. Mereka mengadakan ritual-ritual agar hasil panen mereka besar dan agar hasil panen mereka dilindungi dari hama. Dukun membaca mantranya dan menggunakan ramuan obat ajaib dari dedaunan dan bunga-bunga yang dianggap kuat untuk melawan hama. APA KEBUTUHAN MEREKA? Orang Alas sangat memerlukan perkembangan dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Aceh Tenggara memunyai potensi besar untuk pariwisata, pertanian ,dan pertambangan, tetapi potensi besar ini belum dimanfaatkan. Modal dan investasi finansial (baik dari dalam maupun luar negeri) dari potensi-potensi yang dikembangkan ini akan sangat membantu perkembangan dan kemakmuran orang-orang Alas. (tUly) Diterjemahkan dari: Judul asli artikel: Alas of Indonesia Nama situs: Joshua Project Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10246 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI CHRISTIAN MISSIONS UNLIMITED (CMU) ==> http://www.christianmissions.org/home.html Christian Missions Unlimited (CMU), merupakan organisasi nonprofit yang berpusat di Alabama. Organisasi ini didirikan oleh Chuck Conner Jr. pada awal tahun 1970. Fokus pelayanan CMU adalah melayani masyarakat Brazil melalui pembangunan gereja. Kerinduan CMU adalah agar gereja yang telah dibangun menjadi pusat pengajaran Injil yang mengubahkan hidup seluruh masyarakat Brazil, sehingga nama Tuhan dimuliakan. Organisasi ini memberikan kesempatan kepada mereka yang rindu bertumbuh dalam pelayanan misi dengan cara terlibat dalam pembangunan gereja di sana. Jika Anda memiliki panggilan untuk melayani di Brazil, silakan melihat keterangannya dalam menu Opportunities To Serve. Kesaksian-kesaksian dari mereka yang terlibat dalam pelayanan CMU dapat kita lihat dalam menu Endorsements. (DWD) ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI SIBERIA: PAVEL "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?" (Roma 8:35) Saat itu mulai larut malam, petugas Soviet telah memukuli dan menganiaya Pavel selama berjam-jam. "Kami tidak akan menganiayamu lagi," katanya, sambil tersenyum dengan kejam saat orang Kristen itu melihat ke atas. "Kami akan mengirimmu ke Siberia. Di sana salju tidak pernah cair dan tempat itu penuh dengan penderitaan hebat. Kamu dan keluargamu akan cocok di sana." Bukannya depresi, Pavel malah tersenyum dan berkata, "Seluruh bumi milik Bapaku, Kapten. Ke mana pun engkau mengirim saya, saya akan berada di rumah Bapaku." Kapten itu memandangnya tajam seraya berujar, "Kami akan mengambil semua barang milikmu." "Kamu perlu tangga yang tinggi, Kapten, karena harta bendaku ada di surga," Pavel masih tersenyum dengan manis. "Kami akan menembak tepat di antara kedua matamu," teriak kapten itu kali ini dengan marah. "Jika engkau merampas nyawaku di dunia ini, hidupku yang sesungguhnya yang penuh dengan sukacita dan keindahan akan dimulai," jawab Pavel. "Saya tidak takut dibunuh." Kapten itu menarik Pavel dengan kaos penjaranya yang sudah sobek dan berteriak di wajahnya, "Kami tidak akan membunuhmu! Kami akan tetap memenjarakanmu sendirian di sel dan tidak mengizinkan siapa pun menemuimu!" "Kamu tidak bisa melakukan hal itu, Kapten," kata Pavel, masih dengan tersenyum. "Saya punya seorang Sahabat yang dapat melewati pintu-pintu yang terkunci dan teralis-teralis besi. Tidak seorang pun dapat memisahkanku dari kasih Kristus." Sekalipun diperhadapkan dengan masa depan tidak pasti, kita dapat yakin tentang satu hal: Kristus akan menghadapinya bersama kita. Entah saat kita melewati ujian pribadi ataupun duka bersama, kita tidak akan sendirian. Sebaliknya, teman-teman manusia kita bisa mendukakan kita dalam beberapa hal. Akan ada masa dalam perjalanan hidup ketika mereka tidak dapat berjalan bersama kita -- airnya terlalu dalam dan pemahaman mereka tidak jelas. Hanya Yesus yang memiliki kemampuan untuk melewati "teralis-teralis besi" dalam hati kita yang sedang menderita dan berbagi saat-saat yang sulit. Meskipun Ia mungkin tidak memilih menyelamatkan kita dari situasi kita berdasarkan hikmat-Nya, kehadiran-Nya yang pasti akan mengantarkan kita melaluinya. Tersenyumlah, karena Anda tahu bahwa Anda punya Sahabat yang tidak dapat terpisah dari diri Anda. Diambil dari: Judul artikel: Siberia: Paulus Judul buku: Devosi Total Penulis: Tim The Voice of the Martyrs Amerika Penerbit: The Voice of the Martyrs Amerika Halaman: 15 ______________________________________________________________________ TOKOH MISI JOHN WESLEY: PENGINJIL YANG TAKUT MATI Pada akhir bulan Januari 1736, sebuah kapal barang bernama Simmonds, yang sedang berlayar menuju Savannah, Georgia, AS, diserang oleh angin topan. Kapal itu terombang-ambing dan terguncang dengan hebat di sela-sela gelombang yang tingginya enam meter di laut Atlantik. Air menyembur menyapu geladak kapal, membelah layar besar dari kapal layar itu dan mengalir ke dalam ruangan-ruangan di kamar itu. Seorang pendeta gereja Anglikan bernama John Wesley, gemetar ketakutan. Beberapa orang Inggris di sekelilingnya berteriak panik dan kapal tampaknya semakin sulit dikendalikan. John Wesley telah memberitakan Injil keselamatan kepada orang lain, tetapi ia sendiri takut mati. Sementara ombak terus menghantam geladak kapal, memorakporandakan layar kapal berkeping-keping, Wesley terheran-heran melihat beberapa orang dari Persaudaraan Moravia menyanyikan Mazmur dengan tenang. "Orang-orang malas yang bodoh," pikirnya. Pada saat gelombang laut mulai tenang, Wesley mendekati pemimpin mereka dan bertanya, "Apakah Anda tidak takut badai?" "Tidak, Tuhan ada di pihak kami. Kami tidak takut mati." Hari berikutnya Spangenberg, pendeta Moravia itu, memunyai sebuah pertanyaan bagi Wesley. "Saudara Wesley, kenalkah saudara dengan Yesus Kristus?" "Saya tahu bahwa Ia Juru Selamat dunia ini," Wesley menjawab. "Tetapi dapatkah saudara mengatakan kepada saya apakah Ia telah menyelamatkan Saudara?" Wesley bingung. "Saya harap demikian," ia menjawab dengan perasaan tidak tenang. Siapa Akan Menobatkan Aku? Wesley (1703-1791) berasal dari keluarga yang sangat mengutamakan keteraturan dan kesopanan. Ayahnya, Pdt. Samuel Wesley, adalah seorang rohaniwan yang terpelajar dan saleh. Ia melayani di Epworth, Lincolnshire. Ibunya, Susanna, adalah putri seorang pendeta Nonkonformis. John adalah anak kelimabelas dari sembilanbelas bersaudara. Ketika Wesley berusia enam tahun, rumah pendeta Samuel di Epworth terbakar. Seorang tetangganya, dengan berdiri di atas pundak kawannya, menolong anak itu dari sebuah jendela di tingkat dua. Wesley sadar bahwa Allah telah memelihara hidupnya. Pada usia 17, Wesley melanjutkan studinya ke Universitas Oxford. Ia membaca banyak hal dan ia amat terkesan oleh bapak-bapak gereja yang mula-mula dan buku-buku ibadah klasik. Dari Holy Living karangan Jeremy Taylor, Imitation of Christ karangan Thomas A. Kempis, dan Serious Call to a Holy Life karangan William Law, Wesley belajar bahwa kehidupan Kristen merupakan pengudusan dari keseluruhan manusia dalam kasihnya kepada Allah dan sesamanya. Orang-orang ini, katanya, "meyakinkan saya tentang ketidakmungkinan yang mutlak untuk menjadi setengah Kristen. Saya berketetapan, melalui kasih karunia-Nya, untuk menyerahkan hidup saya kepada Allah." Jadi ia mempelajari seluruh kelemahannya dan mencari cara-cara untuk mengatasinya. Pada tahun 1726 Wesley memperoleh beasiswa dari Lincoln College di Oxford. Hal ini bukan hanya memberinya kedudukan secara akademis di universitas, melainkan ia juga akan menerima penghasilan secara teratur. Dua tahun kemudian, ia ditahbiskan menjadi pendeta Anglikan dan kembali ke Epworth selama beberapa waktu untuk melayani sebagai asisten ayahnya. Ketika mulai melakukan tugasnya kembali di Oxford, ia mendapati bahwa saudaranya Charles, yang gelisah melihat perkembangan deisme di kampus, telah mengumpulkan sekelompok mahasiswa yang bertekad untuk menjalani kehidupan Kristen yang benar dan serius. John terbukti menjadi pemimpin yang dibutuhkan mereka. Di bawah bimbingannya, mereka membuat rencana studi dan peraturan hidup yang menekankan masalah doa, pembacaan Alkitab, dan mengikuti Perjamuan Kudus secara teratur. Para anggotanya merupakan orang-orang yang sangat rajin dan tidak mau tinggal diam. Mereka terus-menerus mencari bermacam-macam cara agar kehidupan mereka sesuai dengan pola hidup orang Kristen mula-mula. Mereka membantu orang miskin, dan mengunjungi para narapidana. Tetapi Wesley mengakui bahwa ia kurang memiliki damai sejahtera seorang Kristen sejati. Tidak lama kemudian, datang undangan dari Georgia. Seorang sahabatnya, Dr. John Burton, menyarankan agar John dan Charles melayani Tuhan di koloni baru yang dipimpin oleh Jenderal James Oglethorpe. Charles dapat menjadi sekretaris jenderal dan John menjadi pendeta tentara di koloni tersebut. Kedua bersaudara itu berangkat dengan idealisme yang menggebu. Di Georgia, Wesley mendapati bahwa kehidupan orang-orang Amerika begitu buas. Di samping itu penghuni di koloni tersebut membenci cara hidupnya yang sangat rohani, penolakannya untuk memimpin upacara kematian seorang Nonkonformis dan larangan bagi wanita untuk memakai perhiasan dan gaun yang mahal harganya. Rasa frustrasinya semakin berlipat ganda karena kisah cinta yang dijalinnya dengan Sophy Hopkey, seorang gadis berusia delapan belas tahun, keponakan hakim kepala Savannah, kandas di tengah jalan. Sophy akhirnya memutuskan hubungan dan melarikan diri kepada saingan Wesley. Wesley kemudian melarang mantan kekasihnya untuk mengikuti perjamuan kudus sehingga suaminya marah dan menggugat Wesley sebab ia dianggap telah merusak karakter Sophy. Pengadilan berkenaan dengan masalah itu berjalan berlarut-larut. Setelah mendalami gangguan selama enam bulan, akhirnya ia kembali ke Inggris dan perjalanan misinya berakhir dengan kegagalan. Dalam perjalanan pulang itulah Wesley kembali merenungkan seluruh pengalaman hidupnya. Ia menulis, "Aku datang ke Georgia untuk mempertobatkan orang-orang Indian, tetapi siapa yang akan mempertobatkan aku?" Pertobatan John Wesley Wesley mendarat di Inggris pada tanggal 1 Februari 1738 dalam keadaan terpukul dan tidak yakin akan imannya sendiri dan masa depannya. Pada waktu itulah ia mendengar bahwa di seluruh Inggris orang-orang sedang membicarakan khotbah-khotbah rekannya yang dahulu sekelas di Oxford, George Whitefield. Whitefield telah mengalami pertobatan yang dramatis dan telah berkhotbah tentang kelahiran baru kepada banyak orang. Pada waktu itu Charles, saudara kandung John Wesley, sedang sakit. John dengan terburu-buru pergi ke rumah Charles, tetapi ia mendapatkan bahwa Peter Bohler, seorang anggota Gereja Moravia, telah tiba lebih dahulu. Dari pertemuannya dengan Bohler, ia mulai mengerti bahwa iman bukan hanya sekadar sebuah doktrin, melainkan suatu pengalaman memperoleh pengampunan dari Allah. Tetapi Wesley bertanya, "Bagaimana iman dapat diberikan dalam sekejap mata?" Ia mendapatkan jawabannya beberapa hari kemudian. Pada tanggal 20 Mei tahun 1738 Charles Wesley menerima kepastian penuh akan keselamatannya setelah membaca Tafsiran Kitab Galatia karangan Luther. Kira-kira jam lima pagi hari berikutnya, John membuka 2 Petrus 1:4 dan membaca, "Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi." Pada malam harinya ia diundang menghadiri suatu pertemuan perkumpulan Kristen di Jalan Aldersgate. Ia menulis, "Pada suatu sore, dengan rasa segan, saya pergi ke sebuah pertemuan di Jalan Aldersgate. Di pertemuan itu ada seseorang yang membacakan kata pengantar Luther untuk Kitab Roma. Sementara ia menjelaskan, suatu perubahan dari Allah terjadi dalam hati saya melalui iman kepada Kristus. Saya merasa bahwa saya benar-benar percaya kepada Kristus, hanya Kristus saja, untuk memperoleh keselamatan. Hati saya terasa hangat sebab suatu jaminan diberikan kepada saya bahwa Ia telah menghapuskan semua dosa saya, dan menyelamatkan saya dari hukum dosa dan maut." Demikian Wesley memperoleh jaminan yang tidak dimilikinya, suatu kehidupan yang akan membuatnya bertahan selama setengah abad dengan energi yang tiada duanya. Ia telah menemukan pesan hidupnya. Dari Pesan kepada Metode Pada musim panas berikutnya Wesley mengunjungi kelompok Moravia di pusatnya di Sakson. Ia ingin melihat sendiri kuasa seperti yang disaksikannya di atas kapal. Ia bertemu dengan banyak orang yang memberikan teladan "jaminan sepenuhnya dari iman Kristen". Tetapi dengan cepat ia dapat melihat tanda-tanda pembenaran terhadap diri sendiri dalam diri mereka. Tidak lama kemudian, Wesley dan kelompok Moravia berpisah. Meskipun begitu ia sempat mendapat banyak hal dari mereka, terutama akan hal pembenaran oleh iman dan sistem kelompok kecil mereka dalam membangun pertumbuhan rohani. Beberapa waktu kemudian Wesley menerima undangan yang tidak terduga. George Whitefield telah mengikutinya sampai ke Georgia pada tahun 1738, tetapi kembali pada musim gugur tahun itu untuk ditahbiskan menjadi pendeta. Karena tidak puas dengan kesempatan yang diberikan kepadanya di mimbar, ia mulai berkhotbah di lapangan-lapangan terbuka di dekat Bristol kepada para pekerja tambang batu bara yang jarang berani memasuki gereja. Suara Whitefield terang dan keras, dan kepiawaiannya dalam berkhotbah begitu menggerakkan hati pendengarnya sehingga ia dapat melihat "linangan air mata" mengalir dari pipi mereka yang hitam sementara mereka keluar dari lubang tambang. Ketika sejumlah besar pekerja tambang batu bara memohon belas kasihan Allah, Whitefield mendorong Wesley berkhotbah secara terbuka. Wesley tahu bahwa ia tidak dapat dibandingkan dengan kepandaian Whitefield dalam berkhotbah. Whitefield berbicara sebagaimana layaknya seorang cendekiawan dan pria terhormat. Tetapi yang menjadi keraguannya ialah karena sebelumnya ia tidak pernah membayangkan bahwa ia harus berkhotbah di tempat terbuka. Mengenai hal itu ia menulis, "Karena sepanjang hidup saya begitu keras kepala menghubungkan segala sesuatu dengan kesopanan dan aturan, saya hampir-hampir berpikir bahwa menyelamatkan jiwa seseorang di luar gereja merupakan suatu dosa." Sejak itu ia rajin mengadakan kebangunan rohani di mana-mana. Sepanjang sisa hidupnya ia berkhotbah kepada lebih dari 3.000 orang di tempat terbuka dan pertobatan selalu terjadi. Kebangunan rohani golongan Metodis telah dimulai. Wesley memberitakan kabar Injil kepada orang miskin di mana pun orang mau menerimanya. Ia menulis, "Saya memandang seluruh dunia sebagai jemaat; beban saya ialah memberitakan kabar kesukaan dan keselamatan kepada setiap orang yang mau mendengarkannya." Ia berkhotbah di penjara, di pemondokan kecil, dan di atas kapal. Pada sebuah amfiteater di Cornwall ia berkhotbah kepada 30.000 orang. Ketika ia tidak diizinkan masuk dan berkhotbah dalam gereja Epsworth, ia berkhotbah kepada ratusan orang di halaman gereja sambil berdiri di atas makam ayahnya. Dalam catatan hariannya tertanggal 28 Juni 1774, Wesley mengklaim bahwa sedikitnya ia telah mengadakan perjalanan sejauh 7.250 km setahun. Itu berarti sepanjang hidupnya ia telah mengadakan perjalanan sejauh 400.000 km, atau 10 kali keliling dunia. Sebagian besar perjalanannya dilakukan dengan naik kuda. Wesley meninggal di London pada tanggal 2 Maret 1791. Usianya mendekati 88 tahun dan meninggalkan 79.000 pengikut di Inggris dan 40.000 di Amerika Utara. Setelah kematiannya, golongan Metodis di Inggris mengikuti jejak saudara-saudaranya di Amerika Serikat dengan memisahkan diri dari gereja Anglikan. Pengaruh Wesley dan kebangunan rohani yang diadakannya berdampak luas melewati batas-batas gereja Metodis. Wesley telah membawa pembaruan dalam kehidupan beragama di Inggris dan koloni-koloninya. Sumber: 1. Majalah Sahabat Gembala Agustus/September 1991. 2. "Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus", James C. Hefley. Diambil dari: Nama majalah: Sahabat Gembala, November 2006 Judul artikel: John Wesley: Penginjil yang Takut Mati Penulis: BS Penerbit: Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung Halaman: 46 - 50 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA S U R I A H Pada tahun 2008, Reach Global (EFCA) di Timur Tengah dan Afrika Utara memulai pelayanan mereka. Tim yang bekerja di wilayah itu mengutamakan pelayanan holistik, yaitu pelayanan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional serta kebutuhan rohani setiap individu. Mereka telah bekerja bersama dengan gereja, partner nasional, serta organisasi-organisasi misi yang memunyai pola pikir serupa untuk menolong orang-orang Suriah melalui pengharapan dalam Kristus. Pelayanan ini telah berhasil dan sebuah gereja telah dirintis. Pada bulan Juni 2010, pemerintah Suriah menutup gereja tersebut. Perkumpulan tersebut masih berharap mereka dapat bertemu untuk beribadah dan mempelajari Alkitab. Mereka berdoa agar mereka memiliki hikmat bagaimana dapat tetap beribadah sekaligus taat pada hukum. (t/Uly) Sumber: Mission News, Agustus 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14690] Pokok doa: * Doakan agar Tuhan membuka hati pemerintah Suriah sehingga mereka menunjukkan rasa toleransi yang lebih besar untuk pendirian gereja-gereja di negara tersebut. * Doakanlah agar orang-orang Suriah yang telah memeluk agama Kristen dapat menjadi saksi yang teguh bagi keluarga, teman, dan tetangga mereka. P E R U Setiap 6 detik seorang anak meninggal akibat kelaparan yang melanda berbagai tempat di dunia ini. Oleh karena itu, Gleaning for the Hungry bekerja sama dengan Childcare Worldwide (CCWW) beberapa tahun ini membagikan manisan buah-buahan kepada anak-anak yang menderita kelaparan di seluruh dunia, salah satunya ke negara Peru. Pelayanan ini membawa sukacita bagi anak-anak di Peru. Namun, sering kali makanan yang mereka kirimkan tidak bertahan lama karena akan habis dimakan dengan cepat. Kemudian, anak-anak tersebut dan keluarga mereka masih akan terus bergumul untuk bertahan hidup. Selain itu, akan muncul pula kebutuhan-kebutuhan yang lain. CCWW berusaha melakukan yang terbaik untuk menyediakan makanan bagi banyak keluarga. Salah satu inisiatif CCWW adalah dengan menyediakan "Survival Pak" untuk keluarga-keluarga miskin. Setiap "Survival Pak" berisi keperluan-keperluan bulanan seperti beras, kacang-kacangan, minyak goreng, dan bahan-bahan makanan lainnya. Selain makanan fisik, makanan rohani juga diberikan ketika para pekerja CCWW membagikan kasih Kristus kepada anak-anak dan keluarga mereka. Sumber: Mission News, Agustus 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14678] Pokok doa: * Mengucap syukur untuk pelayanan Childcare Worldwide di Peru. Doakan agar melalui pelayanan mereka banyak orang dapat merasakan kasih Kristus. * Berdoa juga agar Tuhan menggerakkan hati setiap orang percaya dan gereja Tuhan di peru untuk terlibat melayani mereka yang kekurangan di Peru. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA PENYERANGAN DI MARKAS KEPOLISIAN Penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab ke Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu, 22 September 2010 dini hari sekitar pukul 00.35, menimbulkan kehebohan karena menewaskan tiga aparat kepolisian. Kantor polisi dilaporkan rusak berantakan dan dua mobil patroli terbakar. Akibat dari peristiwa ini menimbulkan guncangan, karena insiden ini dinilai sebagai aksi teroris. Upaya penangkapan secara tuntas pelaku serangan sangatlah diperlukan dalam membantu mengidentifikasi tantangan, terutama dalam memerangi gerakan terorisme sebagai kejahatan yang sangat menakutkan. Sumber: Kompas, Kamis, 23 September 2010, Halaman 6 POKOK DOA: 1. Minta hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan, agar presiden dapat mengambil keputusan bijaksana dalam menangani kasus ini. 2. Doakan Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Intelijen Negara (BIN), agar terjalin kerja sama yang solid dalam penyelidikan dan penangkapan pelaku penembakan yang masih merajalela di beberapa tempat di Sumatra Utara. 3. Mohon penyertaan Tuhan untuk setiap polisi selama bertugas, agar senantiasa dilindungi dan dimampukan untuk dapat bertugas dengan baik. Juga penyertaan Tuhan bagi setiap keluarga polisi, supaya mereka dapat mendukung dengan sepenuh hati. 4. Berdoa agar tercipta kerja sama yang baik antara aparat pemerintah dengan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ikut mendukung semua kegiatan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pelaku penembakan. 5. Meskipun situasi sedang mencekam dan mengkhawatirkan, doakan supaya masyarakat tetap tenang dan selalu waspada dalam menghadapi situasi ini dan juga terhadap orang asing (orang yang belum dikenal), serta tidak gegabah dalam bertindak. 6. Doakan keluarga korban, agar tabah menghadapi situasi ini. Doakan juga agar Tuhan memampukan mereka untuk dapat mengampuni dan tidak menyimpan kepahitan terhadap para pelaku penembakan. 7. Berdoa bagi upaya aparat di daerah-daerah lain agar semakin waspada terhadap keadaan sehingga dapat mengetahui dengan dini jika ada tanda-tanda kegiatan yang terkait kasus penembakan ini. 8. Berdoa agar Tuhan memberi kesempatan kepada pelaku untuk sadar dan bertobat dari tindakannya yang merugikan sesama dan bangsa. 9. Mohon belas kasihan Tuhan untuk bangsa Indonesia, agar Tuhan menolong bangsa ini untuk ingat akan kepentingan hidup bernegara yang benar dan adil sehingga menjunjung tinggi martabat manusia secara umum. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontributor: Davida Welni Dana Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |