Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/39 |
|
e-JEMMi edisi No. 39 Vol. 7/2004 (28-9-2004)
|
|
====================================================================== ><> ><> Buletin e-JEMMi <>< <>< Edisi September 2004, Vol.7 No.39 ====================================================================== SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Tokoh Misi] : Paul Yonggi Cho o [Profil/Sumber Misi] : Yoido Full Gospel Church of Korea, The JESUS Film Project o [Doa Bagi Misi Dunia]: Irak, Internasional, dan Israel o [Doa Bagi Indonesia] : Umat Kristiani di Pulau Nias o [Surat Anda] : Bagaimana Mengakses bagian Lintas Budaya dalam Situs e-MISI? o [URLs Edisi Ini] ********************************************************************** Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks. ********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Salam sejahtera, Pada edisi terakhir tema PERSEKUTUAN KELOMPOK KECIL, Redaksi ingin menampilkan ulasan tentang Paul Yonggi Cho dan gereja Yoido Full Gospel Church, yang terkenal dengan gereja selnya. Konsep tentang kelompok sel yang diterapkan oleh Pendeta Cho di gerejanya telah mengilhami banyak gereja di seluruh dunia. Gereja-gereja yang menerapkan sistem kelompok sel atau disebut gereja sel, antara lain Church of Praise di Singapura, gerakan Hope of God di Thailand, Eglise Prostestante Baptiste Oeuvres et Mission di Afrika, ICHTHUS Fellowship di Inggris, St. Mary´s Baptist Church di Australia, New Hope Community Church di Portland, GBI Keluarga Allah di Indonesia, dan masih banyak lagi gereja-gereja lainnya. [Sumber: Buku "Ke Mana Kita Harus Melangkah?", oleh Ralph W. Neighbour,Jr., Metanoia, Jakarta, 1997.] Anda ingin tahu bagaimana Paul Yonggi Cho merintis gerejanya dan bagaimana ia memulai kelompok sel di gerejanya? Silakan simak Kolom Tokoh Misi untuk mengetahui jawabannya. Untuk melengkapi informasi ini, kami sajikan juga review singkat tentang Situs Yoido Full Gospel Church, yang akan menolong Anda mengenal "Bapak Gereja Sel" ini. Selamat melayani. Redaksi Buletin e-JEMMi *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= "Mendekatkan diri kepada Kristus membuat kita semakin serupa dengan-Nya." *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ TOKOH MISI ~~ PAUL YONGGI CHO =============== Pertumbuhan dari pergerakan rohani tercepat di dunia saat ini adalah gereja injili di Korea -- sebuah gereja yang telah menetapkan sasaran untuk mengirimkan 10.000 misionaris lintas budaya di akhir tahun 1980-an. "Setiap hari di Korea Selatan rata-rata ada sepuluh gereja membuka pintunya untuk menampung gelombang petobat baru yang terus bertambah." Diperkirakan ada satu juta orang yang diubahkan menjadi Kristen setiap tahun -- suatu tingkat pertumbuhan yang memperlihatkan bahwa orang Kristen Korea akan mencapai separuh dari populasi penduduk Korea di akhir abad ini. Misionaris di Korea mulai bekerja pada tahun 1880-an dan hampir pada saat itu ada respon yang baik -- tidak seperti yang dihadapi oleh umat Katholik Roma pada dua dekade sebelumnya. Salah satu alasan untuk hal ini kemungkinan adalah penggunaan istilah Hananim untuk Tuhan dalam bahasa Korea, dengan menghindari istilah yang diambil dari China yang digunakan oleh umat Katholik. "Penggunaan istilah Hananim," menurut Don Richardson, "adalah sangat tepat untuk misi Protestan di Korea! Mereka melakukan penginjilan di rumah-rumah, kota-kota, dan di desa-desa. Kaum misionaris Protestan memulai dengan memastikan kepercayaan orang Korea pada Hananim. Dengan membangun dasar seperti itu, orang Protestan tidak mengganggu sifat alamiah antipati orang Korea untuk tunduk pada kekuatan ketuhanan." Dua gereja Protestan terbesar di dunia saat ini berada di Korea. Yang terbesar dari kedua gereja tersebut adalah Full Gospel Central Church dengan pendetanya Paul Yonggi Cho. Beliau telah melihat pertumbuhan yang sangat pesat. Dulu berawal dari ibadah di bawah tenda dan berkembang menjadi jemaat yang berjumlah lebih dari 270.000 jemaat. Full Gospel Central Church mempekerjakan lebih dari 300 pendeta tetap dan mengadakan tujuh kali kebaktian setiap Minggu di auditorium utama dan kapel di sebelahnya yang menampung kira-kira 30.000 orang. Terlepas dari jumlah tersebut, pelayanan Cho sendiri sangatlah mengesankan. Penginjilan adalah tujuan utamanya dan dia telah memberikan strategi penginjilannya ke seluruh dunia. Cho dilahirkan di lingkungan keluarga Budha pada tahun 1936 selama masa kekuasaan Jepang atas Korea. Dia menderita TBC ketika masih kecil, dan beberapa orang memperkirakan dia tidak akan bisa bertahan sampai dewasa. Kondisi fisiknya yang lemah menarik perhatian seorang wanita Kristen yang mulai mengunjungi dia. Melalui kesaksian wanita itu, Cho diubahkan. Pada saat pertobatannya, Cho mulai berpikir dan bergumul tentang kerinduannya untuk dapat melayani Tuhan. Pada tahun-tahun selama pertumbuhan rohaninya, dia mulai meletakkan dasar untuk melakukan pelayanan Kristen secara penuh. Paul Yonggi Cho lulus dari sekolah Alkitab Assemblies of God pada 1958. Dia mulai merintis "gereja tenda" di luar Seoul. "Dengan dibantu oleh calon ibu mertuanya (Jashel Choi) dan misionaris John Hurston, Pendeta Cho, yang masih menderita TBC, memberikan pelayanan mengenai iman, harapan, dan kesembuhan kepada kaum miskin dan teraniaya. Dalam enam tahun, jumlah jemaat gereja itu mencapai 2000 orang, namun Pendeta Cho mengalami kelelahan baik secara fisik dan mental. Dia pingsan ketika melayani ibadah pada tahun 1964 dan sejak itu dia merasa bimbang, apakah dia dapat kembali melanjutkan pelayanannya sebagai pendeta. Bagaimana mungkin seorang pendeta yang lemah seperti itu dapat memimpin jemaat yang begitu besar? Jika dia tetap mengambil peran sebagai pemimpin pendeta itu sama saja artinya dia menggali kubur sendiri. Pasti ada jalan keluarnya. Selama masa penyembuhannya, Tuhan berbicara kepadanya melalui kisah Musa pada Keluaran 18:13-26. Dari pesan itulah dia mendapatkan ide untuk membagi gerejanya menjadi kelompok sel dan setiap kelompok itu akan dipimpin oleh orang yang berkompeten. Rencana itu tidak langsung disetujui begitu saja oleh jemaat dan anggota majelis. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jemaat bertumbuh pesat dan tanggung jawab penggembalaan tidak dapat diberikan sepenuhnya kepada Pendeta Cho. Konsep kelompok sel ini membuka kesempatan bagi Full Gospel Central Church untuk menciptakan suasana gereja dalam kelompok-kelompok kecil dan sekaligus jemaat tetap bisa menikmati suasana ibadah raya. Meskipun kelompok kecil, keanggotaan diberikan setelah seseorang memenuhi persyaratan tertentu. Seorang petobat baru harus mengikuti katekisasi selama tiga bulan sebelum dia diterima menjadi anggota sebuah kelompok sel. Bahkan keanggotaan itu hanya diberikan selama 12 bulan. Setiap tahun para anggota dievaluasi dan para anggota yang tidak aktif tidak diperbolehkan mengikuti pelayanan lagi. Pertumbuhan Full Gospel Central Church bukanlah satu-satunya prioritas utama bagi Pendeta Cho. Pada tahun 1982, hampir 100 "gereja anak" didirikan. Pendeta Cho mengirimkan ribuan pekerjanya ke berbagai tempat untuk membuka pelayanan baru. Korea merupakan langkah awal dari program Pendeta Cho untuk terlibat dalam penginjilan dunia. Gereja pusat telah mengirimkan para misionarisnya pada tahun 1972 dan pada dekade berikutnya, lebih dari 100 misionaris full-time yang mengikuti pelatihan di seminari telah dikirim ke Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia di mana sekolah-sekolah Alkitab telah didirikan untuk melatih para petobat baru. Melihat perkembangan misionaris selama satu dekade tersebut, Pendeta Cho membuat tujuan untuk meningkatkan jumlah misionaris. Menurutnya, pelayanan misi adalah tujuan utama dari pertumbuhan gereja. Hal tersebut merupakan strategi pertumbuhan gerejanya. Dalam rangka menyebarkan strategi pertumbuhan gerejanya itu, Pendeta Cho mendirikan Church Growth International. Pendeta Cho melakukan perjalanan secara ekstensif untuk mengadakan seminar di berbagai negara. Dia mendorong para pendeta untuk menerapkan prinsip-prinsip kelompok selnya di gereja mereka masing-masing. Diterjemahkan dan diringkas dari salah satu artikel di: Judul Buku: From Jerusalem to Irian Jaya -- A Biographical History of Christian Missions Penulis : Ruth A. Tucker Penerbit : The Zondervan, Corporation, Grand Rapids, Michigan, 1983 Halaman : 455-458 *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ YOIDO FULL GOSPEL CHURCH OF KOREA ==> http://www.rickross.com/groups/yonggichoyoido.html [1] ==> http://www.fgtv.or.kr/n_english/index.asp [2] Pada halaman [1] situs ini, Anda bisa mendapatkan informasi tentang Yoido Full Gospel Church of Korea yang dikumpulkan oleh The Rick A. Ross Institute. Ada banyak informasi yang bisa Anda temukan, antara lain tentang pengaruh Shamanism bagi Kekristenan Pentakosta di Korea, Sejarah tentang Paul Yonggi Cho, dan Latar Belakang Yoido Full Gospel Church. Jika Anda ingin mengunjungi situs resmi dari Yoido Full Gospel Church, silakan klik URL [2] tersebut di atas. JESUS FILM PROJECT ==> http://www.jesusfilm.org/ ==> http://www.jesusfilm.org/updates/languages.html ==> http://www.jesusfilm.org/languages/ ==> http://www.greatcom.org/indonesian/jesusfil.htm (versi Ind.) The JESUS Film Project adalah salah satu bentuk pelayanan dari Campus Crusade for Christ International. Proyek ini mempunyai kerinduan untuk memutar Film YESUS kepada setiap penduduk dunia dalam bahasa yang mereka mengerti. Film YESUS adalah film yang paling banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di sepanjang sejarah dunia. Sarana ini menjadi salah satu alat PI yang sangat ampuh pada zaman sekarang. Campus Crusade memperkirakan sudah ada ratusan juta orang yang mengambil keputusan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Bergabunglah dengan jutaan orang yang telah menyaksikan dan mengalami Kasih Yesus setelah menyaksikan Film YESUS. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ I R A K Situasi keamanan di Irak banyak mempengaruhi lingkungan gereja- gereja Kristen di Irak. Banyak anggota gereja yang meninggalkan negaranya mengungsi ke negara lain. Di lain pihak, ada pula pertambahan anggota di tempat-tempat yang relatif lebih aman karena pengungsian penduduk dari daerah yang kurang aman. Jemaat gereja di kota Baghdad merupakan jemaat terbesar. Mereka masih memiliki anggota sebanyak 235 keluarga dan ratusan anak-anak. Di tengah-tengah situasi keamanan yang genting ini, Tuhan tetap bekerja dan sebuah persekutuan kecil di kota Suleymania mulai terbentuk. Pada saat ini, gereja memiliki peranan yang cukup penting di Irak. Karena alasan keamanan, penduduk Irak tidak berani bepergian jauh- jauh, sehingga satu-satunya tempat aman dimana anak-anak mereka bisa memberi pendapat, pendidikan, dan perlindungan adalah dengan mengirimkan mereka ke gereja. Beberapa gereja di Baghdad, Mosul, dan Kirkuk juga telah mendirikan klinik untuk memberi pengobatan kepada kaum miskin tanpa memandang agama mereka. Atas inisiatif pemimpin-pemimpin Agama yang moderat, hampir semua gedung gereja mendapat perlindungan dari militia lokal. Karena hal ini, konsentrasi jumlah penduduk di sekitar gereja juga meningkat karena banyak keluarga yang tinggal di dekat gereja membuka rumah mereka untuk menampung keluarga-keluarga lain. Keselamatan orang-orang Kristen di Irak menjadi terancam karena mereka memberi tempat tinggal bagi misionaris dari Barat dan dari Korea yang datang membanjiri negara mereka setelah pasukan sekutu berhasil menduduki kota Baghdad. Tindakan ini dianggap oleh kelompok-kelompok non-Kristen militan sebagai pengkhianatan akan negara dan bahkan dituduh sebagai mata-mata. Namun demikian Tuhan menjawab doa-doa orang Kristen di seluruh dunia dengan memberi keberanian kepada seorang uskup tinggi dari gerakan Shiite yang mengeluarkan sebuah fatwa bahwa "Orang-orang Kristen Irak adalah warga negara yang setia dan berhak mendapat perlindungan seperti yang diterima oleh orang-orang Muslim yang baik." Deklarasi ini mendapat dukungan dari perkumpulan cendikiawan Islam Sunni. [Sumber: Middle East Reformed Fellowship newsletter, Edisi 4/Vol.17] Pokok Doa --------- Mari kita doakan untuk: * Keselamatan dan perlindungan bagi orang-orang Kristen di Irak dan para misionaris dari Barat yang saat ini melayani di Irak. * Naikkan syukur untuk fatwa yang telah dikeluarkan oleh uskup tinggi dari gerakan Shiite yang juga didukung oleh perkumpulan cendekiawan Islam Sunni. Berdoa supaya melalui fatwa ini orang- orang Kristen lebih mendapat perlindungan dan kebebasan. I N T E R N A S I O N A L Proyek Film YESUS dari Campus Crusade for Christ baru-baru ini menandatangani sebuah perjanjian dengan DAWN Ministries untuk menggabungkan kekuatan dalam sebuah proyek untuk pemuridan bangsa- bangsa. Dengan dimulainya kerja sama ini, Paul Eschleman, direktur dari proyek Film YESUS, mendapatkan visi bahwa 12 juta gereja baru akan didirikan di seluruh dunia. "Ini merupakan suatu pengembangan yang sangat menyenangkan dan penting dalam pelayanan-pelayanan kami." kata Steve Steele dalam DAWN Report terbaru. "Kami sedang berusaha untuk menghubungkan para direktur nasional Film YESUS dengan para tim perintis gereja di berbagai negara dan di setiap kesempatan-kesempatan misalnya dalam kongres dan seminar yang menekankan pada perintisan gereja. Sebelum menandatangani kontrak kerja sama tersebut, sebuah proyek percobaan di India menunjukkan bahwa pemutaran Film YESUS dapat dihubungkan dengan jaringan perintisan gereja. "Dengan kerja sama ini, kita tidak hanya mampu untuk menolong pemirsa Film YESUS untuk menjadi petobat baru, tetapi kita juga sekaligus membantu mereka untuk membangun jemaat baru," demikian kata Steele. "Sekitar 10.000 gereja baru telah didirikan dalam waktu 16 bulan. Tuaian menjadi lebih besar setelah mereka mendengar Injil didukung dengan tersedianya tempat dimana mereka dapat dimuridkan." [Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-484, September 2004] Pokok Doa --------- Mari kita doakan untuk: * Kerja sama antara DAWN Ministries dan Campus Crusade for Christ agar bisa terlaksana sehingga lebih mengefektifkan pelayanan PI dan perintisan gereja di berbagai wilayah di dunia. * Visi untuk mendirikan 12 juta gereja baru di seluruh penjuru dunia bisa terealisasi. Bersyukur untuk 10.000 gereja baru yang telah berhasil dirintis. I S R A E L Jakob Damkani telah melakukan penginjilan di jalan-jalan yang ada di Israel selama bertahun-tahun. Tujuannya adalah menjangkau orang- orang Yahudi dengan berita Injil. Tentu sudah dimaklumi bahwa penginjilannya itu seringkali ditolak. Kami telah mendengar beragam laporan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, telah ada keterbukaan baru untuk Injil di Israel, terutama diantara para tentara. Musim panas ini, sekelompok orang Kristen memuji Tuhan dengan diiringi gitar di depan para tentara Israel di sebuah pos tentara di Golan Heights. Para tentara itu akan pergi menjalankan suatu misi bersenjata yang berbahaya, Beberapa diantara tentara itu meneteskan air mata ketika orang-orang Kristen itu memuji dan menceritakan tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ron, komandan tentara itu, mengatakan, "Terima kasih atas kedatangannya. Kalian telah sangat menolong. Kalian dapat memberkati Israel lebih lagi -- kami sungguh membutuhkan sukacita dan pengharapan dalam Yesus yang telah kalian beritakan." (Trumpet of Salvation) [Sumber: FridayFax, September 24, 2004] Pokok Doa --------- Mari kita berdoa untuk: * Usaha penginjilan yang dilakukan di Israel untuk menjangkau para penduduk Yahudi bagi Kristus. * Para tentara yang mempunyai kerinduan untuk semakin mengenal Yesus. Mereka bisa bertemu dengan orang-orang yang tepat untuk memuridkan mereka. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ Umat Kristiani di Pulau Nias ---------------------------- Pada tanggal 27 September 2004, umat Kristen di Pulau Nias merayakan 139 tahun masuknya Injil di Pulau Nias. Diperkirakan, 95% penduduk di Pulau Nias beragama Kristen. Namun, saat ini kehidupan rohani gereja dan umat Kristen lebih cenderung menjadi adat kebiasaan. Nilai-nilai Kristiani mulai memudar, dan hal ini semakin didorong lagi dengan kemiskinan dan kebodohan yang masih menjadi masalah utama masyarakat Nias. Kiranya, momentum peringatan tersebut menggugah masyarakat Nias untuk hidup berdasarkan Injil yang menyelamatkan dan mentransformasikan hidup manusia. [Sumber: Kalender Jaringan Doa Nasional, Edisi September 2004] Pokok Doa: ---------- * Bersyukurlah atas kasih Tuhan yang telah mengirimkan hamba-Nya, yaitu Pdt. L. Denninger (27 September 1865), seorang misionaris Injil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) dari Jerman, untuk memberitakan Injil di Pulau Nias, sehingga banyak jiwa yang diselamatkan. * Doakan agar Injil dipegang teguh dan menjadi pedoman yang mengubah hidup masyarakat Nias dalam menjalankan kehidupan mereka sehari- hari. * Berdoa agar Allah memberikan hikmat dan kebijaksanaan pada pemerintah Nias untuk mengentaskan penduduknya dari masalah kemiskinan dan kebodohan. * Doakan untuk kehidupan beribadah di gereja agar bisa ditingkatkan lagi, tidak hanya menjadi adat kebiasaan namun sekaligus menjadi tempat dimana penduduk Nias bisa belajar tentang Injil dan mereguk kasih dan kedamaian sejati di dalam Kristus. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ SURAT ANDA ~~ Dari: Imanuel Gomer <imanuel-gomer@> >Syalom, >Nama saya Imanuel saya bergereja di Gki Nurdin, saya tertarik >dengan web misi SABDA dan saya ingin mengenal lebih jauh pelayanan >lintas budaya tetapi kendalanya ialah pada bagian lintas budaya >tersebut tidak dapat di buka, saya sudah cobah menghubungi adminnya >tetapi sampai saat ini belum juga mendapat jawaban. Apakah bisa >membantu? Terima Kasih >Salam dan Kasih >Imanuel Gomer Redaksi: Maaf untuk keterlambatan kami memberikan informasi yang Anda butuhkan. Untuk bisa mengakses halaman Lintas Budaya dalam Situs e-MISI, Anda memerlukan password yang bisa diperoleh dengan mengirimkan informasi mengenai: * Nama Anda * Gereja Anda * Alamat Gereja Anda * Nama Pendeta Anda * Jabatan Pelayanan Anda * Alasan Anda ingin berkunjung ke halaman tersebut Silakan mengirimnya ke alamat: <staf-misi@sabda.org> *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ URLS Edisi Ini ~~ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ * FRIDAY FAX http://www.cmd.org.nz/fridayfax/ * Trumpet of Salvation http://www.trumpetofsalvation.com/ _____________________________ DISCLAIMER ____________________________ Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>, atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org> Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Djoko, Tesalonika, dkk. ______________________________________________________________________ Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk Situs e-MISI http://www.sabda.org/misi/ Untuk Arsip Buletin e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |